Rabu, 01 Juni 2022
1 Petrus 1 : 13 - 16
Menjadi Kudus Dalam Seluruh Hidup
Rasul Petrus dalam kesaksiannya mengajak seluruh
umat percaya untuk hidup Kudus. Ajakan ini penting dimaknai karena kehidupan orang percaya sudah sepenuhnya menjadi milik Allah. Ketika
kita mengaku percaya kepada Yesus, itu berarti kita
mempercayakan hidup dikuasai sepenuhnya oleh Allah yang kudus. Dengan cara
itulah Allah menjadikan kita kudus, karena Allah yang kudus ada di dalam
kita. Jika demikian, ajakan
untuk hidup dalam kekudusan menjadi sesuatu yang mutlak. Kudus berarti berbeda. Orang percaya disebut kudus karena memang berbeda dari yang lain,
yaitu bahwa kita adalah milik Allah yang dipilih-Nya sendiri untuk suatu tugas Ilahi di dunia. Kita
hidup bagi Allah di dunia ini. Hidup
yang dipisahkan dari cara hidup
orang-orang dunia. Supaya hidup kudus,
rasul Petrus mengingatkan agar selalu mempersiapkan
akal budi, waspada dan meletakan pengharapan atas kasih karunia. Membangun kehidupan dalam ketaatan kepada
hukum-hukum Allah, bukan menurut selera atau kemauan diri sendiri. Orang percaya
adalah manusia yang kehidupannya dipenuhi oleh Kristus sehingga dalam seluruh kehidupannya,
setiap tutur kata, pikiran, sikap dan perilaku harus mencerminkan Allah yang
kudus. Memang bukanlah hal
yang mudah dapat bertahan dalam kehidupan yang kudus karena selalu saja ada
godaan yang membuat jatuh. Godaan uang, jabatan, seks, dan sebagainya terkadang
menjadi penghalang untuk mewujudkan kekudusan hidup. Kita diajak oleh firman
Tuhan hari ini, tetaplah menjaga dan mempertahankan
identitas sebagai orang kudus pilihan Allah agar kasih karunia Allah menjadi nyata dalam
kehidupan.
Doa: Ajarilah kami untuk
tetap setia dan hidup kudus sesuai ketetapan-Mu ya Tuhan. Amin.
Kamis,
02 Juni 2022 Yohanes 3 : 19 - 21
Menjauhi Kegelapan dan Hidup di Dalam Terang
Dalam percakapan Yesus dengan Nikodemus,
penulis Injil Yohanes menekankan bagaimana Allah oleh Kasih-Nya telah
mengaruniakan AnakNya yang tunggal untuk membawa terang keselamatan kepada umat
manusia, sehingga kebinasaan itu tidak akan terjadi. Tetapi manusia lebih suka
hidup di dalam kegelapan sehingga walaupun Terang itu telah datang, manusia
tetap hidup di dalam kegelapan sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Dalam menjalani
kehidupan, kita diingatkan agar hidup dalam terang artinya adalah hidup dalam Yesus
Kristus, hidup yang dipenuhi dan dikendalikan oleh Yesus sebab Dialah yang
menjadi cahaya terang itu. Salah satu sikap hidup dalam terang Kristus adalah
hidup dalam kasih dan kebaikan. Mereka yang lebih menyukai kegelapan akan membenci terang
dan itu berarti lebih memilih untuk hidup di dalam dosa. Orang yang hidup dalam
gelap adalah mereka yang mengabaikan Allah, terus berkanjang dalam kejahatan
dan hidup dalam daging. Mereka akan kehilangan kemuliaan Allah bahkan
kehilangan segalanya. Sebaliknya, orang yang hidup sebagai anak-anak Terang, akan
Nampak nyata dari perbuatannya yang menghasilkan buah-buah Roh: kasih sukacita,
damai sejahtera, dan sebagainya. Hidup dalam Terang adalah hidup yang terus
mengasihi Tuhan dan sesama, melayani Tuhan dengan sungguh, rajin beribadah,
tekun berdoa dan terus melakukan kebaikan kepada sesama. Dan upah untuk hidup
dalam Terang adalah sukacita, bahagia, dan sejahtera. Marilah terus hidup dalam
terang Tuhan.
Doa: Ya
Tuhan, mampukanlah kami untuk tetap hidup di dalam terangMu dan menjauhi kegelapan dosa. Amin.
Jumat, 03 Juni 2022 Amsal 8 : 13
Takut Akan Tuhan, Membenci Kejahatan
Kita sering mendengar dan mengatakan
bahwa sebagai orang-orang Kristen harus hidup takut akan Tuhan. Tetapi yang
menjadi pertanyaannya, apa yang dapat membuktikan bahwa kita benar-benar takut
akan Tuhan? Apakah rasa takut akan Tuhan sama seperti rasa ketakutan yang selalu
kita hadapi dalam hidup kita selama ini ketika kita berada dalam situasi
mencekam? Tentu saja berbeda. Bila seseorang mengaku bahwa ia takut
akan Tuhan, maka ia harus menjauhi berbagai perilaku, sikap dan perbuatan yang
tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Sesuatu yang kurang tepat jika mengatakan
bahwa kita adalah orang yang takut akan Tuhan tetapi hidup seenaknya sendiri.
Takut akan Tuhan berarti kita memberikan rasa hormat yang penuh kepada Tuhan,
dengan menjaga sikap, perilaku, perkataan dan perbuatan setiap saat. Menurut pembacaan kita di hari ini, takut akan
Tuhan seharusnya terefleksi dalam tindakan seperti membenci kejahatan,
membenci kesombongan, tidak bertingkah laku jahat, dan tidak melakukan tipu
muslihat. Sebagai orang percaya, kita perlu memperhatikan cara menjalani hidup, termasuk di dalamnya cara
bekerja, respons terhadap orang lain, termasuk ucapan dan pikiran dalam
kehidupan keseharian. Tidakkah kita merasa ada yang aneh ketika “takut akan
Tuhan” hanya dikaitkan dalam aktivitas kerohanian, lalu seolah menghilang dalam
kehidupan keseharian? Seharusnya rasa takut akan
Tuhan menggentarkan hati kita, sekaligus mencegah kita dari melakukan segala
perbuatan yang tak berkenan di hadapan Tuhan. Karena itu,hiduplah takut akan Tuhan dan bencilah kejahatan.
Doa: Ya Allah di dalam Yesus Kristus,
ajarilah kami untuk hidup takut akan Engkau, dengan menjauhi kejahatan. Amin.
Sabtu, 04 Juni 2022 Roma 12 : 9
Jauhi Kejahatan dan Lakukan Hal Baik
Kita tentu pernah mendengar
pepatah “ada udang di balik batu”. Pepatah ini sering membuat kita merasa
skeptis atau ragu-ragu apabila ada orang yang biasanya bersikap tidak baik
terhadap kita, tiba-tiba berbuat suatu kebaikan kepada kita. Mengapa demikian?
Mungkin saja salah satu penyebabnya karena kita pernah merasa disakiti oleh
orang tersebut. Ataukah kita pernah mendengar istilah “fake smile”? senyum yang penuh dengan kepura-puraan apabila kita
bertemu dengan seseorang yang tidak kita sukai tetapi kita berusaha untuk
menunjukan kebaikan. Firman Tuhan di hari ini mengajarkan kita untuk menunjukan
kasih itu dengan sungguh-sungguh dan tidak berpura-pura. Apabila kita
bersungguh-sungguh mengasihi orang lain, maka dengan sendirinya perilaku
menjauhkan diri dari dosa dan kejahatan tidak akan dinampakkan, sebaliknya
kebaikanlah yang akan kita lakukan. Paulus menasehati jemaat di Roma untuk
hidup saling mengasihi satu dengan yang lain tanpa adanya kepura-puraan agar
mereka dapat melakukan hal-hal yang baik satu terhadap yang lain. Dengan hidup saling mengasihi, umat Allah dapat
menjalankan berbagai tugas panggilannya dengan baik dan “menghasilkan buah”
bagi kemuliaan Allah dan kebahagian kehidupannya. Kita mesti menempatkan hal
saling mengasihi sebagai ciri khas kehidupan. Banyak orang yang sering
berkoar-koar berbicara tentang kasih, tetapi melaksanakannya begitu berat,
akibatnya banyak yang kehilangan jati dirinya, dan bahkan sering melakukan
hal-hal yang jahat kepada orang lain. Jadi, nampakkanlah kasih itu dalam perbuatan
yang baik, bukan yang jahat.
Doa: Ya Allah Pengasih, ajarilah kami untuk mengasihi dan menjauhi kejahatan dalam
kehidupn ini. Amin.
