SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Teguh Mengikuti Yesus


MATERI BIMBINGAN KHOTBAH (SIDI GEREJA)
(Minggu Sengsara VII)
Minggu, 05 April 2020

Oleh: Pendeta Willem. B. Pariama

Nas Bacaan        : Yohanes  16 : 1 - 4a
Tema Bulanan       : Gereja Yang Memberitakan Kematian Dan Kebangkitan Kristus
Tema Mingguan     : Teguh Mengikuti Yesus Yang Menderita

1.                 PENGANTAR
Materi khotbah minggu ini terkait dengan sebuah momentum iman yang sangat bermakna dalam realitas bergereja di GPM, yakni akta “Sidi “ terhadap anggota gereja yang telah tiba pada  klimaks dari seluruh proses pembinaan / pendidikan yang tertata secara sistimatis lewat 2 (dua) mekanisme Pendidikan formal di GPM yakni:  Pendidikan SMTPI dan Katekesasi.  Dalam ajaran GPM ditegaskan bahwa “Sidi “adalah bentuk pengakuan gereja terhadap kedewasaan iman seseorang. Sedangkan  iman akan bertumbuh dari mempelajari kitab suci lewat ajaran gereja yang dihayati sebagai sebuah kebenaran iman (2 Tim. 3 : 10 - 17).
Dalam kerangka itulah maka GPM mengakui bahwa “Katekesasi- Sidi “ adalah dua hal yang terintegrasi dan tidak bisa di pisahkan. Sebab dengan Katekesasi maka seseorang di bentuk baik spiritual, etik dan moralnya serta kehidupan sosialnya, sehingga saat seseorang disidikan, ia dianggap sempurna (bah. Sansekerta) dan bijak (Bah. Ibrni “Tsadik”) dalam menata kehidupannya. Indikasi dari kesempurnaan dan kebijaksanaan itu akan nampak lewat komitmen Imannya dalam bentuk: Credo (pengakuannya) saat peneguhan berlangsung. Dengan demikian pengakuan tersebut mengindikasikan bahwa mereka akan menjadi seorang angota Gereja (umat Kristiani) yang sempurna dan berhikmat serta meyakini eksistensi Yesus sebagai Juru selamat lewat akta kematian dan kebangkitanNya sebagai wujud pembetukan spiritualitas kristianinya .
Selain itu materi ini berhubungan juga dengan puncak minggu sengsara Yesus dan persiapan mengikuti akta Perjamuan Kudus.  Karena itu  refleksi terhadap nilai-nilai penderitaan dan salib telah di jalani selama 7 (tujuh) minggu berturut-turut, semakin bermanfaat dalam membentuk karakter beriman sebagai anggota gereja yang baik.
Sehubungan dengan momentum tersebut, maka tema bulanan maupun mingguan menekankan beberapa hal penting a.l:
·      Memberikan penguatan agar sebagai gereja kita sesungguhnya memahami bahwa realitas penderitaan, salib dan kebangkitan adalah akta iman yang menjadi entry point untuk mengantar Yesus memperoleh kemuliaanNya disatu sisi, dan disisi lain akta penderitaan dan salib mengangkat harkat dan martabat sebagai manusia yang sesungguhnya dalam Yesus. Dan karena itu keteguhan iman sebagai seorang Kristen pada Yesus adalah keputusan iman yang tidak boleh di tawar-tawar lagi dan serentak dengan itu gereja dituntut untuk konsisten dan konsekwen melaksanakan panggilan untuk memberitakan Yesus yang mati dan bangkit. ini adalah wujud kesetiaan untuk berjalan bersamaNya.
·      Berupaya menginspirasi anggota sidi baru agar memiliki komitmen beriman yang kokoh terhadap Yesus. Kekokohan itu tidak saja nampak saat akta sidi, tetapi harus terimplementasi dalam seluruh tindakan praksisnya, sehingga mereka mampu menjadi anggota Gereja (seorang Kristen) yang tidak kehilangan eksistensi kekristenanya dalam menghadapi realitas tantangan apapun juga kedepan.

