SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

KHOTBAH MINGGU 10 Maret 2024 : TETAP BERSUKACITA DAN JADILAH BERDAYA DALAM DERITA

 

 Nas Bacaan: Kolose 1 : 24 – 29

Tema: Tetap Bersukacita dan jadilah Berdaya Dalam Derita

Oleh : Pdt. Ny. Noor Refialy

 

Sdr-Sdr yang diberkati Tuhan  Kini kita telah memasuki minggu sengsara Kristus yang ke-lima. Dalam kalender gerejawi minggu sengsara Kristus yang ke-5 ini disebut minggu Laetare yang berarti bersukacitalah, yang didasarkan pada Yesaya 66:10a. Maksudnya di minggu sengsara V (Laetare) ini kita diajak untuk bersukacita karena melalui penderitaan Tuhan Yesus di salib maka kita sudah diselamatkan. Dalam kaitan ini pula maka LPJ-GPM menetapkan tema pemberitaan minggu ini yakni: “Tetaplah bersukacita dan jadilah berdaya dalam derita” berdasarkan Kolose 1:24-29 yang menjadi nas khotbah kita di hari ini. Jadi walaupun dalam penderitaan sesulit dan seberat apa pun kita haruslah tetap bersukacita dan janganlah penderitaan itu membuat kita merasa lemah atau tak berdaya tetapi justeru melalui penderitaan itu kita belajar untuk bertumbuh dalam kualitas iman yang lebih kuat.


Sdr-Sdr ... Berbicara tentang bersukacita dalam penderitan nampaknya tidak mudah. Karena sudah menjadi hal yang lumrah bahwa orang bersukacita ketika hidupnya baik-baik saja.

Orang bersukacita kalau mendapat berkat dalam berbagai bentuk. Tetapi jika kita diajak untuk dalam penderitaan pun kita tetap bersukacita maka ini tidak mudah, bahkan dianggap sebagai nasihat yang tidak relevan karena tidak mudah untuk dijalani.Pertanyaannya adalah apakah ajakan untuk bersukacita dalam penderitaan ini adalah sesuatu yang terlalu sulit untuk kita lakukan? Nampaknya tidak juga. Dan hal inilah yang hendak diungkapkan oleh nas bacaan kita tadi. Perikop Kolose 1:24-29 ini berisikan ungkapan sukacita Paulus dalam pelayanannya yang dilakukannya dengan sungguh-sungguh walau pun karena itu ia harus banyak mengalami penderitaan. Perlu kita ketahui bahwa ketika Paulus mengungkapkan sukacitanya ini ia sedang berada didalam penjara (bd. 4:3,18). Tentu dalam kitab Kisah Para Rasul maupun di dalam surat-surat Paulus sendiri telah menggambarkan kepada kita tentang penderitaan yang dialami oleh Paulus dan teman-temannya karena melaksanakan panggilan Allah untuk memberitakan injil Yesus Kristus bagi bangsa-bangsa. Paulus berkali-kali dipenjarakan, berkali-kali dianiaya, berkali-kali diintimidasi, mengalami gangguan kesehatan secara fisik maupun non fisik namun ia tidak putus asa, bahkan sebaliknya ia bersukacita. Bahkan dalam 2 Korintus 4:8-10 ia katakan, “dalam banyak hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus dalam tubuh kami supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata didalam tubuh kami”.

