SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Kesetiaan Yang Teruji


Setia Sampai Mati
Wahyu 2:8-11

Bapak/Ibu/sdr : Yang dikasihi Tuhan, Wahyu (Yunani: Apokalypsis,) berarti: penyingkapan, penyataan, rahasia terbuka, menyingkapkan apa yang terselubung. Wahyu kepada Yohanes berarti penyataan, penyingkapan rahasia yang disampaikan oleh Tuhan kepada Yohanes mengenai keberadaan jemaat yang sebentar lagi akan menderita penganiayaan, serta memperingatkan  jemaat tentang apa yang terbentang di depan, memberikan penghiburan dalam kesusahan sekaligus memberikan  jalan  keluar.
Wahyu yang  disampaikan kepada Yohanes ditulis sekitar tahun 96 M, di akhir pemerintahan kaisar Domitianus, yang memerintah atas kekaisaran Romawi sejak tahun 81-96 M. Pada tahun 88M, Domitianus menuntut agar dirinya disembah sebagai Tuhan dan Dewa. Akibat dari permintaannya ini ialah siapa yang menentang dan tidak menyembahnya sebagai Tuhan dan Dewa akan dihukum. Karena itu kitab Wahyu ini mulanya ditujukan kepada jemaat-jemaat yang berada di Asia kecil sebagai bentuk penghiburan dan penguatan bagi jemaat yang sedang dilanda penganiayaan dan terancam penganiayaan yang lebih berat lagi.

