SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

SHK BULAN MEI 2024

 









 


Rabu, 01 Mei                                    Ibrani 10 : 24 - 25 




Bersama Tuhan Membangun Relasi Antar Manusia


K

alau kita mencermati kehidupan ini, ternyata keberlangsungan hidup manusia terletak pada perhatian dan bantuan orang lain. Seorang bayi bisa terbentuk, lahir, dan bertumbuh menjadi manusia yang dewasa karena ada ibunya. Seorang ibu (perempuan) bisa hamil dan mengandung karena ada seorang suami (laki-laki). Satu keluarga bisa menjalani kehidupan dengan baik karena ada keluarga yang lain, begitu seterusnya. Intinya, dalam hidup ini manusia yang satu membutuhkan manusia yang lain untuk bertumbuh dan berkembang. Karena itu, prinsip hidup yang harus dipegang oleh manusia untuk hidup dan berkembang secara baik adalah saling memperhatikan dan saling mendorong antara satu dengan lainnya. Tanpa prinsip ini, jangan harap kita akan bertumbuh dan berkembang secara baik, melainkan akan terjadi saling membinasakan dan menghancurkan. Itulah pesan firman Tuhan melalui surat Ibrani ini, bahwa sebagai umat Tuhan kita harus saling memperhatikan dan mendorong dalam kasih dan perbuatan yang baik. Untuk itu kebersamaan tersebut harus dibina melalui relasi yang baik dengan Tuhan melalui pertemuan ibadah. Relasi yang baik dengan Tuhan merupakan dasar untuk hidup saling memperhatikan dan mendorong di antara sesama. Bangunlah relasi kehidupan yang saling memperhatikan dalam kasih dan bukan menjauhkan diri dari kebersamaan.

Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami membangun relasi yang baik dengan sesama.. Amin



Kamis,  02 Mei                              3 Yohane 1 : 5 - 10                                                 

 

Menjadi Persekutuan Orang Percaya yang Saling Menolong 


K

ehidupan seorang manusia tidak bisa dilepas-pisahkan dengan manusia lainnya. Suka atau tidak suka kehidupan manusia yang satu memiliki keterkaitan atau ketergantungan dengan manusia lainnya. Hal ini sudah menjadi kodrat hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan. Apabila manusia mengingkari kodrat bahwa hidupnya bergantung atau memiliki keterkaitan dengan orang lain, maka dirinya akan mengalami masalah dalam hidup. Manusia tersebut akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan dirinya atau kehidupannya di dunia. Jika ada seseorang yang dalam hidupnya menyadari bahwa dirinya memiliki ketergantungan dengan orang lain, maka pasti ia pun akan selalu bertindak menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan. Bagi penulis surat 3 Yohanis, apabila ada orang percaya berbuat baik kepada orang lain dengan cara yang berkenan kepada Allah, maka orang-orang yang demikian wajib diterima dalam kumpulan orang percaya. Semuanya ini menunjukkan bahwa sebagai satu persekutuan orang percaya, masing-masing orang selalu dipanggil untuk bertindak menolong orang lain, karena dirinya pun suatu ketika akan ditolong oleh orang lain. Sebab itu, hati yang murni mesti menjadi bagian dalam bertindak membangun relasi dengan semua orang tanpa terkecuali.

 Doa: kuatkanlah kami untuk selalu menolong orang lain.  Amin.


Jumat, 03 Mei     


1 Samuel 18:1-5

Relasi Persahabatan Sejati


S

emangat juang akan tumbuh ketika orang-orang yang bersatu-padu mengikrarkan diri untuk berjuang bersama mengatasi tantangan atau pun ancaman. Itulah yang terjadi pada Daud dan Yonathan tatkala mereka mengahadapi ancaman musuh. Berpadunya Daud dan Yonathan disambut baik oleh Saul sehingga memberikan jabatan sebagai kepala prajurit kepada Daud. Berpadunya Daud dan Yonathan membuat perjuangan Daud dalam peperangan selalu berhasil. Pengangkatan Daud sebagai kepala prajurit pun diapresiasi oleh seluruh rakyat. Hal ini memberi pesan bahwa keberhasilan dapat terjadi jika ada persatuan antar sesama anggota keluarga, kelompok masyarakat, dan warga gereja. Tantangan dan masalah apapun yang dihadapi akan selalu berhasil dilewati jika kita mau bersatupadu dan berjuang bersama. Persoalan dan hambatan juga dapat diselesaikan atas dasar relasi persahabatan sejati. Persahabatan dengan kesadaran mengasihi orang lain sama seperti mengasihi diri kita sendiri. Teruslah merawat persahabatan sejati antar pribadi, keluarga, jemaat, gereja maupun antar agama.

Doa: Semangatkanlah kami  ya Tuhan, untuk bersatu dalam persahabatan sejati demi memperjuangankan kehidupan ini. Amin.



 Sabtu, 04 Mei

2 Timotius 4:9-18

                                                

Minta Pendampingan Tuhan dalam Pekerjaan

 

J


ika kita melihat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang dalam perjuangan hidupnya, pasti kita akan tahu, bahwa keberhasilan seseorang tidak lepas dari dukungan orang-orang sekitarnya. Di balik keberhasilan suami ada dukungan isteri dan sebaliknya. Di balik keberhasilan anak ada topangan orangtuanya dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam suatu perjuangan untuk mencapai sukses, bantuan dari orang lain sangat diperlukan juga. Hal ini yang terjadi pada Paulus, bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam pelayanan, Paulus membutuhkan orang lain, seperti Lukas, Markus, dan Tikhikus. Mereka sangat diperlukan oleh Paulus untuk membantu pelayanan Paulus. Selain itu, yang terpenting adalah Paulus mengakui bahwa ia membutuhkan Tuhan untuk mendampinginya dalam pekerjaan pelayanan. Intinya, ketika kita melakukan pekerjaan apapun, agar berhasil perlu untuk meminta Tuhan mendampingi kita dalam melakukan pekerjaan, dan meminta dukungan orang lain dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut. Jangan pernah merusak relasi yang terbangun dengan orang lain, apalagi dengan Tuhan sebab akan sangat berpengaruh terhadap seluruh kerja dan hidup kita.

 Doa: Tuhan, tolong kami menjaga relasi dan dampingilah kami dalam melaksanakan pekerjaan apapun.  Amin.

