Sabtu, 01 Juli
Persembahan Terbaik:Jadilah Penurut-Penurut Allah
Kita bersyukur atas kasih dan anugerah Tuhan yang masih memberikan kehidupan di bulan yang baru hari ini.Kasih dan anugerah Tuhan ini harus diresponi dengan sikap mempersembahkan hidup yang baik dan benar, yakni hidup dalam kasih dan menjadi terang.Dalam nas ini Rasul Paulus mengingatkan, “jadilah penurut-penurut Allah dan hiduplah dalam kasih.Memang, dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan.Jadi, didalam terang Allah, manusia mendapatkan hidup. Terang Allah menerangi jalan manusia untuk tidak hidup dalam kegelapan.Rasul Paulus bukan hanya mengatakan bahwa “terang” itu hanyalah simbol pancaran kehadiran Allah yang menyilaukan.Tetapi “terang” itu sesungguhnya adalah kebenaran, kemurnian dan kesempurnaan moral.Jika kita hidup di dalam Kristus yang adalah Terang, kita harus meninggalkan kegelapan dan menjadi penurut-penurut Kristus yang hidup benar, murni dan menjaga etik moral.Mengekang diri dari perkataan yang kotor, kosong atau yang sembrono, karena hal-hal itu tidak pantas dan berpotensi mengganggu relasi dalam persekutuan hidup bersama.Jadilah penurut-penurut Allah yang suka berkatabenar. Hiduplah dalam kasih.Itulah cara yang pantas untuk dilakukan sebagai persembahan terbaik atas kasih Kristus yang telah menyerahkan diri-Nya untuk kita.
Doa: Bapa, kami mau hidup dalam kasih, mengatakan hal benar dan yang berguna untuk membangun persekutuan, amin.
Minggu , 02 Juli 1 Kor 12: 12-31
Ada Banyak Anggota Tetapi Satu Tubuh
Rasul Paulus menasihati jemaat di Korintus untuk menjaga persatuan dalam kehidupan berjemaat. Tidak ada status tinggi dan rendah dalam Tubuh Kristus yang adalah jemaat. Semua sama dan satu di dalam Kristus. Mereka dibaptis menjadi satu tubuh dan diberi minum dari satu Roh, Roh yang sama yaitu Roh Kudus yang mengisi hidup semua orang dalam jemaat. Tuhan juga yang memberikan karunia rohani yang berbeda dengan tujuan agar semua jemaat dapat bekerjasama demi mencapai tujuan bersama yaitu untuk memuliakan Tuhan.Paulus menggunakangambaran tubuh manusia untuk menjelaskan soal kesatuan ini."Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh."Masing-masing anggota tubuh sekalipun memiliki peran dan fungsi yang berbeda, tetapi tidak ada satu pun yang lebih kuat atau lemah. Semua anggota tubuh jika menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, tubuh akan terjaga dengan baik pula. Demikian halnya jika satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh akan merasakan sakit. Kita semua adalah anggota tubuh Kristus yang harus hidup saling menopang.Perbedaan karunia yang Tuhan berikan adalah kekayaan yang harus digunakan untuk bekerjasama mendatangkan berkat dan sukacita, kedamaian dan ketentraman dalam hidup bersama.
Doa: Tuhan, tolonglah kami agar kiranya persatuan sebagai tubuh Kristus semakin erat dan nyata dalam hidup ini. Amin
Senin , 03 Juli Kolose 3: 14-15
Kasih Sebagai Pengikat Yang Mempersatukan
Umumnya orang akan merasa betah tinggal dalam satu persekutuan yang rukun dan harmonis, jauh dari perselisihan dan perpecahan. Dalam kondisi yang demikian, orang merasa diterima dan dibutuhkan. Begitu pula kesatuan tubuh Kristus akan tercipta jika masing-masing anggota jemaat dapat menerima keberadaan anggota yang lain dengan baik.Masing-masing orang punya rasa saling membutuhkan. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita semua agar damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita. Damai yang mendorong kita hidup sebagai makhluk sosial. Artinya kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Termasuk dalam pertumbuhan iman kita, selain Tuhan dan Roh Kudus-Nya tetapi juga relasi dengan orang lain, akan ikut membentuk kita untuk menjadi lebih baik. Dalam hal apapun kita membutuhkan satu dengan yang lain. Karena itu kita harus belajar menerima keberadaan orang lain dan dengan jujur mengakui bahwa sehebat apapun, kita tetap membutuhkan orang lain. Inilah yang harus kita lakukan sebagai anggota tubuh Kristus. Seperti tubuh kita yang saling membutuhkan satudengan yang lainnya, demikianlah kita harus hidup sebagai satu persekutuan yang diikat dalam kasih. Ya, kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan, lalu bersyukurlah!.
