SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

SHK BULAN JUNI 2024

 












 




Sabtu, 01 Juni

Kisah Para Rasul 21 : 10 - 14

Rela Menderita dan Mati Karena Nama Tuhan Yesus

A


 gabus adalah nabi yang pernah bernubuat tentang kelaparan di Yerusalem dan hal itu terjadi, sehingga jemaat-jemaat diminta untuk memberikan bantuan menghadapi masalah ini. Nabi ini pula menubuatkan tentang masalah besar yang akan dialami Paulus  di Yerusalem, sebagaimana yang dijelaskan dalam nas bacaan hari ini. Paulus akan diikat dan menderita di Yeruselam. Bagaimana tanggapan Paulus terhadap nubuatan yang disampaikan nabi Agabus? Ia tak bergeming, bahkan sekalipun ada murid-murid dan rekan-rekan sepelayanan yang melarang Paulus untuk jangan pergi, namun dengan tegas ia berkata: “aku ini bukan hanya rela untuk diikat, melainkan rela mati di Yerusalem karena nama Tuhan Yesus”. Paulus tahu apa itu menderita, dia tahu bagaimana berkorban, dia tidak memandang nubuatan itu sebagai malapetaka. Karena dia tahu betul hidupnya hanya untuk Kristus dan mati itu adalah keuntungan. Karena itu, Paulus tidak mau mendengarkan nasehat dan nubuatan yang disampaikan dan pada akhirnya membuat mereka menyerah lalu berkata “jadilah kehendak Tuhan!”. Keberanian sikap Paulus dan pengorbanannya bagi pekerjaan Tuhan menjadi teladan bagi kita semua selaku pengikut Tuhan. Karakter injili yang demikian sesungguhnya adalah buah dari karya Roh Kudus.

Doa: Ya Tuhan, beri kami keberanian untuk berkorban karena nama Tuhan Yesus, amin.



Minggu, 02 Juni

Kejadian 41 : 37 - 57

                                            

Berhikmat Menghadai Krisis Pangan


Dalam beberapa kali sambutan yang disampaikan oleh bapak penjabat walikota Ambon di kegiatan-kegiatan gereja, beliau mengatakan bahwa tahun ini memiliki tantangan tersendiri. Ada 3 tantangan yang menurut beliau akan kita hadapi di tahun ini yaitu: pertama, perubahan iklim yang menyebabkan krisis pangan dan air bersih. Kedua, ketidakpastian arah geoplitik dan ketiga, disrupsi pasokan energy global. Semua tantangan ini akan memberikan dampak langsung bagi kita. Kenaikan harga-harga barang, merosotnya nilai tukar rupiah dan sebagainya. Menghadapi berbagai tantangan ini pemerintah akan tetap memperkuat peran pemberdayaan. Kisah yang kita baca hari ini, memperlihatkan pula cara Yusuf yang pada waktu itu menjadi penguasa di Mesir, untuk bertindak ketika menghadapi krisis kelaparan. Dengan kemampuan dan hikmat yang dimilikinya, ia berupaya menyimpan gandum selama tahun-tahun kelimpahan, sebagai antisipasi ketika datangnya tahun-tahun kelaparan di Mesir. Dengan caranya ini ia berhasil menolong rakyat yang dipimpinnya termasuk bangsa-bangsa lain diseluruh bumi yang datang meminta bantuan kepadanya. Mari kita berhikmat menghadapi krisis pangan ini dengan mengupayakan berbagai gerakan, dimulai dari keluarga: menanam, melaut, memasarkan, menabung, mengelola dan mengendalikan diri, menjaga dan melestarikan alam. 

Doa:Tuhan, berilah hikmat-Mu agar kami kuat menghadapi berbagai krisis kehidupan, amin.


Kejadian 47: 13 - 17

Senin, 03 Juni 

 Bertindak Cepat dan Cerdas Menghadapi Krisis

 

B


erhadapan dengan krisis kelaparan yang melanda Mesir dan Kanaan, kebijakan penyelamatan sudah disiapkan jauh-jauh hari oleh Yusuf bagi Mesir. Ia menyimpan semua uang hasil pembelian gandum dan membawanya ke dalam istana. Ketika semua uang dan persediaan makanan telah habis, masyarakat mendatanginya sebagai penguasa untuk memohon bantuan. Melalui transaksi penjualan ternak yang diganti dengan bahan makanan,Yusuf membantu rakyatnya dari krisis pangan dan kelaparan. Sebagai seorang penguasa siapapun dia,sangat diharapkan akan bertindak dengan cepat dan cerdas untuk menolong rakyatnya ketika mereka berhadapan dengan tantangan dan krisis. Belajar dari apa yang dilakukan oleh Yusuf sewaktu ia menjadi penguasa di Mesir. Kemampuan untuk bertindak cepat dan cerdas akan menolong meringankan penderitaan yang dialami rakyat. Sebagai orang percaya, kita mesti memiliki kemampuan untuk bertindak cepat dan cerdas menghadapi berbagai krisis yang terjadi dalam kehidupan. Dalam keluarga, utamakanlah membeli sesuatu yang menjadi prioritas dan kebutuhan. Menabung untuk masa depan, menjaga dan mengelola segala sumber daya alam yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Tetaplah berserah kepada Tuhan yang memberi kekuatan dan pertolongan untuk melalui semua krisis tersebut.


Doa: Tuhan, kami mau menyalurkan kasih dan berkat-Mu bagi sesama, amin.





Selasa, 04 Juni

Kejadian 47: 18 - 26

                                                                                    Berjuang Mengatasi Krisis

 

P


elajaran penting kita dapati dari Yusuf ketika ia bertindak untuk menyelamatkan keluarganya dan bangsa Mesir dari krisis pangan yang menyebabkan kelaparan. Kondisi negeri itu demikian parahnya karena bencana itu. Sebagai orang kepercayaan Firaun, ia diberi tanggungjawab menanggulangi bencana ini sesuai dengan rencana yang disingkapkan dari mimpi Firaun. Yusuf menunjukkan kecakapannya dengan mengambil kebijakan yang memperkokoh dan memperkaya kerajaan pada satu sisi, tetapi juga menolong rakyat Mesir dari kelaparan. Kesepakatan yang dibuat bersama kala itu adalah hasil tanah milik rakyat, seperlima menjadi milik Raja, tetapi hasil empat bagian  sisa tetap menjadi hak mereka. Kesepakatan itu meringankan penderitaan rakyat. Karena itu rakyat menyampaikan kepada Yusuf, "Engkau telah memelihara hidup kami, asal kiranya kami mendapat kasih tuanku." Yusuf telah bertindak sebagai saluran berkat di tengah bangsanya. Dalam situasi serba sulit, penuh krisis dan tantangan, kita dapat dipakai Tuhan sebagai alat-Nya, agar berkat-Nya tercurah bagi banyak orang. Kiranya kasih kita tidak berkurang meski ada di tengah krisis kehidupan.