Minggu, 05 Juni 2022 Kisah 4 : 23 -
31
Memberitakan Firman Dengan Berani
Masih
ada orang percaya yang menganggap bahwa pemberitaan Firman bukanlah menjadi
tanggung jawabnya. Ada yang berganggapan bahwa pemberitaan Firman itu hanya
menjadi tugas dari para pelayan khusus: pendeta, penatua dan diaken, atau
pengurus-pengurus wadah/organisasi pelayanan. Padahal semua orang yang telah menerima kuasa Roh
Kudus diberi tanggungjawab sebagai saksi-saksi Kristus dalam kehidupan setiap
hari. Sebab itu bertanggungjawab pula dalam tugas pemberitaan Firman. Saat
mewartakan Injil Kristus,
orang percaya akan menghadapi
tantangan, baik yang berasal dari diri sendiri atau dari orang lain. Tetapi jika terus menyerahkan hidup kepada Allah melalui doa, maka seluruh proses
pelayanan dan pemberitaan Firman yang dilakukan akan membuahkan hasil yang baik
sehingga nama Allah dimuliakan. Nas
hari ini memperlihatkan
bahwa
anggota Mahkamah Agama tidak memiliki alasan apa pun untuk menjerat Petrus dan
Yohanes. Keduanya pun dilepaskan dari hukuman. Bagi Petrus dan Yohanes, apa
yang mereka alami tidak lepas dari perlindungan Allah. Sekalipun tantangan dihadapi, tetapi mereka
menghadapinya dengan berani. Karena itu, bersama
murid lainnya mereka bersekutu dan berbagi
cerita, pengalaman, tantangan, dan kesaksian bagaimana Roh Allah menuntun dan
memelihara kehidupan mereka. Mereka
sepakat bersatu hati untuk berdoa bersama kepada Allah meminta agar dikuatkan dan diberikan keberanian
untuk melakukan pelayanan dan pemberitaan Injil. Pengalaman iman ini kiranya
menguatkan iman dan memberanikan kita pula untuk terus kuat berdoa dan
memberitakan Injil karena yakin bahwa Roh Kudus yang bekerja
dalam kehidupan para murid, ada juga dalam kehidupan kita. Kiranya kita tetap
bersemangat untuk bersaksi dan memberitakan
Injil dalam kata pun perbuatan nyata.
Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk terus berani
memberitakan FirmanMu. Amin.
Senin,
06 Juni 2022
Kisah 5 : 12 - 16
Percayalah Pada Kuasa Roh Kudus
Pernahkah
kita melihat secara langsung mujizat yang dilakukan oleh seorang Hamba Tuhan?
Banyak hamba Tuhan yang diurapi, memiliki karunia dari Allah dan di dalam Roh
Kudus mengadakan berbagai mujizat. Ada kesaksian dari seorang anggota jemaat
yang sakit, ketika dibawa ke tenaga medis, penyakitnya tidak dapat terdeteksi
sehingga tidak memungkinkan untuk didiagnosa. Tidak sedikit biaya yang telah
dikeluarkan untuk menempuh perjalanan ke pusat-pusat kesehatan untuk
memeriksakan diri. Hingga pada waktu dimana ia merasa sangat putus asa dan
teringat seorang pendeta di jemaatnya itu. Ia menemui pendeta tersebut untuk
minta didoakan. Pergumulan pun dilakukan selama beberapa bulan, hanya dengan
segelas air yang didoakan, ia berangsur-angsur pulih. Hal ini mungkin akan
dianggap tidak masuk akal bagi sebagian orang, tetapi bagi anggota jemaat itu,
ia sungguh-sungguh merasakan lawatan Tuhan melalui hambaNya yang hadir di
tengah-tengah kehidupannya. Ia percaya Tuhan bekerja melalui hambaNya. Hal yang
sama pun terjadi bagi para rasul ketika mereka melakukan tugas bersaksi tentang
Injil Kristus. Roh Kudus yang dicurahkan Allah memampukan mereka untuk berani
melaksanakan tugas panggilan dan pengutusan termasuk mengadakan banyak mujizat
dan tanda. Oleh pekerjaan Roh Kuduslah, banyak orang menjadi percaya kepada
Allah. Kuasa Roh Kudus tidak hanya berlaku untuk para rasul saat itu, tetapi
juga untuk kita saat ini. Karena itu, sebagai orang percaya kita harus yakin
bahwa kuasa Roh Kudus akan selalu memampukan untuk memberitakan Firman dan
melakukan pelayanan di tengah-tengah dunia ini. Teruslah hidup mengandalkan
kuasa Roh kudus.
Doa: Ya Tuhan, kami yakin kuasa Roh KudusMu memampukan untuk melaksanakan
tugas panggilan pemberitaan Injil. Amin.
Selasa, 07 Juni 2022 Kisah 5 : 26 - 33
Berani Karena Roh Kudus
Seorang
mantan warga bina lapas pada salah satu lembaga pemasyarakatan di Jawa
menceritakan pengalamannya selama berada di dalam penjara. Ia bertemu dengan
seorang tokoh berinisial AB, yang sangat berpengaruh dalam suatu kelompok agama
di Indonesia pada waktu itu. Menurut ceritanya, mereka berdua memiliki
komunikasi yang baik bahkan saling mempengaruhi satu sama lain terkait dengan
keyakinan masing-masing. Percakapan seperti ini tentunya bukanlah hal mudah
jika sang mantan napi tersebut tidak memiliki rasa percaya diri bahkan
keberanian. Nas bacaan hari ini menampilkan sikap keberanian Para Rasul ketika
menghadapi Imam Besar selaku pemimpin Mahkamah Agama. Mereka dengan tegas dan lantang menjawab
bahwa ketaatan seharusnya kepada Allah yang telah membangkitkan Yesus dan bukan
kepada Mahkamah Agama. Perkataan Para Rasul ini sangat menusuk hati Mahkamah
Agama, sehingga mereka pun bermaksud membunuh Rasul-rasul itu. Namun
Rasul-rasul tersebut tidak takut dan terus bersaksi. Keberanian yang dimiliki
ini sangat dipengaruhi juga oleh pengalaman sebelumnya (ay.17-25). Mereka
meyakini campur tangan Tuhan dan peranan Roh Kudus sehingga dengan berani
mereka berkata-kata tentang Yesus yang
telah mereka lihat dan dengar selama ini. Roh Kudus membaharui seluruh peran
mereka sebagai Rasul yang tidak tinggal diam, melainkan terus bergerak secara
dinamis memberitakan tentang Yesus Kristus kepada dunia. Roh Kudus pun mengubah
pengetahuan dan keyakinan mereka yang selama ini hanya sampai pada tahapan inderawi
dan dimiliki sendiri menjadi sebuah pengetahuan dan keyakinan yang harus
diberitakan melalui perkataan dan tindakan. Roh Kudus yang sama itu juga akan
selalu memampukan kita untuk bersaksi dengan berani tentang Tuhan yang kita
imani. Untuk itu, terbuka pada pertolongan Roh Kudus harus menjadi sikap iman
kita.
Doa : Tuntunlah kami dengan Roh Kudus-Mu untuk berani bersaksi
tentang Engkau, ya Kristus Juruselamat dunia. Amin
Rabu, 08 Juni 2022 Kisah
13 : 4 - 12
Roh Kudus Tidak Membutakan
Fanny J.
Crosby, pencipta lagu KJ No.26 “Mampirlah Dengar Doaku”, adalah salah satu orang disabilitas. Ia buta sejak lahirnya dan dibesarkan oleh neneknya.
Namun kebutaan yang ia miliki bukan berarti membuatnya tidak mampu melihat
dunia ini dengan baik, sebaliknya karena didikan sang nenek Fanny menjadi
seorang buta yang menolong orang lain untuk melihat dunia ini secara benar dan
dalam iman yang sungguh kepada Tuhan. Tidak seperti Fanny, seorang tukang sihir
yang bernama Baryesus (nama Yahudi) harus mengalami kebutaan karena
perbuatannya menghalang-halangi pemberitaan yang hendak dilakukan oleh Rasul
Paulus dan Barnabas serta terus berupaya untuk membutakan pikiran dan iman
Gubernur Sergius Paulus. Paulus pun tidak tinggal diam melihat situasi ini. Ia
menatap dengan berani Baryesus dan dengan kepenuhan Roh Kudus menghardiknya :
“Hai anak Iblis…”. Selanjutnya, Paulus mendetailkan seluruh perbuatan jahat
Baryesus di hadapan sang Gubernur. Ia sama sekali tidak takut jika karena
pernyataannya itu akan mendatangkan bahaya bagi dirinya. Ia bahkan menegaskan
perkataannya tersebut disertai dengan tindakan mujizat terhadap Baryesus.
