Sabtu, 01 Juni
Kisah Para Rasul 21 :
10 - 14
|
Rela Menderita dan Mati Karena Nama Tuhan Yesus
gabus adalah nabi yang pernah bernubuat
tentang kelaparan di Yerusalem dan hal itu terjadi, sehingga jemaat-jemaat
diminta untuk memberikan bantuan menghadapi masalah ini. Nabi ini pula
menubuatkan tentang masalah besar yang akan dialami Paulus di Yerusalem, sebagaimana yang dijelaskan
dalam nas bacaan hari ini. Paulus akan diikat dan menderita di Yeruselam.
Bagaimana tanggapan Paulus terhadap nubuatan yang disampaikan nabi Agabus? Ia
tak bergeming, bahkan sekalipun ada murid-murid dan rekan-rekan sepelayanan
yang melarang Paulus untuk jangan pergi, namun dengan tegas ia berkata: “aku
ini bukan hanya rela untuk diikat, melainkan rela mati di Yerusalem karena nama
Tuhan Yesus”. Paulus tahu apa itu menderita, dia tahu bagaimana berkorban, dia
tidak memandang nubuatan itu sebagai malapetaka. Karena dia tahu betul hidupnya
hanya untuk Kristus dan mati itu adalah keuntungan. Karena itu,
Paulus tidak mau mendengarkan nasehat dan nubuatan yang disampaikan dan pada
akhirnya membuat mereka menyerah lalu berkata “jadilah kehendak Tuhan!”.
Keberanian sikap Paulus dan pengorbanannya bagi pekerjaan Tuhan menjadi teladan
bagi kita semua selaku pengikut Tuhan. Karakter injili yang demikian sesungguhnya
adalah buah dari karya Roh Kudus.
Doa: Ya Tuhan, beri kami keberanian untuk berkorban karena nama Tuhan Yesus, amin.
Berhikmat
Menghadai Krisis Pangan
Dalam
beberapa kali sambutan yang disampaikan oleh bapak penjabat walikota Ambon di kegiatan-kegiatan gereja, beliau
mengatakan bahwa tahun ini memiliki tantangan tersendiri. Ada 3 tantangan yang
menurut beliau akan kita hadapi di tahun ini yaitu: pertama, perubahan iklim yang menyebabkan krisis pangan dan air
bersih. Kedua, ketidakpastian arah
geoplitik dan ketiga, disrupsi
pasokan energy global. Semua tantangan ini akan memberikan dampak langsung bagi
kita. Kenaikan harga-harga barang, merosotnya nilai tukar rupiah dan
sebagainya. Menghadapi berbagai tantangan ini pemerintah akan tetap memperkuat
peran pemberdayaan. Kisah yang kita baca hari ini, memperlihatkan pula cara
Yusuf yang pada waktu itu menjadi penguasa di Mesir, untuk bertindak ketika
menghadapi krisis kelaparan. Dengan kemampuan dan hikmat yang dimilikinya, ia
berupaya menyimpan gandum selama tahun-tahun kelimpahan, sebagai antisipasi
ketika datangnya tahun-tahun kelaparan di Mesir. Dengan caranya ini ia berhasil
menolong rakyat yang dipimpinnya termasuk bangsa-bangsa lain diseluruh bumi
yang datang meminta bantuan kepadanya. Mari kita berhikmat menghadapi krisis
pangan ini dengan mengupayakan berbagai gerakan, dimulai dari keluarga:
menanam, melaut, memasarkan, menabung, mengelola dan mengendalikan diri,
menjaga dan melestarikan alam.
Doa:Tuhan, berilah hikmat-Mu agar kami kuat menghadapi berbagai krisis kehidupan, amin.
Bertindak Cepat dan Cerdas Menghadapi
Krisis
erhadapan dengan krisis kelaparan yang melanda
Mesir dan Kanaan, kebijakan penyelamatan sudah disiapkan jauh-jauh hari oleh
Yusuf bagi Mesir. Ia menyimpan semua uang hasil pembelian gandum dan membawanya
ke dalam istana. Ketika semua uang dan persediaan makanan telah habis,
masyarakat mendatanginya sebagai penguasa untuk memohon bantuan. Melalui
transaksi penjualan ternak yang diganti dengan bahan makanan,Yusuf membantu
rakyatnya dari krisis pangan dan kelaparan. Sebagai seorang penguasa siapapun
dia,sangat diharapkan akan bertindak dengan cepat dan cerdas untuk menolong
rakyatnya ketika mereka berhadapan dengan tantangan dan krisis. Belajar dari
apa yang dilakukan oleh Yusuf sewaktu ia menjadi penguasa di Mesir. Kemampuan
untuk bertindak cepat dan cerdas akan menolong meringankan penderitaan yang
dialami rakyat. Sebagai orang percaya, kita mesti memiliki kemampuan untuk
bertindak cepat dan cerdas menghadapi berbagai krisis yang terjadi dalam
kehidupan. Dalam keluarga, utamakanlah membeli sesuatu yang menjadi prioritas
dan kebutuhan. Menabung untuk masa depan, menjaga dan mengelola segala sumber
daya alam yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Tetaplah berserah kepada Tuhan
yang memberi kekuatan dan pertolongan untuk melalui semua krisis tersebut.
Doa: Tuhan, kami mau menyalurkan kasih dan berkat-Mu bagi sesama, amin.
Berjuang
Mengatasi Krisis
elajaran penting
kita dapati dari Yusuf ketika ia bertindak
untuk menyelamatkan keluarganya dan bangsa Mesir dari krisis pangan yang
menyebabkan kelaparan. Kondisi negeri itu demikian parahnya karena bencana itu.
Sebagai orang kepercayaan Firaun, ia diberi tanggungjawab menanggulangi bencana
ini sesuai dengan rencana yang disingkapkan dari mimpi Firaun. Yusuf
menunjukkan kecakapannya dengan mengambil kebijakan yang memperkokoh dan
memperkaya kerajaan pada satu sisi, tetapi juga menolong rakyat Mesir dari
kelaparan. Kesepakatan yang dibuat bersama kala itu adalah hasil tanah milik
rakyat, seperlima menjadi milik Raja, tetapi hasil empat bagian sisa tetap menjadi hak mereka. Kesepakatan
itu meringankan penderitaan rakyat. Karena itu rakyat menyampaikan kepada
Yusuf, "Engkau telah memelihara hidup kami, asal kiranya kami mendapat
kasih tuanku." Yusuf telah bertindak sebagai saluran berkat di tengah
bangsanya. Dalam situasi serba sulit, penuh krisis dan tantangan, kita dapat
dipakai Tuhan sebagai alat-Nya, agar berkat-Nya tercurah bagi banyak orang.