Doa: Ya Allah, tolonglah kami untuk terus hidup menjadi berkat bagi banyak orang, amin.


Rabu, 05 Juni

1 Raja-raja 18: 1 - 6

Menolong Orang Lain di Tengah Krisis

S


etiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menyikapi keadaan genting atau krisis dalam hidupnya. Apapun caranya, kita diminta untuk bersikap bijaksana atau berhikmat dalam menghadapi krisis. Dari nas bacaan hari ini kita bisa belajar tentang bagaimana berhikmat menghadapi krisis. Obaja, seorang yang dibesarkan dalam takut akan Tuhan. Sebagai pegawai raja Ahab, ia tahu semua tindakan di istana. Ketika melihat rencana pembunuhan nabi-nabi Tuhan oleh ratu Izebel, ia menganggapnya sebagai tindakan yang jahat dan bertentangan dengan kehendak Tuhan. Ia diam-diam menyembunyikan seratus nabi Tuhan dan mencukupkan kebutuhan harian mereka dengan makanan dan minuman. Semua dilakukannya karena rasa takut akan Tuhan. Ia bisa saja terbunuh tetapi ia telah memilih untuk menyelamatkan kehidupan orang lain. Itulah hikmat yang dimiliki Obaja. Maka berhikmat menghadapi berbagai krisis termasuk krisis pangan, dapat dilakukan oleh semua orang yang takut akan Tuhan, melalui cara melindungi kehidupan orang lain.

Pada kita masing-masing, ada potensi dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk menolong menyelamatkan orang lain dari krisis kehidupan yang berat. Orang yang takut Tuhan dengan cara melindungi kehidupan orang lain, akan mendapatkan jalan keluar tatkala berhadapan dengan krisis.

DoaYa Tuhan,  ajari kami untuk menolong orang lain meski krisis kehidupan melanda, amin.


Kamis, 06 Juni

Kisah Para Rasul 11 : 27- 30


Bersama Kita Kuat Menghadapi Berbagai Krisis


 

Banyak krisis yang terjadi dalam kehidupan dapat diselesaikan secara bersama. Kebersamaan telah menjadi kekuatan yang menggerakan semua orang untuk terlibat mengulurkan tangan. Hal itu pun nyata terbukti dalam kisah ini. Seorang dari para rasul yang bernama Agabus telah menerima karunia bernubuat dari Roh Kudus. Ia berdiri dan menubuatkan tentang bencana kelaparan (ay. 28). Menyikapi peringatan Agabus dalam nubuatannya itu, menggerakkan murid-murid untuk mengumpulkan sumbangan sesuai kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara di Yudea (ay. 29). Hal yang sama pula dilakukan dan dikirimkan kepada penatua-penatua melalui Barnabas dan Saulus (ay. 30). Hal ini memperlihatkan bahwa sekalipun kelaparan akan melanda dunia seperti yang disampaikan Agabus, akan tetapi murid-murid di Antiokhia telah mengantisipasinya. Mereka tidak mementingkan diri mereka sendiri melainkan juga berusaha menolong orang lain. Tindakan murid-murid di Antiokhia menghadapi krisis kelaparan yang terjadi secara bersama, menunjukkan langkah yang tepat dan berhikmat. Kisah ini mengingatkan kita pula untuk menghadapi berbagai krisis kehidupan ini secara bersama. Ya, hanya dalam kebersamaan kita dapat menolong meringankan beban penderitaan orang-orang yang sedang kesusahan.

Doa: Kami mau mengulurkan tangan bagi yang miskin dan terancam krisis. Amin.






2 Raa-Raja 4: 38-41

Jumat, 07 Juni


Memakai Hikmat dalam Bertindak

 

E


lisa memerintahkan mereka untuk mengambil tepung lalu dilemparkan ke dalam kuali dan kuali itu menjadi bebas dari racun tadi. Sepertinya ini adalah hal yang kecil, tetapi jika kita mengingat situasi yang terjadi pada waktu peristiwa ini terjadi, barulah kita memahami betapa pentingnya tanda mujizat ini. Ayat 38 mengatakan bahwa ada kelaparan di negeri. Di tengah-tengah kelaparan inilah kuali makanan menjadi sangat berharga. Tanpa masakan dalam kuali itu mereka akan kelaparan. Inilah yang menjadikan tanda mujizat itu sangat penting, sebab tanda itu menyatakan belas kasihan Tuhan yang dinyatakan tepat pada waktunya. Ketika kebutuhan dari umat-Nya sangat besar, Tuhan memberikan pertolongan-Nya. Tuhan tidak pernah memalingkan wajah-Nya dari umat yang dikasihi-Nya. Dia terus menjaga dan mengawasi sehingga tidak ada satu pun peristiwa yang dialami oleh umat-Nya yang luput dari pengamatan-Nya.Tuhan memakai Elisa untuk menolong para nabi yang dipimpinnya. Setelah itu dia jugalah yang menyediakan makanan di dalam kuali untuk dimasak dan dimakan bersama. Menghadapi berbagai krisis dalam kehidupan kita pun dapat dipakai oleh Tuhan sama seperti Elisa.Kita dapat mengerjakan apa yang bisa dikerjakan berdasarkan potensi sumber daya dan kemauan yang dimiliki di dalam diri. Kita pun dapat menggunakan nilai kearifan local sebagai wujud hikmat dalam menyikapi krisis yang terjadi.

Doa: Bapa, berikan kami hikmat agar kami selalu bertidak dalam kehendakMu. Amin.