  


Minggu, 05 Mei


Amsal 1:1-7


Takut akan Tuhan Sumber Pengetahuan dan Hikmat

 

S


etiap manusia membutuhkan pengetahuan, dan salah satu sumber pengetahuan yang paling penting adalah takut akan Tuhan. Dengan takut akan Tuhan kita tidak saja menjadi orang yang berpengetahuan, namun juga menjadi orang yang berhikmat. Itulah pentingnya mendasarkan sumber pengetahuan dengan menjadi umat yang takut akan Tuhan, sebab di dalamnya ada hal yang jauh lebih berguna didapatkan oleh umat Tuhan, yakni hikmat. Hal ini disebutkan oleh Salomo dalam kitab Amsal pasal 1. Segala didikan untuk menjadikan kita pandai, serta memiliki kebenaran, keadilan, kejujuran, serta kecerdasan tidak hanya akan didapatkan lewat menimba ilmu, melainkan lewat sikap kita menjadi orang yang takut akan Tuhan. Karena itu, janganlah kita menghina hikmat dan didikan sebab takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Maka dasarilah hidup ini dengan menjadi orang yang takut akan Tuhan. Di peringatan hari Ulang Tahun Wadah Pelayanan Perempuan GPM hari ini, nasehat Pengamsal menjadi panduan agar sebagai perempuan, kita menjadi lebih berhikmat, cerdas mendidik, setia melayani dan membangun kehidupan atas dasar takut akan Tuhan. Perempuan yang takut Tuhan, kehidupannya diberkati.

Doa: Mampukanlah kami untuk hidup sebagai umat yang takut akan Tuhan. Amin.



Senin, 06 Mei

Amsal 9:10-11

  

Jadilah Orang yang Bijak, Berpengetahuan, dan Berhikmat

D

alam hidup kita membutuhkan yang namanya kebijaksanan, pengetahuan, dan hikmat. Hal-hal seperti ini, jika dimiliki oleh kita, maka itu akan menjadikan kita sebagai umat yang dalam hidupnya melakukan kebaikan bagi semua orang. Hal inilah yang ditekankan oleh Salomo dalam kitab Amsal ini. Disebutkan dalam anjuran ini bahwa orang bijak itu menyukai nasihat, orang yang mengejar pengetahuan adalah orang benar, dan orang yang berhikmat adalah orang yang takut akan Tuhan. Apabila dalam diri seseorang ada ketiga hal ini (bijak, pengetahuan, dan hikmat) maka orang itu dalam hidupnya akan berperilaku baik dan menampilkan hidup yang baik pula dengan semua orang. Kebaikannya nampak dari kemauan mendengarkan nasehat sehingga semakin bijaksana menjalani kehidupan. Kebaikannya akan nampak pula dalam perilaku kebenaran karena pengetahuannya akan Tuhan menolongnya menjauhkan diri dari berbagai perbuatan keliru. Karena itu, jadilah orang yang bijak, berpengetahuan, dan berhikmat dalam hidup dan dimulai dari hidup takut akan Tuhan.

Doa:Mampukanlah kami untuk menjadi bijak, berpengatuhan, dan berhikmat.  Amin.

 

Selasa, 07 Mei

Amsal 14 :26 - 27

Takut Tuhan, Mencintai Didikan


A

msal 14:26-27 menegaskan bahwa orang yang Takut akan Tuhan akan merasakan ketentraman dan perlindungan sehingga terhindar dari bahaya maut. Walau demikian, bukanlah berarti tidak berhadapan dengan masalah, namun masalah yang menghampiri tidak akan mematahkan keyakinannya kepada Tuhan Sumber Kehidupan itu. Hanya DIAlah yang akan selalu meneduhkan gelombang kehidupan yang dialami. Suami dan Istri yang berhikmat dan takut akan Tuhan akan hidup saling mengasihi dan menopang dalam keluarga, tetapi yang suka melakukan KDRT sesungguhnya sedang merintis jalan kefasikan yang akan membawa kepada kesengsaraan. Orang tua dan anak yang saling mengasihi dan menghormati adalah wujud cinta kasih yang membimbing pada pengetahuan yang menghidupkan, tetapi yang kering dan gersang rasa cintanya akan melahirkan generasi dan teladan yang hampa. Pemimpin dan rakyat yang saling menghargai menjadi kekuatan untuk kesejahteraan bersama, tetapi yang rakus dan tidak hormat akan membawa kehancuran. Pertanyaan bagi kita saat ini, jalan mana yang akan kita pilih untuk meraih ketenangan dan Damai SejahteraNya?

 Doa:Terangi hati Kami Tuhan, agar memiliki Hikmat yang membimbing pada kehidupan yang mendamaikan. Amin.



Rabu, 08 Mei

                                                                                                                                                   

 

Amsal 14 : 1-2

Menenun Kecantikan dalam Kebijaksanaan

 

T


ugas perempuan atau ibu-ibu rumah tangga yang mendidik dan melayani keluarga tidaklah mudah. Perempuan haruslah memiliki kecerdasan psikologis, spiritualitas, intelektual dan emosional. Dengan berbagai peran perempuan baik di ranah publik maupun domestik, sesungguhnya menuntut perempuan untuk cerdas dan berwibawa. Harus ada keseimbangan melakukan tugasnya, baik di dalam keluarga maupun sebagai wanita karier. Hikmat dan kebijaksanaan seorang perempuan diukur dari caranya memperlakukan keluarga, suami dan anak-anaknya dengan penuh ketulusan. Melayani dan mendewasakan anak-anak dalam kesetiaan. Memperlakukan sesama perempuan dan orang lain dengan kelembutan dan saling mendukung. Lihatlah, banyak sekali perempuan yang justru menyakiti perempuan lain ketika menjadi “simpanan atau selingkuhan”, berapa banyak perempuan yang teriris hatinya ketika menjadi korban kekerasan suaminya, berapa banyak perempuan yang dikucilkan dan dianggap rendah hanya karena belum/tidak memiliki keturunan, berapa banyak perempuan yang terus diusik dengan pertanyaan, “kapan menikah?” “kapan punya kerja?”, dan sebagainya?.  Semoga peran kita dapat mendukung semua perempuan, sebab dukungan kita sangat berpengaruh pada kecerdasan emosional, psikologis dan spiritualitasnya. Tetaplah jadi perempuan yang bersyukur, Andalkan Hikmat Allah dan Jadilah Bijaksana.

Doa:Tuhan, anugerahkanlah HikmatMu bagi setiap kami. Amin. 