Paulus mengatakan bahwa tangan Tuhan menimpa Baryesus sehingga ia mengalami
kebutaan selama beberapa hari. Apa yang dilakukan oleh Rasul Paulus ini
kemudian mendatangkan pertumbuhan iman percaya Gubernur Sergius. Mata iman sang
gubernur menjadi terbuka sehingga ia tidak lagi hidup dalam kebutaan karena
pengaruh kekuatan kuasa lainnya, melainkan dengan kuasa Roh Kudus. Sama seperti
Paulus, kita juga harus berani bersaksi dan menyatakan apa yang benar. Kita
mungkin merasa ada ancaman saat melakukannya, namun kita harus menghadapinya
dengan iman yang teguh. Sebab Tuhan pasti menyertai kita.
Doa : Tuhan, kiranya Roh Kudus-Mu menolong kami untuk hidup
di jalan-Mu dan menuntun orang lain juga untuk berjalan di jalan-Mu. Amin
Kamis, 09 Juni 2022
Roma 12 : 11
Roh Bernyala Dan Melayani
Dengan Kasih
Sebagian
anak muda menghabiskan waktu malam minggunya dengan balapan liar dan minuman
keras di beberapa ruas jalan pada salah satu kampung. Seorang tokoh pemuda
lainnya yang melihat hal itu, berkata dengan miris kepada saya saat melakukan
kunjungan pastoral : ibu pendeta, tolonglah doakan teman-teman pemuda supaya
mereka berubah dan dapat menggunakan waktu yang mereka miliki dengan baik,
terutama dapat melibatkan diri dalam ibadah-ibadah angkatan muda. Apa yang
dikatakan oleh pemuda ini sama dengan yang dikatakan juga oleh orang tua
lainnya. Sewaktu-waktu mereka melewati jalan yang dipenuhi dengan keributan
akibat ulah para pemuda tak bertanggung jawab dan merasa tidak nyaman dengan
situasi tersebut. Tapi apakah doa menjadi jalan keluar yang baik untuk
menyelesaikan masalah-masalah sosial tersebut? Rasul Paulus ketika mengetahui
adanya ketidaksesuaian perbuatan etik moral Jemaat Roma dengan kebenaran yang
diajarkan kemudian menasihati mereka sebagai upaya untuk membaharui hidup. Ia
tidak bersikap antipati atau sebaliknya masa bodoh dengan situasi yang ada. Penekanannya
terhadap pentingnya kehidupan orang percaya sesuai dengan kebenaran Injil yakni
hidup dalam kasih. Kasih harus menjadi dasar yang menyemangati seseorang untuk
tetap rajin melakukan kebaikan dan melayani Tuhan. Untuk itu, Roh yang ada pada
tiap orang percaya harus dibiarkan bekerja secara luar biasa untuk memampukan
dirinya melakukan kesaksian dan pelayanan. Roh yang padam tentunya akan
mematikan pula peran kasih. Sama seperti ketika hari pentakosta dimana semua
orang dimampukan untuk hidup berbagi dan saling menopang sebagai jemaat
mula-mula saat itu, maka seharusnya juga hidup kita harus terus dipenuhi dengan
Roh-Nya supaya senantiasa menyatakan kasihNya kepada makhluk ciptaanNya yang
lain.
Doa : Biarlah Roh-Mu bernyala-nyala di dalam kami dan terus
memampukan untuk melayani dengan penuh kasih, Amin
Jumat, 10 Juni 2022 Kisah
11 : 27 - 30
Roh Kudus Pertajam Empati
Ingatkah
kita saat saudara-saudara Kariu mengungsi dan mereka membutuhkan pakaian serta
kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya? Semua orang dari berbagai komunitas dan
lembaga segera bergerak bersama mengumpulkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dan
menyalurkannya. Kita yang terlibat melakukan aksi kepedulian tersebut tentunya
hendak menyatakan perhatian dan rasa solidaritas kita yang mendalam dengan
saudara-saudara Kariu. Kesusahan mereka bukanlah suatu keadaan yang harus
ditanggung sendiri. Sebab sebagai orang percaya, pengajaran tentang kasih
menuntut kita untuk peka dan selalu memiliki empati yang dalam dengan sesama
yang menderita. Spirit ini telah lebih dulu diteladankan oleh para murid Tuhan
di Antiokhia kepada kita. Ketika seorang nabi yang bernama Agabus datang dari
Yerusalen dan dengan dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus menyampaikan kabar bahwa
kesusahan akan terjadi di seluruh dunia karena kelaparan, maka dengan sigap
para murid mengatur pengumpulan bantuan untuk beberapa daerah yang mengalami
bencana tersebut dan menyalurkannya. Tindakan para murid ini menunjukkan bahwa
mereka juga telah dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus. Mereka secara bijaksana
memetakan kebutuhan bantuan dari setiap kelompok masyarakat termasuk para
penatua. Roh Kudus sesungguhnya berperan untuk mempertajam kepekaan dan rasa
empati mereka sehingga mereka dapat mengetahui secara baik keadaan yang terjadi
dan mengaturnya. Begitu besarnya peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang
percaya, maka seharusnya kita juga memberi diri untuk senantiasa dituntun oleh
kuasaNya. Kepekaan kita terhadap kesusahan dunia ini harus terjadi dalam
seluruh arahanNya, supaya kita tidak menyatakan kebaikan kita hanya dalam waktu
sesaat atau bersifat momentum saja, melainkan menjadi sebuah upaya yang
sesungguhnya memberdayakan dan menghidupkan di setiap waktu.
Doa : Ajarkanlah kami dengan kuasa Roh KudusMu, ya Tuhan untuk
dapat memberdayakan dan menghidupkan sesama, Amin
Sabtu, 11 Juni 2022 Kisah
14 : 21 - 28
Spirit Melayani Seorang Rasul
Joseph Kam,
seorang Rasul Maluku, demikianlah judul pada sebuah tulisan yang memamparkan
tentang kehidupan Joseph Kam. “Kegigihannya memberitakan injil hingga ke
pelosok-pelosok Indonesia telah membuahkan banyak hasil bagi kerajaan Allah,
dan itulah sebabnya dia diberi gelar ‘Rasul Maluku” oleh gereja-gereja di
Maluku,” demikianlah sepenggal narasi dalam tulisan online tersebut (www.abbaloveministries.org.) Spirit bersaksi dan melayani yang dimiliki oleh
Joseph Kam serupa dengan yang dimiliki oleh Para Rasul di masa lahirnya
jemaat-jemaat Kristen awal setelah keturunan Roh Kudus. Paulus dan Barnabas
dengan gigih dan berani menjangkau wilayah-wilayah yang ada di sekitar Asia
Kecil. Mereka mengajar dan memberitakan injil sambil mengatur pelayanan jemaat
melalui kehadiran seorang pemimpin jemaat yang dianggap layak menurut kehendak
Tuhan. Paulus dan Barnabas memilih dan menentukan penatua-penatua di setiap jemaat
yang mereka datangi dan menyerahkan mereka kepada Tuhan untuk dituntun. Apa
yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas menunjukkan bahwa kuasa Roh Kudus terus
bekerja memampukan para rasul. Selain spirit atau semangat pemberitaan injil
yang luar biasa ada dalam diri mereka, Roh Kudus juga menganugerahkan kemampuan
bagi mereka menatalayani jemaat-jemaat tersebut. Hasilnya, Injil atau
pemberitaan tentang Kristus tidak hanya sampai di telinga mereka yang
mendengar, namun terus hidup bersama dengan jemaat-jemaat itu. Pada zaman ini
dan di setiap ruang pelayanan dimana kita berada, kegigihan dan keberanian
bersaksi dan melayani juga harus menjadi spirit kita sebagai orang percaya.
Sekalipun porsi tanggung jawab yang kita emban berbeda. Mungkin kita adalah
pemimpin, namun juga suatu waktu kita adalah yang dipimpin. Siapapun diri kita
haruslah mempercayakan diri pada pimpinan Roh Kudus.
Doa : Mampukanlah kami dengan kuasa Roh Kudus-Mu untuk
setia bersaksi dan melayani. Amin
Minggu, 12 Juni 2022 Mazmur 104 : 1 -18
Tuhan Mengatur dan Memelihara Ciptaan-Nya
Pola hujan
yang khusus karena dipengaruhi angin laut China Selatan telah menyebabkan curah
hujan intens pada Bulan Juni, Juli dan Agustus untuk wilayah Ambon dan sebagian
pulau-pulau di Maluku serta Papua, demikian berita kompas.com. Kondisi ini
tentunya menuntut kewaspadaan warga terhadap bencana banjir dan tanah longsor
yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Namun apakah hal ini berarti bahwa kita tetap
hidup dalam kekuatiran? Nas bacaan hari ini mengajak kita untuk bersyukur dan
memuji-muji Tuhan Allah sebab Ia adalah Allah yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi. Dalam kemahakuasaan-Nya menciptakan bumi ini,
Ia telah mengatur semua ciptaan pada batasannya supaya tetap terjadi
keteraturan dan keharmonisan. Allah bahkan kemudian memelihara seluruh
ciptaan-Nya yang telah ada itu dengan tanganNya supaya tidak rusak dan punah.