Sabtu, 08 Juni

2 Raja-Raja 4:42-44

                                                  Berhikmat dalam Memberi

 

M


ujizat roti yang dibuat Elisa merupakan tanda penyertaan Tuhan. Di tengah-tengah keterbatasan makanan, kuasa Tuhan tetap tidak terbatas. Jika Elisa mau menghitung-hitung, maka dia akan berpikir bahwa 20 roti mungkin hanya memadai untuk jaminan dia dan hambanya dapat makan selama seminggu. Tetapi yang ada di dalam pikirannya adalah bagaimana golongan nabi yang seratus orang itu bisa makan kenyang. Dia tidak memikirkan haknya sendiri dan tidak memikirkan kepentingannya sendiri.Dia melihat krisis yang sedang terjadi itu sebagai derita bersama, karena itu dengan berhikmat ia menyikapinya dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Dalam hidup ini, cara Tuhan menolong tidak terbatas pada apa yang ada. Tuhan akan memelihara umat-Nya dengan apa yang ada. Berkat Tuhan tidak mungkin kurang. Itulah sebabnya Ibrani 13:5 mengatakan bahwa kita harus belajar untuk mencukupkan diri kita dengan apa yang ada pada kita. pengalaman beriman dari Elisa ini memberi pelajaran penting agar kita  Jangan menjadi serakah dan jangan kehilangan iman. Apa yang Tuhan berikan, bukan hanya cukup untuk keperluan diri, keluarga, jemaat, gereja, tetapi juga untuk menolong orang lain dalam kehidupan bersama.Tuhan pasti akan memelihara kehidupan kita semua, tetapi Dia melakukan itu melalui kita sebagai saluran-Nya.Kita tidak dipanggil untuk meminta kemurahan, tetapi kita dipanggil untuk menjadi menunjukkan kemurahan itu dalam kehidupan bersama yang lain.

Doa: Tuhan ajarlah kami bermurah hati sama sepertiMu dalam hidup kami. Amin.



2 Raja-Raja 2:19-22

Minggu, 09 Juni

                                                                         Air adalah Sarana Memulihkan Kehidupan



Salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah air. Fungsi air bagi tubuh adalah untuk menyeterilkan dan membersihkan organ tubuh, mengedarkan sari makanan ke semua sel tubuh, dan juga membuang sampah beracun dari tubuh.Dalam nas bacaan hari ini dikisahkan tentang mujizat yang Elisa lakukan yakni membuat air Yerikho kembali menjadi sehat.Yosua 6:26 mengatakan bahwa orang yang membangun kembali kota Yerikho akan terkutuk dan akan kehilangan anak sulung dan anak bungsunya.Para penduduk kota juga terkena dampak karena mereka pun kehilangan anak-anak yang belum dilahirkan karena ibu mereka mengalami keguguran. Meski letak kotak itu strategis, namun airnya tidak baik. Tuhan berfirman melalui Elisa (ay. 21) bahwa Dia sudah menyehatkan memulihkan kembali air di kota Yerikho. Akta pemulihan itu dilakukan Elisa dengan memberikan gambar ke dalam air itu.  Air yang disehatkan kembali adalah tanda kemurahan Tuhan bagi orang-orang yang dikasihi-Nya. Tuhan memakai media air untuk memulihkan kehidupan bangsa sebab ada generasi baru yang diselamatkan. Kita sungguh bersyukur atas anugerah air yang Tuhan sediakan di atas muka bumi. Ketersediaan air ini tidak semuanya dapat dikonsumsi. Air bersih akan semakin berkurang. Menjadi panggilan kita semua untuk menjaga dan merawat alam, pohon-pohon dan sumber-sumber air bersih dengan baik. Jangan mengotori air dengan sampah dan menggunakannya dengan sebebas-bebasnya tanpa memikirkan kebutuhan orang lain.

Doa: Tuhan terima kasih untuk air yang kami nikmati dalam hidup  setiap hari. Amin.

 

Senin, 10 Juni

2 Raja-Raja 5: 8-14

Air yang Menjadi Berkat

 

Iman adalah kemampuan untuk percaya pada apa yang tidak bisa kita lihat, sehingga terbebas dari ketakutan yang menjebak dan mengurung.Bagi hamba perempuan yang memberi saran kepada Naaman untuk bertemu dengan Elisa, penyakit Naaman bisa sembuh asalkan Naaman mau datang kepada sang nabi, itulah kebenarannya. Kisah Naaman disembuhkan ini mengingatkan bahwa percaya atau beriman saja tidak cukup. Ia percaya nabi Elisa di Israel bisa menyembuhkan sakit kustanya. Naaman berangkat dengan surat pengantar resmi atasannya, Raja Aram, lengkap dengan segala kegagahan militer dan harta persembahannya untuk “membeli” kesembuhan dan Allah Israel, tetapi pada akhirnya Naaman malah marah dan terhina. Elisa menyuruhnya “hanya” mandi di sungai Yordan tujuh kali. Apa susahnya perbuatan ini? Hampir saja Naaman luput dari anugerah kesembuhan, seandainya dia tetap marah dan tidak menaati perintah Elisa. Namun akhirnya ia mau mandi di sungai dan memperoleh kesembuhan. Kita percaya dalam iman bahwa air adalah juga sarana yang Tuhan pakai untuk proses kesembuhan.Dengan kuasa-Nya Tuhan bisa memakai media apapun termasuk air untuk menyatakan kasih dan pemulihan bagi yang berharap kepadaNya. Angkat hati dan minta Tuhan memberkati air untuk pemulihan.

Doa:Bapa kami ingin membawa pemulihan bagi sesama, jadikan kami saluran berkat.Amin.


Keluaran 15:22-27

Selasa, 11 Juni

Air adalah Kebutuhan

 

K


urang lebih 60% dari total berat tubuh manusia adalah air/cairan, karenanya tak heran cairan menjadi zat yang sangat penting untuk membantu tubuh kita agar tetap sehat sehingga dapat menunjang kehidupan dan aktivitas setiap hari. Air menjadi  kebutuhan hidup yang sangat penting bagi manusia. Keluaran 15:22-27 mengisahkan tentang peristiwa setelah penyeberangan Laut Merah, bangsa Israel mulai bersungut-sungutkarena kekurangan air minum yang layak untuk dikonsumsi. Merekamengkritik dan menyalahkan Musa, karena tidak memberikan solusi yang memadai terhadap masalah kekurangan air. Meresponi semua persungutan dan keluhan mereka, Musa berbalik kepada Tuhan dan berdoa. Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan Musa selain menyerahkan persoalan krisis air ini kepada Tuhan. Tuhan dengan kemurahan hati-Nya memberikan solusi atas kekurangan air tersebut. Musa diperintahkan untuk melemparkan kayu ke dalam air yang pahit, dan air itu menjadi manis sehingga  dapat diminum oleh bangsa Israel. Di tengah kondisi padang gurun yang gersang sekalipun, Tuhan dapat menyediakan air. Maka keberadaan air bersih yang hingga hari ini dapat kita nikmati, adalah bukti kemurahan hati Tuhan yang harus kita dayagunakan dengan baik demi keberlanjutan hidup. Air adalah sumber kehidupan. Mari jaga dan bersihkan sumber-sumber air bersih yang ada di sekitar lingkungan tempat kita tinggal.