 


Kamis, 09 Mei              Lukas 24 : 50-53

 

Kenaikan Yesus Kristus, Meneguhkan Iman


Perpisahan dengan orang yang kita kasihi, entah karena tugas, pendidikan ataupun meninggal dunia merupakan moment yang mengharukan serta  menyedihkan. Apalagi kita sudah terikat, hidup bersama dan memiliki kedekatan emosional yang kuat. Peristiwa Kenaikan Yesus Kristus ke surga merupakan peristiwa yang terjadi 40 hari setelah kebangkitanNya. Disaksikan oleh murid-muridNya, Yesus terangkat dan meninggalkan mereka. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang memilukan bagi murid-murid Yesus, sebab mereka secara emosional telah terikat dan sangat mengasihi Yesus. Oleh karenanya, kesedihan mewarnai keterpisahan mereka dengan Yesus ketika peristiwa ini terjadi. Namun yang menarik ialah ketika Yesus terangkat, IA menaruh Janji dan Memberkati mereka. Berkat itulah yang dirasakan oleh semua kita sebagai orang-orang percaya hingga saat ini. Perlu kita yakini, bahwa keterpisahan kita dengan Tuhan Yesus dalam peristiwa kenaikan hari ini justru menjadi kekuatan bagi kita sebab, IA Memberkati dan Menyertai kita. Rasa kesedihan yang dialami sesungguhnya adalah wujud kecintaan kita pada Yesus, Sang Juruslamat. Oleh sebab itu, maknailah peristiwa ini sebagai peristiwa iman yang menguatkan dan meneguhkan.

Doa: Ya Tuhan, karuniakanlah keyakinan yang sungguh bagi kami untuk menata masa depan bersamaMu. Amin.


 

Jumat, 10 Mei


Amsal 23 : 17-18

                                                         Takut akan Tuhan, Masa Depan tidak akan Hilang

 

K

arena Masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” ayat 18 dari bacaan kita hari ini sering menjadi Quote (kutipan) yang memotivasi setiap orang percaya. Dalam realitas ketika ditolak, gagal, disepelehkan, dkhianati, dibenci dan dicurangi tidak sedikit ayat ini menjadi pegangan yang menguatkan. Oleh karena itu, Firman Tuhan hari ini sesungguhnya memberi kesempatan kepada kita agar Percaya dalam Kesungguhan akan Kuasa dan Penyertaan Tuhan. Buanglah segala keraguan, segala iri hati jika ada orang lain yang nasibnya lebih beruntung dari kita apalagi mereka dalam pandangan kita meraih semuanya dengan kecurangan. Sebab iri hati akan membawa penyakit hati yang membuat kita tidak dapat memahami Maksud dan Rancangan Tuhan bagi kehidupan kita. Percaya akan FirmanNya, Takut akan Tuhan dan Bersihkan hati adalah kunci menuju kehidupan yang lebih baik. Ingatlah, masa depan kita tidak akan hilang. semua yang terlihat baik bagi kita pasti akan disediakan lebih baik lagi oleh Tuhan, asalkan meyakini dengan sungguh. Untuk semua anak-anak yang masih menata dan berjuang bagi masa depan, Takutlah akan Tuhan. Untuk semua rumah tangga yang berusaha mempertahankan kekokohannya, Takutlah akan Tuhan. Untuk semua sakit yang digumuli, Takutlah akan Tuhan. Takut akan Tuhan memberi kekuatan, membuka jalan berkat dan menyediakan sukacita.

Doa: Ya Yesus, Kami bersyukur atas Kemurahan dan CintaMu. Amin.



Sabtu , 11 Mei                                  Keluaran 18 : 21


Pemimpin yang Takut Tuhan Diberkati

 

M

usa diingatkan oleh Yitro mertuanya untuk melakukan tugas dengan baik. Dalam perkara pengangkatan hakim-hakim yang akan menjadi pemimpin, beberapa pesan dititipkan Yitro kepada menantunya itu agar disampaikan dan diajarkan kepada para pemimpin, salah satunya ialah Takut akan Tuhan. Ya, seorang pemimpin diharapkan berlaku takut Tuhan. Dalam bacaan kita hari ini mengingatkan semua pemimpin untuk melakukan tugas mereka dengan yang Pertama, Takut akan Tuhan. Kedua, tidak menerima suap, ketiga, dapat dipercaya, dan keempat adil. Menjadi pemimpin tidaklah mudah. Dinamika kepemimpinan akan berubah-ubah setiap saat tergantung pada situasi dan kondisi wilayah kepemimpinan itu. Namun semua dapat dilalui jika menaati perintah dan ketetapan Tuhan sebagai wujud Takut akan Tuhan. Pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan pribadi, yang tidak adil dan tidak Takut Tuhan hanya membawa kepada kebinasaan, sebaliknya pemimpin yang memprioritaskan kepentingan rakyat akan menuai berkat dan sukacita. Jadilah pemimpin yang bijaksana, yang berani menyatakan kebenaran, mewujudkan keadilan dan yang terpenting Takut akan Tuhan.

Doa: Kuatkan kami Tuhan, jika kelak dipercayakan menjadi pemimpin, sehingga kami beroleh hati yang bijaksana. Amin.


Minggu , 12 Mei  

KisahPara Rasul 1 : 15-26

                          Merintis Jalan Pelayanan dalam Kebersamaan

 

R

entetan kisah Kenaikan Yesus berlanjut hingga pada pemilihan Matias yang menggantikan Yudas. Untuk penentuan itu mereka berdoa. Mereka meyakini kemahakuasaan Tuhan yang mengenal hati setiap orang dan siapapun yang terpilih merupakan Pilihan dan kehendak Tuhan. Matias terpilih dan melanjutkan misi pelayanan bersama para murid yang lain. Dalam perjalanan pelayanan para murid itu, kebersamaan menjadi prioritas serta saling menghormati. Wujud kecintaan mereka pada pelayanan dan juga Berkat yang telah Yesus tinggalkan untuk diteruskan. Kisah ini mengajarkan kita tentang kebersamaan dalam sebuah persekutuan. Baik persekutuan keluarga, persekutuan jemaat bahkan masyarakat. Para pelayan atau pemimpin yang dikehendaki Tuhan untuk melayani jemaat atau masyarakat haruslah melakukan secara bersama dan dalam kekompakan. Solidaritas menjadi penting untuk sebuah pekerjaan besar. Oleh karenanya, sikap memegahkan diri sendiri harus dihilangkan/dibuang. Sebab hal yang demikian akan membawa pada kehancuran. Kenaikan Yesus Kristus sekali lagi mengutuhkan persekutuan dan memperkokoh kebersamaan. Pada kebersamaan dan kekompakan ada Berkat dan Sukacita yang akan mewarnai dinamika pelayanan bahkan pekerjaan kita. Ingat! Satu tangan tak kuat bekerja, dua tangan tak kuat bekerja, bila kita semua kerja, hasil pasti besar.