Doa: Tuhan, tolong kami hidup dalam kasih sebagai pengikat yang mempersatukan, Amin
Selasa , 04 Juli 1 Kor 10:14-17
Satu dengan Kristus melalui Sakramen Perjamuan Kudus
Paulus memberikan nasihat kepada jemaat di Korintus dengan membandingkan kehidupan umat Israel sebagai sebuah peringatan dan pembelajaran. Ada banyak kesalahan yang dibuat sehingga mereka binasa dan tidak masuk ke tanah perjanjian. Mereka menyembah berhala dan tidak menghargai karya pembebasan Tuhan. Mereka masih hidup dalam keadaan lama yang berdosa, bahkan ketika mereka telah dibebaskan oleh Tuhan dari Mesir. Kesalahan inilah yang dipakai oleh Paulus untuk menasehati jemaat di Korintus supaya jangan mereka mengulangi kesalahan yang sama. Ia memberikan penekanan: “jauhilah persembahan berhala! Tuhan Allah tidak menghendaki umat yang telah dibebaskan-Nya justru berpaling dan menyembah dan percaya kepada allah lain. Jemaat Korintus pun telah menerima sakramen Perjamuan Kudus yang menjadi simbol kesatuan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Karena itu mereka telah menjadi satu tubuh dengan Kristus karena telah mengambil bagian dalam sakramen itu. Hal ini mewajibkan mereka untuk tidak lagi hidup dalam keadaan lama yang masih berdosa. Mereka harus menghargai pengorbanan Kristus dengan tetap menjaga kesatuan jemaat. Hal yang sama juga diingatkan kepada kita, marilah menghargai pengorbanan Kristus dengan meninggalkan kehidupan lama yang berdosa dan jagalah kesatuan Tubuh Kristus.
Doa:Ya Tuhan, terima kasih atas pengorbanan-Mu yang membuat kami menjadi satu tubuh. Amin
Rabu, 05 Juli 1 Yohanes 1 :5-10
Persekutuan dengan Kristus Menuntun Hidup dalam Terang
Syukur bahwa oleh karena pengorbanan Kristus, kita memperoleh persekutuan dengan Tuhan. Itulah identitas kita yang baru. Identitas ini mewajibkan kita untuk senantiasa hidup sesuai kehendak Kristus yakni hidup dalam terang. Yohanes mengingatkan hal itu dalam nas bacaan hari ini. Persekutuan dengan Kristus berarti tidak hidup dalam kegelapan, melainkan dalam terang dengan melakukan kebenaran. Kenyataannya, banyak orang yang mengaku Kristen atau percaya kepada Kristus, cara hidupnya tidak kristiani, karena masih hidup dalam kegelapan. Allah adalah terang, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Itu berarti terang menyatakan pribadi Allah yang penuh dengan kebenaran dan kebaikan. Di dalamNya tidak ada kegelapan. Kegelapan melambangkan kejahatan dan dosa. Karena itu, sebagai pengikut Kristus, janganlah kita hidup dalam kegelapan, tetapi hiduplah dalam terang yang dinampakkan melalui perbuatan-perbuatan yang baik dan benar. Perbuatan kejahatan dan kedagingan harus diakui di hadapan Tuhan dengan jujur dan bertobat. Janganlah takut mengakuinya! Karena ada jaminan pengampunan bagi orang yang mengakui dosanya (ay.9). Meski memang ada orang yang bebal karena memilih tinggal dalam kegelapan dan tidak mau hidup dalam terang, janganlah kita termasuk didalamnya. Teruslah hidup dalam terang sebagai anak-anak Allah meskipun kita ada dalam kegelapan dunia ini.
Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami agar senantiasa hidup dalam terang. Amin.
Kamis, 06 Juli Galatia 3:25-29
Kita adalah Anak-anak Allah Karena Iman Di Dalam Kristus
Rasul Paulus dalam nas ini mengatakan bahwa kita semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.Tadinya kita adalah anak-anak yang terhilang karena kuasa dosa yang menjerat hati dan pikiran. Namun,pengorbanan Tuhan Yesus telah melepaskan segala ikatan kuasa dosa yang membelenggu hidup. Itulah kasih karunia yang telah kita terima dari Allah dalam Kristus.Kini saatnya menaruh percaya kepada Allah yang telah mengangkat kita menjadi anak-anakNya di dalam Yesus Kristus. Rasul Pauluspun sejak menaruh hidupnya kepada Tuhan Yesus, bersaksi bahwa “bukan aku lagi yang hidup di dalam diriku, melainkan Yesuslah yang diam di dalam aku”. Ia pun hidup memuliakan Kristus melalui hidupnya. Itu berarti sejak dibaptis, kita telah menjadi anak-anak ahli waris kerajaan Allah.Jika kita sudah menjadi anak-anak Allah karena iman dalam Kristus Yesus, maka hidup kita pun harus memuliakan Tuhan.Kita tidak lagi memandang rendah orang karena perbedaan atar belakang suku, rasa atau golongan. Kita semua adalah satu keluarga Allah yang samadan setara di hadapan-Nya. Marilah menaruh hidup kepada Tuhan dan bergantung hanya kepada-Nya, supaya perbuatan hidup kita selaku anak-anak Allah selalu memuliakan-Nya.