Doa: Tuhan kiranya kami bertanggungjawab menjaga sumber-sumber air demi kehidupan yang berlanjut.Amin.


 

Rabu, 12 Juni

Keluaran 17:1-7

                                                    Jangan Bertengkar Soal Air



Dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian, bangsa Israel berpindah-pindah hingga sampai di Rafidim. Di situ tidak ada air untuk diminum, lalu mereka mulai panik. Mereka tidak menyadari bahwa dipersinggahan sebelumnya Allah selalu menyediakan air. Mereka tidak meyakini bahwa Allah juga akan menyediakan air bagi mereka di Rafidim. Pemeliharaan dan kebaikan Allah sepanjang perjalanan mereka, dari Mesir sampai Rafidim, seolah-olah terhapus begitu saja oleh masalah ketiadaan air.Musa terpancing dengan aksi bangsa itu, lalu dengan berteriak-teriak bertanya kepada Tuhan. Sebab ia khawatir kalau bangsa itu akan mencelakainya. Tuhan pun masih berkenan memakai Musa melakukan mukjizat untuk menolong umat-Nya. Musa berjalan di depan bangsa Israel dengan beberapa tua-tua dengan membawa tongkat menuju gunung Horeb, lalu memukul gunung batu dan keluarlah air sehingga bangsa Israel dapat meminumnya. Pertengkaran bisa disebabkan oleh berbagai alasan. Salah satunya jika kebutuhan air tidak ada. Atau air yang ada tidak mencukupi kebutuhan banyak orang. Di tempat-tempat yang sulit mendapatkan air, kadangkala berebutan. Air yang disediakan pemerintah pun kadang-kadang jika tidak dijalankan satu dua hari, telah menimbulkan kesulitan dan persungutan bahkan pertengkaran. Ya, begitu pentingnya air bagi kehidupan. Tetapi jangan bertengkar karena air sebab Tuhanlah yang memberi air dan Tuhan tidak akan membarkan kehidupan binasa karena ketiadaan air.

 Doa:Ya Tuhan, biarlah kami tidak bertengkar karena air. Amin.



Kamis, 13     Juni                                                                                  Bilangan 20: 2-13



Tuhanlah yang Memberikan Air demi Memelihara Kehidupan

 

T

uhan Allah selalu menjaga keberlanjutan kehidupan seluruh ciptaan. Dalam nas ini disampaikan demikian, bahwa umat Israel yang melakukan perjalanan di padang gurun merasakan haus. Kehausan  itu membuat mereka melakukan protes terhadap Musa dan Harun. Dalam pandangan bangsa Israel, sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh Allah maka Musa dan Harun harus bertanggung jawab atas situasi krisis yang terjadi. Menyikapi kondisi itu maka Musa dan Harun memohon kepada Allah di pintu Kemah Pertemuan agar berkenan memberikan air, sehingga mereka dapat bertahan hidup. Dalam keadaan itu, hakekat Tuhan sebagai Allah yang merawat kehidupan dinampakan. Allah memerintahkan untuk mengumpulkan umat dan menyampaikan kepada bukit batu untuk mengeluarkan air. Perintah tersebut agar menjadi pengingat kebenaran, bahwa Allah yang memberi air sebagai bentuk pemeliharaan-Nya. Ironinya, Musa dan Harun justru mempertanyakan di depan umat: apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?. Pertanyaan itu adalah bentuk ketidakpercayaan dan keraguan atas pemeliharaan Allah. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita juga meragukan kebenaran bahwa Allah akan tetap menolong dan memelihara hidup kita? Percayalah, bahwa Allah tidak akan meninggalkan ciptaan-Nya sendiri. Allah yang telah mencipta adalah Allah yang terus menuntun dan memelihara kehidupan dengan selalu menyediakan air bagi kebutuhan ciptaan-Nya.

Doa: Ya Tuhan, kami percaya, bahwa Engkau yang menciptakan air untuk terus menuntun dan memelihara ciptaan-Mu. Amin. 



Yehezkiel 47:1-12

Jumat, 14 Juni     

                                                                                                            Aliran Air Sehat Membawa Kehidupan bagi  Semua Makhluk

Seorang penyair dan penulis novel asal Skotlandia yang bernama Charles Mackay pernah menyampaikan, bahwa “Air adalah ibu dari pokok anggur, perawat dan sumber kesuburan, penghias dan penyegar dunia”. Ungkapan Mackay sesungguhnya memberikan kesadaran kepada kita semua, bahwa air adalah salah satu sumber utama kehidupan. Dengan aliran air yang sehat maka kehidupan seluruh ciptaan dapat terus diperjuangkan. Teks Yehezkiel 47:1-12 sebagai kumpulan penglihatan zaman baru bangsa Israel menampilkan gagasan yang sama, bahwa aliran sungai yang keluar dari Bait Suci mampu memberikan kehidupan kepada seluruh ciptaan. Ungkapan “Bait suci” yang terus diulangi dalam teks Yehezkiel 47 hendak memberikan penegasan bahwa air yang membawa kehidupan bersumber dari Allah, sebab Bait Suci adalah kediamaan-Nya. Sebagai implikasi etis maka umat perlu menjalankan kewajiban keagamaan mereka. Sesungguhnya, ketergantungan kepada air memberi penyadaran akan pentingnya penyerahan diri kepada Allah dan kerelaan melakukan perintah-Nya. Nilai yang sama perlu kita maknai di masa kini, bahwa kehidupan yang berkelanjutan dari seluruh ciptaan akan diperoleh hanya melalui intimitas dengan Allah, yaitu: menyerahkan hidup secara total kepada Allah dan kesediaan untuk melakukan seluruh kewajiban dan perintah-Nya, termasuk merawat air agar tetap sehat, bersih dan tersedia dari waktu ke waktu.

Doa: Tuhan, mampukan kami dengan Roh Kudus agar mampu melakukan kehedandak-Mu. Amin.