Ia tidak hanya mencintai alam kepunyaan-Nya, namun Ia juga memahami hak-hak
yang ada pada diri alam dan harus dihargai juga olehNya, sekalipun Ia adalah
Pencipta. Karaktereristik relasi yang luar biasa ini tentunya menjadi teladan
kepada kita sebagai mandatarisNya untuk senantiasa menghadirkan wajah Allah
dengan bertanggung jawab menjaga dan merawat alam ini. Ketika setiap musim berganti dan di saat yang
sama berkat-berkat dari alam pun berganti untuk dapat kita dinikmati, maka
haruslah selalu kita ingat untuk mengucap syukur kepada Allah yang Mahakuasa
sambil menahan diri untuk tidak membuang sampah tidak pada tempatnya dan tidak
pada waktu yang telah ditentukan oleh petugas kebersihan. Bersihkanlah
selokan-selokan di sekitar rumah atau juga buatlah parit pembuangan air limbah
secara benar supaya tidak merugikan orang lain dan merusak alam ini. Paling
tidak lakukanlah hal-hal sederhana dan dianggap kecil, namun memberi kehidupan
yang awet dan bertahan lama bagi alam ini sebagai bentuk proklamasi iman kita
kepada Tuhan.
Doa : Ya Tuhan, bijaksanakanlah kami untuk memelihara alam
ciptaan-mu. Amin
Senin, 13
Juni 2022 Yesaya 44 : 1 – 5
“Y |
“Kasih Tuhan
Tetap Sama, Dulu, Sekarang dan Selamanya”
esus,
Tuhan, mulialah nama-Nya. Yesus, Allahku, besar kasih-Nya. Dahulu, sekarang dan
s’lama-lamanya, kasihNya tak pernah berubah...” Inilah sebagian syair lagu “Dia Sanggup” karya Wawan Yap. Melalui lagu
ini, Yap ingin bersaksi bahwa kasih
Allah bagi umat-Nya tetap sama dan tidak berubah oleh waktu maupun keadaan.
Melalui Yesaya, Allah juga mau
mengatakan kepada Israel, bahwa sekalipun Israel sudah banyak melakukan
kesalahan dan dosa, sehingga mereka patut dihukum, namun kasih sayang-Nya
kepada mereka tidak berubah dulu, sekarang dan selamanya. Jika Allah memberi
hukuman, itu bukan karena Allah benci, tetapi justeru itulah bukti cintaNya
yang menghendaki Israel bertobat dan berbalik kepada-Nya. Penyebutan nama Yakub
yang memiliki arti "memegang tumit" dan "penipu" serta
Yesyurun, dari kata yasar, yang berarti "lurus/ benar" mau menegaskan
bahwa Israel gagal memberlakukan kehendak Allah dalam hidup mereka, tetapi
status mereka sebagai umat pilihan-Nya tidak berubah. Allah telah menjadikan
dan membentuk Israel dari kandungan, IA juga akan terus menolong mereka. Selalu
ada berkat yang tercurah bagi mereka. Berkat yang digambarkan dengan curahan
air dan hujan yang memungkinkan rumput
dan pepohonan tumbuh subur sehingga menjadi sumber kehidupan bagi mereka. Bukan
hanya itu tetapi Allah mencurahkan roh-Nya untuk menuntun mereka sehingga
Israel tidak perlu takut. Hasil dari pencurahan Roh Tuhan akan membuat mereka
bertobat dan menyebut diri mereka sebagai “kepunyaan TUHAN”.
Saudaraku, apa yang terjadi atas
umat Israel juga terjadi atas kehidupan kita. Kasih Allah bagi kita tak
berubah, dulu, sekarang dan selamanya. Mari balas kasih-Nya melalui sesama dan
ciptaan lainnya. Sayang sesama, kalesang lingkungan...!!
Doa: Tuhan, tolong
kami untuk membalas kasihMu yang tak pernah berubah dengan sayang sesama dan
kalesang lingkungan. Amin.
Selasa, 14 Juni 2022 Mazmur 148 : 7 – 14
“D |
Memuji Tuhan Bersama Semua
Ciptaan
an gunung-gunungpun
bersorak sorai memuji Dia. Dan pohon-pohonpun bertepuk tangan memuji Dia...”
Ternyata bukan hanya makhluk hidup yang bisa memuji Tuhan. Petikan sebagian
lagu “Datang Ke Hadirat Tuhan” di atas menunjukan bahwa gunung yang adalah
benda matipun dapat memuji Tuhan. Jika benda mati dan pohon, yang sekalipun
makhluk hidup namun tidak berakal, dapat bersorak-sorai dan bertepuk tangan
memuji Tuhan, apalagi manusia yang dikaruniai Tuhan dengan akal budi. Manusia
yang diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan, yang dijadikan Tuhan sebagai
rekan kerja sekaligus mandataris-Nya, harus lebih bisa memuji Tuhan.
Hal ini juga disampaikan oleh
pemazmur 148 (ayat 7 – 14). Bagi pemazmur, Allah adalah pencipta langit, bumi
dan segala isinya, karena itu tidak boleh ada allah lain selain Allah (Yahweh).
Sebagai pencipta, semua ciptaanNya, tanpa kecuali, harus memuji dan memuliakan-Nya.
Pemazmur merincikan apa dan siapa saja yang diajaknya untuk memuji Tuhan.
Pertama, alam semesta, seperti : pepohonan, hewan, gunung, samudera, api, salju, kabut, angin,dsb (7-10).
Kedua, manusia dari berbagai kalangan tanpa kecuali. penguasa
hingga rakyat jelata, laki-laki maupun perempuan, dari bayi hingga tua renta
(11-12). Mengapa Tuhan harus dipuji? Karena nama-Nya yang tinggi luhur dan
keagungan-Nya mengatasi langit dan bumi. Banyak hal baik telah dilakukan-Nya
bagi kita dan alam ini. Dengan setia dijaga dan dipelihara-Nya. Bersama alam
semesta, mari kita memuji Tuhan sebagai tanda syukur atas seluruh karya-Nya
dalam kehidupan. Hutan, tanah, laut yang menyediakan banyak kebutuhan kita. Sesama
yang menjadi teman berbagi dan berceritera. Memuji Tuhan memang tidak terbatas
pada kata, ruang dan waktu, tapi dalam seluruh karya kita di mana dan kapan
saja.
Doa: Tuhan,
bersama semua ciptaan kami memuji-Mu dengan segenap hati sebab Engkau layak menerima pujian.. Amin.
Rabu, 15
Juni
2022
Mazmur 29 : 1 - 11
Badai
dan Fenomena Alam Lainnya adalah Bukti Keagungan Tuhan
F |
enomena alam seperti hujan, badai, kilat, guntur selalu menjadi momok bagi manusia, terutama nelayan, pramugari/a, pilot, mereka yang menggunakan transportasi laut dan udara, yang tinggal di lereng bukit dan bantaran kali/ sungai dan dibawah pohon besar dan rindang. Karena saat terjadi badai, angin bertiup dengan kencang, menyebabkan gelombang besar di laut jika disertai hujan deras maka pohon dapat tumbang, banjir dan tanah longsor. Semua itu menjadi ancaman bagi kehidupan manusia dan ciptaan Tuhan yang lain. Kondisi tak menyenangkan yang diakibatkan oleh badai dan fenomena alam lainnya ini pada akhirnya menjadi hal yang menakutkan bagi manusia dan ciptaan lainnya. Dalam bacaan kita hari ini pemazmur, Daud, melihat badai dan fenomena alam lainnya bukan sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai karya Tuhan yang luar biasa dan patut dikagumi. Menurut Daud inilah cara Tuhan menyatakan diri, kekuasaan dan kebesaran-Nya. Bagi Daud gemuruh itu adalah suara TUHAN. Suara Tuhan itu ada di atas air yang besar, penuh semarak, mematahkan pohon aras libanon, membuat gunung gemetar, gunung menyemburkan api, padang gurun gemetar dan berbagai fenomena alam lainnya (ayat 3-10). Itulah sebabnya Daud mengajak semua penghuni sorga, juga penghuni bumi, untuk menghormati, memberi kemuliaan dan sujud menyembah hanya kepada TUHAN. Daud menutup mazmurnya dengan pengakuan bahwa TUHAN adalah Raja dan memohon berkat kesejahteraan dan kekuatan bagi seluruh umat.
Saudaraku, jika kita mengakui
bahwa Tuhan adalah Raja semesta alam, maka mari tunjukan sikap hormat dan kagum
kita kepadaNya. Badai dan fenomena alam lainnya itulah bukti keagungan Tuhan.