Doa: Ajarilah kami hidup selaku anak-anak yang terus memuliakan-Mu ya Tuhan, Amin.
Jumat, 07 Juli Roma 12:15-16
.Berempatilah Dalam Membangun Hidup Bersama!
Tidak ada orang yang berani mengatakan bahwa ia tidak memerlukan orang lain. Kita semua dalam hidup ini memang saling membutuhkan. Ini penting untuk membangun hidup persekutuan yang saling menopang dan membangun. Dalam pembacaan alkitab hari ini, rasul Paulus memberikan nasihat yang berhubungan dengan pentingnya membangun perasaan dan sikap empati, “bersukacitalah dengan orang yang bersukacita dan menangislah dengan orang yang menangis”. Hal ini diingatkan supaya sebagai keluarga kristen, dalam menjalani hidup ini hendaknya perlu dibangun sikap empati dan peduli. Maka hidup sehati sepikir menjadi salah satu cara yang perlu diterapkan untuk menjaga persekutuan. Siapapun kita tidak boleh bersikap lebih hebat atau lebih pandai dari orang lain, tetapi masing-masing kita tetap menyadari bahwa ada karunia dan potensi yang Tuhan beri secara berbeda sehingga kita dapat hidup saling membutuhkan dan saling melengkapi. Ketika ada orang yang bersukacita karena sukses dalam pendidikan, karir dan jabatan ataupun usaha maka kita turut bersukacita dengannya. Tetapi apabila ada orang yang mengalami kesusahan dan dukacita, maka kita pun turut merasakan apa yang dialami. Karena itu, kita diajak untuk berempati dan saling melengkapi satu dengan yang lain. Teruslah hidup saling berempati demi menjaga persekutuan hidup bersama.
Doa: Tuhan tolonglah kami untuk hidup saling melengkapi dan peduli dengan keadaan orang lain, Amin
Sabtu, 08 Juli 1 Tes 5: 14-15
Usahakanlah Senantiasa yang Baik
Jika saat ini kita sedang sakit hati akibat ulah atau perbuatan seseorang yang jahat, lalu kita mendengarkan firman iniyang mengingatkan supaya jangan ada yang membalas yang jahat dengan yang jahat, bagaimanakah kira-kira perasaan kita, apakah menjadi tenang ataukah semakin membara oleh dendam? Pernyataan Rasul Paulus dalam nas ini bukan tanpa dasar.“Jangan membalas yang jahat dengan yang jahat, melainkan usahakanlah senantiasa yang baik!”. Sejujurnya, hal ini berat untuk dilakukan. Bagaimana membiarkan orang lain berlaku jahat kepada kita?. sedapat mungkin kita akan membalas. Tetapi, apa bedanya kita dengan orang jahat itu jika kita balik membalas pula dengan perbuatan jahat? Itulah sebabnya mengendalikan dan mengatasi amarah, dendam dan sakit hati menjadi sangat penting untuk kita lakukan.Ini tidak dimaksudkan agar membiarkan diri kita diperlakukan tidak adil. Tetapi kita tahu bahwa pembalasan itu adalah hak Tuhan. Ketika kita diperlakukan jahat oleh orang lain, jangan membalas. Balaslah kejahatan dengan kebaikan sebagaimana Tuhan Yesus sendiri telah melakukannya terhadap kita. Kita yang sering melukai hati-Nya, tetapi IA masih membuka pintu pengampunan-Nya sehingga keselamatan masih dapat kita nikmati. Jadi, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan bukan karena apa-apa,tetapi karena sadar Kristus pun telah membalas kejahatan kita dengan segala kebaikan-Nya.Marilah kita terus memuliakan Tuhan dengan terus mengasihi-Nya, mengasihi sesama bahkan sampai kepada orang yang memusuhi.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk senantiasa mengusahakan kebaikan dalam hidup ini, Amin
Minggu, 09 Juli Yeremia 29:1-9
Bangkit Bersama Untuk Meraih Sejahtera
Hidup tak selamanya mulus, mudah, sukses dan tenang, sebagaimana yang pernah dialami bangsa Israel. Umat pilihan Allah ini mengalami masa hidup yang kelam yakni saat dibuang ke Babel.Pengalaman pahit mereka ini layak dijadikan pelajaran iman bagi kita yang adalah umat Allah di masa kini. Masa hidup yang sukar dan pahit tidak akan menjadi alasan untuk menjadi hancur, bila kita dapat memaknainya. Bangkitlah bersama-sama dan suarakan harapan untuk terus bergerak mengatasi hambatan agar sejahtera dialami.Ingatlah bahwa bersama kasih Tuhan, jalan dan kemungkinan baru tersedia bagi mereka yang bergairah berjuang mengatasi kesukaran.“Jatuh” adalah titian untuk “bangun” dan terus melangkah dengan pasti.Jadikanlah kegagalan sebagai pijakan kokoh untuk melangkah meraih sukses.Tetaplah gairahkanlah hidup untuk peroleh tempat tinggal yang layak, pekerjaan dan keturunan.Semua itu mengkarakterkan hidup yang sejahtera.Sejahtera baik untuk diri sendiri dan keluarga maupun sesama serta alam semesta.Kesukaran dan masa hidup yang sulit bukanlah alasan dan hambatan untuk tidak berbuat baik.Hayatilah bahwa dalam keadaan hidup yang bagaimanapun, kita terpanggil untuk menjadi berarti bagi kehidupan. Kehidupan akan terus berlanjut, kita menjadi sejahtera atau tidak, semuanya tergantung pada sikap dan tindakan beriman yang diaktakan. Akhirnya, tetaplah percaya kepada Dia Sang Pencipta dan sumber sejahtera yang setia.