Kejadian 24: 10-21

Sabtu, 15 Juni


Air  Mesti dimanfaatkan untuk Kepentingan Bersama



K
erelaan untuk berbagi penting dimiliki setiap orang percaya. Teks Kejadian 24: 10-21 secara lugas menjelaskan tentang pertemuan Ishak dan Ribka. Dan sesungguhnya menarik karena pertemuan mereka digambarkan dalam ruang berbagi hidup yang tulus. Ishak pada waktu itu membutuhkan Air dan Ribka ditampilkan sebagai sosok yang memanfaatkan air sebagai sarana berbagi hidup untuk kepentingan bersama. Bahkan secara jelas ditampilkan, bahwa Ribka tidak hanya berbagi kehidupan kepada sesama manusia, tetapi juga kepada ciptaan lainnya, hewan peliharaan Ishak (bnd. Ay. 19-20). Totalitas dan ketulusan Ribka untuk berbagi semakin terlihat ketika ia berlari kedua kalinya ke sumur, menimba air dan memastikan, bahwa unta-unta Ishak puas meminumnya. Kita yang terus hidup di masa kini, patut belajar dari ketulusan Ribka untuk berbagi sumber kehidupan dengan sesama dan ciptaan lainnya. Kita diingatkan untuk senantiasa memperjuangkan kepentingan dan keberlanjutan hidup bersama, dibandingkan mementingkan hidup sendiri. Percayalah, bahwa Allah Sang Sumber Berkat itu tidak akan membuat kita berkekurangan ketika dengan tulus kita memutuskan untuk menolong sesama.

Doa: Tuhan, mampukan kami untuk memanfaatkan air untuk kepentingan bersama. Amin.



1 Raja-raja 21: 1-29

Minggu, 16 Juni 

  

                                                                        Tanah Milik Pusaka Tidak Boleh diperjualbelikan


Z


akaria J. Ngelow sebagai Pendeta Gereja Kristen Sulawesi Selatan pernah menyampaikan, bahwa “Pengelolaan tanah adalah amanat dari Allah”. Ngelow sesungguhnya mengkritik kecenderungan tindakan gadai dan jual beli tanah di masa kini. Menurut Ngelow, pengelolaan tanah milik pusaka harus didasarkan pada kepentingan hidup bersama. Bagi Ngelow, jika tanah tidak dikelola secara bijaksana maka akan menimbulkan beragam masalah, baik dalam relasi manusia dengan alam maupun relasi antar manusia. Berbeda dengan harapan Ngelow, teks 1 Raja-raja 21:1-19 memperlihatkan pengelolaan tanah yang tidak adil. Ahab sebagai penguasa menggunakan kekuasaannya untuk merampas hak milik dan hak hidup umat. Tindakan Ahab merupakan pelanggaran berat atas HAM, Hukum Keagamaan Israel, sekaligus pemberontakan kepada Allah Sang Sumber Hidup. Karena dalam hukum agama Israel, tanah adalah pemberian Allah yang tidak boleh dialihkan. Jika terjadi peralihan hak kepemilikan maka patut didasari pada mekanisme hukum. Ironinya, Ahab tidak melakukan semua itu. Belajar dari kesalahan Ahab maka kita di masa kini dipanggil untuk mengelola tanah berdasarkan prinsip keadilan Allah. Sudah saatnya, kita tidak menggunakan tanah untuk mendominasi sesama, melainkan untuk melayani, memberdayakan, dan memperjuangkan hidup bersama.

 Doa: Tuhan, mampukan kami untuk terus memanfaatkan berkat-Mu untuk  kepentingan bersama. Amin.


 

Senin, 17 Juni

Kejadian 26: 12-22

Kita Terpanggil Merawat Alam

S


ejak penciptaan langit dan bumi, manusia diberikan mandat dari Tuhan untuk “Berkuasa” (bnd. Kejadian 1:28). Mandat untuk “Berkuasa” dari Tuhan kemudian salah dipahami, sehingga terjadi kerusakan alam, karena sikap dominasi (power over) manusia. Manusia melupakan bahwa inti mandat Allah adalah menciptakan kesetaraan dan keutuhan hidup antar ciptaan serta panggilan untuk mengelola, merawat, dan melestarikan alam. Teks Kejadian 26:12-27 sebagai bahan perenungan semakin memberikan kita penyadaran tentang pentingnya merawat alam. Dalam teks diceritakan, bahwa negeri Filistin mendapat persoalan besar, yaitu mereka semua kelaparan. Ishak yang turut berada di negeri Filistin kemudian memutuskan mengelola tanah sebagai upaya untuk melanjutkan hidup. Disebutkan bahwa Ishak menabur di tanah dan pada tahun itu juga, ia mendapat hasil seratus kali lipat, dan ia menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya”. Tindakan Ishak memberikan pelajaran kepada kita di masa kini, bahwa alam adalah sumber kehidupan untuk seluruh ciptaan, karena telah diberkati oleh Tuhan. Sebagai manusia, kita patut bersyukur untuk anugerah tersebut. Dan sebagai bentuk ungkapan syukur, kita patut untuk menjaga dan merawat alam ciptaan ini. Dengan menjaga alam, kita sementara berjuang untuk menjaga rumah bersama yang kita diami. Dengan rumah yang aman maka seluruh ciptaan mampu terpelihara dengan baik.

Doa: Tuhan, teruslah mampukan kami untuk merawat alam ciptaan-Mu. Amin.

 

Selasa, 18 Juni


Amsal 23: 10-11

Jangan Memindahkan Batas Tanah Milik Orang Lain


Selain disebut sebagai makhluk etis-moral (homo ethicus), makhluk manusiawi (homo humanus), makhluk sosial (homo socius), manusia juga disebut sebagai makhluk ekologi (homo ecologicus). Dengan memahami hakekat diri sebagai makhluk ekologi maka manusia terpanggil untuk menjaga alam ini. Menurut penuturan Amsal 23:10-11, salah satu cara merawat alam adalah “Dengan tidak memindahkan batas tanah milik orang lain, terkhususnya ladang anak-anak yatim”. Larangan tersebut memiliki makna hukum/ perlindungan berlapis. Karena pada satu sisi, larangan tersebut bertujuan menjaga dan mempertahankan hak-hak anak yatim dari para penguasa yang tidak adil. Dan pada sisi lain, larangan tersebut bertujuan menghindari eksploitasi lahan yang semena-mena. Dengan eksploitasi lahan maka alam semesta akan dikorbankan dan digiring mendekati kehancuran. Sesungguhnya larangan Amsal 23: 10-11 menjadi penting untuk dimaknai pada masa kini, karena eksploitasi lahan telah terjadi secara masif. Bahkan eksploitasi itu telah menekan orang miskin, janda, yatim piatu, dan lain sebagainya. Sudah saatnya kita melakukan pertobatan ekologis. Karena dengan pertobatan ekologis kita akan memahami bahwa tanah/lahan yang diberikan oleh Allah perlu untuk dirawat, bukan yang lainnya. Bahkan lebih dari itu, kita akan memahami bahwa sesungguhnya manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Upaya manusia menjaga tanah adalah manifestasi dari upaya menjaga dirinya.

 Doa: Ajarilah kami untuk berusaha menjaga tanah pemberian-Mu dari sikap tamak dan arogan. Amin.