Mari kita jadikan alam sebagai sahabat, jangan mengeksploitasi alam sesuka hati
tapi jaga dan rawatlah dengan baik.
Doa: Tuhan,
ajar kami untuk
mengagumi dan memuliakan keagunganMu dalam semua fenomena alam yang
terjadi, Amin.!
Kamis, 16 Juni 2022 Yeremia 32 : 17 – 18
Saat
Ada Masalah, Jangan Bimbang dan Sedih! Berdoalah!
J |
ika kita
berdoa, biasanya kita menyapa Tuhan dengan: “Ya Tuhan”, “Sio Tuhan” atau
“Tuhan” saja. Namun dalam bacaan kita Yeremia memulai doanya dengan kata “Ah”.
Ini menunjukkan bahwa ada kebingungan, kebimbangan dan kesedihan di hati
Yeremia. Ya, Yeremia sedang bingung, bimbang serta sedih karena ia disuruh
menebus tanah milik saudaranya di
Anatot, sementara Israel sedang dikepung oleh musuh (ay.1-16). Dalam
kebingungan, kebimbangan dan kesedihan, Yeremia berdoa kepada Tuhan. Dalam
doanya Yeremia mengagungkan kuasa dan kekuatan Tuhan sebagai Pencipta langit
dan bumi. Kemahakuasaan dan kekuatan Tuhan itu yang membuatnya yakin bahwa di
hadapan Tuhan tiada yang mustahil. Tuhan akan menunjukkan kasih setia-Nya
kepada umat-Nya. Tangan-Nya terentang
siap menunggu mereka yang mau datang kepada-Nya, karena Dia adalah Allah yang
besar dan perkasa. Nama-Nya adalah Tuhan semesta alam.
Jika saat ini saudara sedang diperhadapkan dengan
persoalan yang membuat bingung, bimbang
dan sedih. Ada persoalan keluarga (hubungan yang tidak harmonis antara
suami–isteri, orang tua–anak, mertua–menantu, adik–kakak, ipar–konyadu); persoalan
hukum, keuangan, pekerjaan, pendidikan, hubungan dengan sesama (rekan kerja,
tetangga, rekan pelayan) dan masalah-masalah lainnya. Mari belajar dari Yeremia
yang menghadapinya dengan datang kepada Tuhan melalui doa dan permohonan dengan
hati yang tulus. Jangan pernah ragukan kuasa Tuhan karena Dialah yang
Menciptakan kita. Tangan-Nya selalu terbuka untuk menerima semua yang datang. Tiada
yang mustahil bagi Tuhan!. Karena itu seberat dan sebanyak apapun persoalan
yang dihadapi, saat kita berserah kepada-Nya, Dia pasti sanggup menolong.
|
Doa: Tuhan,
kuatkanlah kami agar
tidak bimbang dan sedih ketika menghadapi masalah tetapi menyerahkannya kepadaMu
dalam doa.
Amin.!
Jumat, 17
Juni 2022
Mazmur 136 : 1 – 9
Bahwasanya Untuk Selama-lamanya Kasih Setia-Nya
P |
ada hari Selasa, 4 Mei 2022, saya memimpin kebaktian
Laki-Laki di Jemaat B. Materinya
adalah PA. Saat menjawab pertanyaan PA “Ceritakanlah
satu kisah sukses dalam hidup saudara yang menunjukkan bahwa kesuksesan
tersebut karena hikmat Allah dan Sebutkanlah satu pesan teks Alkitab hari ini
guna menguatkan daya tahan ekonomi keluarga!” Bapak Benny (bukan nama
sebenarnya) bilang begini :
“Ibu pandita deng basudara laki-laki, kalo bilang kisah sukses, beta
pikir itu relatif. Beta ni seng pung karja tetap. Mar beta, maitua deng anana
tetap bisa makang tiga kali sahari, katong ada ruma par tinggal, katong bisa
bayar aer deng listrik sabang bulang la apa yang katong parlu par katong pung
hidop salalu ada. La yang labe panting
lai, katong seng parna pancuri.
Katong memang seng labe macang orang mar katong jua seng kurang. Itu beta pung kisa sukses. La kalo mo kasi
ayat Alkitab, seng ada ayat yang beta pili tagal par beta samua ayat dalang
Alkitab panting. Beta mo bilang lai kalo samua yang beta deng beta pung maitua, anana rasa ni tagal Tuhan pung bae
par katong. Katong angka syukur deng minta danke par Tuhan tagal bisa lia deng
rasa Antua pung sayang par katong sabang hari.”
Pengalaman
Benny tidak jauh berbeda dengan bangsa Israel. Mereka mengingat kasih Tuhan dan
mengekspresikannya dalam ucapan syukur dan pujian: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (ay. 1-26). Khusus
bacaan kita (ay.1-9) memuat ajakan untuk bersyukur dan memuji Tuhan Sang
Pencipta. Kesetiaan-Nya nampak di sepanjang jalan kehidupan umat Israel,
melewati berbagai suka dan duka. Saudaraku, kita masing-masing pasti punya
pengalaman tersendiri tentang bagaimana kasih setia Tuhan nyata dalam kehidupan.
Seperti Benny dan umat Israel, mari kita ekspresikan itu dalam nada-nada syukur
dan puji-pujian kepada Tuhan di setiap waktu. Namun bukan hanya dengan
kata-kata pujian
yang manis melainkan juga dengan perbuatan dan karya yang manis demi kemuliaan
nama-Nya.
Doa: Tuhan, kami mau beryukur dan memujiMu, karena Engkau
baik. Amin.!
Sabtu, 18 Juni 2022 Yesaya 40
: 21 - 22
Tuhan Penguasa
Alam Semesta Menolong Orang-Orang Tertindas
Bila kita pernah berkunjung
di lokasi wisata pegunungan yang terletak di Siwang, yakni: ujung huk,
paradise, puncak elshadai dll. Kita pasti menikmati keindahan alam yang luar
biasa menakjubkan seperti: pemandangan
pepohonan yang hijau, udara yang sejuk dan segar. Sejauh mata memandang ada
panorama teluk Ambon yang indah sehingga semua orang yang
berada di lokasi tersebut senantiasa melepaskan rasa kagum dan pujian kepada
Tuhan Sang Pencipta. Tuhan dengan kasih dan kuasa-Nya telah menciptakan alam semesta
begitu luar biasa sehingga kita
dapat hidup dengan baik (banding Kejadian 1:31). Selain itu, alam juga diciptakan
Tuhan sebagai media atau tempat setiap makhluk untuk hidup, mengembangkan
diri dan melakukan aktivitasnya sehari-hari, sehingga alam menampakkan
kehadiran dan keagungan
Tuhan. Melalui alam, kita bisa merasakan kehadiran dan penyertaan Tuhan yang
begitu nyata. Hal ini dijelaskan dalam nas bacaan hari ini, nabi Yesaya mengingatkan
bangsa Israel bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah yang
akan menuntun dan menyelamatkan bangsa Israel dari tanah perbudakan di
Babilonia dan membawa mereka pulang ke Yerusalem. Karena itu, bangsa Israel
harus memilih percaya dan berpengharapan hanya kepada Allah nenek moyang mereka bukan kepada
allah-allah bangsa lain. Percaya kepada allah-allah lain akan membawa
kekecewaan dan kesia-siaan (ayat 17). Sedangkan percaya kepada Tuhan akan
memperoleh pertolongan (ayat 28-31). Dari sini kita belajar bahwa Allah yang menciptakan alam semesta adalah Allah
yang berkuasa atas hidup manusia.
Karena itu, apapun keadaan hidup kita percayalah kepada Tuhan Pencipta dan
Penolong, bukan kepada allah atau
berhala dunia karena semuanya sia-sia. Ingatlah kata Pemazmur, …”dari manakah akan datang
pertolonganku? Pertolonganku ialah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi “
(Mazmur 121: 1-2)
Doa: Tuhan, jagalah hati kami agar tetap percaya kepada-Mu, amin
Minggu, 19 Juni 2022 Imamat 25
: 23 - 28
Tanah Merupakan Pemberian Tuhan, Gunakan Sesuai
kehendak-Nya
Fakta saat ini, tanah bukan
saja menjadi tempat manusia hidup, lahan yang dapat dikelola demi pemenuhan
kebutuhan hidup dan sumber kesejahteraan, tapi juga menjadi sumber sengketa
yang menghancurkan hubungan keluarga, saudara, tetangga, marga, kelompok dan
sebagainya. Hal ini adalah akibat dari praktek jual-beli tanah dan perebutan tanah. Masalah
perebutan tanah dihadapi oleh umat Israel sampai saat ini (misalnya:
Israel-Palestina). Padahal jika kita mau jujur, tanah bukan miliki siapa-siapa
tapi tanah adalah milik Allah. Hal ini dijelaskan dalam perikop bacaan kita
tadi, ayat 23 yang menyebutkan “ Akulah pemilik tanah itu”. Allah menyatakan
diri-Nya sebagai Pemilik tanah sedangkan manusia dipercayakan untuk berdiam dan
mengelola tanah bagi kehidupannya. Sejak di Kanaan, dilakukan pembagian tanah
kepada suku di Israel dan sesuai jumlah keluarga secara adil (Bilangan
26:52-56; Yosua 13-21). Pembagian tanah bertujuan agar setiap keluarga didalam
suku mendapatkan tanah untuk didiami. Tanah tersebut juga dapat dikelola demi
pemenuhan kebutuhan hidup. Itulah sebabnya, tanah tidak boleh dijual mutlak
(untuk selama-lamanya). Ada kesempatan dan peluang untuk memperolehnya kembali.