Doa: Mampukanlah kamiya Allah agar dapat bangkit dari keterpurukan. Amin.
Senin, 10 Juli Kejadian 6:9-22
Inspirasi Iman Nuh dan Keluarganya
Nuh memiliki riwayat hidup yang pantas dijadikan inspirasi iman. Ia adalah seorang yang benar dan tidak bercela serta hidup dekat dengan Allah. Kualitas iman seperti inilah yang menjadikan Nuh dan keluarganya dijadikan alat dalam karya penyelamatan Allah.Nas ini mengisahkan bahwa bumi telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.Semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. Allah berfirman kepada Nuh, bumi yang rusak akan dimusnahkan-Nya dengan air bah. Kecuali Nuh dan keluarganya, semua yang hidup di bumi akan Allah musnahkan. Keluarga ini hidup berkenan pada Allah, diselamatkan dari kebinasaan dan dipakai-Nya menjadi permulaan baru bagi kehidupan di bumi.Orang yang hidupnya benar, tak bercela dan dekat dengan Allah, kepada mereka disingkapkan rahasia hari esok.Bukan saja itu mereka juga dipakai Allah untuk menjadi alat penyelamatan bagi semua makhluk. Kebaikan Allah tak pernah berakhir dan oleh sebab itu pasti akan ada permulaan baru. Ingatlah bahwa semua orang yang hidupnya rusak binasa pasti mengalami petaka bila mereka tidak insyaf dan bertobat. Bila kita telah berbuat yang tidak berkenan pada Allah, sadar dan bertobatlah sebelum datang “air bah”. Kemurahan Allah itu bersar dan tak pernah habis bagi mereka yang berkenan pada-Nya.Hidup yang berkenan pada Allah pasti terselamatkan dari malapateka dan menjadi berkat bukan saja bagi sesama manusia, tapi semua makhluk agar sejahtera dialami bersama.
Doa:Ya Allah, tolonglah agar kami hidup berkenan kepada-Mu.Amin.
Selasa, 11 Juli 1 Timotius 2:1-7
Doa Syafaat Bagi Semua Makhluk
Nas hari ini mengisahkan pemberitaan Paulus tentang pentingnya akta berdoa. Allah menghendaki agar kita bukan saja berdoa bagi diri sendiri, tapi juga untuk semua orang.Semua orang termasuk raja dan pembesar haruslah didoakan supaya terhindar dari berbagai kesulitan. Inilah yang dimaksudkan dengan doa syafaat. Syafaat berarti menjadi “perantara” antara Allah dan orang lain bahkan alam semesta. Berdoa syafaat merupakan akta mendoakan orang lain, yakni keberadaan dan gumulan mereka. Kita terpanggil untuk tidak hanya hidup bagi diri sendiri. Berdoa syafaat merupakan wujud kepedulian dan sikap hormat kita kepada sesama manusia dan makhluk yang lain. Sebagaimana Kristus telah menjadi perantara antara Allah dan manusia, demikianpun seharusnya kita hidup. Kristus menjadi perantara dengan cara menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia. Hidup yang bermakna bagi manusia telah diteladankan Kristus.Panggilan kita sekarang ini adalah meneladani teladan Kristus. Kepedulian dan sikap hormat akan orang lain kiranya terus kita aktakan. Sebab hanya dengan cara demikian kita telah hidup menurut kehendak Kristus. Berdoa syafaatlah terus baik kepada semua orang maupun semesta ini. Demikianlah kita telah berupaya mewujudkan kesejahteraan bersama. Kesejahteraan baik bagi sesama manusia maupun alam semesta sesungguhnya dimulai dengan berdoa syafaat.
Doa: Ya Allah, layakkanlah kami untu menjadi juru syafaat bagi semua makhluk. Amin.