 

Amsal 28: 19

Rabu, 19 Juni

Orang Yang Bekerja Diberkati, Pemalas Akan Miskin


 Dalam artikel “Teologi Tanah” (dipublikasi oleh Oase Intim) menyebutkan, Tanah diciptakan Tuhan sebagai rumah bersama semua makhluk untuk makan dan minum serta melakukan semua aktifitas untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia. Dengan kata lain, jika manusia memanfaatkan tanah dengan baik maka dia akan hidup dengan baik pula. Berbicara tentang tanah sebagai sumber hidup manusia juga dijelaskan dalam bacaan tadi, ay 19 menyebutkan: “Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan”. Penulis Kitab Amsal memperhadapkan kepada kita sebuah pilihan; orang bijak memilih jalan yang menuju kepada berkat, kekayaan dan kebahagiaan. Sebaliknya, orang bodoh selalu memilih jalan yang salah dan menerima akibatnya. Barangsiapa memanfaatkan tanahnya dengan bekerja keras (menanam, menginvestasi) maka dia akan memperoleh berkat yang berlimpah-limpah. Sebaliknya mereka yang malam bekerja dan membiarkan tanah tidak dimanfaatkan dengan baik akan hidup dalam kekurangan.

 DoaTuhan tuntun kami memanfaatkan tanah sebagai sumber hidup, amin


Imamat 25: 1-7

Kamis, 20 Juni

                                                                                                     Pelihara Alam Bagi Kebaikan Seluruh Makhluk

.

Salah satu tema penting di dalam Perjanjian Lama ialah tentang sabat (sabat berarti penghentian kerja (Band. Kej.2:1-3). Makna sabat bagi tanah dalam Imamat 25: 1-7 bahwa tanah haruslah diberikan perhentian penuh pada tahun ketujuh. Tuhan Allah memberikan perintah kepada bangsa Israel agar mereka tidak menabur dan menanam pada tahun ketujuh. Tanah haruslah diberikan perhentian penuh selama satu tahun. Dengan demikian seluruh hasil tanah bukan menjadi milik tuan tanah secara mutlak melainkan menjadi milik bersama. Artinya semua yang tumbuh di atas tanah  menjadi milik bersama; baik para budak, pekerja maupun orang asing (pendatang) bahkan segala ternak yang hidup di tanah tersebut. Hal ini memperlihatkan bahwa tanah adalah milik Tuhan sehingga Tuhan berkuasa untuk mengatur proses pengelolaan tanah demi menjaga keberlangsungan hidup seluruh makhluk sekaligus memperlihatkan keberpihakan Allah untuk membelah hak hidup kaum lemah. Makna bagi orang percaya saat ini, tanah merupakan anugerah Tuhan yang harus dimanfaatkan demi kemakmuran bersama sebagai tanggumg jawab sosial sekaligus menjamin kesuburan tanah sebagai tanggung jawab menjaga lingkungan hidup.

 Doa: Tuhan, kiranya tanah sebagai milik-Mu memberikan kesejahteraan bagi kami, Amin

 

Jumat, 21 Juni

Imamat 25: 23-28

Gunakanlah Tanah Anugerah Tuhan Bagi Kesejahteraan Hidup 



 Saat ini, dapat dibilang bahwa tanah telah menjadi  sumber konflik (sengketa). Dimana-mana terjadi masalah tanah yang berujung pada masalah sosial maupun masalah hukum.  Orang “bakalai” (bertengkar) karena tanah, orang “bakusumpah” (saling menyumpahi) karena tanah, orang “bakubunuh” (saling membunuh) juga karena tanah. Kenapa? Karena tanah memiliki nilai investasi (harga) yang tinggi. Akibat harga jual tanah yang sangat fantastis tersebut membuat orang tidak segan-segan mengambil tanah milik orang lain, ada yang menjual tanah warisan secara sepihak, manupulasi sertifikat tanah, dan sebagainya.  Persoalan tentang tanah juga terjadi pada saat bangsa Israel mendiami tanah Kanaan. Setiap suku Israel diberikan pembagian dan kepemilikan tanah untuk dikelola demi kesejahteraan hidup akan tetapi ada yang menjual tanah sehingga mereka kehilangan miliknya Karena itu, mereka diingatkan agar jangan menjual tanah secara mutlak karena Allahlah pemilik tanah (ay.23). Orang Kristen diingatkan bahwa tanah milik Tuhan karena itu tanah tidak boleh menjadi sumber konflik melainkan sumber hidup.

Doa: Tuhan, kiranya tanah sebagai milik-Mu tidak menjadi sumber konflik melainkan sumber kesejahteraan, Amin.


Ulangan 27: 17

Sabtu, 22 Juni



                                                            
Berpeganglah Pada Hak dan Kewajibanmu

 

Praktek menggeser batas tanah sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ada pihak-pihak tertentu yang dengan curang menggeser batas tanah  atau patok yang telah dibuat dari si pemilik yang sah. Padahal praktek tersebut dapat diancam pidana. (Pasal 383 KUHP) Larangan tentang menggeser batas tanah milik orang lain pun sudah disampaikan oleh Musa pada zaman lampau. Larangan ini bermaksud agar bangsa Israel tidak semena-mena terhadap milik sesamanya. Dan apabila Israel melanggar perintah tersebut akan membawa konsekuensi buruk bagi kehidupan mereka yakni kutuk. Kutuk ini disampaikan oleh imam dan akan disahut dengan kata “amin” oleh segenap umat Israel (ay.17). Hal ini dilakukan agar umat Israel hidup taat sesuai perintah Tuhan (Ul.30:19). Pesan nas ini bagi kita adalah bahwa kita tidak boleh menggeser batas tanah orang lain sebagai pemilik sah karena hal itu bukanlah perbuatan kebenaran. Tindakan tersebutdapat saja mendatangkan persoalan yang berujung pada hukuman pidana. Tentu kita tidak menginginkan hukuman Tuhan. Maka mari kita berlaku jujur di hadapanNya, termasuk jujur terhadap batas-batas tanah.

Doa:  Roh Kudus tuntunlah kami hidup dalam kebenaran, dengan tidak menggeser batas tanah yang telah dibuat, amin. 