Kiranya kasih kita tidak berkurang meski ada di tengah krisis kehidupan.
Doa: Ya Allah, tolonglah kami untuk terus hidup menjadi berkat bagi banyak orang, amin.
Menolong Orang Lain di Tengah Krisis
etiap orang memiliki cara yang berbeda dalam
menyikapi keadaan genting atau krisis dalam hidupnya. Apapun caranya, kita
diminta untuk bersikap bijaksana atau berhikmat dalam menghadapi krisis. Dari nas bacaan hari
ini kita bisa belajar tentang bagaimana berhikmat
menghadapi krisis. Obaja, seorang yang dibesarkan dalam takut akan Tuhan.
Sebagai pegawai raja Ahab, ia tahu semua tindakan di istana. Ketika melihat
rencana pembunuhan nabi-nabi Tuhan oleh ratu Izebel, ia menganggapnya sebagai
tindakan yang jahat dan bertentangan dengan kehendak Tuhan. Ia diam-diam
menyembunyikan seratus nabi Tuhan dan mencukupkan kebutuhan harian mereka dengan
makanan dan minuman. Semua dilakukannya karena rasa takut akan Tuhan. Ia bisa
saja terbunuh tetapi ia telah memilih untuk menyelamatkan kehidupan orang lain.
Itulah hikmat yang dimiliki Obaja. Maka berhikmat menghadapi berbagai krisis
termasuk krisis pangan, dapat dilakukan oleh semua orang yang takut akan Tuhan,
melalui cara melindungi kehidupan orang lain.
Pada kita masing-masing, ada potensi dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan
untuk menolong menyelamatkan orang lain dari krisis kehidupan yang berat. Orang
yang takut Tuhan dengan cara melindungi kehidupan orang lain, akan mendapatkan
jalan keluar tatkala berhadapan dengan krisis.
Doa: Ya Tuhan, ajari kami untuk menolong orang lain meski krisis kehidupan melanda, amin.
Kisah Para Rasul 11 : 27- 30
|
Bersama
Kita Kuat Menghadapi Berbagai Krisis
Banyak
krisis yang terjadi dalam kehidupan dapat diselesaikan secara bersama.
Kebersamaan telah menjadi kekuatan yang menggerakan semua orang untuk terlibat
mengulurkan tangan. Hal itu pun nyata terbukti dalam kisah ini. Seorang dari
para rasul yang bernama Agabus telah menerima karunia bernubuat dari Roh Kudus.
Ia berdiri dan menubuatkan tentang bencana kelaparan (ay. 28). Menyikapi
peringatan Agabus dalam nubuatannya itu, menggerakkan murid-murid untuk
mengumpulkan sumbangan sesuai kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya
kepada saudara-saudara di Yudea (ay. 29). Hal yang sama pula dilakukan dan
dikirimkan kepada penatua-penatua melalui Barnabas dan Saulus (ay. 30). Hal ini
memperlihatkan bahwa sekalipun kelaparan akan melanda dunia seperti yang disampaikan
Agabus, akan tetapi murid-murid di Antiokhia telah mengantisipasinya. Mereka
tidak mementingkan diri mereka sendiri melainkan juga berusaha menolong orang
lain. Tindakan murid-murid di Antiokhia menghadapi krisis kelaparan yang
terjadi secara bersama, menunjukkan langkah yang tepat dan berhikmat. Kisah ini
mengingatkan kita pula untuk menghadapi berbagai krisis kehidupan ini secara
bersama. Ya, hanya dalam kebersamaan kita dapat menolong meringankan beban
penderitaan orang-orang yang sedang kesusahan.
Memakai
Hikmat dalam Bertindak
lisa
memerintahkan mereka untuk mengambil tepung lalu dilemparkan ke dalam kuali dan
kuali itu menjadi bebas dari racun tadi. Sepertinya ini adalah hal yang kecil,
tetapi jika kita mengingat situasi yang terjadi pada waktu peristiwa ini
terjadi, barulah kita memahami betapa pentingnya tanda mujizat ini. Ayat 38
mengatakan bahwa ada kelaparan di negeri. Di tengah-tengah kelaparan inilah
kuali makanan menjadi sangat berharga. Tanpa masakan dalam kuali itu mereka
akan kelaparan. Inilah yang menjadikan tanda mujizat itu sangat penting, sebab
tanda itu menyatakan belas kasihan Tuhan yang dinyatakan tepat pada waktunya.
Ketika kebutuhan dari umat-Nya sangat besar, Tuhan memberikan pertolongan-Nya.
Tuhan tidak pernah memalingkan wajah-Nya dari umat yang dikasihi-Nya. Dia terus
menjaga dan mengawasi sehingga tidak ada satu pun peristiwa yang dialami oleh
umat-Nya yang luput dari pengamatan-Nya.Tuhan memakai Elisa untuk menolong para
nabi yang dipimpinnya. Setelah itu dia jugalah yang menyediakan makanan di
dalam kuali untuk dimasak dan dimakan bersama. Menghadapi berbagai krisis dalam
kehidupan kita pun dapat dipakai oleh Tuhan sama seperti Elisa.Kita dapat
mengerjakan apa yang bisa dikerjakan berdasarkan potensi sumber daya dan
kemauan yang dimiliki di dalam diri. Kita pun dapat menggunakan nilai kearifan
local sebagai wujud hikmat dalam menyikapi krisis yang terjadi.
Doa: Bapa, berikan kami hikmat agar kami selalu bertidak dalam kehendakMu. Amin.