Rabu, 12 Juli Amos 8:4-8
Agaknya sukar untuk dibantah bahwa selama kehidupan masih berlangsung, selalu dapat dijumpai fakta adanya orang miskin dan kaya. Kemiskinan dan kekayaan bersifat kontradiktif (bertentangan) serta menggambarkan perbedaan situasi hidup manusia.Perbedaan situasi baik yang berkaitan dengan aspek ekonomi, maupun sosial.Orang kaya dan miskin berbeda dalam hal kepemilikan harta, kedudukan (status), perlakuan, kekuasaan dan pengaruh.Kekayaan atau menjadi kaya bukanlah hal yang buruk atau terlarang sebab semua itu berkat Tuhan.Oleh sebab itu selayaknya kekayaan dipakai untuk menolong mereka yang miskin atau berkekurangan.Masalahnya adalah apakah orang kaya itu memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap penderitaan orang miskin ataukah tidak.Kepekaan dan kepedulian berujung pada kerelaan untuk memberi.Orang kaya yang memberi dengan rela, setidaknya meringankan beban penderitaan karena kemiskinan.Sebenarnya pada kita ada banyak hal yang dapat diberi atau dibagikan kepada sesama yang membutuhkan. Kita dapat berbagi kekayaan, doa, semangat dan dukungan, nasihat, senyum serta maaf. Biarlah kita utuhkan kebersamaan serta penuhi kehidupan dengan akta saling peduli dan berbagi seorang akan yang lainnya. Kita tidaklah dipanggil untuk memeras dan menindas yang lemah.Sebaliknya menolong atau memberdayakan mereka agar kesejahteraan dialami secara bersama.
Doa:Ya Allah, tolonglah agar kami menjadi peka, peduli dan rela berbagi.Amin.
Kamis ,13 Juli Efesus 4: 28 - 32
Jangan Mencuri Lagi
Setiap hari kita bekerja untuk mencari nafkah dengan tujuan supaya kita dapat hidup layak dan berkecukupan. Itu esensi dasar mengapa kita bekerja. Memang ada juga yang bekerja dengan tujuan untuk menumpuk kekayaan dan mendapatkan kejayaan. Itu sesuatu yang tidak keliru. Kelirunya adalah jika untuk menumpuk kekayaan itu, kita melakukan cara yang curang atau kotor. Nas kita hari ini mengingatkan:”Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi.” Harus ada pertobatan dari perilaku mencuri. Praktik pencurian atau mengambil milik orang lain tanpa diketahui selalu terjadi di mana-mana. Di masa lampau hingga sekarang dengan beragam bentuk atau modelnya. Mulai dari mencuri uang, barang sampai mencuri data-data pribadi. Perilaku seperti ini merugikan, baik diri sendiri, keluarga maupun sesama dan karena itu tidak boleh dilakukan. Kita harus bekerja dengan jujur dan tidak mengambil sesuatu yang bukan kita punya. Apa yang kita dapatkan sebagai berkat hasil kerja kiranya dapat pula kita sisihkan untuk membantu yang kekurangan dan membutuhkan.Itulah yang Paulus katakana pada bagian akhir ayat ini, “supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.”Jadi marilah memulai aktifitas hari ini dengan kerja keras dan mendapatkan harta kekayaan kita dengan cara yang jujur agar dapat menjadi berkat bagi diri kita, keluarga maupun orang lain.
Doa: Tolong kami untuk tidak mencuri dan dapat berbagi dengan yang lemah dan susah.Amin.
Jumat,14 Juli Mazmur 122: 1-9
Inspirasi Iman Nuh dan Keluarganya
Mazmur 122 adalah Mazmur doa yang mengungkapkan harapan dan sukacita umat Tuhan.Mereka bersyukur dapat merayakan hari Tuhan di rumah-Nya, di kota Yerusalem.Perjalanan ziarah ke Yerusalem selalu disertai tekad yang menyatakan loyalitas kepada Tuhan dan kepada raja. Kota Yerusalem merupakan pusat peribadatan kepada Tuhan sejak Daud menjadi Raja Israel.Melalui peribadahan yang mereka lakukan di pusat Kota ini menjadikan mereka satu persekutuan yang dikehendaki Allah di mana tidak ada lagi batasan etnis, ras, dan golongan.Semua menyatu hati untuk bersyukur dan berdoa. Itulah isi nas ini, pemazmur mengajak bangsa Israel berdoa bagi kesejahteraan kota Yerusalem, karena kesejahteraan Yerusalem menjadi tolok ukur bagi kesejahteraan seluruh rakyat Israel. Mendoakan kesejahteraan kota, sama artinya mendoakan kesejahteraan kita bersama. Itu adalah juga panggilan iman bersama.Kita harus tetap berkomitmen untuk mengupayakan kesejahteraan hidup bersama sebagai para pemimpin dan masyarakat. Sebagai warga gereja yang adalah warga masyarakat.Tujuan kita samayakni menghadirkan kebaikan dan kesejahteraan melalui kerja, peran dan fungsi masing-masing. Maka kita yakin, melalui doa dan kerja bersama berkat Tuhan akan dilimpahkan bagi kota ini dan gereja.
Doa:Ya Allah, berikanlah kesejahteraan kepada kota kami, amin.