 

 

Kejadian 1: 1-31

Minggu, 23 Juni


Alam SemestaTanda Keagungan Allah



Menikmati panorama wisata alam (gunung) di Dusun Siwang, Kecamatan Nusaniwe membuat kita terpesona dan takjub akan keindahan alam, mulai dari pemandangan hijau di pegunungan, ombak di pesisir teluk Ambon hingga matahari terbit dan terbenam. Semua karya ciptaan Allah yang luar biasa tersebut menuntun kita untuk berucap “Allah Maha Pencipta” segala sesuatu yang diciptakan-Nya sempurna dan indah. Hal ini pun ditegaskan dalam bacaan kita, bahwa semua ciptaan Tuhan itu baik dan sempurna (ay 1-27). Karena itu,  manusia diberi kuasa atas seluruh makhluk (ay.28). Jika kita menyadari bahwa ciptaan Tuhan itu baik, maka sebagai orang percaya kita diberi tanggungjawab untuk mengusahakan, mengelola dan merawat ciptaan Tuhan itu dengan baik. kita diingatkan untuk menghentikan eksploitasi terhadap alam, mencemarkan lingkungan, menebang dan membakar hutan, dan sebagainya. Marilah kita bersyukur bahwa semua ciptaan Tuhan yang baik dan sempurna tersebut hanya diperuntukan bagi pemenuhan kebutuhan dan kesejehteraan semua makhluk terutama bagi manusia, maka menjaga alam sama artinya kita menjaga keagungan Tuhan.

 Doa:Roh Kudus tuntun kami untuk mengusahakan alam dengan baik demi kesejahteraan seluruh makhluk. Amin.



Kejadian 2: 8-14

Senin, 24 Juni

 

Memanfaatkan Kekayaan Alam dengan Rasa Syukur

M


enelusuri perjalanan sepanjang sungai Manumbae di Kepulauan Aru Tengah, kita dihadapkan dengan pemandangan yang indah dan menakjubkan karena di pesisir pantai terbentang hutan bakau yang luas. Air sungai yang tenang menjadi tempat aktivitas masyarakat yakni mandi, mencuci, memanggur sagu dan  mencari ikan di sungai tersebut. Sungai Manumbae merupakan anugerah Tuhan  yang luar biasa bagi masyarakat di sana. Ciptaan Tuhan yang indah dan menakjubkan dapat kita temukan pula dalam perikop tadi tentang Taman Eden. Taman Eden selain indah memiliki kekayaan alam yang banyak; antara lain: berbagai jenis pohon yang dimakan baik oleh manusia maupun binatang (ay.9). Dan yang paling terpenting dalam taman tersebut adalah sungai yang mengalir dengan keempat cabangnya. Dimana salah satu cabang, namanya Pison merupakan tambang emas terbaik. Selain itu terdapat pula damar bedolah (bahan baku minyak wangi, obat-obatan) dan batu krisopras (batu permata) yang memiliki nilai yang berharga.  Kekayaan alam yang berada di taman Eden harus diusahakan dan dipelihara dengan baik demi kehidupan (ay.15). Allah telah menyediakan bagi kita kekayaan alam yang berlimpah; baik di darat, udara dan lautan. Marilah kita menjaga dan mengelolanya dengan baik demi keberlangsungan hidup kita semua.

Doa: kami bersyukur dapat memenfaatkan kekayaan alam sebagai berkatMu Tuhan, amin.

 


Selasa, 25 Juni

Kejadian 2 : 15 - 17

 


Allah Pencipta Memberi Tugas Bekerja Untuk Kehidupan Bersama


Kelanjutan karya Allah Maha Pencipta dengan menempatkan manusia pertama Adam di taman Eden, adalah bekerja dengan mengusahakan dan memeliharanya. Sering kita salah memahami bahwa seandainya Adam dan Hawa tidak jatuh ke dalam dosa, maka kita hidup enak dan tidak harus bekerja. Padahal kerja itu telah diperintahkan oleh Tuhan Allah. Namun saat jatuh dalam dosa, maka kerja lebih diperberat sebagai hukuman, bahwa dengan berpeluh, bekerja keras untuk menikmati dan mendapatkan berkat Tuhan. Kemudian ada tanggung jawab yang penting kepada Adam yakni semua buah di dalam taman boleh dimakan dengan bebas. Tetapi buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat, jangan dimakan pasti engkau mati. Kita bersyukur bahwa Allah Pencipta menjadikan kita sebagai rekan sekerjaNya dalam menghadirkan damai sejahtera bagi semua ciptaan. Untuk itu adalah penting selalu mengandalkan hikmat Tuhan agar kita taat dan setia melakukan tugas dan tanggung jawab kita dengan baik. Semua pekerjaan yang baik ketika kita melakukannya demi kesejahteraan semua orang dan demi kemuliaan nama Tuhan, maka akan memberikan kehidupan baru. Namun kalau ketidaktaatan dan melanggar perintah Tuhan, maka semua yang kita lakukan akan membawa kematian bagi kita dan semua orang.

 Doa:Tuhan terima kasih untuk kerja yang kami lakukan demi kesejahteraan bersama. Amin.


Rabu, 26 Juni

Kejadian 2 : 18 - 25

Allah Pencipta Yang Menyatukan Dan Memberkati

 

Kelanjutan firman Tuhan di hari kemarin, bahwa manusia pertama Adam, dilihat oleh Allah Sang Pencipta tidak baik seorang diri saja. Maka Tuhan Allah akan memberikan kepadanya Hawa sebagai penolong yang dicipta Tuhan dari tulang rusuk Adam. Kehadiran Hawa sebagai penolong untuk melanjutkan kehidupan yang telah diciptakan dan dianugerahi oleh Tuhan. Adam dan Hawa bukan lagi dua pribadi, namun telah menjadi satu. Didalam cinta kasih Allah, dua pribadi yang berbeda disatukan dengan tujuan menghadirkan kehidupan sejahtera yang diberkati Tuhan. Dalam realita, seiring perjalanan waktu, harus diakui tidak mudah untuk menyatukan dua pribadi yang berbeda. Hal inipun terbukti dalam setiap pergumulan kehidupan keluarga Kristen. Perbedaan yang selalu dipertentangkan karena egoisme masing-masing pribadi. Hal ini menjadi teladan bagi kita semua, dan mesti memaknai kembali akan kebenaran firman Tuhan ini bagi setiap orang secara pribadi baik laki-laki maupun perempuan. Masing-masing memahami tugas panggilannya dengan baik dan diwujudkan dengan penuh kasih sambil tetap meminta hikmat Tuhan agar kesatuan bukanlah sebuah hal yang mustahil untuk menikmati berkat dari Allah Sang Pencipta.

 Doa:Tuhan tuntun kami dengan Roh KudusMu agar kami mampu menyatukan hati kami didalam keperbedaan. Amin.

