SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

SALING MENEGUR UNTUK HIDUP YANG LEBIH BAIK

Rabu, 02 Juni 2021 1 Samuel 2 : 27 – 36 Teguran dan nasehat dari orang tua kepada anak – anak untuk membimbing mereka menapaki perjalanan hidup ke depan adalah wujud dari perhatian dan kasih sayang orang tua yang tidak menghendaki anak – anaknya binasa. Namun jika anak – anak tidak mau mendengar nasehat orang tua dan senang melakukan perbuatan jahat yang meresahkan banyak orang dan menyakiti hati Tuhan, maka Tuhan pasti akan menegur dengan cara Tuhan untuk menyadarkan mereka. Hal ini terjadi dalam kehidupan imam Eli dan kedua anaknya Hofni dan Pinehas yang ikut melayani di Bait Allah. Dikisahkan bahwa apabila umat yang datang membawa persembahan korban sembelihan kepada Tuhan, kedua anak itu akan mengambilnya untuk dimakan (1Sam.2:12-13). Apabila umat tidak mau memberikan persembahan korban itu kepada mereka, maka mereka dapat mengambilnya dengan cara kekerasan (1Sam.2: 16). Kedua anak Imam Eli itu tidak hanya mengambil apa yang menjadi hak Tuhan, mereka juga melakukan banyak kejahatan kepada sesamanya. Apa yang dilakukan oleh kedua anak Imam Eli, sangat meresahkan hati umat yang datang beribadah di Silo. Sebagai orangtua, imam Eli sadar bahwa apa yang dilakukan oleh kedua anaknya itu tidak hanya meresahkan umat, tetapi juga menyakiti hati Tuhan, dan ia menasehati mereka. Namun kedua anaknya yang masih muda itu tidak mau mendengarkan apa yang menjadi nasihat Eli sebagai orang tua mereka (1Sam 2:24-25). Sebab itulah Tuhan Allah mengutus seorang abdi Allah untuk menegur mereka, bahkan menyampaikan hukuman yang akan diberikan oleh Tuhan kepada mereka jika tidak bertobat. Sebagai orang percaya, kita pun diberi tanggungjawab untuk saling menegur dan menasehati untuk hidup yang lebih baik. Doa : Tuhann berilah Roh Kudus-Mu untuk menuntun kami, Amin.

RENDAHKANLAH DIRIMU DIHADAPAN ALLAH

Selasa, 01 Juni 2021 Yehezkiel 11 : 5 – 12 Setiap orang tidak pernah luput dari berbuat kesalahan dan dosa. Pernahkah kita menyadari, berapa banyak kesalahan yang telah kita perbuat setiap hari terhadap sesama kita, baik secara sengaja maupun tanpa sengaja? Orang sering mengidentikan kesalahan dan dosa adalah ketika orang melakukan tindakan kriminal berat, seperti: membunuh, mencuri, ataupun berzinah. Namun bagaimana dengan orang yang suka berbohong, menghina, memfitnah, membenci, menyakiti hati orang lain dengan sikap dan ucapannya? Walaupun demikian, tidak banyak orang yang mau menyadari diri dan mengakui segala kesalahannya. Hal ini disebabkan karena gengsi dan selalu merasa diri benar. Dalam kitab Yehezkiel 11 : 5 – 12, dikisahkan tentang para pemimpin Israel antara lain Yaazanya bin Azur dan Pelaca bin Benaya, yang selalu merasa diri mereka benar. Bahkan ketika umat Israel ditawan ke Babel, para pemimpin ini tetap bertahan di Yerusalem dan menganggap diri mereka sebagai orang – orang benar dan tidak mau mendengar nasehat nabi Yehezkiel. Mereka menyebut diri mereka sebagai “daging pilihan..” Padahal mereka justru melakukan berbagai perbuatan jahat dengan membunuh penduduk kota itu. Hukuman Tuhan senantiasa berlaku bagi orang – orang yang menyimpang dari ketetapan-Nya, siapapun mereka, apakah orang terkemuka, para pemimpin, sampai dengan masyarakat biasa. Karena itu hendaklah setiap orang menyadari dirinya dan bertobat, sehingga Allah akan mengampuni segala dosanya dan memulihkan hidupnya. Sebagai orang percaya, kitapun diharapkan selalu membuka diri memaknai teguran Tuhan memohonkan ampunan-Nya dan memberi dibarui oleh-Nya. Hanya dengan demikian kita akan menikmati hidup yang diberkati oleh Tuhan. Doa : Tuhan, ampunilah dosa kami dan baruilah hidup kami, Amin.