Aturan ini menghindari praktek orang-orang kaya sebagai pemilik modal yang bisa
mengambil tanah orang kecil yang tidak berdaya dan tidak mampu melunasi hutang.
Ayat 25-28, “ Jika seseorang jatuh miskin dan menjual warisannya kepada orang
lain, maka saudara terdekatnya dapat menebus tanah tersebut dan dikembalikan
kepada pemiliknya. Jika seorang miskin tidak dapat menebus tanah miliknya, maka
ia harus menunggu sampai tahun Yobel (tahun pembebasan). Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa Tuhan Pemilik tanah, bukan
manusia. Karena itu, tanah harus dimanfaatkan dengan baik demi pemenuhan
kebutuhan hidup. Hindari jual beli-tanah dan perebutan tanah yang mengakibatkan
perselisihan bahkan pembunuhan.
Doa: Tuhan, kami bersyukur atas
anugerah-Mu dalam hidup ini.
Amin.
Senin, 20 Juni
2022
Yeheskiel 34 : 26 - 27
Tuhan Sumber Berkat Kehidupan
Tema utama kitab Yeheskiel
pasal 34, yakni “Janji pemulihan atas Israel”. Bagian terakhir ini menandai
suatu peralihan dari berita nabi Yeheskiel tentang penghakiman ke pemulihan
atas Israel. Setelah Yerusalem jatuh, Yeheskiel bernubuat tentang pemulihan di
masa depan, ketika Tuhan akan menjadi gembala yang
sejati bagi umat-Nya dan memberi mereka “hati yang baru” dan “roh yang baru.
Yeheskiel menyebutkan bahwa bangsa Israel gagal untuk hidup sesuai dengan
kehendak Allah karena kegagalan para gembala (penguasa, pemimpin umat) yang
memimpin sebagai wakil Tuhan. Maka Tuhan
sendiri yang akan memimpin bangsa Israel dan mengangkat para pemimpin sesuai
kehendakNya (ayat 24). Kepemimpinan Tuhan ini
membawa damai sejahtera dan berkat kehidupan. Nabi menyebutkan tentang binatang buas yang menjadi ancaman terhadap
hasil panen akan dibinasakan sehingga mereka mendapatkan panen yang
berlimpah-limpah. Tuhan juga akan menurunkan hujan berkat yang memberikan kehidupan bagi bangsa
Israel (ay.26). Mereka akan mempunyai
cukup makanan, merasa aman dan terlindung dari para musuh.
Mereka akan dibebaskan dari perbudakan dan tidak lagi akan
menanggung malu (ay.27). Berkat-berkat tersebut
akan menjadi tanda pemulihan hubungan Allah dengan
bangsa Israel. Bangsa itu akan mengetahui bahwa Tuhan Allah menyertai mereka dan bahwa mereka adalah umat-Nya (ay.30). Kita menyadari bahwa berkat Tuhan pun senantiasa diberikan Tuhan dengan berlimpah-limpah. Udara yang masih dihirup setiap hari, hujan yang menghidupkan tanam-tanaman yang dapat dimakan,
air untuk memenuhi kebutuhan hidup, sinar matahari bagi kesehatan dan
keberlangsungan hidup, dan
sebagainya. Semua
berkat itu haruslah kita
terima dengan pengucapan syukur lalu bertekad untuk memanfaatkan segala berkat itu dengan baik sebagai
respons kita atas kasih dan kebaikan Tuhan Sumber berkat kehidupan.
Doa: Tuhan, Engkaulah Sumber Berkat Kehidupan Kami, Amin.
Selasa, 21
Juni 2022
Ulangan 19
: 14
Menghargai
Hak Milik Orang Lain
Salah seorang bapak (inisial
I) sangat marah karena patok batas tanahnya sudah dipindahkan oleh tetangga
sebelah rumah tanpa sepengetahuannya. Padahal bapak tersebut sudah memiliki
sertifikat tanah secara resmi oleh
kantor pertanahan. Ini merupakan salah satu kasus dari sekian banyak kasus tanah yang terjadi. Maraknya kasus penyerobotan tanah, penggeseran batas tanah secara licik dan tidak benar, pemalsuan sertifikat tanah dengan maksud agar memiliki tanah yang lebih luas maupun keinginan untuk memiliki tanah milik orang lain secara tidak sah, memperlihatkan bahwa tanah memiliki peran yang sangat
penting dan memiliki nilai investasi
(harga jual) yang tinggi bagi manusia. Itulah sebabnya timbul banyak masalah. Hal ini bukan saja
baru terjadi sekarang melainkan sudah terjadi
sejak masa lampau. Dalam nas hari ini
kita melihat bahwa topik mengenai tanah dituliskan secara khusus, “janganlah menggeser
batas tanah sesamamu…” ini sebuah peringatan penting. Peringatan yang diberikan untuk tidak menggeser batas tanah milik seseorang dalam arti mengambil milik orang lain. Apa yang
Tuhan berikan kepada manusia tentu harus dijaga. Karena itu yang sudah diberikan untuk menjadi hak seseorang sebagai warisan yang ditetapkan menjadi
milik pusaka, janganlah diganggu atau
diambil. Menggeser
batas tanah orang lain secara hukum Israel dikenakan sanksi yang berat, yakni kutukan kepada orang-orang
yang menggeser batas tanah (Ul. 27:17). Karena itu kepada kita diingatkan pula, jangan menggeser batas tanah milik sesama. Entah dengan memindahkan tanda, pohon
pembatas, pagar atau patok tanah tanpa persetujuan atau sepengetahuan kedua
pihak atau merebut tanah orang lain secara tidak benar. Itu perbuatan yang tidak terpuji dan melanggar hukum. Jauhkanlah diri dari
sifat keserakahan. Hargailah hak milik orang lain dan jangan mengambilnya.
Doa: Tolonglah kami agar dapat menghargai hak milik orang lain ya Tuhan, Amin.
Rabu, 22 Juni
2022 Amsal 15 : 25
Tuhan Menentang Kesombongan dan Melindungi Hak Orang
Lemah
Tayangan berita TV One beberapa waktu lalu memuat berita tentang “kisah pilu seorang janda 66 tahun yang hidup sebatang kara”. Ia menjalani hidup dalam kekurangan (miskin) di rumahnya yang sangat kecil dan tak layak untuk dihuni. Biaya hidupnya berasal dari hasil menjual rumput. Kadang ada tetangga yang berbelas kasih memberikan makanan. Nenek ini senantiasa bersyukur dan menjalani hidup dengan sabar. Namun, yang membuat hatinya terluka adalah tanah dan rumah yang ia tinggali dijual oleh keluarga suaminya dengan nilai yang sangat tinggi, setelah mereka mendapatkan surat hibah dengan cap jempol palsu. Akhirnya polisi memproses kasus tersebut dan menjebloskan pelaku ke dalam penjara lalu tanah tersebut dikembalikan kepada si janda. Ini merupakan salah satu kasus dari sekian kasus yang dialami oleh orang-orang lemah (janda). Dimana hak milik mereka (tanah) diambil dengan cara yang licik dan tidak benar. Melalui Amsal 15: 25, Salomo menasehati orang tua dan anak-anak muda pada saat itu agar mereka menjauhkan diri dari sifat congkak (sombong/angkuh), karena kesombongan menimbulkan perbuatan jahat terhadap sesama. Dikatakan bahwa Tuhan menentang orang sombong, “rumah orang congkak di rombak Tuhan”. Kehidupan orang sombong tidak akan bahagia dan aman. Sedangkan hak hidup orang lemah (tanah milik janda) akan dilindungi oleh Tuhan sebagai Sang Pemberi berkat. Firman ini bermakna bagi kita, yaitulah jangan mengambil hak hidup orang lemah (orang miskin, janda, yatim piatu) dengan cara yang tidak benar karena Tuhan menjadi Pembela bagi mereka (Amsal 22: 22-23). Hiduplah dalam kerendahan hati, tidak sombong. Peduli dan menolong orang yang lemah dan susah. Kesombongan dan tinggi hati pada waktunya akan membawa hidup kita menuju kejatuhan dan kehancuran. Marilah kita melindungi hak orang lemah.