Berhikmat
dalam Memberi
ujizat
roti yang dibuat Elisa merupakan tanda penyertaan Tuhan. Di tengah-tengah
keterbatasan makanan, kuasa Tuhan tetap tidak terbatas. Jika Elisa mau
menghitung-hitung, maka dia akan berpikir bahwa 20 roti mungkin hanya memadai
untuk jaminan dia dan hambanya dapat makan selama seminggu. Tetapi yang ada di
dalam pikirannya adalah bagaimana golongan nabi yang seratus orang itu bisa
makan kenyang. Dia tidak memikirkan haknya sendiri dan tidak memikirkan
kepentingannya sendiri.Dia melihat krisis yang sedang terjadi itu sebagai
derita bersama, karena itu dengan berhikmat ia menyikapinya dan menjadi saluran
berkat bagi banyak orang. Dalam hidup ini, cara Tuhan menolong tidak terbatas
pada apa yang ada. Tuhan akan memelihara umat-Nya dengan apa yang ada. Berkat
Tuhan tidak mungkin kurang. Itulah sebabnya Ibrani 13:5 mengatakan bahwa kita
harus belajar untuk mencukupkan diri kita dengan apa yang ada pada kita.
pengalaman beriman dari Elisa ini memberi pelajaran penting agar kita Jangan menjadi serakah dan jangan kehilangan
iman. Apa yang Tuhan berikan, bukan hanya cukup untuk keperluan diri, keluarga,
jemaat, gereja, tetapi juga untuk menolong orang lain dalam kehidupan bersama.Tuhan
pasti akan memelihara kehidupan kita semua, tetapi Dia melakukan itu melalui
kita sebagai saluran-Nya.Kita tidak dipanggil untuk meminta kemurahan, tetapi
kita dipanggil untuk menjadi menunjukkan kemurahan itu dalam kehidupan bersama
yang lain.
Doa: Tuhan ajarlah kami bermurah hati sama sepertiMu dalam hidup kami. Amin.
Air
adalah Sarana Memulihkan Kehidupan
Salah
satu kebutuhan hidup yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah air.
Fungsi air bagi tubuh adalah untuk menyeterilkan dan membersihkan organ tubuh,
mengedarkan sari makanan ke semua sel tubuh, dan juga membuang sampah beracun
dari tubuh.Dalam nas bacaan hari ini dikisahkan tentang mujizat yang Elisa
lakukan yakni membuat air Yerikho kembali menjadi sehat.Yosua 6:26 mengatakan
bahwa orang yang membangun kembali kota Yerikho akan terkutuk dan akan
kehilangan anak sulung dan anak bungsunya.Para penduduk kota juga terkena
dampak karena mereka pun kehilangan anak-anak yang belum dilahirkan karena ibu
mereka mengalami keguguran. Meski letak kotak itu strategis, namun airnya tidak
baik. Tuhan berfirman melalui Elisa (ay. 21) bahwa Dia sudah menyehatkan
memulihkan kembali air di kota Yerikho. Akta pemulihan itu dilakukan Elisa
dengan memberikan gambar ke dalam air itu.
Air yang disehatkan kembali adalah tanda kemurahan Tuhan bagi
orang-orang yang dikasihi-Nya. Tuhan memakai media air untuk memulihkan kehidupan
bangsa sebab ada generasi baru yang diselamatkan. Kita
sungguh bersyukur atas anugerah air yang Tuhan sediakan di atas muka bumi.
Ketersediaan air ini tidak semuanya dapat dikonsumsi. Air bersih akan semakin
berkurang. Menjadi panggilan kita semua untuk menjaga dan merawat alam,
pohon-pohon dan sumber-sumber air bersih dengan baik. Jangan mengotori air
dengan sampah dan menggunakannya dengan sebebas-bebasnya tanpa memikirkan
kebutuhan orang lain.
Doa: Tuhan terima kasih untuk air yang kami nikmati dalam hidup setiap hari. Amin.
Air
yang Menjadi Berkat
Iman
adalah kemampuan untuk percaya pada apa yang tidak bisa kita lihat, sehingga
terbebas dari ketakutan yang menjebak dan mengurung.Bagi hamba perempuan yang
memberi saran kepada Naaman untuk bertemu dengan Elisa, penyakit Naaman bisa
sembuh asalkan Naaman mau datang kepada sang nabi, itulah kebenarannya. Kisah
Naaman disembuhkan ini mengingatkan bahwa percaya atau beriman saja tidak
cukup. Ia percaya nabi Elisa di Israel bisa menyembuhkan sakit kustanya. Naaman
berangkat dengan surat pengantar resmi atasannya, Raja Aram, lengkap dengan
segala kegagahan militer dan harta persembahannya untuk “membeli” kesembuhan
dan Allah Israel, tetapi pada akhirnya Naaman malah marah dan terhina. Elisa menyuruhnya
“hanya” mandi di sungai Yordan tujuh kali. Apa susahnya perbuatan ini? Hampir
saja Naaman luput dari anugerah kesembuhan, seandainya dia tetap marah dan
tidak menaati perintah Elisa. Namun akhirnya ia mau mandi di sungai dan
memperoleh kesembuhan. Kita percaya dalam iman bahwa air adalah juga sarana
yang Tuhan pakai untuk proses kesembuhan.Dengan kuasa-Nya Tuhan bisa memakai
media apapun termasuk air untuk menyatakan kasih dan pemulihan bagi yang berharap
kepadaNya. Angkat hati dan minta Tuhan memberkati air untuk pemulihan.
Doa:Bapa kami ingin membawa pemulihan bagi sesama, jadikan kami saluran berkat.Amin.
Air
adalah Kebutuhan
urang
lebih 60% dari total berat tubuh manusia adalah air/cairan, karenanya tak heran
cairan menjadi zat yang sangat penting untuk membantu tubuh kita agar tetap
sehat sehingga dapat menunjang kehidupan dan aktivitas setiap hari. Air menjadi
kebutuhan hidup yang sangat penting bagi
manusia. Keluaran 15:22-27 mengisahkan tentang peristiwa setelah penyeberangan
Laut Merah, bangsa Israel mulai bersungut-sungutkarena kekurangan air minum
yang layak untuk dikonsumsi. Merekamengkritik dan menyalahkan Musa, karena
tidak memberikan solusi yang memadai terhadap masalah kekurangan air. Meresponi
semua persungutan dan keluhan mereka, Musa berbalik kepada Tuhan dan berdoa. Tidak
ada cara lain yang dapat dilakukan Musa selain menyerahkan persoalan krisis air
ini kepada Tuhan. Tuhan dengan kemurahan hati-Nya memberikan solusi atas
kekurangan air tersebut. Musa diperintahkan untuk melemparkan kayu ke dalam air
yang pahit, dan air itu menjadi manis sehingga dapat diminum oleh bangsa Israel. Di tengah
kondisi padang gurun yang gersang sekalipun, Tuhan dapat menyediakan air. Maka
keberadaan air bersih yang hingga hari ini dapat kita nikmati, adalah bukti
kemurahan hati Tuhan yang harus kita dayagunakan dengan baik demi keberlanjutan
hidup. Air adalah sumber kehidupan. Mari jaga dan bersihkan sumber-sumber air
bersih yang ada di sekitar lingkungan tempat kita tinggal.