Doa: Persekutukan kami Tuhan, untuk hidup saling menopang. Amin, 


 

Senin, 13 Mei

Kisah Para Rasul 6 : 1 - 7

Teruslah Membangun Keutuhan

K


eretakan hubungan dapat dirasakan bahkan dialami baik dalam ruang lingkup yang kecil maupun yang besar. Timbulnya keretakan dimaksud dapat disebabkan karena berbagai macam faktor misalnya ketidakadilan. Kendatipun demikian, keadaan seperti ini dapat disikapi dengan langkah-langkah bijak agar dapat terus membangun keutuhan. Sikap seperti ini nampak jelas dalam keputusan para rasul ketika diperhadapkan dengan realitas jemaat mula-mula antara orang Yahudi yang berbahasa Yunani dan Ibrani. Hal ini tentu saja berkaitan dengan pembagian kepada janda-janda mereka yang diabaikan dalam pelayanan sehari-hari (ay. 1). Atas dasar inilah para rasul mengumpulkan semua murid-murid dan menyuruh memilih tujuh orang yang terkenal baik, penuh Roh dan hikmat, agar diangkat untuk melayani orang miskin. Semua ini dilakukan supaya tidak terjadi keretakan atau perpecahan dalam ruang lingkup persekutuan yang mengimani Yesus Kristus. Perpecahan dapat saja terjadi dalam kehidupan kita hanya karena hal-hal kecil. Karena itu, kita perlu meneladani sikap dan tindakan para rasul dalam menyikapi setiap persoalan yang dihadapi baik dalam keluarga, bergereja maupun bermasyarakat. Sebab keutuhan dalam persekutuan lebih berarti dari pada perpecahan. Karena itu, teruslah membangun spirit keutuhan antara satu dengan yang lain sebagai persekutuan orang-orang percaya.

Doa: Mampukan kami Tuhan agar tetap membangun spirit keutuhan diantara kami. Amin.


 

Selasa, 14 Mei

Yehezkiel 37:1-14

                                                  

Keutuhan Itu Anugerah

 

M


enjadi utuh atau tidak tercerai berai merupakan harapan dari setiap orang yang membangun relasi, baik antar personal maupun dalam satu persekutuan. Namun harapan agar tetap utuh dapat saja hilang jika diperhadapkan dengan keadaan yang begitu rumit. Situasi seperti inilah yang dihadapi oleh bangsa Israel ketika berada di pembuangan. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang yang sudah kering dan  pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang (ay. 11b), menunjukkan keadaan bangsa Israel yang sedang tidak baik-baik saja. Akan tetapi melalui penglihatan nabi Yehezkiel, Tuhan hendak menyampaikan berita pengharapan yakni Ia akan membawa umat-Nya kembali ke tanah Israel (ay. 12). Artinya, Tuhan akan memulihkan serta mengutuhkan kembali bangsa pilihan-Nya itu. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa betapa pentingnya membangun spirit keutuhan dalam menjalani hari-hari kehidupan. Sekalipun dalam kenyataannya keutuhan itu sendiri dapat terabaikan karena kepentingan orang-orang tertentu. Sebagaimana Tuhan menganugerahkan keutuhan kepada bangsa Israel, maka dengan demikian prinsip agar tetap utuh harus terus dihidupi oleh kita semua. Biarlah pribadi-pribadi kita tetap bersemangat menjaga keutuhan di lingkungan dimana kita berada, terlebih khusus sebagai persekutuan di dalam Kristus. Karena keutuhan itu adalah anugerah pemberian Allah, maka perioritaskanlah keutuhan baik sebagai anggota keluarga, sebagai para pelayan maupun di lingkungan sosial lainnya. Hindarilah semua hal yang berpotensi merusak keutuhan hidup bersama dan teruslah berpengharapan kepada Allah yang mengutuhkan.

Doa: Tuhan tolong kami menjaga keutuhan sebagai anugerahMu. Amin.



Yehezkiel 37:15-28



Rabu, 15 Mei Bersatu Dalam Tuhan

 

B


eragam situasi hidup seringkali menjadi alasan banyak orang tidak lagi ingin mempertahankan keutuhan. Hal ini mengakibatkan banyak relasi  yang terpecah belah. Hal yang sama pun terjadi dalam kehidupan bangsa Israel. Terpecahnya Israel menjadi dua kerajaan (utara dan selatan) menunjukkan ketidakutuhan yang cukup berdampak, tidak hanya bagi keberadaan mereka sebagai satu bangsa saja melainkan mempengaruhi hidup beriman mereka. Melihat fakta seperti ini, Allah tidak tinggal diam. Ini jelas terlihat ketika Ia menyatakan firman-Nya kepada bangsa Israel melalui nabi Yehezkiel. Sebab Allah ingin umat pilihan-Nya dipersatukan dan Ia satu-satunya Allah yang berkuasa atas kehidupan bangsa itu (ay. 21-22). Dengan bersatu dalam Tuhan, bangsa Israel akan dipulihkan dan hidup sesuai peraturan dan ketetapan Allah dengan setia (ay. 23-24). Selain itu Allah berjanji bahwa Ia akan memberkati mereka (ay. 26b). Oleh karena itu sebagai orang percaya kita semua diajarkan agar senantiasa bersatu dalam Tuhan sekalipun diperhadapkan dengan situasi yang dapat memecah  belah. Jalanilah kehidupan bersama sebagai anak-anak Tuhan yang memiliki semangat membangun keutuhan. Yakinilah bahwa dengan bersatu dalam cinta kasih Tuhan, maka seluruh kehidupan kita bersama dengan sesama akan senantiasa menikmati berkat-berkat-Nya.

Doa: Bapa satukanlah kami sebagai anak-anakmu.  Amin.


 

KAmis, 16 Mei

Filipi 3 : 17 - 4 : 1

                                                  

Keteguhan Iman

 

P


emberitaan tentang Yesus Kristus merupakan inti dari pelayanan yang dilakukan oleh rasul Paulus. Adapun nasihat-nasihat di sampaikan oleh rasul Paulus yang bertujuan agar iman orang Kristen di Filipi tidak goyah melainkan tetap teguh. Dalam nasihatnya itu, rasul Paulus mengajak jemaat untuk mengikuti teladannya. Hal ini disampaikan mengingat ada banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus (ay. 18). Pernyataannya dipertegas dengan menyampaikan bahwa kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi (ay. 19). Hal ini tentu saja berbanding terbalik dengan mereka yang sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Sebab orang yang teguh imannya menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Nasihat rasul Paulus ini mengingatkan kita sebagai orang-orang percaya supaya tetap teguh dalam iman, yang dinyatakan dalam hidup lewat sikap dan perbuatan kita. Sebab dari sikap dan perbuatan kita itulah akan terlihat apakah kita bersekutu atau justru berseteru dengan salib Kristus. Berdirilah teguh dalam Tuhan sebagai bukti iman yang nyata kepada Dia yang menyelamatkan. Berupayalah agar kita tidak mudah goyah karena Ia yang menyelamatkan itu akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia. Biarlah kita semua yang percaya dimampukan untuk melewati dan menjalani hari-hari kehidupan sesuai dengan iman percaya kita. Janganlah goyah tetapi tetaplah teguh dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab keteguhan iman itulah yang melayakan kita di hadapan-Nya.