 Sdr-Sdr ...  Pertanyaannya ialah mengapa Paulus yang mengalami banyak penderitaan namun ia tetap mampu bersukacita? Jawabannya ialah ada dua hal penting yang menjadi alasan mengapa Paulus tetap bersukacita dalam penderitaan. Yang pertama, Paulus yakin bahwa Tuhan yang memanggil dan mengutus adalah juga Tuhan yang menyertai dan melindungi (ay.29 bd. 2Kor. 4:8-10). Paulus tentu sadar betul bahwa memberitakan injil bukanlah hal yang mudah karena banyak sekali tantangan dan bahkan ancaman yang akan dihadapi. Tetapi karena ia begitu yakin bahwa Tuhan akan tetap menyertainya maka ia tidak pernah merasa putus asa dalam melaksanakan panggilannya karena Tuhan akan tetap menyertainya walau pun dalam tantangan dan ancaman seberat apa pun. Kedua, Paulus senantiasa fokus pada tujuan atau hasil akhir dari pelaksanaan pelayanannya, yaitu supaya manusia diselamatkan, termasuk juga warga jemaat Kolose. Paulus sadar betul bahwa ia dipanggil oleh Tuhan untuk melakukan suatu tugas yang amat penting bagi dunia. Tugas itu adalah bahwa ada suatu rahasia Allah yang begitu kaya dan begitu mulia namun tersembunyi, kini diungkapkan kepada dunia melalui peristiwa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, yaitu bahwa oleh kasih karunia Allah Kristus ada ditengah-tengahmu (atau di dalam hidupmu), dan bahwa kristus itu adalah pengharapan dan kemuliaan (ay.27). Inilah kabar baik dari Allah kepada dunia yang harus diberitakan oleh Paulus dan para rasul lainnya supaya orang yang menerimanya akan beroleh keselamatan dan hidup yang kekal. Dan itulah injil, yaitu berita yang berisi kabar baik itu. Untuk itu maka Paulus harus tetap fokus pada panggilan pelayanannya sehingga tujuan akhir itu tercapai yaitu orang datang kepada Yesus dan Yesus hidup di dalam mereka. Sdr-Sdr ... Dalam kaitan inilah maka Paulus pun menjadi sadar bahwa Tuhan Allah sedang memakainya sebagai alat dalam tangan-Nya supaya melalui  perantaraannya maka terungkap rahasia karya penyelamatan Allah didalam Yesus Kristus itu bagi dunia (ay.27). Jadi dalam kotenks ini maka Paulus sadar bahwa dirinya bukanlah yang penting melainkan Kristus. Itulah yang harus menjadi pokok dan bahkan pusat pemberitaannya. Dan serentak dengan itu maka ia pun bukanlah tuan atas jemaat melainkan hamba bagi jemaat. Ia datang untuk jemaat dan bukan jemaat yang datang kepadanya. Maka kepentingan jemaatlah yang harus diutamakan dan bukan kepentingan dirinya sebagai utusan Tuhan. Hal ini ditegaskan dalam ayat 25 yakni, “Aku telah menjadi pelayan jemaat ini sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepadamu”. Dan ditegaskan pula dalam ayat 29 yakni, “itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat di dalam diriku”. Jadi ketika Paulus yakin bahwa Tuhan yang mengutus adalah Tuhan yang juga menyertainya dan karena itu ia harus menjadikan pertumbuhan iman jemaat sebagai fokus pelayanannya maka penderitaan yang dialaminya pun tidak akan pernah menjadi penghalang bagi dirinya untuk tetap bersukacita. 

Sdr-Sdr .... Sebagai umat Tuhan yang kini memasuki minggu sengsara Kristus yang ke-5 maka kita pun dinasihati untuk tetap bersukacita walau pun ada diantara kita yang sedang mengalami banyak pergumulan dan penderitaan. Dan untuk dapat bersukacita walau pun kita mengalami keadaan yang tidak baik-baik saja maka tentu kita perlu belajar dari rasul Paulus yang walaupun berada didalam penjara tetapi tetap bersyukur dan bersukacita. Memang bersukacita dalam situasi yang penuh tantangan dan penderitaan bukanlah hal yang mudah. Tetapi  dengan bejalar dari spiritualitas rasul Paulus maka kita pun dapat menjalani dan melakukannya.


Sdr-Sdr ... Paulus mampu untuk bersukacita ditengah realitas penderitaannya karena ia telah mengalami bahwa didalam Kristus, ia telah menerima keselamatan kekal itu. Dan anugerah keselamatan yang sama juga telah menjadi milik kita karena kita pun telah menjadi umat Tuhan. Marilah kita tetap bersandar pada Tuhan Yesus sebab kita sendiri tidak mungkin dapat mengatasi segala persoalan dan penderitaan hidup ini dengan kekuatan diri sendiri. Kita ini lemah dan terbatas. Dan hanya Tuhan Yesus sajalah yang sanggup menolong kita. Maka dari itu janganlah ada diantara kita yang karena mengalami beban-benan hidup yang berat lalu menjauhkan diri dari Tuhan Yesus. Justeru sebaliknya didalam pendeitaan itu kita dapat belajar tentang apa maksud dan rencana Tuhan bagi kita melalui penderitaan yang sedang kita alami ini. Maksudnya ialah agar iman kita kepada Tuhan Yesus dapat terus bertumbuh di dalam penderitaan itu. Memang, ada diantara kita yang karena kesusahan dan beban hidup yang berat lalu membuatnya tak berdaya. Tetapi firman Tuhan ini mau mengajarkan kepada kita semua untuk memahami bahwa dengan setia berharap pada Tuhan sajalah maka kita akan tetap kokoh dan kuat menghadapi beban-benan hidup itu. Kita harus tetap yakin seperti juga yang diyakini oleh Paulus bahwa maut sekali pun tidak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Maka marilah kita bersyukur dan bersukacita karena Tuhan Yesus sudah menyelamatkan hidup kita dari kuasa dosa dan maut melalui peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya sekalipun kita mengalami penderitaan seberat apa pum sebab sama seperti Paulus sesungguhnya kita juga harus yakin bahwa Tuhan Yesus jugalah yang tetap setia menyertai kita sampai pada akhir zaman. Selamat memasuki Minggu Sengsara V dengan tetap bersukacita. Tuhan Yesus senantiasa menolong dan memberkati kita semua. Amin.

doc. GC.com