SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Profil Jemaat GPM Halong

Sejarah Jemaat GPM Halong

Sejarah Jemaat GPM Halong tidak dapat dilepas-pisahkan dari sejarah Negeri Halong. Masyarakat Halong memeluk agama Kristen seiring dengan masuknya Bangsa Portugis dan Belanda. Awalnya masyarakat Halong beragama Islam dibawah pemerintahan Raja Simalauw yang adalah moyang dari keluarga Tupenelay. Masyarakat Halong memeluk agama Kristen Protestan pada masa pemerintahan Kolonial Belanda. Proses keagamaan diawasi langsung oleh pemerintah Belanda. Raja-raja Halong yang memerintah setelah masuknya agama Kristen yakni; 1. Alfons Tupenanaly – Oktober 1626; 2. Anthonie Tupenelay – 1767; 3. Elias Jozua Tupenelay – 19 Februari 1776.
Pada tahun 1851 dibawah pemerintahan Jozua Matheys Tupenelay bersama dengan kedua kepala soa, masing-masing Nicodemus Sutrahitu dan Djomodil Latulokar, mereka mengusahakan tempat peribadatan sementara di Halong Utang (sekarang kompleks Lantamal Ambon) yang kemudian disebut ”Gereja Tolongan”, yang terbuat dari bambu dan daun sagu.
Dalam kepemimpinan Raja Jacobus Fredrik Tupenelay bersama anggota jemaat mereka mengusahakan pembangunan gereja permanen. Proses pembangunan dimulai sejak tahun 1898 hingga 1905 atas usaha dan kerja keras anggota jemaat yang bertekun maka penthabisan penggunaan gedung gereja oleh Pendeta F. Quaak (Pendeta Besar – sebutan untuk pendeta Belanda) berlangsung dan diberi nama “Beth Eden”. Gereja Beth Eden terletak di Dusun Aman Sarani berhadapan dengan rumah kediaman Pemerintah Negeri (sekarang bengkel Lantamal Ambon). Gereja yang indah dan megah sebab pembangunannya menyerupai gedung-gedung gereja di Belanda pada abad ke-17, yang dikelilingi oleh “dewala” (pagar) yang memanjang dari Timur ke Barat. Pada tahun 1933 banjir besar melanda Kota Ambon, Halong juga mengalami hal serupa yang berdampak pada kerusakan berat pada dewala gereja bagian Timur dan tidak sempat diperbaiki lagi sampai gereja ini mengalami kerusakan dan penghancuran pada perang dunia II oleh tentara Jepang. 
Karena lokasi Negeri Halong yang akan digunakan oleh Pemerintah untuk membangun pangkalan angkatan laut maka pusat Negeri Halong di pindahkan ke Halong Baru. Hal ini pun mengakibatkan pemindahan gedung gereja. Pasca penghancuran oleh Belanda gedung gereja Beth Eden mengalami pemindahan 2 tempat hingga akhirnya dibangun di Halong Tanah Merah. Warga masyarakat dan Jemaat Halong yang telah menetap terpencar dari Halong Baru-batu, Halong Tanah Merah, halong Aer Besar dan Halong Baru bersama Raja Negeri kemudian membangun gedung gereja baru sebagai usat pelayanan jemaat yakni Gedung gereja Gilgal yang berlokasi di Halong Baru dan ditahabiskan pada tanggal 20 September 1974.
Adapun nama-nama Guru Jemaat dan pendeta yang bertugas secara rutin di Halong sebelum kemandirian GPM adalah sebagai berikut;
1.      Tahun 1905 Guru Jemaat Thennu
2.      Tahun 1907 Guru Jemaat Hatulely
3.      Tahun 1907 Guru Jemaat Leimena
4.      Tahun 1928-1930 Jemaat halong secara berturut-turut dilayani oleh Pdt. Ririmasse, Guru Jemaat Jacob Picauly dan Guru Jemaat Dominggus Latupapua.
5.      Tahun 1930-1932 Pdt. J. Muskitta
6.      Tahun 1933-Mei 1934 Pdt. J. Loppies
7.      17 Juni 1935 Pdt. J. Tutuhatunewa
Pasca Kemandirian GPM sebagai gereja yang mengurus dirinya sendiri maka pendeta-pendeta yang ditempatkan dan melayani Jemaat GPM Halong adalah sebagai berikut;
8.      Pdt. H. de Fretes
9.      Pdt. Ade Sahetapy
10.   Pdt. J. Talapary
11.   Pdt. Agustinus Marlissa
12.   Pdt. J. Manuputty
13.   Tahun s/d 1951 Pdt. A. Y. Luhulima
14.   Tahun 1951-1957 Pdt. Yulius Uspessy
15.   Tahun 1957 – Pdt. M. Lawalatta
16.   Tahun 1958 – Pdt. D. Matatula
17.   Tahun 1958 – 1967 Pdt. Lorens J. Mailissa
18.   Tahun 1967 – 1974 Pdt. H. Alfons
19.   Tahun 1974 – 1980 Pdt. Thomas Leimena
20.   Tahun 1980 – 1986 Pdt. J. J. Noiya
21.   Tahun 1986 – 1992 Pdt. Poly Lohy
22.   Tahun 1992 – 1996 Pdt. Luck B. Nasrany
23.   Tahun 1996 – 2002 Pdt. Agus Manupessy & Pdt. Nn. Sar M. Pasalbessy
24.   Tahun 2002 – 2009 Pdt. J. G. Jamlean, Pdt. J. Saimima, Pdt. A. Patty
25.   Tahun 2009 – 2014 Pdt. P. Tupamahu, Pdt. J. Taberima, Pdt. M. Lilipally
26.   Tahun 2014 – sekarang Pdt. J. L. R. Siahaya, Pdt. B. Ririhena, Pdt S. Sapulette dan Pdt. O.Siahaya/S
Dalam perkembangannya dan peningkatan kualitas pelayanan Jemaat GPM Halong kemudian memekarkan beberapa sektor di Halong Atas menjadi jemaat baru yakni Jemaat Halong Anugerah. Proses pemekaran berlangsung pada 23 Februari 2014, dengan jumlah 6 sektor yakni Torsina, Yabok, Yisrel, Karmel, Zaitun dan Bukit Sion. Setelah pemekaran beberapa KK di Sektor Yabok menghendaki untuk tetap menjadi bagian dari Jemaat GPM Halong, sehingga pada 6 September 2015 mereka dikembalikan ke Jemaat GPM Halong dan hanya tersisa 8 KK yang memilih tetap ke Jemaat Halong Anugerah.

