Khotbah Minggu Sengsara VII, 24 Maret 2024
Nas Bacaan: Lukas 14:25-35
Olh; Pdt. Noor Refialy
Sdr-Sdr Yang Tuhan Yesus Berkati : Kita kini telah memasuki minggu pra-paskah atau minggu sengsara Kristus yang ke tujuh. Dan hari jumat nanti kita akan memperingati peristiwa kematian Tuhan Yesus melalui akta sakramental yaitu perjamuan jumat agung untuk memperingati kematian Tuhan Yesus di salib bagi keselamatan kita dan dunia ini, sehingga hari sebagaimana yang telah menjadi tradisi GPM bahwa seminggu sebelum pelaksanaan perjamuan kudus akan dilaksanakan terlebih dahulu perhadliran sebagai bentuk pengakuan tiap anggota sidi gereja yang ingin menghadiri perjamuan kudus dimaksud. Maka dalam kebaktian minggu pra paskah/minggu sengsara ke-tujuh ini pun akan dilaksanakan perhadliran, dan pada hari minggu ini juga di seluruh jemaat GPM ada ribuan anak-anak muda yang akan mengaku iman mereka untuk menjadi pengikut Yesus melalui akta peneguhan sidi baru. Dan karena itu maka walau pun di sini tidak ada peneguhan sidi baru namun hal menjadi pengikut Tuhan Yesus itu tetap menjadi penting untuk disampaikan bagi kita, khususnya melalui perikop pembacaan kita tadi, yakni Lukas 14:25-35.
Sdr-Sdr Yang diberkati ; nampaknya mulai ada gejala bahwa ada yang mengaku menjadi kristen namun menolak
untuk menderita. Ada orang yang mau menjadi pengikut Yesus sepanjang hal itu
menguntungkan diri dan keluarganya. Tetapi jika tidak menguntungkan maka ia
tidak mau mengambil risiko. Apalagi sekarang ini ada banyak orang yang mulai
dipengaruhi dengan ajaran teologi sukses yang mengajarkan bahwa mengikut Yesus
pasti kaya, pasti dapat jabatan, pasti selalu untung, pasti selalu sehat, dst.
Hal ini lalu membuat banyak orang kristen yang mulai lupa bahwa keputusan untuk
menjadi pengikut Yesus itu ada harganya. Atau dengan kata lain, ada harga yang
harus dibayar setiap orang atas keputusannya untuk beriman kepada Allah di
dalam Yesus Krisus. Oleh karena itu maka setiap orang yang mau mengambil
keputusan untuk mengikut Tuhan Yesus haruslah mempertimbangkannya dengan
sungguh-sungguh sehingga ia tidak kecewa dalam perjalanan imannya. Hal inilah
yang hendak diberitakan kepada kita melalui perikop pembacaan kita tadi. Sdr-Sdr
Kekasih Tuhan : Ketika Tuhan Yesus mengucapkan pengajaran ini, Tuhan Yesus dan para
murid sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dimana disana Ia akan menjalani
penderitaan dan mati di salib sebagai korban penebusan bagi dosa manusia. Dan
ada begitu banyak orang yang ikut serta dalam perjalanan menuju penyaliban itu.