2.                     BEBERAPA CATATAN TEKS
Yang menjadi inti pemberitaan Yohanis dalam seluruh tulisannya ialah bahwa; Yohanis hendak menempatkan Yesus pada posisi sentral dalam keyakinan iman Kristen. Yohanes hendak mengungkapkan Kemuliaan Yesus sebagai anak Allah (Band.Yoh. 20:31: supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya.
Aksentuasi seperti itu menjadi konsern Yohanes sebab kekristenan dalam konteks riil saat itu berhadapan dengan kekuatan-kekuatan eksternal yang dapat menggoncangkan iman orang-orang Kristen saat itu (mis… Yohanes menekankan pokok-pokok theologinya untuk mengkaunter kesalahpahaman orang Yahudi terhadap Yesus sebagai Mesias. (konsep “Mesias dalam perspektif theologi Yahudi berorientasi pada Mesias secara Politis/kekuasaan, ini yang jauh berbeda dalam konsep theologi Kristen).
Juga tak dapat disangkali bahwa dengan menyadari bahaya gnostisisme terhadap kekristenan, maka ajaran Yohanis adalah kekuatan untuk melawan Gnostisisme. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suasana keagamaan saat itu menunjukan percampuran antara kekristenan, Keyahudian, Keyunanian, Gnostik dll. Dengan segala pengaruhnya yang berkontradiksi dengan nilai-nilai kekristenan. Dan oleh karena itu Yohanis disatu pihak secara konsisten mengklarifikasi eksistensi Yesus yang sebenarnya dengan memperhatikan staitmen Yesus tentang dirinya (ego eimi/Aku adalah sebanyak 7 kali yakni: Roti hidup (Yoh.6 : 35), terang (8 : 12 ), Pintu (10 :7), gembala (10:11), kebangkitan dan hidup (11 : 25), jalan, kebenaran dan hidup (14 : 6) anggur (15 : 1) dan dilain pihak terus memperkuat komunitas kristen saat itu untuk komit terhadap keyakinan imannya itu.
Yohanes 16:1-4a adalah pemikiran kritis dan ajakan yang di sampaikan Yesus untuk mempersiapkan para murid dan orang-orang Kristen dalam menghadapi realitas tantangan yang sangat berat yang akan terjadi (band.Yohnais 15:18 dst).  Karena itu nasihat Yohanis ini merupakan respons terhadap berbagai gejolak iman yang akan dialami.
Beberapa catatan penting dari Yohanes 16 : 1 - 4a a.l:
1.    Dalam ayt. 1 dan 4. Yesus memberi warning kepada para murid dan pengikutnya untuk waspada dan mengantisipasi situasi terburuk yang akan terjadi. Kalau mengacu pada Fsl. 15:18 dst, maka Yohanes menggunakan istilah dunia /“cosmos” sebagai  kekuatan yang bisa saja mengecewakan dan membuat mereka mengalami krisis eksistensi sebagai seorang yang telah meyakini Yesus sebagai Mesias.
     Walau konsep dunia/cosmos dalam perspektif Yohanes sangat kompleks pengertiannya (Yoh. 3:16, Yoh 9:5, Yoh. 9:39, Yoh. 17:5, Yoh. 18:17, Yoh. 13:1 dll), tetapi cosmos dalam bacaan ini mengacu pada: dunia manusia, dunia yang penuh dosa yang bertentangan dengan Allah. (band.penegasannya dalam fsl. 1:10. .dunia tidak mengenalnya lagi, sebuah kekuatan yang berlawanan dengan Yesus ..Yoh 7:7). Hal ini semakin dipertegas dalam Yoh. 14:30, bahwa kesengsaraan Yesus adalah bentuk konfrontasi Yesus dengan penguasa dunia. Tentu ini tidak lepas dari pengaruh Keyahudian dan ajaran Gnostisisme yang memiliki dogma yang bertentangan dengan kekristenan. Ini yang diwaspadai oleh Yesus agar komitmen mereka pada Yesus tidak akan tergoyahkan, Peringatan ini penting agar langkah-langkah antisipasi sudah harus dilakukan (terutama langkah-langkah iman), agar tidak mengejutkan mereka saat menghadapinya (4a).
2.    Yang lebih drastis lagi menurut Yesus, realitas tantangan itu tidak saja seputar aspek theologis, tetapi juga menyangkut masalah fisik (ayt. 2) yakni: dikucilkan dan dibunuh.  (lih. Ftsl 9:22 ..…akan dikucilkan dari sinagoge oleh komunitas Yahudi, juga akan dibunuh (Yoh. 15:18 -21) sebagai konsekwensi mengikuti Yesus.
     Semua ini mengindikasikan bahwa kekristenan saat itu akan menghadapi ancaman penderitaan yang sangat dahsyat .
     Tantangan itu semakin dasyat lagi ketika dunia (para musuh) telah melihat bukti pekerjaan Yesus, tetapi menolak untuk percaya (15:22). Yesus banyak berdialog dengan mereka dan melakukan pekerjaan yang belum ada sebelumnya, tetapi mereka semakin tidak mengerti dan mengenal BapaNya atau Yesus sendiri (16:3, 21). Dalam pemikiran seperti ini, maka kalau mereka membenci Yesus maka mereka juga membenci Bapa, termasuk membenci semua orang yang percaya kepada Yesus (15:23).
     Disinilah kekristenan mendapat ujian yang sangat berat, karena penganiayaan dan pembunuhan kepada orang-orang Kristen dianggap oleh musuh-musuh Kristen sebagai wujud baktinya pada Allah.

