Selasa, 01 Agustus 2023
Kepada Musuh Pun, Kita Harus Bermurah Hati
Apabila kita berpikir, berkata dan melakukan sesuatu yang berbeda dari kebiasaan umumnya dianggap sebagai orang “gila”, dianggap melawan arus. Akibatnya sulit terjadi perubahan. Kita justru membiarkan kebiasaan buruk berlangsung terus-menerus. Ajaran Yesus dalam Lukas 6:35-36, merupakan suatu pemikiran, perkataan, dan tindakan yang baru, merubah tradisi Yahudi tentang balas dendam, yakni mata ganti mata, gigi ganti gigi, dst. Perkataan Yesus tentang kasihilah musuhmu merupakan ajaran baru dalam kerangka penyelesaian masalah atau konflik secara damai, tidak dalam tindakan kekerasan. Kita diajarkan oleh Yesus untuk berbuat baik kepada musuh, baik itu orang yang memusuhi kita ataupun orang yang kita musuhi. Begitu pun jika kita meminjamkan sesuatu kepada orang lain, jangan mengharapkan balasan. Itulah yang disebut dengan murah hati. Mengapa Yesus mengajarkan demikian? Sebab Allah Bapa murah hati. Allah Bapa tidak membalaskan setimpal dengan dosa kita. Kita berdosa, namun Allah Bapa mau mengasihi dan mengampuni. Allah Bapa menganugerahkan kebaikan dan berkat kepada kita namun tidak mengarapkan balasan. Cukup dengan bersyukur dan berterima kasih kepadaNya. Ajaran Yesus ini mengajak kita untuk bermurah hati kepada siapa pun, termasuk kepada musuh atau orang yang membenci kita. Bermurah hati dengan melakukan kebaikan kepada semua orang tanpa pamrih.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk hidup bermurah hati dengan semua orang. Amin.
Kamis, 03 Agustus 2023 1 Yohanes 4 : 19 - 21
Orang Kristen selalu merasa bangga dengan sebutan bahwa dirinya adalah ahli waris Kerajaan Allah, pengikut Yesus, hamba Allah, dan sejenisnya. Namun, yang menjadi persoalan, apakah karakteristik atau sifat Allah itu ada dalam dirinya sehingga sinkron (cocok) dengan sebutan di atas tadi? Nas bacaan ini mengungkapkan karakteristik atau sifat Allah yang paling utama dan penting, yaitu kasih. Seringkali orang-orang Kristen mengabaikan hal kasih dalam kehidupannya dengan orang lain atau kepada orang lain. Paulus katakan, ada tiga hal yang utama: iman, pengharapan dan kasih, namun yang paling besar di antaranya adalah kasih (1 Kor.13:13). Kasih menutup banyak sekali dosa (1Pet.4:8). Jadi, marilah kita mengasihi dengan segenap hati dan jiwa. Kebanggaan orang Kristen semestinya ketika mengasihi orang lain: memaafkan/mengampuni kesalahan orang lain, tidak membenci saudaranya. Kebanggaan orang Kristen selama ini hanya dengan sebutan di awal, tidak nampak dalam perbuatan kasihnya. Orang Kristen tidak menyadari bahwa ia ada karena kasih Allah, karena itu kasih Allah tersebut tidak diteruskan dalam perbuatan nyata. Ingat, selama kita tidak mengasihi sesama kita secara nyata dalam perbuatan, selama itu pula kita tidak mengasihi Allah.
Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk berbuat kasih secara nyata dalam hidup. Amin.
Jumat, 04 Agustus 2023 Galatia 5 : 1 - 15
Saling Mengasihi Adalah Wujud Ketaatan Pada Hukum Tuhan
H |
ukum selalu ada dalam masyarakat, entah dalam
kelompok yang kecil maupun yang lebih luas. Begitu pentingnya hukum atau aturan
hidup, sehingga setiap orang harus tunduk dan taat pada hukum. Jika ada yang
tidak taat pada hukum, orang tersebut telah melanggar hukum, dan tentunya ada
sanksi bagi orang yang melanggar hukum. Komunitas Kristen (jemaat) di Galatia sebahagian
besar merupakan orang-orang Kristen yang berketurunan Yahudi yang masih
memegang teguh, bahkan taat pada hukum Taurat, meskipun sudah menganut agama
baru, yaitu Kristen. Pada satu sisi, orang-orang Kristen berlatar belakang
Yahudi harus tunduk dan taat pada hukum Taurat sehingga harus disunat, namun
pada sisi yang lain mereka tidak perlu disunat sebab sudah menjadi Kristen.