Sayangnya, banyak orang yang datang mengikuti Yesus dalam perjalanan menuju
Yerusalem memiliki harapan yang keliru. Mereka berharap bahwa Yesus masuk ke
Yerusalem untuk mendirikan kerajaan Israel secara politis dimana mereka akan
dibebaskan dari penjajahan Romawi. Mereka berangan-angan bahwa dengan mengikut
Yesus maka mereka akan menerima banyak sekali keuntungan materi dan
. Sdr-Sdr Yang Dikasihi Tuhan :
Pernyataan Yesus ini tegas dan keras. Orang harus membenci segala sesuatu yang sangat dikasihinya: orang tua, keluarga, saudara, harta bahkan nyawanya sendiri. Namun sebenarnya Yesus tidak bermaksud sedemikian keras itu. Ini hanya permainan kata-kata yang lazim terjadi di dunia Semitis yang hendak menegaskan tentang sesuatu yang lebih diutamakan dari yang lain. jadi karena itu kita tidak boleh memahaminya secara harafiah. Karena yang dituntut oleh Yesus disini ialah bahwa jika seseorang mau menjadi murid Yesus maka ia harus lebih mengasihi Yesus dari sesuatu yang lainnya termasuk keluarganya sendiri, bahkan nyawanya sendiri. Jadi mengasihi Yesus tidak berarti harus membenci orang yang kita kasihi. Namun demikian, mengapa Yesus harus menegaskan hal ini? Sebab sangat sering terjadi bahwa karena alasan keluarga, pekerjaan atau harta kekayaan maka orang mudah menghindar dari keterlibatan untuk melayani pekerjaan Tuhan. Apalagi jika sesuatu yang berkaitan dengan imannya itu dapat merugikan dirinya dan keluarganya. Jadi Yesus mengemukakan hal yang keras seperti ini karena menjadi pengikut Yesus berarti mesti mengambil keputusan untuk terlibat dalam penderitaan karena iman. Hal ini yang dikemukakan oleh Yesus dengan bahasa simbolis memikul salib. Memikul salib berarti selalu bersedia untuk menderita karena iman kepada Yesus. Dan ini tidak mudah. Oleh sebab itu maka orang yang mau mengikut Yesus terlebih dulu harus membuat pertimbangan yang matang supaya ia tidak kecewa dikemudian hari. Hal inilah yang diumpamakan oleh Yesus dengan hal membuat menara mau pun berperang. Tanpa pertimbangan yang matang maka seseorang yang semula menjadi pengikut Yesus dapat meninggalkan Yesus karena kecewa.Sdr-Sdr Yang dikasihi Tuhan : Sebagaimana tadi sudah disampaikan bahwa akhir-akhir ini ada banyak orang yang menjadi kecewa kepada keputusannya untuk menjadi pengikut Yesus karena harapan dan angan-angannya tidak terpenuhi. Ada orang yang akhirnya beralih iman karena ia berharap ketika menjadi pengikut Yesus pasti kaya, namun ternyata ia justru mengalami kerugian terus dalam usahanya. Ada orang yang motivasinya mau mengikut Yesus supaya dapat jabatan, namun ternyata ketika ia menjadi kristen ia tidak mendapat jabatan. Ada orang yang ingin mengikut Yesus supaya selalu sehat terus sapanjang masa, namun ternyata ia mengalami ganggunan kesehatan yang serius. Semua contoh-contoh ini hendak menggambarkan kepada kita bahwa masih ada orang kristen saat ini yang beriman kepada Tuhan Yesus dengan cara berpikir yang keliru, sehingga membuat mudah sekali mereka kecewa. Dan perikop ini kembali dikhotbahkan kepada kita supaya kita memahami bahwa ternyata mengikut Yesus itu ada harganya. Harga yang harus kita bayar ialah lebih mengutamakan cinta kepada Tuhan Yesus daripada cinta kepada segalanya, termasuk orang yang kita kasihi sekalipun. Dan konsekuensi dari harga yang harus kita bayar itu ialah jalan salib, yaitu rela menderita karena beriman kepada Kristus.
Sdr-Sdr Yang Diberkati :
Jika masih ada diantara kita yang menganggap hal ini berat, pertimbangkan kembali cara beriman kita selama ini. Apakah sudah sesuai dengan kehendak Tuhan atau hanya sesuai dengan kehendak kita sendiri. Ingatlah bahwa Tuhan Yesus tidak pernah menawarkan jalan yang lebar tetapi jalan yang sempit. Tuhan Yesus tidak pernah menjanjikan laut yang tenang, langit yang selalu cerah serta jalan yang selalu rata. Tapi yang Tuhan Yesus janjikan ialah pertolongan-Nya. Artinya selama kita menjalani hidup dalam kesementaraan waktu di dunia ini kita tidak akan pernah bebas dari masalah dan penderitaan karena itu adalah realitas kehidupan manusia di dunia ini. Dan dalam realitas perjalanan seperti itulah Tuhan Yesus berjanji untuk menyertai kita sampai kepada akhir zaman. Maka marilah kita semua tetap setia kepada keputusan kita untuk beriman kepada Tuhan Yesus karena hidup kekal itu telah diberikan-Nya kepada kita melalui penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya. Marilah kita kuduskan hidup kita dan pikullah salib bersama Yesus sebagai wujud ketaatan iman kita yang senantiasa bersyukur terhadap pengorbanan Tuhan Yesus yang rela menderita bahkan mati di salib untuk keselamatan kita manusia dan dunia dan yang telah memberikan kepada kita hidup dan keselamatan kekal. Selamat merayakan Jumat Agung ... Tuhan memberkati dan menyertai kita semua hari ini sampai pada akhir zaman. Amin.