Doa: Bapa,
jauhkan kami dari sifat kesombongan diri dan ketidakpedulian terhadap sesama
yang miskin dan lemah,
Amin.
Kamis, 23 Juni 2022 Mazmur 65
: 10 - 14
Engkau
mengindahkan Tanah Itu
Secara keseluruhan Mazmur pasal 65 terbagi atas 3 bagian, yakni pertama, puji-pujian kepada Allah yang mendengar Doa
(ay.1-5), kedua, pemazmur memuji Allah karena perbuatan-Nya
yang Dahsyat (ay. 6-9). Ketiga, Allah
memberkati tanah dan mengaruniakan kelimpahan di ladang dan padang (ay.10-14).
Fokus bacaan kita hari ini sebagaimana digambarkan di ay. 10-14 bahwa
Allah memperhatikan dan memberkati tanah. Ia mengindahkannya, seperti
diindahkannya manusia. Mazmur 8:5 mengatakan:” apakah anak manusia, sehingga
Engkau mengindahkannya?”, “membanjirinya dengan berkat, mengaruniakan “kelimpahan
dan kekayaan”. Begitu besar berkat-Nya, sehingga Allah dipuji. Batang air,
sudah penuh air dan mengairi, melalui hujan gandum dan tanaman lainnya tumbuh.
Bukit dan padang yang tandus di musim kemarau,
menghijau kembali ketika hujan turun. Kambing-domba yang berkembang biak karena tersedia rumput yang melimpah. Semua ungkapan ini mengingatkan kita, betapa besarnya berkat Tuhan
dilimpahkan bagi manusia. Sebagai orang percaya, kita harus mengakui bahwa berkat
bukan hanya sekedar hal-hal fisik dan materi semata. Berkat Allah harus
dipahami sebagai anugerah kehidupan yang didalamnya kita bernaung dan bergumul.
Salah satu berkat kehidupan yang melimpah ialah kesempatan untuk berkarya dalam
juang dan gumul kita. Ladang dan ternak adalah metafor kebahagiaan, kesuksesan,
sukacita yang kita alami bersama dan di dalam Tuhan. Karena itu, tetaplah
bersyukur untuk setiap berkat yang kita terima dalam hidup dan
manfaatkanlah itu dengan baik demi keberlanjutan kehidupan.
Doa: Kami Bersyukur Ya Allah untuk setiap Anugerah dan berkat-Mu. Amin.
Jumat,
24 Juni 2022 Mazmur
67 : 1 - 8
Kekayaan Kehidupan
“Betapa kita tidak bersyukur, bertanah air kaya dan subur. Lautnya luas,
gunungnya megah, menghijau padang, bukit dan lembah”.....
Ini
adalah penggalan lirik dari Nyanyian Kj. No. 337. Nyanyian ini menceritakan
bahwa terkadang kita tidak bersyukur atas tanah Pemberian Tuhan Allah. Padahal
tanah yang kita diami ini kaya dan penuh potensi kehidupan. Karena itu, kita
harus mengelola dan merawatnya dengan baik. Kecenderungan untuk membiarkan tanah-tanah
tidak digarap dan dimanfaatkan untuk kepentingan kehidupan harus kita sadari.
Ayat ke 7 dari bacaan ini memberikan penegasan bahwa sesungguhnya tanah
pemberian Allah akan memberikan hasilnya jika dikelola dengan baik, sebab itu
merupakan wujud dari Allah mengasihi umat-Nya. Pemazmur menyuguhkan kabar
sukacita itu kepada kita bahwa kemahakuasaan Allah yang memberkati tanah dengan
limpahnya untuk didiami adalah sumber kekayaan kehidupan. Sebab itu, berilah
kesempatan bagi alam ciptaan Tuhan ini menjadi ruang untuk kita menikmati
kehidupan dengan tetap mensyukurinya, merawat, melestarikan
dan mengelolanya
dengan sebaik-baiknya. Kelestarian
alam dan lingkungan adalah tanggungjawab kita. Kekayaan dan keindahan yang
dimiliki bumi pertiwi ini sudah selayaknya kita rawat untuk keberlangsungan
hidup anak cucu kita di masa yang akan datang. Sebab, kita yakin jika kita
menjaga alam, maka alam juga akan senantiasa bersahabat dengan kita. Niscaya
dengan begitu, kita dapat dijauhkan dari berbagai bencana. Mari tunjukkan bahwa
kita adalah pribadi yang mampu menjaga serta memelihara lingkungan sebagai
wujud rasa terima kasih atas pemberian Tuhan.
Doa: Ajari kami mensyukuri berkat-Mu Tuhan dengan tetap merawat dan melestarikan Alam Ciptaan-Mu.
Amin.
Sabtu,
25 Juni 2022
Ibrani 11 : 8 - 10
Di Tanah
Asing pun Tuhan Memberikan Kehidupan
Penulis Kitab Ibrani
menekankan bahwa ketaatan iman adalah wujud dari
seorang pengikut Kristus. Dalam pasal 11 : 1 dikatakan bahwa iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat.
Tidak melihat namun
percaya adalah esensi beriman kepada Yesus Kristus. Oleh sebab itu, penulis surat
Ibrani meminta orang-orang percaya untuk memperhatikan anugerah iman dan hidup
beriman sebagai penawar terbaik untuk melawan hal-hal yang bertentangan dengan
kehendak Tuhan. Ia mencontohkan beberapa tokoh perjanjian lama yang beriman dan
memegang janji Allah tanpa melihat dan kepada mereka dikaruniakan kehidupan dan
kesejahteraan. Salah satunya adalah Abraham. Karena ketaatan dan Iman yang
sungguh kepada Allah, Abraham diberkati dengan berkat yang melimpah seperti
tempat tinggal dan keturunan (ay.11). Abraham percaya tanah yang disediakan Allah
kepadanya akan memberi berkat dan menjamin kehidupannya, sekalipun di tanah
asing. Berkaca dari pengalaman Abraham, kita diingatkan untuk berpegang pada
janji Allah sambil tetap beriman dengan sungguh kepada-Nya, bahwa berkat kehidupan telah disediakan bagi
setiap orang yang menaruh pengharapan hanya kepada-Nya sekalipun ia ada di
tanah asing atau tanah orang. Sebab berkat Tuhan melalui tanah dimana manusia
diam dan mau berupaya untuk mengusahakan demi kesejehteraannya, itulah yang
akan membuat hidupnya diberkati. Di tanah asing pun Tuhan menjamin dan
memberikan berkat kehidupan.
Minggu, 26 Juni 2022 Kejadian 2 : 8 - 25
Memelihara dan Mengusahakan Alam
Kisah penciptaan manusia menjadi kisah yang luar biasa
sebagai karya mulia Allah. Allah menghendaki manusia ciptaan-Nya menjadi serupa
dan segambar dengan-Nya (Imago Dei)
agar dapat memelihara dan menjaga ciptaan yang lain. Oleh sebab itu, bacaan
kita hari mengisahkan tentang keberadaan manusia pertama di tengah-tengah taman Eden,
taman kesukaan yang diciptakan Allah agar manusia dapat hidup dan menikmati
kehidupannya. Allah menghendaki setiap yang ada di dalam taman itu dinikmati
oleh manusia sebagai bagian dari Kasih-Nya, namun ada satu pohon yang tidak
boleh dinikmati buahnya. Larangan ini menjadi batasan agar manusia dapat
belajar menaati Allah. Melewati batasan ini menyebabkan relasi manusia dengan
Allah menjadi terganggu. Dari kisah ini, kita melihat bahwa ada relasi yang
dibangun oleh manusia dengan Allah dan ciptaan lainnya. Relasi ini dikendaki
Allah tetap terjaga dan harmonis. Sebagai Imago Dei, kita diingatkan agar tetap
menjaga dan merawat alam pemberian-Nya. Cara sederhana untuk menjaga alam ini
ialah dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak menjadikan pekarangan
rumah orang lain sebagai tempat buang sampah, tidak memutar jalan air sehingga
terjadi pengikisan tanah yang menyebabkan longsor, tidak menebang hutan secara
liar, dan berbagai tindakan lainnya.
Ingatlah, kisah taman Eden menegaskan bahwa dalam tanggungjawab
mengusahakan dan memelihara alam ciptaan bukanlah perihal individu saja,
melainkan tugas bersama. Jadi mulailah dari diri sendiri, keluarga, gereja dan
masyarakat.