Pertentangan soal sunat dan tidak disunat tersebut direspons oleh Rasul Paulus
bahwa bukanlah sunat atau tidak sunat. Artinya, yang terpenting adalah sebagai
orang-orang yang sudah dimerdekakan oleh Yesus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, orang-orang
Kristen jangan lagi hidup dalam dosa. Orang-orang Kristen harus hidup saling
melayani seorang akan yang lain, dan itulah yang dinamakan kasih. Dalam hal
ini, rasul Paulus hendak tegaskan bahwa hukum yang efektif adalah hukum yang di
dalamnya membuat sesama manusia saling mengasihi, yakni kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri. Jadi, orang-orang Kristen yang baik harus taat
hukum Tuhan, yakni yang mengasihi Tuhan dan sesama manusia.
Doa: Ya Tuhan, pimpinlah kami untuk mampu mengasihi Tuhan dan sesama manusia......Amin.
Sabtu, 05 Agustus 2023 2 Tesalonika 1 : 3 - 12
Saling Mendoakan dan Mengasihi
Kita pasti senang dan bangga apabila apa yang diupayakan, diperjuangkan, dan dilakukan oleh kita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Kita pasti bersyukur dan berterima kasih epada semua pihak yang telah membantu untuk semua perubahan positif yang terjadi, terutama ucapan syukur itu dilakukan kepada Tuhan. Hal inilah yang terjadi pada rasul Paulus ketika melihat ada perkembangan dan kemajuan iman pada orang-orang Kristen di Tesalonika. Paulus bahkan bermegah atas ketabahan iman jemaat Teslonika, meskipun terjadi penganiayaan dan penindasan yang ditujukan kepada orang-orang Kristen di Tesalonika. Bagi rasul Paulus, untuk menghadapi berbagai penganiayaan dan menindasan itu, orang-orang Kristen harus kuat dalam doa sambil terus berbuat baik terhadap semua orang. Alasan mendasarnya adalah suatu persekutuan akan kuat dan terus berkembang apabila sama-sama saling mendoakan, terus berbuat baik dengan cara saling mengasihi antara satu dengan lainnya. Itulah yang harus menjadi pegangan pada setiap orang yang percaya pada Yesus Kristus dalam persekutuan jemaat manapun. Kehidupan yang saling mendoakan dan mengasihi kunci pertumbuhan jemaat.
Berbagi Peran Dengan Mereka Yang Berbeda
B |
|
Rabu, 09
Agustus 2023 |
|
Potensi Anak yang Berbeda Itu Kekayaan Dalam Keluarga
P |
erbedaan
antara Esau dan Yakub telah terjadi sejak dari dalam kandungan ibu mereka
Ribka. Perbedaan saat dilahirkan, Esau badannya berbulu sedangkan Yakub tidak.
Pekerjaan juga berbeda, Esau suka
berburu dan tinggal di padang serta menjadi kesayangan Ishak. Sedangkan Yakub
suka tinggal di kemah dan menjadi kesayangan Ribka. Karakter juga berbeda, Esau
tipe orang yang menggampangkan segala sesuatu dan tidak bertanggung jawab,
sedangkan Yakub adalah pribadi yang penuh perhitungan serta ambisius. Hal ini
terjadi saat Esau baru pulang berburu dari padang dan ia meminta sop kacang
merah yang sementara dimasak oleh Yakub. Namun Yakub meminta Esau untuk
menukarnya dengan hak kesulungan. Kondisi Esau yang lelah dan lapar membuatnya
tidak berpikir panjang saat bersumpah dan menjual hak kesulungannya kepada
Yakub. Konflik terjadi saat pemberian berkat oleh Ishak yang semestinya kepada
Esau yang sulung, tetapi diambil oleh Yakub dengan bantuan Ribka ibunya.
Kesaksian firman Tuhan ini menjadi pembelajaran bagi kita sebagai orang tua
untuk tidak membeda-bedakan kasih sayang kepada anak-anak. Apapun kondisi dan perbedaan
mereka, kita mesti memberi dukungan dan kasih sayang yang sama. Perbedaan yang
mereka miliki dengan kemampuan masing-masing menjadi potensi ketika disatukan
untuk kebahagian bersama. Untuk itu sebagai orang tua, mintalah selalu hikmat
Tuhan dalam mendidik anak-anak kita dengan berbagai potensi yang berbeda, demi
masa depan mereka yang baik.
Doa: Tuhan tuntun kami untuk mendidik anak-anak dengan baik dan bijaksana. Amin.