Doa: Tuhan kiranya kami bertanggungjawab menjaga sumber-sumber air demi kehidupan yang berlanjut.Amin.
Jangan
Bertengkar Soal Air
Dalam
perjalanan menuju Tanah Perjanjian, bangsa Israel berpindah-pindah hingga
sampai di Rafidim. Di situ tidak ada air untuk diminum, lalu mereka mulai
panik. Mereka tidak menyadari bahwa dipersinggahan sebelumnya Allah selalu menyediakan
air. Mereka tidak meyakini bahwa Allah juga akan menyediakan air bagi mereka di
Rafidim. Pemeliharaan dan kebaikan Allah sepanjang perjalanan mereka, dari
Mesir sampai Rafidim, seolah-olah terhapus begitu saja oleh masalah ketiadaan
air.Musa terpancing dengan aksi bangsa itu, lalu dengan berteriak-teriak
bertanya kepada Tuhan. Sebab ia khawatir kalau bangsa itu akan mencelakainya.
Tuhan pun masih berkenan memakai Musa melakukan mukjizat untuk menolong
umat-Nya. Musa berjalan di depan bangsa Israel dengan beberapa tua-tua dengan
membawa tongkat menuju gunung Horeb, lalu memukul gunung batu dan keluarlah air
sehingga bangsa Israel dapat meminumnya. Pertengkaran bisa disebabkan oleh
berbagai alasan. Salah satunya jika kebutuhan air tidak ada. Atau air yang ada
tidak mencukupi kebutuhan banyak orang. Di tempat-tempat yang sulit mendapatkan
air, kadangkala berebutan. Air yang disediakan pemerintah pun kadang-kadang
jika tidak dijalankan satu dua hari, telah menimbulkan kesulitan dan
persungutan bahkan pertengkaran. Ya, begitu pentingnya air bagi kehidupan. Tetapi
jangan bertengkar karena air sebab Tuhanlah yang memberi air dan Tuhan tidak
akan membarkan kehidupan binasa karena ketiadaan air.
Doa:Ya Tuhan, biarlah kami tidak bertengkar karena air. Amin.
Kamis, 13 Juni Bilangan 20: 2-13
|
Tuhanlah
yang Memberikan Air demi Memelihara Kehidupan
uhan
Allah selalu menjaga keberlanjutan kehidupan seluruh ciptaan. Dalam nas ini
disampaikan demikian, bahwa umat Israel yang melakukan perjalanan di padang
gurun merasakan haus. Kehausan itu
membuat mereka melakukan protes terhadap Musa dan Harun. Dalam pandangan bangsa
Israel, sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh Allah maka Musa dan Harun harus
bertanggung jawab atas situasi krisis yang terjadi. Menyikapi kondisi itu maka
Musa dan Harun memohon kepada Allah di pintu Kemah Pertemuan agar berkenan
memberikan air, sehingga mereka dapat bertahan hidup. Dalam keadaan itu,
hakekat Tuhan sebagai Allah yang merawat kehidupan dinampakan. Allah
memerintahkan untuk mengumpulkan umat dan menyampaikan kepada bukit batu untuk
mengeluarkan air. Perintah tersebut agar menjadi pengingat kebenaran, bahwa
Allah yang memberi air sebagai bentuk pemeliharaan-Nya. Ironinya, Musa dan
Harun justru mempertanyakan di depan umat: apakah kami harus mengeluarkan air
bagimu dari bukit batu ini?. Pertanyaan itu adalah bentuk ketidakpercayaan dan
keraguan atas pemeliharaan Allah. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita juga
meragukan kebenaran bahwa Allah akan tetap menolong dan memelihara hidup kita?
Percayalah, bahwa Allah tidak akan meninggalkan ciptaan-Nya sendiri. Allah yang
telah mencipta adalah Allah yang terus menuntun dan memelihara kehidupan dengan
selalu menyediakan air bagi kebutuhan ciptaan-Nya.
Doa: Ya Tuhan, kami percaya, bahwa
Engkau yang menciptakan air untuk terus menuntun dan memelihara ciptaan-Mu.
Amin.
Aliran Air Sehat Membawa Kehidupan
bagi Semua Makhluk
Seorang
penyair dan penulis novel asal Skotlandia yang bernama Charles Mackay pernah
menyampaikan, bahwa “Air adalah ibu dari pokok anggur, perawat dan sumber
kesuburan, penghias dan penyegar dunia”. Ungkapan Mackay sesungguhnya
memberikan kesadaran kepada kita semua, bahwa air adalah salah satu sumber
utama kehidupan. Dengan aliran air yang sehat maka kehidupan seluruh ciptaan
dapat terus diperjuangkan. Teks Yehezkiel 47:1-12 sebagai kumpulan penglihatan
zaman baru bangsa Israel menampilkan gagasan yang sama, bahwa aliran sungai
yang keluar dari Bait Suci mampu memberikan kehidupan kepada seluruh ciptaan.
Ungkapan “Bait suci” yang terus diulangi dalam teks Yehezkiel 47 hendak
memberikan penegasan bahwa air yang membawa kehidupan bersumber dari Allah,
sebab Bait Suci adalah kediamaan-Nya. Sebagai implikasi etis maka umat perlu
menjalankan kewajiban keagamaan mereka. Sesungguhnya, ketergantungan kepada air
memberi penyadaran akan pentingnya penyerahan diri kepada Allah dan kerelaan
melakukan perintah-Nya. Nilai yang sama perlu kita maknai di masa kini, bahwa
kehidupan yang berkelanjutan dari seluruh ciptaan akan diperoleh hanya melalui
intimitas dengan Allah, yaitu: menyerahkan hidup secara total kepada Allah dan
kesediaan untuk melakukan seluruh kewajiban dan perintah-Nya, termasuk merawat
air agar tetap sehat, bersih dan tersedia dari waktu ke waktu.
Doa: Tuhan, mampukan kami dengan Roh Kudus agar mampu melakukan kehedandak-Mu. Amin.
Air Mesti dimanfaatkan
untuk Kepentingan Bersama
Kerelaan
untuk berbagi penting dimiliki setiap orang percaya. Teks Kejadian 24: 10-21
secara lugas menjelaskan tentang pertemuan Ishak dan Ribka. Dan sesungguhnya
menarik karena pertemuan mereka digambarkan dalam ruang berbagi hidup yang
tulus. Ishak pada waktu itu membutuhkan Air dan Ribka ditampilkan sebagai sosok
yang memanfaatkan air sebagai sarana berbagi hidup untuk kepentingan bersama.