Sabtu, 15 Juli Yesaya 16 :1-5
Wujudkanlah Keadilan Bagi Yang Terbuang dan Tertindas
Biarkanlah orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu, jadilah tempat persembunyian baginya, terhadap si pembinasa!. Kepada siapakah seruan ini disampaikan?. Yesaya mengingatkannya kepada para pemimpin atau raja-raja di Yehuda..Di tangan mereka, ada kuasa yang besar.Dalam kuasa mereka, bergantung nasib hidup orang banyak.Karena itu, mereka diperintahkan oleh Allah untuk berlaku adil dan benar kepada yang lemah tak berdaya dan jangan berlaku lalim apalagi memihak kepada orang jahat.Jadi, pemerintahan yang baik ditandai dengan perlakuan adil dan benar kepada orang miskin dan tertindas. Itulah yang Yesaya nubuatkan akan terjadi dalam masa pemeritahan Daud. Jika saja semua pemimpin dan penguasa menyadari bahwa mereka ditetapkan untuk menjadi pelindung orang miskin dan lemah, melawan ketidakadilan yang ditimpakan kepada mereka, maka keadilan dapat ditegakkan di dunia. Hanya saja apa yang diharapkan ini kadang tidak dapat diwujudkan. Keadilan bagi yang terbuang dan tertindas begitu sulit diupayakan.Uang, jabatan dan kuasa justru dipakai untuk kepentingan diri.Kiranya kita semua dapat mendengarkan kebenaran firman Tuhan ini, supaya secara bersama berupaya mewujudkan keadilan bagi yang terbuang dan tertindas.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami sebagai pemimpin untuk berlaku adilkepada yang tertindas, Amin
Minggu, 16 Juli Yesaya 1: 10-20
Sungguhkah kita beribadah untuk menyatakan rasa syukur kepada Tuhan ataukah hanya sebuah rutinitas?.Banyak orang melaksanakan ibadah sebagai rutinitas belaka.Hal yang sama berlangsung di masa nabi Yesaya. Ibadah di Yehuda berlangsung dengan baik.Berbagai perayaan dan pertemuan ibadah tetap dilakukan. Namun Allah sama sekali tidak menyukainya. Allah muak melihat ibadah dan perayaan mereka.Ibadah mereka hanya sekadar aktivitas agama yang di dalamnya tidak ada penghayatan dan rasa hormat kepada Allah. Tetapi juga karena ibadah yang dilakukan tidak berdampak pada kehidupan keseharian.Kejahatan dan ketidakadilan begitu banyak terjadi sehingga mereka disamakan dengan keadaan kota Sodom dan Gomora.Dalam kondisi itulah Yesaya tampil untuk menyerukan pertobatan dan kembali hidup sesuai kehendak Allah. Jika mereka mau bertobat, maka dosa yang semerah kirmizi pun akan dibersihkan seputih bulu domba. Firman Tuhan ini mengingatkan kita semua, memang tidak ada alat ukur untuk menilai kesungguhan beribadah kepada Allah.Tetapi masing-masing kita dapat merenungkan apakah ibadah yang dilakukan itu sungguh-sungguh dari hati yang bersih dan tulus. Apakah ibadah kita berdampak pada pembaruan hidupsetiap hari dengan setia memperjuangkan keadilan bagi yang lemah dan susah? Semoga demikian!
Doa:Ya Allah, tolonglah kami memiliki hati yang tulus bersih dalam beribadah dan siap menolong sesama.Amin.
Senin, 17 Juli Yesaya 1:21-27
National Collaborating Centre for Determinants of Helath menjelaskan tentang kelompok rentan adalah kelompok atau komunitas beresiko mengalami masalah kesehatan yang buruk. Hal ini dikarenakan mereka tidak dapat mencapai akses sosial, ekonomi dan lingkungan.Pada suatu komunitas, kelompok rentan ini terlihat sangat dominan ada pada kaum perempuan dengan status janda.Mereka hidup dengan beban ganda, selain kondisi sakit yang harus mereka tanggung, tapi juga beban ekonomi dan sosial bagi keluarga menjadi tanggung jawab yang harus dipenuhi.Terkait dengan kondisi ini, gereja tentunya dipanggil untuk dapat menyatakan keberpihakan kepada mereka yang memiliki kerentanan.Nabi Yesaya menyuarakan tanggung jawab ini juga kepada orang Yehuda.Saat itu, kekerasan dan ketidakadilan telah terjadi dimana-mana hingga menyebabkan keadaan yang buruk bagi anak-anak yatim dan janda. Menurut nabi Yesaya, jika Yehuda tidak berbalik dari hidup mereka yang salah dan berdosa, maka Tuhan akan menyatakan keadilan-Nya bagi mereka dengan memberikan penghukuman. Sebagai orang-orang yang telah mengalami penebusan Kristus, tentunya kita tidak lagi harus menjalani tahapan teguran dan penghukuman dari Allah yang kemudian menuntun kita berubah untuk berpihak pada yang lemah. Keselamatan yang telah kita peroleh harus kita sikapi dengan iman yang benar melalui cara bertanggung jawab membela dan memperjuangan keadilan bagi mereka yang lemah. Kita dapat memulainya dari orang-orang yang lemah disekitar kehidupan kita.