Senin, 27 Juni 2022 Pengkhotbah 2 : 4 - 6
Bekerja Keras, Tekun dan Ulet
Bekerja telah menjadi kewajiban kita semua. Karena itu
perilaku kerja keras, tekun dan ulet sangat dianjurkan menjadi perilaku manusia
ketika bekerja. Akan tetapi perilaku
tersebut bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal tersebut disebabkan antara lain sifat kemalasan. Oleh karena itu dibutuhkan niat yang tulus dan pembiasaan diri agar perilaku itu sedikit
demi sedikit akan tumbuh dan menjadi kebiasaan. Dalam nas bacaan hari ini pengkhotbah menyampaikan
bagaimana ia selalu berupaya membangun sikap kerja keras dengan tidak
membiarkan tangannya tetap diam. Selalu saja ada sesuatu yang dilakukannya
dengan tekun dan ulet. Membangun rumah dan mengusahakan kebun-kebun dan
sebagainya. Semua yang dikerjakan dengan penuh kerja keras, ketekunan dan
keuletan, pasti membuahkan hasil yang memadai. Hasil kerja keras itu membuat
kehidupannya terjamin. Apa yang menjadi kebiasaan pengkhotbah, menjadi
pembelajaran juga bagi kita. Jika kita sungguh-sungguh bekerja keras dengan
tekun dan ulet, Tuhan akan memberkati. Bukan seolah-olah terlihat seperti kita
berambisi, tetapi kita mau mengerjakan pekerjaan yang menjadi kewajiban itu
dengan baik. Karena itu, tetaplah kerjakan pekerjaan kita dengan penuh
tanggungjawab. Jangan mudah berputus asa dan menyerah dalam bekerja. Yakinlah
bahwa buah dari kerja keras, ketekunan dan keuletan adalah berkat sukacita.
Itulah yang disediakan Tuhan bagi setiap orang yang mencari dan mendapatkan
berkatnya dengan cara jujur, bekerja keras, tekun dan ulet.
Doa: Tuhan,berilah semangat untuk
kami bekerja keras, tekun dan ulet. Amin.
Selasa, 28 Juni 2022 Amsal
24 : 27 - 34
Bertanggungjawablah!
Alam merupakan ciptaan Allah yang tidak dapat dilepaspisahkan dari kehidupan manusia.
Tangungjawab untuk mengelola alam telah diberikan Allah kepada manusia sejak
awal penciptaan (bnd. Kej 2:15). Tanggungjawab ini diberikan oleh Allah agar
manusia dapat memanfaatkan, menikmati dan melanjutkan hidup dari apa yang
dikelolanya. Sejalan dengan itu, maka Amsal dalam bacaan kita mau menekankan
tentang pentingnya bekerja keras. Aku melalui ladang seorang pemalas…..tanahnya
tertutup dengan jeruju dan temboknya sudah roboh (ay. 30 dan 31), menggambarkan
suatu keadaan yang disebabkan karena perilaku malas dan tidak bertanggungjawabnya
manusia terkait mandat yang diberikan Allah. Kemalasan dan tidak
bertanggungjawabnya manusia itulah yang mengakibatkan terjadinya kekurangan
bahkan kemiskinan. Seperti yang dilukiskan oleh Amsal, demikian juga dapat dijumpai
dalam kehidupan kita. Sebab banyak diantara kita yang kurang menunjukan
kepeduliannya kepada alam, sehingga mengabaikan kepercayaan yang diberikan oleh
Allah. Padahal, justru dari alamlah setiap kebutuhan manusia dapat terpenuhi.
Bacaan hari ini mengajarkan kita supaya menghindari sikap malas dan sikap yang
tidak berakalbudi, sebaliknya terus memanfaatkan alam pemberian Allah dengan
sebaik-baiknya. Sebab dengan demikian dapat meningkatkan kualitas hidup sebagai
orang percaya yang sekaligus menunjukan ketaatan kepada Allah. Percayalah bahwa
segala sesuatu yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh tidak memberikan
kekecewaan melainkan akan berbuah manis. Karena itu, dengan bekerja keras, maka kita telah berupaya melaksanakan tanggungjawab
yang diberikan oleh Allah yakni mengusahakan dan memelihara alam ciptaan-Nya.
Doa: Ajarilah kami Tuhan agar tetap bertanggungjawab mengusahakan dan
memelihara alam ciptaan-Mu. Amin.
Rabu, 29 Juni 2022 Yesaya 28 : 23 - 29
Sesuai Petunjuk Allah
Sebagaimana pentingnya hasil alam bagi
kehidupan manusia, maka penting juga memiliki pengetahuan tentang cara
pengelolaan sumber alam tersebut. Oleh sebab itu tidak heran Yesaya
menyampaikan nubuatannya tentang kebijaksanaan Allah terhadap Yehuda, dengan metafora
di bidang pertanian. Berbicara mengenail pertanian tidak hanya terkait soal
cara pengelolaan lahan, waktu menabur dan menuai tetapi juga proses mengelola
hasil panen. Setiap harikah orang membajak…..bukankah setelah meratakan
tanahnya….. (ay. 24 dan 25), memperlihatkan pentingnya tahapan pekerjaan yang
harus dilakukan oleh seorang petani.
Sebelum menabur benih ia harus memastikan bahwa lahan yang akan
diolahnya benar-benar layak dipergunakan dengan cara membajak, mencangkul
kemudian menyisir lahannya. Tahapan-tahapan ini memperlihatkan peranan seorang
petani yang cukup memiliki pengetahuan tentang pengelolaan tanah. Pengetahuan
dimaksud tidak bersumber dari dirinya sendiri melainkan sesungguhnya berasal
dari Allah (ay. 26). Bacaan hari ini mengajarkan kita tentang tanggungjawab
menjalankan peran untuk mengelola alam ciptaan Allah. Dengan tidak seenaknya
mengikuti pengetahuan pada diri sendiri tetapi berdasarkan petunjuk atau hikmat
dari Allah. Sebab kita seringkali cenderung melakukan sesuatu hanya berpusat
pada apa yang kita pikirkan dan dianggab benar oleh diri sendiri. Padahal, justru hikmat yang berasal dari
Allah mampu mengatur segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita. Sertakan
Tuhan dalam menjalani hari-hari hidup kita sambil terus meminta petunjuk
dari-Nya. Yakinlah bahwa hikmat dan
kebijaksanaan Allah akan mengantarkan kita ke kehidupan yang lebih baik.
Doa: Tuhan Yesus, tolonglah kami agar
tidak mengandalkan diri sendiri tetapi selalu meminta petunjuk dari pada-Mu.
Amin.
Kamis, 30 Juni 2022 Ulangan
20 : 19 - 20
Jagalah dan Jangan Merusak Alam
Segala sesuatu yang diciptakan Allah
memiliki manfaat masing-masing termasuk alam sekitar kita. Salah satu manfaat
yang dihasilkan dari alam dalam hal ini tumbuh-tumbuhan yakni menjadi makanan
bagi manusia (bnd. Kej 1:29). Oleh sebab itu perlu ditingkatkan kesadaran untuk
terus menjaga, memelihara dan tidak merusakannya. Hal seperti ini juga yang
disampaikan oleh Musa kepada bangsa Israel sebagai peraturan ketika melakukan
pengepungan suatu kota untuk direbut. Meskipun ada dalam kondisi konflik
melawan bangsa lain (peperangan), akan tetapi mereka diwajibkan untuk tidak
melakukan tindakan pengrusakan atau penghancuran terhadap sumber-sumber alam.
Bahkan terlihat jelas bahwa tindakan penebangan pun dibolehkan dengan syarat
dan tujuan tertentu (ay. 20). Artinya bahwa pemeliharaan terhadap sumber-sumber
alam harus terus dilestarikan karena sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Akan tetapi pada kenyataan masa kini didapati bahwa kesadaran
melestarikan lingkungan mengalami kemerosotan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
terjadinya kerusakan lingkungan di sekitar kita, yang diakibatkan oleh ulah
manusia. Penebangan liar, eksploitasi dan lain sebagainya dilakukan hanya untuk
memuaskan keserakahan manusia, tanpa berfikir dampak buruk akibat perbuatan
tersebut. Mengakhiri bulan ini, Firman Tuhan mengajarkan kita tentang
pentingnya menjaga, merawat bahkan memanfaatkan dengan baik sumber alam sesuai
kebutuhan kita. Tetaplah menjaga dan hindari tindakan pengrusakan
yang dapat berakibat buruk, baik untuk kehidupan manusia maupun kehidupan alam
sekitar. Lakukanlah itu sebagai tanda bahwa kita menghargai alam tempat kita
hidup sekaligus menghargai Tuhan
sebagai Sang pencipta.
Doa: Ya Tuhan, tuntunlah kami untuk menjaga dan tidak merusak alam ciptaan-Mu, Amin.