Kondisi Geografis dan Batas Wilayah PelayananJemaat
Topografi wilayah Desa Halong dimana terdapat Jemaat GPM Halong berada pada daerah dataran. Jemaat GPM Halong berada dalam Desa Halong bersama sama dengan Jemaat GPM Mahanaim dan Jemaat GPM Halong Anugerah. JemaatHalong sendiri memiliki batas-batas wilayah pelayanan sebagai berikut;
ü  Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Ambon Baguala
ü  Sebelah Selatan berbatasan dengan Jemaat GPM Soya
ü  Sebelah Barat berbatasandengan Jemaat GPM Galala Hative Kecil
ü  Sebelah Timur berbatasan dengan Jemaat GPM Lateri
Berdasarkan lokasi dan ketinggian, Desa Halong sendiri berkududukan pada koordinat garis lintang (latitude) 3.6508 LS dan garis bujur (longitude) 129,232 BT. Letak kantor desa berada pada ketinggian (Altitude) 2 m dari permukaan air laut. Jika, dilihat dari kedudukan desa Halong, dimana terdapat Jemaat GPM Halong yang kalau dipetakan seperti terlihat pada peta berikut ini:

Peta Jemaat GPM Halong
b.           



Sejarah Jemaat Halong disadur dari buku Sejarah Jemaah GPM Halong yang disusun oleh Tim Penyususn Sejarah (E. Sutrahitu, C. Pakaila, J. Rangkoly, D.A. Syahailtua dan B. S. Saija) Tahun 1984