 

 

 

Kamis, 27 Juni

Kejadian 3 : 9 - 24

Allah Mengampuni dan Memberkati



Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya dengan segala baik. Semua yang baik dalam ciptaan Tuhan itu, dinodai dengan kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa. Saat mereka makan buah pengetahuan baik dan jahat oleh hasutan si pencoba, mata mereka terbuka dan mengetahui bahwa mereka telanjang. Mereka menjadi takut dan bersembunyi dari Allah.  Tuhan pun menghukum ular sebagai si pencoba. Hawa pun harus susah payah waktu mengandung dan melahirkan sebagai seorang ibu. Pun juga Adam sebagai laki-laki harus bekerja keras dengan mengolah dan mengusahakan tanah sebagai pemberian Tuhan Allah. Mereka akan mengusahakan makanan dari semak duri dan tumbuh-tumbuhan di padang. Dengan berpeluh, bekerja keras untuk mendapatkan berkat sampai kembali kepada Allah sebagai Pencipta. Hawa akan menjadi ibu dari semua yang hidup. Tuhan Allahpun membuat pakaian dari kulit binatang untuk melindungi tubuh mereka. Sekalipun demikian, semua yang dilakukan Allah bertujuan untuk kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia. Panggilan hidup baik kepada Adam dan Hawa dan setiap kita sebagai keluarga Allah adalah melanjutkan kehidupan yang dianugerahi Tuhan bagi kita. Panggilan itu sekalipun diwanai dengan berbagai tantangan, persoalan dan pergumulan hidup, namun tuntunan dan penyertaan Tuhan sebagai wujud cinta kasihNya menjadi kekuatan dan harapan bagi kita untuk berupaya mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan kita.

 Doa:Tuhan terima kasih untuk kasihMu yang mengampuni dan memberkati kami. Amin.



Jumat, 28 Juni

Mazmur 105 : 37 - 45

                                                       Allah Pencipta yang Selalu Menggenapi JanjiNya



 Tuhan Allah yang memanggil Abraham sebagai leluhur Israel telah menepati janjiNya melalui Ishak dan Yakub. Anak-anak Yakub harus ke Mesir karena kelaparan yang hebat. Allahpun memakai Yusuf sebagai orang kedua di Mesir setelah Firaun. Saatnya mereka keluar dari Mesir tanah perbudakan menuju tanah perjanjian Allah kepada leluhur Israel, Abraham, Ishak dan Yakub. Orang Mesir bersukacita saat bangsa pilihan Tuhan keluar, sebab Mesir dilanda ketakutan karena tangan Allah yang selalu menuntun, menyertai dan memberkati mereka. Tandanya dengan tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Selama 40 tahun satupun diantara mereka tidak tercecer, tidak haus dan kelaparan. Sebab Allah Sang Pencipta selalu menyediakan berkat kecukupan dan kelimpahan bagi umat pilihanNya. Tuhan Allah melakukannya bukan karena bangsa Israel baik dan benar. Namun ikatan janjiNya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Janji itupun nyata bagi kita sekeluarga dalam perjalanan pengembaraan di dunia ini. Ada banyak hal berupa tantangan, persoalan dan pergumulan. Tetapi Allah dalam Kristus tidak pernah meninggalkan kita sedetik pun. Untuk itu yakin dan percayalah akan janji penyertaan dan berkatNya bagi kita sekeluarga.

 Doa:Tuhan terima kasih untuk janji berkatMu bagi kehidupan kami sekeluarga. Amin.

 

Sabtu, 29 Juni

Zakharia 10 : 1 - 2

Allah Pencipta Yang Memberikan Hujan Berkat

 

 


 Allah Sang Pencipta yang telah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya demi kesejahteraan semua makhluk adalah bukti cinta dan sayangnya bagi kita sebagai manusia. Allah telah mengatur dengan begitu baik alam ciptaan dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Kalau ada musim panas, tentu saatnya juga sesuai waktunya akan tiba musim hujan. Yang mengaturnya adalah Tuhan Allah Sang Pencipta. Dalam nas firman Tuhan di hari ini, nabi Zakharia menghimbau kepada umat Israel agar mereka meminta hujan dari Tuhan. Sebab Tuhanlah yng membuat awan-awan sebagai pembawa hujan deras, sehingga daripadanya tumbuh-tumbuhan akan hidup dan bertumbuh di padang untuk menghidupkan semua orang. Himbauan dan peringatan nabi Zakharia ini agar umat sadar akan kemahakuasaan Allah. Jangan mereka memakai kekuatan di luar Allah dengan menanyakan kepada terafim yang jahat dan yang juru-juru tenung yang penuh dusta dan hampa. Realita seperti ini terus terjadi sampai saat ini. Ada upaya untuk meminta hujan dan menghentikannya dengan memakai pawing hujan. Hal itu tentu mendukakan hati Allah dan menjadi teguran keras bagi kita semua. Kita mesti mengagungkan dan memuliakan Tuhan Allah yang memberikan hujan berkat, sebagaimana ungkapan pujian kita kepadaNya.

 Doa:Tuhan terima kasih untuk hujan berkatMu bagi kami dan semua makhluk ciptaan. Amin.



Minggu, 30 Juni

2 Tawarikh 32 : 24 - 33

                                                         Merawat Alam dengan Baik Melalui Tugas Pekerjaan

Merawat alam menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama sebagai manusia. Sebab jika alam yang tidak terawat dengan baik akan membawa dampak buruk dan malapetaka bagi kita semua. Dalam bacaan firman Tuhan di hari ini, Hizkia sebagai raja, dia mengalami sakit. Namun ia mendapatkan pemulihan dari Tuhan sebagai sebuah keajaiban. Tetapi Hizkia menjadi sombong dan melupakan semua kebaikan Tuhan itu. Karena kesombongannya itu, Yerusalem dan Yehuda ditimpa murka. Hizkia sadar  dan merendahkan diri bersama penduduk Yerusalem di hadapan Tuhan. Sebagai wujud pertobatannya bersama dengan umat Tuhan, maka Hizkia mendirikan kota-kota perbekalan serta membuat bendungan air sebelah hulu di Gihon dan mengalirkannya ke hilir sebelah barat kota Daud. Semua yang dilakukan oleh Hizkia sebagai sebuah refleksi perjalanan hidupnya sebagai raja atau pemimpin yang harus menghadirkan berkat Tuhan saat merawat alam dengan baik. Semua tanggung jawab itupun ada pada kita sebagai keluarga Allah dengan panggilan untuk menjaga dan merawat alam ciptaan agar bermanfaat bagi kehidupan kita serta anak cucu ke depan.  

 Doa:Tuhan mampukan kami agar dapat menjaga dan merawat alam dengan baik.Amin.