Doa:Tuhan,tolonglah kami untuk berjuang bagi mereka yang lemah. Amin.
Selasa, 18 Juli Yeremia 22:15-16
Pakai Kuasa untuk Menolong yang Lemah
Yoyakim adalah raja Yehuda. Ia merupakan putra kedua dari raja Yosia. Tidak seperti ayahnya, Yoyakim merupakan serorang raja yang tamak. Di tengah situasi krisis pada masa pemerintahannya, dia lebih mengutamakan pembangunan istananya dengan memakai kayu-kayu aras yang mahal. Ia sepertinya ingin mengulang kehebatan Raja Salomo yang membangun istananya dengan kayu aras. Namun pembangunan tersebut dilakukan dengan cara yang tidak adil dan lalim. Ia mempekerjakan sesamanya dengan cuma-cuma dan tidak memberikan upah kepada mereka (ayat 13). Dia tidak peduli dengan penderitaan rakyatnya, melainkan hanya memikirkan kesenangan dan kepuasan pribadi. Akibat perbuatannya yang jahat nabi Yeremia menubuatkan kesusahan yang akan ditanggungnya kemudian(ayat 18-19). Ketamakan dan kejahatan raja Yoyakim telah menutup mata hati dan imannya untuk menolong mereka yang lemah.Berbeda dengan Yoyakim, jika kita memiliki kekuatan dan kuasa, maka kita harus menggunakannya untuk menolong mereka yang lemah bukan menyusahkan dan mendatangkan penderitaan.Sama seperti yang diteladankan Yesus, kita bertanggung jawab untuk mewujudkan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan bagi sesama.
Doa: Mampukanlah kami Tuhan, untuk berlaku benar dan tidak menyusahkan sesama. Amin.
Rabu, 19 Juli Zakharia 7:8-10
Keseimbangan Gaya Hidup Orang Beriman
Situasi kesedihan yang mendalam ketika dialami oleh seseorang atau suatu komunitas pasti memberi tekanan psikis yang besar. Kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya perhatian pada hal-hal yang ada di sekitar. Di dalam Kitab Zakharia, suasana kesedihan seperti ini sementara dialami pula oleh para penduduk Yerusalem ketika mereka tersadarkan bahwa Bait Suci yang tengah mereka bangun kembali tidak akan seagung yang sebelumnya dan tidak ada lagi raja dari keluarga Daud yang memerintah sama seperti yang dulu. Tuhan kemudian memberikan penglihatan kepada Zakharia untuk menolong penduduk Yerusalem mengatasi persoalan tersebut. Salah satu caranya yakni mereka harus bisa mengendalikan emosi kesedihan yang sebenarnya mengekspresikan kepentingan mereka sendiri dan melakukan hukum secara benar. Mereka diingatkan untuk mengasihi para janda, anak yatim, orang asing, orang miskin, dll. Pengendalian emosi dan bersikap benar pada yang lemah merupakan suatu kesimbangan gaya hidup sebagai orang beriman. Sebagai orang beriman, kita bertanggung jawab untuk tetap memberi perhatian kepada mereka yang lemah, sekalipun mungkin kita berada pada situasi-situasi emosional yang tidak memungkinkan. Tantangan yang kita alami, tidak boleh membuat kita melakukan pengabaian terhadap tanggung jawab peduli pada yang lain.
Doa: Tuhan, kendalikanlah pikiran kami, supaya kami dapat menolong mereka yang lemah Amin.
Kamis, 20 Juli Amsal 22:22
Kendalikanlah Dirimu Bagi Yang Lemah
Pintu gerbang merupakan tempat melakukan persidangan umum atau pengadilan. Pengamsal mengingatkan kita untuk memperlakukan sesama secara baik dan benar, termasuk ketika berada di pintu gerbang atau di tempat serupa yang mana sangat mempengaruhi keadaan baik atau buruknya seseorang yang berada dalam kelemahan. Pengamsal menekankan pentingnya memiliki empati pada mereka yang lemah, sebab orang yang lemah adalah orang yang miskin, kecil, hina dan hidup dalam kemelaratan.Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang membuat mereka semakin tidak berdaya dan tak mampu keluar dari kelemahan tersebut.Kondisi mereka yang seperti demikian sangatlah membutuhkan dukungan dan solidaritas kita sebagai sesama.Kata “janganlah” dalam teguran pengamsal menekankan pentingnya aspek menahan diri atau pengendalian diri ketika berhadapan dengan orang yang lemah.Mungkin kita mendapati ada hal yang keliru yang telah dilakukannya, namun keadaan yang lemah dari orang tersebut menjadi hal prioritas untuk kita harus memahami dan berempati dengannya.Kita harus bisa menolongnya supaya kehidupannya tidak semakin sulit dan bertambah penderitaannya. Bahkan jika ia harus berada di tempat yang kemudian menilai kekeliruan atau kealpaan dan kesalahannya, kita pun harus tetap bersikap konsisten untuk menolongnya bukan semakin menekannya. Hal ini membutuhkan kerelaan dan kerendahan hati kita.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk berempati dan menolong mereka yang lemah.Amin.