Doa:Ajarilah kami Tuhan, agar tetap teguh iman Kepada-Mu. Amin.




Jumat, 17 Mei 

1 Korintus 1 : 10-17

Kesatuan Tubuh Kristus

 

P


enghargaan dan penghormatan terhadap sikap, karakter dan pola pikir setiap orang harus diberikan sebagai tanda pengakuan terhadap berbagai perbedaan yang ada. Sebab jika tidak, maka kemungkinan besar perpecahan dapat saja terjadi diantara suatu kelompok tertentu. Akibatnya seseorang dapat menganggap apa yang dipikirkan bahkan yang diyakininya justru lebih baik dari pada orang lain. Hal ini tentu saja tidak boleh terjadi dalam persekutuan tubuh Kristus. Karena itu dalam surat pertama rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, ia menasihati mereka supaya mereka seia sekata dan jangan ada perpecahan diantara mereka melainkan erat bersatu dan sehati sepikir (ay. 10). Paulus menyampaikannya karena ia mendengar kabar telah terjadi perselisihan antara jemaat kristen di Korintus yang menganggap golongannya lebih baik dari pada yang lain. Padahal semua golongan yang dimaksudkan percaya dan dibaptis hanya dalam nama Yesus Kristus. Nasihatnya ini mendorong kita sebagai persekutuan tubuh Kristus agar tetap menjaga keutuhan persekutuan dengan tetap seia sekata dan sehati sepikir. Jadilah pengikut-pengikut kristus yang saling menghargai dan menghormati perbedaan, sebab persekutuan kita hanya punya satu keyakinan yaitu keyakinan kepada Tuhan Yesus Kristus. Jagalah persekutuan yang telah terbangun, hindarilah perpecahan diantara kita dan bersatulah.

Doa: Biarlah persekutuan kami tetap terpelihara dalam kasih Tuhan. Amin.

 

Sabtu, 18 Mei

2 Korintus 13:11

                                                 

Hidup Damai

 

S


ikap dan perbuatan yang baik biasanya selalu terpancar dari hati dan pikiran yang baik pula. Semua kebaikan itu pastinya memiliki tujuan dan harapan yang sama yakni menghasilkan nilai-nilai kebaikan. Inilah yang menjadi harapan rasul Paulus dalam setiap pelayanan yang dilakukannya kepada jemaat kristen di Korintus. Karena itu mengakhiri suratnya yang ke dua kepada jemaat tersebut, rasul Paulus pun masih tetap memberikan nasihatnya. Dalam salamnya ini ia mengajak jemaat kristen agar tetap bersukacita dan usahakan diri agar sempurna. Maksudnya supaya dengan sukacita mereka taat dan setia menjalani hari-hari kehidupan sesuai kehendak Allah. Selain itu, mereka diharapkan agar tetap mendengar segala nasihat rasul Paulus agar tetap sehati sepikir dan hiduplah senantiasa dalam damai. Artinya  dengan sehati sepikir, secara tidak langsung keutuhan persekutuan yang dipimpin oleh Tuhan Yesus menyatu atau tidak terpecah belah satu dengan lainnya. Dengan begitu, hal positif yang dinikmati bersama sebagai persekutuan yang utuh yakni hidup dalam damai sejahtera yang dianugerahkan oleh Allah sebagai sumbernya. Damai sejahtera yang berasal dari Tuhan itu pula yang juga harus dinikmati oleh setiap kita sebagai orang percaya. Karena itu melakukan kehendak-Nya dengan taat dan setia serta sehati dan sepikir dengan penuh sukacita harus menjadi komitmen bersama. Dengarkanlah senantiasa semua nasihat yang diberikan dan terapkanlah itu dalam menjalani kehidupan tiap-tiap hari. Yakinilah, damai sejahtera dan cinta kasih yang bersumber dari Allah akan senantiasa dirahmati bagi kita semua yang melakukan kehendak-Nya.

Doa: Tuhan tolong kami agar hidup dalam damai seorang terhadap yang lain. Amin.


Kisah Para rasul 2:1-13


Minggu, 19 Mei 

Roh Kudus Beranikan diri Untuk Bersaksi

N

amanya Iren. Ia seorang ibu rumah tangga yang memiliki tiga orang anak. Bersama suaminya, seorang yang bertugas sebagai kolektan, mereka sangat setia beribadah. Suatu ketika dalam pendampingan Panitia Pemilihan Majelis Jemaat, Iren didatangi untuk dimintai kesediaan menjadi majelis jemaat. Iren menolak dengan alasan ia hanya lulusan SMP dan tidak punya kemampuan untuk berbicara di depan orang banyak. Ia malu dan gugup bila harus berhadapan dengan orang banyak. Ia takut salah berdoa dan mempermalukan Tuhan. Namun dalam pertolongan Tuhan, Iren bersedia menerima tanggung jawab ini. Kini tanpa terasa, telah hampir 4 tahun ia melayani. Ternyata, Iren telah mampu melakukan tanggung jawab yang sebelumnya ditakutinya dengan segala baik. Jemaat yang dilayaninya juga merasa sangat diberkati melalui pelayanannya. Mereka mengakui bahwa Iren telah menjadi seorang ibu majelis jemaat yang bisa berbicara dengan lancar dan berani saat melayani ibadah. Iren juga mampu mendoakan jemaat sehingga mereka merasakan kekuatan doanya. Iren bisa melakukan semua ini karena pencurahan kuasa Roh Kudus. Roh Kuduslah yang telah memberikan Iren keberanian dalam memberitakan perbuatan Allah yang besar.