Bahkan secara jelas ditampilkan, bahwa Ribka tidak hanya berbagi kehidupan
kepada sesama manusia, tetapi juga kepada ciptaan lainnya, hewan peliharaan
Ishak (bnd. Ay. 19-20). Totalitas dan ketulusan Ribka untuk berbagi semakin
terlihat ketika ia berlari kedua kalinya ke sumur, menimba air dan memastikan,
bahwa unta-unta Ishak puas meminumnya. Kita yang terus hidup di masa kini,
patut belajar dari ketulusan Ribka untuk berbagi sumber kehidupan dengan sesama
dan ciptaan lainnya. Kita diingatkan untuk senantiasa memperjuangkan
kepentingan dan keberlanjutan hidup bersama, dibandingkan mementingkan hidup
sendiri. Percayalah, bahwa Allah Sang Sumber Berkat itu tidak akan membuat kita
berkekurangan ketika dengan tulus kita memutuskan untuk menolong sesama. Doa: Tuhan, mampukan kami untuk memanfaatkan air untuk kepentingan bersama. Amin.
Tanah Milik Pusaka Tidak Boleh
diperjualbelikan
akaria
J. Ngelow sebagai Pendeta Gereja Kristen Sulawesi Selatan pernah menyampaikan,
bahwa “Pengelolaan tanah adalah amanat dari Allah”. Ngelow sesungguhnya
mengkritik kecenderungan tindakan gadai dan jual beli tanah di masa kini.
Menurut Ngelow, pengelolaan tanah milik pusaka harus didasarkan pada
kepentingan hidup bersama. Bagi Ngelow, jika tanah tidak dikelola secara
bijaksana maka akan menimbulkan beragam masalah, baik dalam relasi manusia dengan
alam maupun relasi antar manusia. Berbeda dengan harapan Ngelow, teks 1
Raja-raja 21:1-19 memperlihatkan pengelolaan tanah yang tidak adil. Ahab
sebagai penguasa menggunakan kekuasaannya untuk merampas hak milik dan hak
hidup umat. Tindakan Ahab merupakan pelanggaran berat atas HAM, Hukum Keagamaan
Israel, sekaligus pemberontakan kepada Allah Sang Sumber Hidup. Karena dalam
hukum agama Israel, tanah adalah pemberian Allah yang tidak boleh dialihkan.
Jika terjadi peralihan hak kepemilikan maka patut didasari pada mekanisme
hukum. Ironinya, Ahab tidak melakukan semua itu. Belajar dari kesalahan Ahab
maka kita di masa kini dipanggil untuk mengelola tanah berdasarkan prinsip
keadilan Allah. Sudah saatnya, kita tidak menggunakan tanah untuk mendominasi
sesama, melainkan untuk melayani, memberdayakan, dan memperjuangkan hidup
bersama.
Doa: Tuhan, mampukan kami untuk terus memanfaatkan berkat-Mu untuk kepentingan bersama. Amin.
Kita Terpanggil
Merawat Alam
ejak
penciptaan langit dan bumi, manusia diberikan mandat dari Tuhan untuk
“Berkuasa” (bnd. Kejadian 1:28). Mandat untuk “Berkuasa” dari Tuhan kemudian
salah dipahami, sehingga terjadi kerusakan alam, karena sikap dominasi (power over) manusia. Manusia melupakan
bahwa inti mandat Allah adalah menciptakan kesetaraan dan keutuhan hidup antar
ciptaan serta panggilan untuk mengelola, merawat, dan melestarikan alam. Teks
Kejadian 26:12-27 sebagai bahan perenungan semakin memberikan kita penyadaran
tentang pentingnya merawat alam. Dalam teks diceritakan, bahwa negeri Filistin
mendapat persoalan besar, yaitu mereka semua kelaparan. Ishak yang turut berada
di negeri Filistin kemudian memutuskan mengelola tanah sebagai upaya untuk melanjutkan
hidup. Disebutkan bahwa Ishak menabur di tanah dan pada tahun itu juga, ia
mendapat hasil seratus kali lipat, dan ia menjadi kaya, bahkan kian lama kian
kaya”. Tindakan Ishak memberikan pelajaran kepada kita di masa kini, bahwa alam
adalah sumber kehidupan untuk seluruh ciptaan, karena telah diberkati oleh
Tuhan. Sebagai manusia, kita patut bersyukur untuk anugerah tersebut. Dan
sebagai bentuk ungkapan syukur, kita patut untuk menjaga dan merawat alam
ciptaan ini. Dengan menjaga alam, kita sementara berjuang untuk menjaga rumah
bersama yang kita diami. Dengan rumah yang aman maka seluruh ciptaan mampu
terpelihara dengan baik.
Doa: Tuhan, teruslah mampukan kami untuk merawat alam ciptaan-Mu. Amin.
Jangan Memindahkan Batas Tanah Milik
Orang Lain
Selain
disebut sebagai makhluk etis-moral (homo
ethicus), makhluk manusiawi (homo
humanus), makhluk sosial (homo socius),
manusia juga disebut sebagai makhluk ekologi (homo ecologicus). Dengan memahami hakekat diri sebagai makhluk
ekologi maka manusia terpanggil untuk menjaga alam ini. Menurut penuturan Amsal
23:10-11, salah satu cara merawat alam adalah “Dengan tidak memindahkan batas
tanah milik orang lain, terkhususnya ladang anak-anak yatim”. Larangan tersebut
memiliki makna hukum/ perlindungan berlapis. Karena pada satu sisi, larangan
tersebut bertujuan menjaga dan mempertahankan hak-hak anak yatim dari para
penguasa yang tidak adil. Dan pada sisi lain, larangan tersebut bertujuan
menghindari eksploitasi lahan yang semena-mena. Dengan eksploitasi lahan maka
alam semesta akan dikorbankan dan digiring mendekati kehancuran. Sesungguhnya
larangan Amsal 23: 10-11 menjadi penting untuk dimaknai pada masa kini, karena
eksploitasi lahan telah terjadi secara masif. Bahkan eksploitasi itu telah
menekan orang miskin, janda, yatim piatu, dan lain sebagainya. Sudah saatnya
kita melakukan pertobatan ekologis. Karena dengan pertobatan ekologis kita akan
memahami bahwa tanah/lahan yang diberikan oleh Allah perlu untuk dirawat, bukan
yang lainnya. Bahkan lebih dari itu, kita akan memahami bahwa sesungguhnya manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Upaya manusia menjaga tanah adalah manifestasi dari upaya menjaga dirinya.