Saling Mengasihi Antar Saudara Yang Berbeda
P |
|
P |
erbedaan
merupakan anugerah Tuhan bagi kita yang mesti disyukuri. Perbedaan bukan untuk di
pertentangkan, namun mesti diterima dan dihargai. Sebab bukan kebetulan Tuhan
menciptakan seluruh ciptaan termasuk manusia dengan berbeda-beda. Ada yang
lebih dan ada yang kurang, ada yang kuat tetapi ada juga yang lemah. Ada yang
kaya dan ada yang miskin. Semua realita tersebut mengajarkan kita sebagai
manusia untuk saling membantu, melengkapi satu dengan yang lain. Dalam relasi
kemanusiaan sering sebagai manusia kita lebih menghargai dan menghormati
seseorang karena penampilannya. Kalau orangnya berpakaian indah dengan
perhiasan yang mahal, kita memberikan tempat khusus dan terhormat kepada
mereka. Sedangkan kepada mereka yang miskin dengan berpakaian yang buruk, kita
menyuruh mereka berdiri atau duduk di lantai. Padahal sebagai orang-orang
beriman yang hidupnya dari anugerah Tuhan Yesus, maka kita tidak boleh bersikap
demikian. Sebab tanpa sadar kita telah menjadi hakim untuk mengukur seseorang
dari penampilannya apakah layak atau tidak layak orangnya. Tidak ada seorangpun
yang punya hak untuk menilai dan menghakimi seseorang, hanya Allah sebagai
pencipta. Kita semua adalah orang-orang yang berdosa dan layak memohon belas
kasihan Tuhan untuk diselamatkan. Jangan kita membeda-beda sesama kita dari
latar belakang hidup mereka. Namun menerima dan menghargai mereka sebagai
sesama ciptaan Allah.
Kasihilah Sesamamu Seperti Dirimu Sendiri
Ajaran
Tuhan Yesus tentang hukum kasih yakni kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri
adalah baik ketika kita dapat melakukannya. Hukum kasih tersebut bukan hanya
disebutkan atau didengarkan semata, namun harus diwujudkan saat kita membangun
relasi dengan sesama. Terkadang dalam kenyataan hukum kasih ini hanya sebagai
penghias ucapan bibir mulut kita saja. Hal tersebut nyata melalui sikap serta
tindakan yang suka memandang muka dalam menilai dan memperlakukan seseorang.
Kalau orangnya punya jabatan, kekuasaan dan kekayaan, maka kita akan berusaha mendekat
dan membangun relasi serta berbaikan dengannya. Namun kalau orang tersebut
tidak mempunyai apa-apa, miskin, berkekurangan, maka pasti kita akan menghindar
dengan berpura-pura tidak mengenal dan tidak peduli dengannya. Oleh karena itu,
penulis surat Yakobus dalam nasehatnya bagi kita sebagai anak-anak Tuhan
mengatakan bahwa kita telah berbuat dosa dan melakukan pelanggaran. Kita mesti
memaknai dengan sungguh-sungguh hukum kasih itu, maka kita akan mengasihi
sesama, sama seperti mengasihi diri kita sendiri. Kita mampu melakukannya,
ketika Roh Kudus berdiam di dalam kita. Mintalah selalu tuntunan Roh Kudus agar
kita dapat mengasihi sesama seperti diri kita sendiri.
Doa: Tuhan mampukan kami untuk mengasihi sesama seperti diri kami sendiri. Amin.
Minggu, 13 Agustus 2023
Hidup Harmonis Sebagai Satu Tubuh Kristus
Tema pelayanan sepanjang minggu ini ialah “hiduplah harmonis dan jauhi perpecahan”. Tema ini menegaskan tentang pentingnya membangun persekutuan dan persatuan hidup dalam keluarga, gereja maupun masyarakat dengan menghindari atau menjauhi hal-hal yang dapat memecah persekutuan atau persatuan. Rasul Paulus pun menasehati jemaat di Korintus melalui informasi dari keluarga Kloe bahwa telah terjadi perselisihan hebat dalam persekutuan jemaat. Ada masing-masing kelompok membanggakan pemimpin spirtitual mereka dengan menyebut golongan Paulus, Apolos, Kefas dan Kristus. Kondisi demikian mengganggu persekutuan jemaat sebagai satu tubuh Kristus. Paulus bertanya apakah dengan kondisi demikian tubuh Kristus harus dipecah-pecahkan?.Karya pelayanan Paulus dan teman-temannya adalah demi kehidupan persekutuan jemaat sebagai satu tubuh Kristus. Jemaat Korintus sangat maju dalam hal-hal pelayanan rohani dan karunia-karunia. Namun apalah arti semuanya itu kalau tidak dipakai untuk membangun jemaat. Ternyata masing-masing kelompok bersaing siapa yang lebih hebat dan anggul. Kalau demikian bukan Kristus yang mereka beritakan tetapi kesombongan diri mereka. Untuk tetap menjaga hidup yang harmonis, maka kita semua harus saling menghargai, menerima, mengasihi dan melengkapi satu dengan yang lain. Serta menjauhkan diri dari sikap kesombongan dan keangkuhan yang dapat menciptakan perpecahan dalam hidup persekutuan.
Doa: Tuntun kami Tuhan untuk mampu hidup harmonis sebagai satu persekutuan.. Amin