 Doa:Ya Roh Kudus, beranikan kami memberitakan nama Yesus,  Amin



Senin, 20 Mei


Kisah Para Rasul 5:17-25

                                                  

Dilepas Untuk Jadi Saksi

 

P


ada awalnya para murid Yesus sering kali berkumpul untuk berdoa dan memecahkan roti. Mereka juga saling membagikan milik mereka, sehingga tidak ada yang kekurangan apapun. Semua orang selalu berkumpul bersama rasul-rasul di Serambi Salomo. Mereka disegani orang banyak. Termasuk oleh Imam Besar dan pengikut-pengikutnya. Kedengkian dan rasa iri hati, membuat mereka menangkap rasul-rasul dan memasukan dalam penjara kota. Tetapi kuasa Roh Kudus tidak bisa dibendung oleh kekuatan manusia. Penjara dibukakan dan rasul-rasul diperintahkan untuk tetap memberitakan kebanaran yakni Firman yang Hidup dalam Tuhan Yesus yang bangkit dari kematian. Bukankah hidup ini terkadang tidak berbeda jauh dengan apa yang dialami para rasul? Penjara bisa dipahami sebagai kemelut hidup yang dihadapi entah terkait ekonomi, sosial, pendidikan dan lain-lain. Sebagai orang percaya, kita bisa saja dijerumuskan ke dalamnya. Tekanan hidup oleh orang-orang yang tidak percaya dan takut Tuhan pastinya akan kita hadapi. Tetapi marilah tetap belajar percaya, tidak ada satu penjara manapun yang bisa mengurung kebenaran bahwa Tuhan Yesus bangkit. Semua penderitaan adalah penjara yang akan mengiring pada kesaksian betapa kuasa Tuhan luar biasa dalam kehidupan kita. Untuk itu, setiap kesempatan yang masih tetap diterima harus dipergunakan sebaik-baiknya. Jangan pernah menyia-nyiakan hidup. Tuhan mengijinkan kita keluar dari penjara kehidupan, agar kita bisa tetap menjadi pekabar Injil yang setia. Belenggu kita dilepaskan agar melaluinya nama Tuhan akan tetap dimuliakan.

Doa:Ya Roh Kudus, lepaskanlah belenggu kami. Amin.

 

 


Selasa, 21 Mei 

Kisah Para rasul 11 :19-26

Karya Roh Kudus adalah Menyatukan

 

A


da beberapa postingan beredar di media sosial yang memprovokasi sehingga menghancurkan keutuhan hidup bersama baik dalam gereja maupun masyarakat. Sikap demikian tidak patut diteladani karena tidak menjadi alat kesaksian yang berguna. Yang diharapkan adalah kita semakin memaknai diri dan hakikat gereja sebagai sebuah persekutuan yang mencerminkan kasih Kristus dan bukan sebaliknya. Barnabas adalah sosok pekabar Injil yang layak dicontohi. Ia adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman.Pekerjaan Roh Kudus memampukannya untuk membawa banyak orang percaya dan berbalik kepada Tuhan. Ia bersama Saulus membentuk persekutuan Kristen yang pertama. Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah orang-orang yang telah diselamatkan dan diberikan tugas untuk memberitakan Injil kepada banyak orang. Ini bukanlah tugas yang mudah. Karena tantangan, penganiayaan dan penderitaan kapan saja mengiringi. Karena itu, mintakan selalu pertolongan kuasa Roh Kudus agar kita dapat melakukannya dengan baik melalui pelayanan di mana semua orang dipersatukan dan bukan sebaliknya menghancurkan persekutuan hidup bersama.

Doa:Ya Roh Kudus, satukanlah kami senantiasa.Amin.


Rabu, 22 Mei

Kisah Para Rasul 13:50-52

                                          

 Bersukacitlah, Kuasa Roh Kudus tak Terbatas

 

T


ugas pemberitaan Injil tidak akan pernah lepas dari tantangan. Ini pula yang kerap dihadapi oleh Paulus dan Barnabas. Orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut Allah dan pembesar-pembesar kota di Pisidia sehingga mereka menganiaya dan mengusir Paulus dan Barnabas. Dari Pisidia, Paulus menuju Ikonium. Sekalipun mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, namun murid-murid di Antiokhia tetap bersukacita. Inilah cara kerja Roh Kudus. Manusia boleh memakai cara apapun untuk menutupi kebenaran bahwa Yesus satu-satunya Juruselamat. Tetapi mereka tetap tidak akan bisa melakukannya. Gema perbuatan Allah melalui kebangkitan Tuhan Yesus akan tetap terpancar. Roh Kudus akan memberanikan orang percaya untuk memberitakannya. Sebab itu, tetaplah percaya walaupun tantangan yang kini kita hadapi seolah demikian berat. Ada upaya-upaya licik yang digunakan untuk menghancurkan kehidupan kita. Sebagai pengikut Tuhan, yakinlah, kita tidak sendiri. Roh Kudus akan menuntun kita melewati semuanya. Tetaplah bersukacitalah sebab manusia boleh merancang muslihat untuk merusak damai sejahtera, tetapi bila Tuhan bersama kita, apakah yang harus kita takuti ? gema perbuatan Allah yang terpancar melalui sukacita dan kepenuhan Roh Kudus tidak bisa dibatasi oleh hasutan manusia. Bersukacitalah tetap!

Doa: Ya Roh Kudus, buat kami tetap bersukacita. Amin.


 

 


Kamis, 23 Mei          Kisah Para Rasul  7 :54-60


Mengampuni adalah Wujud dipenuhi Roh Kudus

 

S


ebuah paku bila ditancapkan ke dinding mudah untuk dicabut kembali, tetapi yang tidak mudah dihilangkan adalah bekas akibat tancapan paku itu. Seperti itu pula kehidupan ini. Berbagai peristiwa yang kita hadapi pastinya tidak hanya akan membuat kita merasa sukacita. Tetapi juga ada bagian yang membuat kita merasa marah dan kecewa. Terhadap situasi ini, pengampunan menjadi sebuah persoalan yang sulit dihindari. Stefanus adalah contoh martir yang meneladankan pengampunan itu. Ia dirajam dengan batu sampai mati. Roh Kudus yang memenuhi dirinya membuat ia melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Apa yang dilihatnya, itu pula yang disaksikannya. Setelah menyerahkan rohnya kepada Tuhan, ia tidak meminta Tuhan membalas perbuatan orang-orang yang melemparinya. Sebaliknya, ia berlutut dan berseru meminta pengampunan Tuhan bagi mereka. Kesaksiaan ini penting bagi kita. Separah apapun rasa sakit yang kita alami, hanya satu amanat Tuhan: mengampuni. Sesungguhnya kuasa Roh Kudus memberi kuasa dan akan membuat kita memandang kemuliaan Allah sehingga kita dapat  melepaskan pengampunan bagi orang yang berbuat jahat kepada kita.

Doa: Ya Roh Kudus, bimbing kami untuk mengampuni. Amin.