Doa: Ajarilah kami untuk berusaha menjaga tanah pemberian-Mu dari sikap tamak dan arogan. Amin.
Orang Yang Bekerja Diberkati,
Pemalas Akan Miskin
Dalam artikel “Teologi Tanah” (dipublikasi oleh
Oase Intim) menyebutkan, Tanah diciptakan Tuhan sebagai rumah bersama semua
makhluk untuk makan dan minum serta melakukan semua aktifitas untuk mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia. Dengan kata lain, jika manusia
memanfaatkan tanah dengan baik maka dia akan hidup dengan baik pula. Berbicara
tentang tanah sebagai sumber hidup manusia juga dijelaskan dalam bacaan tadi,
ay 19 menyebutkan: “Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi
siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan”. Penulis
Kitab Amsal memperhadapkan kepada kita sebuah pilihan; orang bijak memilih
jalan yang menuju kepada berkat, kekayaan dan kebahagiaan. Sebaliknya, orang
bodoh selalu memilih jalan yang salah dan menerima akibatnya. Barangsiapa
memanfaatkan tanahnya dengan bekerja keras (menanam, menginvestasi) maka dia
akan memperoleh berkat yang berlimpah-limpah. Sebaliknya mereka yang malam
bekerja dan membiarkan tanah tidak dimanfaatkan dengan baik akan hidup dalam
kekurangan.
Doa: Tuhan tuntun kami memanfaatkan tanah sebagai sumber hidup, amin
Pelihara Alam
Bagi Kebaikan Seluruh Makhluk
Salah satu tema penting di dalam
Perjanjian Lama ialah tentang sabat (sabat berarti penghentian kerja (Band.
Kej.2:1-3). Makna sabat bagi tanah dalam Imamat 25: 1-7 bahwa tanah haruslah
diberikan perhentian penuh pada tahun ketujuh. Tuhan Allah memberikan perintah
kepada bangsa Israel agar mereka tidak menabur dan menanam pada tahun ketujuh.
Tanah haruslah diberikan perhentian penuh selama satu tahun. Dengan demikian
seluruh hasil tanah bukan menjadi milik tuan tanah secara mutlak melainkan
menjadi milik bersama. Artinya semua yang tumbuh di atas tanah menjadi milik bersama; baik para budak,
pekerja maupun orang asing (pendatang) bahkan segala ternak yang hidup di tanah
tersebut. Hal ini memperlihatkan bahwa tanah adalah milik Tuhan sehingga Tuhan
berkuasa untuk mengatur proses pengelolaan tanah demi menjaga keberlangsungan
hidup seluruh makhluk sekaligus memperlihatkan keberpihakan Allah untuk
membelah hak hidup kaum lemah. Makna bagi orang percaya saat ini, tanah
merupakan anugerah Tuhan yang harus dimanfaatkan demi kemakmuran bersama
sebagai tanggumg jawab sosial sekaligus menjamin kesuburan tanah sebagai tanggung
jawab menjaga lingkungan hidup.
Doa: Tuhan, kiranya tanah sebagai milik-Mu memberikan kesejahteraan bagi kami, Amin
Gunakanlah Tanah Anugerah Tuhan Bagi Kesejahteraan
Hidup
Saat ini, dapat dibilang bahwa tanah telah
menjadi sumber konflik (sengketa).
Dimana-mana terjadi masalah tanah yang berujung pada masalah sosial maupun
masalah hukum. Orang “bakalai”
(bertengkar) karena tanah, orang “bakusumpah” (saling menyumpahi) karena tanah,
orang “bakubunuh” (saling membunuh) juga karena tanah. Kenapa? Karena tanah
memiliki nilai investasi (harga) yang tinggi. Akibat harga jual tanah yang
sangat fantastis tersebut membuat orang tidak segan-segan mengambil tanah milik
orang lain, ada yang menjual tanah warisan secara sepihak, manupulasi
sertifikat tanah, dan sebagainya.
Persoalan tentang tanah juga terjadi pada saat bangsa Israel mendiami
tanah Kanaan. Setiap suku Israel diberikan pembagian dan kepemilikan tanah
untuk dikelola demi kesejahteraan hidup akan tetapi ada yang menjual tanah
sehingga mereka kehilangan miliknya Karena itu, mereka diingatkan agar jangan
menjual tanah secara mutlak karena Allahlah pemilik tanah (ay.23). Orang
Kristen diingatkan bahwa tanah milik Tuhan karena itu tanah tidak boleh menjadi
sumber konflik melainkan sumber hidup.
Doa: Tuhan, kiranya tanah sebagai milik-Mu tidak menjadi sumber konflik melainkan sumber kesejahteraan, Amin.
Berpeganglah Pada Hak dan Kewajibanmu
Praktek menggeser batas tanah sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Ada pihak-pihak tertentu yang dengan curang menggeser
batas tanah atau patok yang telah dibuat
dari si pemilik yang sah. Padahal praktek tersebut dapat diancam pidana. (Pasal
383 KUHP) Larangan tentang menggeser batas tanah milik orang lain pun sudah
disampaikan oleh Musa pada zaman lampau. Larangan ini bermaksud agar bangsa
Israel tidak semena-mena terhadap milik sesamanya. Dan apabila Israel melanggar
perintah tersebut akan membawa konsekuensi buruk bagi kehidupan mereka yakni
kutuk. Kutuk ini disampaikan oleh imam dan akan disahut dengan kata “amin” oleh
segenap umat Israel (ay.17). Hal ini dilakukan agar umat Israel hidup taat
sesuai perintah Tuhan (Ul.30:19). Pesan nas ini bagi kita adalah bahwa kita
tidak boleh menggeser batas tanah orang lain sebagai pemilik sah karena hal itu
bukanlah perbuatan kebenaran. Tindakan tersebutdapat saja mendatangkan persoalan
yang berujung pada hukuman pidana. Tentu kita tidak menginginkan hukuman Tuhan.
Maka mari kita berlaku jujur di hadapanNya, termasuk jujur terhadap batas-batas
tanah.
Doa: Roh Kudus tuntunlah kami hidup dalam kebenaran, dengan tidak menggeser batas tanah yang telah dibuat, amin.