3.       BEBERAPA CATATAN APLIKATIF
v  Memasuki Perjamuan Kudus, pengkhotbah dapat mengingatkan umat untuk merenung ulang makna penderitaan dan kematian Yesus, sehingga minggu sengsara selama 7 minggu akan menginspirasikan umat memiliki komitmen beriman yang kuat pada Yesus dalam menghadapi berbagai tantangan kini dan kedepan. Tentunya karakter Yesus harus dapat menjadi karakter umat saat berhadapan dengan realitas tantangan itu. Yakni (sabar, kasih, mengampuni, berkorban, rendah hati, ujur, setia, Solider dll
v  Penghotbah dapat menginventariser sejumlah realitas tantangan yang dihadapi gereja saat ini baik internal maupun eksternal  yang berimplikasi negatif terhadap eksistensi kekristenan kini dan kedepan. (kebersamaan, spiritualitas, moral, etik, sosial, ekonomi, agama-agama dll. (konsentrasi di internal jemaat), agar dapat memberikan pikiran-pikiran yang tepat menyangkut peran dan strategi Gereja dalam menghadapi kondisi-kondisi seperti itu. (umat diajak untuk mempertajam kepekaan sosial dan kepekaan imannya terhadap berbagai kondisi yang dialami, sehingga bijak dalam pengambilan keputusan yang betul-betul efektif). Karena itu umat dimotivasi untuk tidak pesimis menghadapi tantangan dalam hidup ini, sebab Yesus pasti akan menyertai semua orang yang memberi dirinya diintervensi olehNya. (band. Mt. 11:28, Yoh. 14:6) dll.
v  Penghotbah dapat memperjelas komitmen Anggota Sidi baru untuk konsisten terhadap pengakuan imannya itu. Mereka bukan menjadi anggota sidi gaba-gaba (bahasa orang tua-tua untuk menerangkan tentang seorang Kristen yang cenderung tidak bertahan pada prinsip imannya/gampang tergoyahkan imannya karena kondisi tertentu).
Dalam konteks ini Gereja membutuhkan peran seluruh anggota jemaat (terutama anggota sidi baru) supaya dapat berfungsi menjadi team work untuk menjalankan missi Yesus demi meneruskan nilai-nilai kekristenan dalam realitas hidup yang penuh tantangan kini dan kedepan.
v  Di tambahkan sesuai konteks masing-masing di jemaat…. Syalom…