Jumat, 24 Mei

Efesus 5:14-21

                                                                                                                                                Hidup yang Dipenuhi Roh Kudus 

 

H


idup sebagai anak-anak terang adalah panggilan setiap orang yang dikuasai Roh Kudus. Itu sebabnya, mereka akan melihat hidup sebagai kesempatan melakukan kebaikan dan bukan sebaliknya. Anak-anak terang tidak membiarkan diri dikuasai kegelapan dan kenikmatan dunia. Mereka terbiasa mengucapkan kata-kata yang membangun. Anak-anak terang pun akan selalu ada dalam pengucapan syukur dan memperlihatkan sikap kerendahan hati. Karakter hidup sebagai anak-anak terang harus bisa kita nampakkan dalam kehidupan setiap hari. Tidak bijak bila kita mengatakan kita dikuasai Roh Kudus, tetapi kita menyia-nyiakan kehidupan dengan perilaku yang meresahkan orang lain seperti penjual atau pengedar narkoba, atau juga dengan menjadi pemabuk. Ada banyak perilaku lain yang seringkali tidak memperlihatkan keberadaan kita selaku anak-anak terang. Orang akan mempertanyakan identitas Kekristenan  ketika kita  terlalu sibuk merendahkan orang lain melalui perkataan dan tindakan kita termasuk melalui penggunaan media sosial. Kuasa Roh Kuduslah yang akan menuntun tutur kata dan perilaku kita sehingga menghadirkan damai sejahtera. Hidup yang dipenuhi Roh Kudus tampak dalam perilaku sebagai orang yang arif karena mengerti kehendak Tuhan dan melakukannya. Untuk itu, mintalah kuasa Roh Kudus mengendalikan hidup kita agar  mampu menyatakan hidup sebagai anak-anak terang.

 Doa:Ya Roh Kudus, tolong kami menjadi anak-anak terang.Amin.

 

 


 Sabtu, 25 Mei                          Kisah Para Rasul  9: 31

 

Karakter Jemaat yang Terus Bertumbuh

 

S


elama beberapa waktu, jemaat di Yudea, Galilea dan Samaria jumlahnya bertambah besar. Mengapa jemaat-jemaat itu bertumbuh pesat?Pertama,mereka hidup dalam kedamaian. ini adalah salah satu ciri yang dimiliki pada saat itu. Sekalipun jemaat berasal dari budaya dan tradisi yang beragam, tetapi mereka tetap berusaha menjunjung persatuan dan hidup dalam damai.Kedua,mereka hidup dalam kekudusan. Hal ini menunjukkan bahwa jemaat benar-benar menghidupkan kebenaran firman Tuhan dalam kehidupan mereka. Ketiga,mereka memberi hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Dengan tuntunan Roh Kudus, jemaat juga memiliki keberanian untuk melakukan misi Tuhan. Keempat, gereja bertumbuh secara kuantitas. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan gereja secara luas otomatis sejalan dengan pertumbuhannya secara kuantitas. Dalam hal ini, gereja menuai jiwa-jiwa baru. Kuncinya adalah karena mereka fokus kepada injil dan bukan kepada kepentingan gereja sendiri. Semoga empat karakter ini bisa bertumbuh pada jemaat-jemaat di zaman ini, untuk terus berkembang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Doa: dalam tuntunan Roh Kudus kami percaya gereja terus bertumbuh. Amin.


Minggu, 26 Mei


2 Korintus 6: 1- 10


Dengan Kasih Karunia Allah Teruslah Berkarya

 

S


ia-sia berarti tidak menghasilkan manfaat seperti yang telah direncanakan  Lalu, apa makna membuat kasih karunia Allah menjadi sia-sia?. Artinya menerima kasih karunia Allah tetapi kemudian menghalangi bekerjanya kasih karunia itu di dalam kehidupannya. Dengan  keberaniannya, Paulus membuktikan integritasnya sebagai hamba yang tidak menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan. Yang pertama, Paulus tidak pernah melakukan hal yang bisa membuat orang lain tersandung, dimana sikap dan tindakannya selalu menunjukkan bahwa dia takut akan Tuhan. Kedua, sikap yang dia tunjukkan pada waktu menanggung kesulitan dan penderitaan adalah Paulus tidak bersungut bahkan tidak menghindari penderitaan tersebut. Dia justru bersusah payah dalam pertumbuhan rohaninya dimana dia terus berjaga-jaga dengan berdoa dan berpuasa. Ketiga, Paulus menjaga kemurnian, sabar, murah hati dan tidak munafik. Keempat, semua kualitas rohani  ada pada Paulus yang secara konsisten, dalam segala keaadaan ia mengandalkan penyertaan Roh Kudus.  Bandingkan apa yang kita alami dengan apa yang harus ditanggung Paulus. Tentu belum ada apa-apanya. Namun, janagan mudah menyerah kemudian mundur. Bergantunglah terus kepada Allah, berdoa meminta hikmat dan kekuatan dari-Nya untuk terus berkarya.

Doa:  Mampukan kami Tuhan untuk terus bersaksi tentang InjilMu. Amin.

 


  Senin, 27 Mei                                       Kisah Para  Rasul 15 : 22 - 29


Pemecahan
Masalah

 

M

enjadi pemimpin tanpa hikmat Tuhan dapat mengaburkan pengambilan keputusan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang pelik. Bagaimana seharusnya para pemimpin bersikap untuk mengambil keputusan yang tepat ? Melalui kisah yang terjadi di jemaat Antiokhia, kita dapat memahami bagaimana seharusnya menyelesaikan permasalahan di jemaat. Penjelasan dan usulan dari Yakobus membuat para penganut Yudaisme tidak bias membantah lagi. Maka sidang memutuskan untuk membuat klarifikasi atas kekisruhan yang timbul di dalam jemaat Antiokhia akibat pengajaran yang tidak sesuai dari kaum Yudaisme. Klarifikasi dilakukan melalui dua cara. Yang pertama melalui surat dan yang kedua adalah melalui kedatangan Yudas dan Silas yang menyertai Paulus dan Barnabas. Mereka adalah pemimpin dan nabi. Surat itu menjawab dua isu penting yang menjadi permasalahan, yaitu status rohani dari orang – orang non Yahudi yang tidak disunat dan peraturan mengenai persekutuan dengan orang – orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen. Surat ini memperlihatkan keseimbangan antarakesatuan di dalam Kristus dan penghargaan terhadap pemberdaan budaya. Dan melalui peristiwa tersebut kita dapat melihat bahwa kebenaran injil dan kasih kristiani diutamakan dalam pemecahan masalah. Karena dalam situasi demikian Roh Kudus bekerja memulihkan hubungan serta pemahaman yang salah yang di bawah ke dalam tubuh Kristus melalui infiltrasi yang tidak benar.