Alam SemestaTanda Keagungan
Allah
Menikmati panorama wisata alam
(gunung) di Dusun Siwang, Kecamatan Nusaniwe membuat kita terpesona dan takjub
akan keindahan alam, mulai dari pemandangan hijau di pegunungan, ombak di
pesisir teluk Ambon hingga matahari terbit dan terbenam. Semua karya ciptaan
Allah yang luar biasa tersebut menuntun kita untuk berucap “Allah Maha
Pencipta” segala sesuatu yang diciptakan-Nya sempurna dan indah. Hal ini pun
ditegaskan dalam bacaan kita, bahwa semua ciptaan Tuhan itu baik dan sempurna
(ay 1-27). Karena itu, manusia diberi
kuasa atas seluruh makhluk (ay.28). Jika kita menyadari bahwa ciptaan Tuhan itu
baik, maka sebagai orang percaya kita diberi tanggungjawab untuk mengusahakan,
mengelola dan merawat ciptaan Tuhan itu dengan baik. kita diingatkan untuk
menghentikan eksploitasi terhadap alam, mencemarkan lingkungan, menebang dan
membakar hutan, dan sebagainya. Marilah kita bersyukur bahwa semua ciptaan
Tuhan yang baik dan sempurna tersebut hanya diperuntukan bagi pemenuhan
kebutuhan dan kesejehteraan semua makhluk terutama bagi manusia, maka menjaga
alam sama artinya kita menjaga keagungan Tuhan.
Doa:Roh Kudus tuntun kami untuk mengusahakan alam dengan baik demi kesejahteraan seluruh makhluk. Amin.
Memanfaatkan
Kekayaan Alam dengan Rasa Syukur
enelusuri perjalanan sepanjang sungai
Manumbae di Kepulauan Aru Tengah, kita dihadapkan dengan pemandangan yang indah
dan menakjubkan karena di pesisir pantai terbentang hutan bakau yang luas. Air
sungai yang tenang menjadi tempat aktivitas masyarakat yakni mandi, mencuci,
memanggur sagu dan mencari ikan di
sungai tersebut. Sungai Manumbae merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa bagi masyarakat di sana. Ciptaan
Tuhan yang indah dan menakjubkan dapat kita temukan pula dalam perikop tadi
tentang Taman Eden. Taman Eden selain indah memiliki kekayaan alam yang banyak;
antara lain: berbagai jenis pohon yang dimakan baik oleh manusia maupun
binatang (ay.9). Dan yang paling terpenting dalam taman tersebut adalah sungai
yang mengalir dengan keempat cabangnya. Dimana salah satu cabang, namanya Pison
merupakan tambang emas terbaik. Selain itu terdapat pula damar bedolah (bahan
baku minyak wangi, obat-obatan) dan batu krisopras (batu permata) yang memiliki
nilai yang berharga. Kekayaan alam yang
berada di taman Eden harus diusahakan dan dipelihara dengan baik demi kehidupan
(ay.15). Allah telah menyediakan bagi kita kekayaan alam yang berlimpah; baik
di darat, udara dan lautan. Marilah kita menjaga dan mengelolanya dengan baik
demi keberlangsungan hidup kita semua.
Doa: kami bersyukur dapat memenfaatkan kekayaan alam sebagai berkatMu Tuhan, amin.
Allah
Pencipta Memberi Tugas Bekerja Untuk Kehidupan Bersama
Kelanjutan
karya Allah Maha Pencipta dengan menempatkan manusia pertama Adam di taman
Eden, adalah bekerja dengan mengusahakan dan memeliharanya. Sering kita salah
memahami bahwa seandainya Adam dan Hawa tidak jatuh ke dalam dosa, maka kita
hidup enak dan tidak harus bekerja. Padahal kerja itu telah diperintahkan oleh
Tuhan Allah. Namun saat jatuh dalam dosa, maka kerja lebih diperberat sebagai
hukuman, bahwa dengan berpeluh, bekerja keras untuk menikmati dan mendapatkan
berkat Tuhan. Kemudian ada tanggung jawab yang penting kepada Adam yakni semua
buah di dalam taman boleh dimakan dengan bebas. Tetapi buah dari pohon
pengetahuan baik dan jahat, jangan dimakan pasti engkau mati. Kita bersyukur
bahwa Allah Pencipta menjadikan kita sebagai rekan sekerjaNya dalam
menghadirkan damai sejahtera bagi semua ciptaan. Untuk itu adalah penting
selalu mengandalkan hikmat Tuhan agar kita taat dan setia melakukan tugas dan
tanggung jawab kita dengan baik. Semua pekerjaan yang baik ketika kita
melakukannya demi kesejahteraan semua orang dan demi kemuliaan nama Tuhan, maka
akan memberikan kehidupan baru. Namun kalau ketidaktaatan dan melanggar
perintah Tuhan, maka semua yang kita lakukan akan membawa kematian bagi kita
dan semua orang.
Doa:Tuhan terima kasih untuk kerja yang kami lakukan demi kesejahteraan bersama. Amin.
Allah
Pencipta Yang Menyatukan Dan Memberkati
Kelanjutan
firman Tuhan di hari kemarin, bahwa manusia pertama Adam, dilihat oleh Allah
Sang Pencipta tidak baik seorang diri saja. Maka Tuhan Allah akan memberikan
kepadanya Hawa sebagai penolong yang dicipta Tuhan dari tulang rusuk Adam.
Kehadiran Hawa sebagai penolong untuk melanjutkan kehidupan yang telah
diciptakan dan dianugerahi oleh Tuhan. Adam dan Hawa bukan lagi dua pribadi,
namun telah menjadi satu. Didalam cinta kasih Allah, dua pribadi yang berbeda
disatukan dengan tujuan menghadirkan kehidupan sejahtera yang diberkati Tuhan.
Dalam realita, seiring perjalanan waktu, harus diakui tidak mudah untuk
menyatukan dua pribadi yang berbeda. Hal inipun terbukti dalam setiap
pergumulan kehidupan keluarga Kristen. Perbedaan yang selalu dipertentangkan
karena egoisme masing-masing pribadi. Hal ini menjadi teladan bagi kita semua,
dan mesti memaknai kembali akan kebenaran firman Tuhan ini bagi setiap orang
secara pribadi baik laki-laki maupun perempuan. Masing-masing memahami tugas
panggilannya dengan baik dan diwujudkan dengan penuh kasih sambil tetap meminta
hikmat Tuhan agar kesatuan bukanlah sebuah hal yang mustahil untuk menikmati
berkat dari Allah Sang Pencipta.
Doa:Tuhan tuntun kami dengan Roh KudusMu agar kami mampu menyatukan hati kami didalam keperbedaan. Amin.
Allah
Mengampuni dan Memberkati
Allah
menciptakan langit dan bumi beserta isinya dengan segala baik. Semua yang baik
dalam ciptaan Tuhan itu, dinodai dengan kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa.