Wahyu pasal 2:8-11, secara khusus di tujukan kepada jemaat yang berada di kota Smirna, sebuah kota yang berada di Asia Kecil, sebagaai kota pelabuhan dan terkenal sebagai kota yang sangat indah dan mendapat julukan sebagai "Mahkota Asia" (the crown of Asia), "Perhiasan Asia" (the ornament of Asia) dan "Bunga Asia" (the flower of Asia). Perikop ini (bagian Alkitab) didahului dengan ungkapan: Dan tuliskanlah kepada Malaikat (Yun: Angelos= utusan, pesuruh)    jemaat di Smirna, maksudnya ialah kepada pemimpin jemaat di Smirna yang adalah sebagai Utusan atau Pesusuh dari Tuhan.
Bapak Ibu Sdr/i  yang Selalu Setia Kepada Yesus.
Kata Setia berarti seorang yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Seseorang yang setia akan memiliki keyakinan yang sangat dalam dan selalu bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan didalam hidupnya. Jemaat di Smirna memberikan contoh yang baik bagi kita dalam hal kesetiaan. Nyata sekali bahwa jemaat di Smirna mengalami pergumulan iman yang hebat, karena diakibatkan oleh berbagai hal yaitu:Kesusahan, penderitaan kemiskinan/kemelaratan total, difitnah/dihujat    serta ancaman hukuman . Meskipun jemaat mengalami kesusahan, kesengsaraan yang sangat berat serta kemiskinan secara total, tetapi mereka  kaya. Mereka mempunyai kekayaan yang tak dapat diberikan dunia, bukan dalam benda-benda materi melainkan dalam bentuk kasih Allah. Mereka miskin secara jasmani, tetapi kaya secara rohani.
Ungkapan "sudah jatuh tertimpa tangga" nampaknya cocok untuk jemaat Smirna sebab selain mengalami kesusahan dan kemiskinan, ternyata mereka mendapat fitnah dari orang-orang Yahudi, yang membuat reputasi mereka tercemar dan mendatangkan antipati dari pihak Romawi.   Ada beberapa hal yang dituduhkan kepada jemaat Kristen mula-mula itu, yaitu:
1.   Orang Kristen adalah Kanibal (pemakan daging dan peminum darah manusia). Hal ini dikaitkan dengan pelaksaan Perjamuan Kudus.
2.   Mengadakan pelacuran keluarga, karena mereka mendengar ungkapan tentang "cium  
     persaudaraan".
3.   Perusak hubungan kekeluargaan. Orang yang masuk Kristen biasanya memisahkan diri
     dengan keluarganya yang masih  tetap kafir.
4.   Orang Kristen disebut sebagai  Ateis, karena mereka tidak mempunyai dewa-dewa.
5.   Orang Kristen adalah pemberontak , karena tidak mau menyembah kaisar sebagai Tuhan.
6.   Mengharapkan kehancuran kekaisaaran dan menanti datangnya suatu kerajaan yang  lain.
Bpk/ibu sdr/i yg diberkati Tuhan.
Akibat pencemaran nama baik yang dilakukan oleh orang Yahudi, maka Yohanespun secara berani menyebut orang Yahudi sebagai Jemaat Iblis. Mereka menyebut dirinya Yahudi, yang berati percaya kepada YAHWEH (TUHAN) dan mengaku sebagai Umat Tuhan, tetapi  ternyata tidaklah demikian.
Mereka lebih cocok disebut sebagai jemaat Iblis/Setan, karena menghujat orang, dan membuat orang lain mengalami penderitaan. Akibat hasutan orang Yahudi maka ada jemaat yang akan dimasukkkan ke dalam penjara, tetapi hanya akan berlansung secara singkat (10 hari). Karena itu jemaat diingatkan untuk tetap setia sampai mati dan Tuhan nantinya akan memberikan mahkota kehidupan, hadiah yang pertama yang pada dasarnya adalah kehidupan yang kekal. Mereka yang setia sampai mati nantinya akan mendapat "untaian bunga", medali emas untuk kehidupan kekal yang nantinya akan dianugerahkan secara langsung oleh Yang Awal dan Yang Akhir, dan yang telah mati dan hidup kembali, yaitu Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Sebagaimana jemaat di Smirna pada zaman dulu yang berhadapan dengan berbagai bentuk pergumulan dan tantangan berkaitan dengan kepercayaan kepada Kristus, maka  orang percaya (Kristen) masa kinipun tak luput dari berbagai tantangan dan persoalan hidup, entah berupa penderitaan/kesusahan, kemiskinan, fitnah,dsb. Karenanya dalam berbagai penderitaan dan persoalah hidup, kita diajak untuk semakin tegar dan tabah dalam menghadapi segala sesuatu yang datang menerpa. Betapa derasnya  arus penderitaan serta gelombang fitnaan yang datang mengahantam benteng iman kita, hendaknya kita tidak goyah, tetapi senantiasa selalu hanya berharap kepada Kristus yang adalah Alfa dan Omega, sebagai wujud nyata penyataan Allah kepada Manusia,sekaligus Allah itu sendiri
Bapak Ibu/sdr/i  Yang Percaya kepada Yesus Sebagai juruslamat, Dalam menyandang status sebagai umat yang percaya,  kita diingatkan untuk  tidak menyebabkan orang lain menderita, tertekan, tertindas, serta merasa difitnah. Selayaknyalah sebagai orang yang percaya kepada Kristus untuk saling menopang, menolong orang lain yang berada dalam berbagai bentuk pergumulan hidup. Hal yang sangat penting untuk diingat-ingat, baik sebagai pribadi maupun secara kolektif dalam persekutuan berjemaat: Janganlah memfitnah, menghujat orang lain  baik secara kelompok maupun perseorangan, sambil menganggap diri sendiri atau persekutuan sendiri yang lebih baik dan benar. Tindakan semacam itu adalah tindakan yang jahat dan tidak terpuji. Sebab dengan menyebut dirinya sebagai umat yang percaya kepada Tuhan, tetapi lebih suka mencela, memfitnah, menyebabkan orang lain tersandung, merusak reputasi suatu komunitas jemaat, tak ubahnya seperti  Sunagoge Setan atau jemaat Iblis, yang telah dikuasai oleh nafsu Setan/Iblis dengan tujuan untuk menghancurkan  persekutuan Jemaat Tuhan yang Kudus.
Kitapun hendaknya siuman, bahwa penindasan dapat berupa penindasan keras tetapi juga penindasan lunak. Jemaat di Smirna sempat mengalami "penindasan lunak", yang mana menurut perikob ini hukuman yang paling parah adalah dipenjarakan selama sepuluh hari,  yang tentunya ialah untuk meluluhkan iman mereka. Jemaat dipermalukan dengan cara dipenjarakan dan akhirnya diharapkan untuk menyangkal Kristus. Untuk meluluhkan iman jemaat masa kini, mungkin saja ada pola penganiayaan lunak yang sedang terjadi, tetapi tanpa kita sadari secara pasti. Segala pola kebijakan yang muncul yang berakibat tidak memberikan peluang bagi orang percaya untuk mengekspresikan iman kepercayaannya kepada Kristus secara leluasa, tentu  hal itu adalah suatu  bentuk penganiayaan lunak. Karena itu setiap orang percaya dituntut untuk tetap setia sampai akhir, seperti ungkapan dari Robert Wolter Mongisidi: "Setia hingga akhir dalam keyakinan".
Kita  mestinya yakin bahwa dalam kepercayaan kepada Kristus pasti kita akan mendapatkan mahkota kehidupan yang kekal meskipun kita harus berhadapan dengan berbagai bentuk penderitaan, fitnaan dalam hidup. Apapun bentuk penderitaan yang harus kita hadapi, kita harus tetap setia pada iman dan kepercayaan kita kepada Kristus, yang telah mati di salib tidaklah sia-sia dan  mengakui bahwa: Dia  sebagai Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali adalah Tuhan dan Juruselamat, yang berkuasa atas dunia ini, kepadanya kita percaya dan  tidak akan menyangkalNya. Seperti ungkapan Uskup Polykarpus dari Smirna yang mati martir pada hari Sabtu tanggal 23 Februari tahun 155 M. Sebelum ia dihukum mati ia di suruh memilih apakah menghujat Yesus atau menyembah kaisar. Ia menjawab:  Delapan puluh enam tahun aku melayaniNya, bagaimana aku dapat menghujat/mengutuk Rajaku yang menyelamatkanku? Kau mengancam aku dengan api yang menyala sesaat dan segera padam, tetapi kau tidak mengenal api yang menunggu karena kejahatan dalam keputusan, yang datang untuk penghukuman kekal).
Sebagai  pengikut Kristus kita harus selalu bersikap tabah, sabar, tenang jika kita berhadapan dengan berbagai persoalan hidup, sambil menyakini bahwa Yesus selalu menyertai setiap jejak langkah hidup kita sampai kita menggapai mahkota kehidupan yang kekal, seperti Rasul Yakobus berucap: "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia"    Amin