Selasa, 28 Mei 

Kisah Para Rasul  15 : 30-34


Keputusan yang Menghasilkan Sukacita


Untuk mengambil keputusan dalam setiap persoalan terutama di dalam jemaat dibutuhkan untuk duduk bersama dan menyelesaikan setiap persoalan dengan sebuah keputusan yang mendatangkan sukacita bagi setiap orang yang terlibat di dalamnya. Hal yang sama juga dirasakan oleh jemaat di Antiokhioa. Setelah mereka membaca  isi surat dan bertemu langsung dengan para utusan dari Yerusalem mereka bersukacita, terhibur dan dikuatkan. Kesalahpahaman yang ada di antara mereka pun dapat diselesaikan dengan baik.  Dengan mengacu pada isi surat dan kehadiran para pemimpin di Yerusalem dengan kehendak Tuhan, jemaat di Antiokhia bisa mengatasi konflik pengajaran yang berbeda. Mereka pun tahu bagaimana menjalankan kehidupan yang kudus sesuai dengan firman Tuhan. Dan ini merupakan bukti bahwa keputusan dan pengimplementasiannya telah dilakukan secara bijak dan sehat. Dari pengalaman krisis jemaat Antiokhia, kita melihat bahwa perselisihan internal gereja yang diselesaikan secara tepat dengan mengikuti pimpinan Tuhan akan mendatangkan persatuan dan damai sejahetra. Semoga kita pun yang ada di saat ini, mampu memutuskan yang terbaik demi keutuhan jemaat untuk terus mewartakan syaloom Allah bagi sesama.

Doa:Tolong kami dapat menyelesaikan masalah apapun dengan baik, ya Tuhan.  Amin.


 

  Rabu, 29 Mei             Kisah  Para Rasul   15 : 35-41


Aku beda, bolehkan?

K

 isah dalam nas ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi gereja sepanjang segala abad dan tempat untuk belajar berbeda secara dewasa dan bertanggung jawab. Yang menarik untuk diamati adalah adalah bahwa Paulus dan Barnabas mampu melihat pokok permasalahan secara objektif dan melokalisir perselisihan tajam, sehingga tidak merambah ke pribadi ataupun pelayanan mereka. Perselisihan yang terjadi di antara mereka tidak menghambat pelayanan mereka dan merugikan jemaat. Sebaliknya pelayanan mereka berdua pun tetap memberikan berkat bagi jemaat-jemaat yang dilayani. Bahkan berpisahnya Paulus dan Barnabas memungkinkan terbentuknya 2 tim pelayanan yang solid, yang dipimpin oleh orang-orang yang berdedikasi dan bermotivasi tinggi bagi injil. Dan bagi kita yang masih terus setia melayani, berbeda pendapat itu boleh saja. Asalkan perbedaan itu tidak membuat kita menjadi orang yang pasif untuk tidak lagi melayani melainkan dengan perbedaan yang ada memampukan untuk bersama di dalam Tuhan menyatakan injil kebenaran Allah bukan hanya dalam kata melainkan juga dalam perbuatan. Karena dengan begitu jemaat pun akan semakin bertumbuh di dalam kasih karunia Allah.

Doa: Janganlah perbedaan menghambat pelayanan dan pemberitaan injil kebenaranMu Ya Tuhan.Amin.


 Kamis, 30 Mei

Kisah Para Rasul  21 : 1-9

 Pakailah Waktu Anugerah TuhanMu

 

R


asul Paulus pun menyadari betapa waktu itu begitu penting. Maka setelah perpisahan yang berat dengan para penatua di Efesus, Paulus dan rekan-rekannya segera melanjutkan perjalanan mereka. Ayat 1–7 memperlihatkan bahwa bagaimana mereka terus bergerak tanpa henti. Mereka menggunakan setiap kesempatan yang ada di setiap tempat yang disinggahi kapal yang mereka tumpangi untuk mengunjungi, melayani dan bersekutu dengan saudara-saudara seiman.  Paulus dan rekan-rekannya tidak menyia-nyiakan  waktu sebagai kesempatan berharga untuk menyatakan kasih dan kepedulian mereka terhadap jemaat. Mereka mau mengetahui keadaan saudara-saudara seiman dan menyaksikan karya Tuhan melalui para hamba-Nya sebagaimana Filipus dan keempat anak gadisnya yang memiliki talenta khusus dalam melayani Tuhan. Mereka juga tidak lupa menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan. Karena mereka tahu, perjalanan mereka tidak akan berhasil tanpa campur tangan Tuhan. Hidup ini begitu singkat dan kesempatan tidak selalu ada. Maka manfaatkanlah waktu yang diberikan Tuhan dengan bijak sebagai satu kesempatan emas untuk bersekutu, melayani dan memberitakan injil serta menyatakan kepedulian dan kasih terhadap mereka yang menderita.

Doa: Ajarlah kami menghargai waktu pemberianMu ya Tuhan.  Amin.



 Jumat, 31 Mei            2 Korintus 10 : 12 - 18


Bangga Diri Karena Hasil Pekerjaan yang Jujur
 

Perikop hari ini menceritakan tentang sekelompok orang di Korintus yang membanggakan diri atas pertumbuhan jemaat korintus. Mereka bermegah dengan menjadikan diri sendiri sebagai pusat untuk mengukur segala sesuatu. Paulus menyebut mereka bodoh! Mereka membanggkan sesuatu yang bukan hasil kerja mereka dan bermegah atas hasil kerja orang lain, yang mereka akui sebagai hasil pekerjaannya. Padahal itu adalah hasil kerja Paulus bersama dengan teman sekerjanya. Ini artinya bermegah dengan penuh kebohongan. Paulus kemudian menjelaskan bahwa kebanggaan yang benar adalah karena ada iman yang tumbuh akibat pemberitaan injil. Ini menyebabkan Paulus memiliki kesempatan lebih besar untuk melayani di tempat yang lebih luas lagi. Bermegah bukanlah suatu tindakan yang salah. Namun, Paulus menjelaskan kepada jemaat di Korintus bahwa jika mereka bermegah hendaklah mereka bermegah di dalam Tuhan. Maksudnya, kemegahan ini seharusnya tidak terlepas dari kesadaran bahwa keberhasilan yang dicapai adalah berkat campur tangan Tuhan. Kemegahan itu seharusnya terjadi juga merupakan kemegahan karena prestasi yang dihasilkan dari kerja keras, yang tetap menjunjung nilai-nilai kejujuran dan kebenaran. Jadi bukan keberhasilan oleh karena kebohongan dan manipulasi. Jadi bangga diri tidaklah salah. Tetapi hendaklah kita bermegah di dalam Tuhan, karena kebanggaan yang terlepas dari kesadaran akan campur tangan Tuhan akan berubah menjadi keangkuhan.

Doa: Biarlah aku bermegah karena semua prestasiku adalah karunia dari Tuhan. Amin