Saat mereka makan buah pengetahuan baik dan jahat oleh hasutan si pencoba, mata
mereka terbuka dan mengetahui bahwa mereka telanjang. Mereka menjadi takut dan
bersembunyi dari Allah. Tuhan pun
menghukum ular sebagai si pencoba. Hawa pun harus susah payah waktu mengandung
dan melahirkan sebagai seorang ibu. Pun juga Adam sebagai laki-laki harus
bekerja keras dengan mengolah dan mengusahakan tanah sebagai pemberian Tuhan
Allah. Mereka akan mengusahakan makanan dari semak duri dan tumbuh-tumbuhan di
padang. Dengan berpeluh, bekerja keras untuk mendapatkan berkat sampai kembali
kepada Allah sebagai Pencipta. Hawa akan menjadi ibu dari semua yang hidup.
Tuhan Allahpun membuat pakaian dari kulit binatang untuk melindungi tubuh
mereka. Sekalipun demikian, semua yang dilakukan Allah bertujuan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia. Panggilan hidup baik kepada Adam
dan Hawa dan setiap kita sebagai keluarga Allah adalah melanjutkan kehidupan
yang dianugerahi Tuhan bagi kita. Panggilan itu sekalipun diwanai dengan
berbagai tantangan, persoalan dan pergumulan hidup, namun tuntunan dan
penyertaan Tuhan sebagai wujud cinta kasihNya menjadi kekuatan dan harapan bagi
kita untuk berupaya mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan kita.
Doa:Tuhan terima kasih untuk kasihMu yang mengampuni dan memberkati kami. Amin.
Allah Pencipta yang Selalu
Menggenapi JanjiNya
Tuhan Allah yang memanggil Abraham sebagai
leluhur Israel telah menepati janjiNya melalui Ishak dan Yakub. Anak-anak Yakub
harus ke Mesir karena kelaparan yang hebat. Allahpun memakai Yusuf sebagai
orang kedua di Mesir setelah Firaun. Saatnya mereka keluar dari Mesir tanah
perbudakan menuju tanah perjanjian Allah kepada leluhur Israel, Abraham, Ishak
dan Yakub. Orang Mesir bersukacita saat bangsa pilihan Tuhan keluar, sebab
Mesir dilanda ketakutan karena tangan Allah yang selalu menuntun, menyertai dan
memberkati mereka. Tandanya dengan tiang awan di siang hari dan tiang api di
malam hari. Selama 40 tahun satupun diantara mereka tidak tercecer, tidak haus
dan kelaparan. Sebab Allah Sang Pencipta selalu menyediakan berkat kecukupan
dan kelimpahan bagi umat pilihanNya. Tuhan Allah melakukannya bukan karena
bangsa Israel baik dan benar. Namun ikatan janjiNya dengan Abraham, Ishak dan
Yakub. Janji itupun nyata bagi kita sekeluarga dalam perjalanan pengembaraan di
dunia ini. Ada banyak hal berupa tantangan, persoalan dan pergumulan. Tetapi
Allah dalam Kristus tidak pernah meninggalkan kita sedetik pun. Untuk itu yakin
dan percayalah akan janji penyertaan dan berkatNya bagi kita sekeluarga.
Doa:Tuhan terima kasih untuk janji berkatMu bagi kehidupan kami sekeluarga. Amin.
Allah Pencipta Yang Memberikan
Hujan Berkat
Allah Sang Pencipta yang telah menciptakan
langit dan bumi serta segala isinya demi kesejahteraan semua makhluk adalah
bukti cinta dan sayangnya bagi kita sebagai manusia. Allah telah mengatur
dengan begitu baik alam ciptaan dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Kalau
ada musim panas, tentu saatnya juga sesuai waktunya akan tiba musim hujan. Yang
mengaturnya adalah Tuhan Allah Sang Pencipta. Dalam nas firman Tuhan di hari
ini, nabi Zakharia menghimbau kepada umat Israel agar mereka meminta hujan dari
Tuhan. Sebab Tuhanlah yng membuat awan-awan sebagai pembawa hujan deras,
sehingga daripadanya tumbuh-tumbuhan akan hidup dan bertumbuh di padang untuk
menghidupkan semua orang. Himbauan dan peringatan nabi Zakharia ini agar umat
sadar akan kemahakuasaan Allah. Jangan mereka memakai kekuatan di luar Allah
dengan menanyakan kepada terafim yang jahat dan yang juru-juru tenung yang
penuh dusta dan hampa. Realita seperti ini terus terjadi sampai saat ini. Ada
upaya untuk meminta hujan dan menghentikannya dengan memakai pawing hujan. Hal
itu tentu mendukakan hati Allah dan menjadi teguran keras bagi kita semua. Kita
mesti mengagungkan dan memuliakan Tuhan Allah yang memberikan hujan berkat,
sebagaimana ungkapan pujian kita kepadaNya.
Doa:Tuhan terima kasih untuk hujan berkatMu bagi kami dan semua makhluk ciptaan. Amin.
Merawat
Alam dengan Baik Melalui Tugas Pekerjaan
Merawat
alam menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama sebagai manusia. Sebab jika
alam yang tidak terawat dengan baik akan membawa dampak buruk dan malapetaka
bagi kita semua. Dalam bacaan firman Tuhan di hari ini, Hizkia sebagai raja,
dia mengalami sakit. Namun ia mendapatkan pemulihan dari Tuhan sebagai sebuah
keajaiban. Tetapi Hizkia menjadi sombong dan melupakan semua kebaikan Tuhan
itu. Karena kesombongannya itu, Yerusalem dan Yehuda ditimpa murka. Hizkia
sadar dan merendahkan diri bersama
penduduk Yerusalem di hadapan Tuhan. Sebagai wujud pertobatannya bersama dengan
umat Tuhan, maka Hizkia mendirikan kota-kota perbekalan serta membuat bendungan
air sebelah hulu di Gihon dan mengalirkannya ke hilir sebelah barat kota Daud.
Semua yang dilakukan oleh Hizkia sebagai sebuah refleksi perjalanan hidupnya
sebagai raja atau pemimpin yang harus menghadirkan berkat Tuhan saat merawat
alam dengan baik. Semua tanggung jawab itupun ada pada kita sebagai keluarga
Allah dengan panggilan untuk menjaga dan merawat alam ciptaan agar bermanfaat
bagi kehidupan kita serta anak cucu ke depan.
Doa:Tuhan mampukan kami agar dapat menjaga dan merawat alam dengan baik.Amin.