Jumat, 21 Juli Yeremia 7:1-7
Bait suci atau berbagai simbol keagamaan lain tidak menjadi jaminan keberpihakan Tuhan. Sebagian orang kristen memang suka menggunakan simbol-simbol keagamaan dalam menilai baik buruknya seseorang dalam kehidupan sosial. Rajin ke gereja, mendukung secara aktif pelayanan gereja, serta memiliki tugas atau jabatan tertentu dalam pelayanan di gereja terkadang menjadi beberapa kriteria standart untuk mengukur kepribadian seseorang dan menganggap orang tersebut merupakan orang yang baik di mata Tuhan. Menurut Yeremia, hal seperti ini tidak dapat dibenarkan. Sebab jika tingkah laku atau perbuatan orang tersebut tidak selaras dengan kesetiaannya beribadah dan mengimani Tuhan, maka hal tersebut sama dengan mendustai Tuhan. Yeremia mengkritik gaya hidup seperti demikian yang telah dilakukan oleh Bangsa Israel. Yeremia mengingatkan mereka untuk berhenti melakukan ketidakadilan dan menindas orang asing, anak yatim, janda, dll. Allah tidak akan berpihak pada mereka dan berada bersama-sama dengan mereka, jika mereka berlaku tidak adil pada sesama yang lemah. Karena itu, Yeremia pun menubuatkan penghukuman Allah akibat perbuatan mereka.Sebagai orang benar, kita dibenarkan bukan karena iman kita tertulis pada KTP, bukan juga karena kita selalu memegang Alkitab dan berada di gereja.Tuhan menuntut perkataan dan perbuatan kita yang benar dalam wujud mengasihi dan peduli pada mereka yang kecil dan menderita.Mereka yang dianggap masyarakat kelas dua dan memiliki status sosial yang berbeda.
Doa:Tuhan, seharusnya berada diBait-Mu mengingatkan kami untuk peduli pada sesama. Amin
Sabtu, 22 Juli Mazmur 82:3-4
Keadilan Tuhan Bagi Yang Lemah
Dunia pengadilan menjadi harapan terbesar bagi mereka yang ingin memperoleh hak-haknya secara adil. Namun terkadang kenyataan yang dialami tidak sesuai dengan harapan yang diimpikan.Mafia peradilan menjadi salah satu masalah yang marak terjadi dalam dunia peradilan dan telah menyebabkan ketidakadilan terus terjadi dimana-mana.Keberadaan mafia peradilan terkadang semakin mempersulit mereka yang memiliki akses yang terbatas untuk membuktikan ketidakbersalahannya.Tak sedikit dari antara mereka yang merupakan orang kecil dan lemah mengalami kesusahan akibat perbuatan dari mafia peradilan.Salah seorang anggota DPR RI pernah mengatakan bahwa pemberantasan mafia peradilan tidak bisa hanya dilakukan di pucuknya saja, tapi harus dimulai dari akarnya pada dunia peradilan.Kondisi ketidakadilan yang terjadi dalam dunia peradilan modern seperti demikian dan upaya pemberantasannya, telah dilihat lebih dulu oleh Allah menurut Pemazmur.Allah sendiri menyaksikan pengadilan yang terus berpihak kepada orang-orang kuat dan fasik.Ketidakdilan ini membuat Allah mengambil alih tanggung jawab mengadili dengan benar dalam sidang ilahiNya. Mereka yang berlaku tidak adil dan tidak berpihak kepada mereka yang lemah akan diadili oleh Allah. Kita harus berubah dan mengupayakan dunia peradilan yang bersih dan tetap dapat menegakkan keadilan bagi mereka yang lemah.
Doa:Ajarlah kami Tuhan untuk berlaku adil pada tempatnya yang benar. Amin.
Minggu, 23 Juli Keluaran 1:1-22
Hiduplah Takut Tuhan! Anak-anak Terlindungi
Hari ini kita merayakan hari anak nasional. Presiden Soeharto mengeluarkan keputusan presiden RI No 44 tahun 1984, yang menetapkan Hari Anak Nasional setiap tanggal 23 Juli.Menurutnya, anak-anak sebagai asset bangsa patut diperingati keberadaannya. Visi peringatan hari Anak Nasional adalah mewujudkan Indonesia ramah dan peduli kepada anak. Visi ini searah juga dengan tema mingguan dalam pembinaan bagi warga GPM yakni hidup bersama yang ramah dan peduli kepada anak.Pertanyaannya adalah bagaimana kita mewujudkannya?Pesan pengajaran dalam Kitab Keluaran di hari ini menekankan tanggung jawab setiap orang Kristen untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak. Hal tersebut harus dilakukan dalam rasa takut akan Allah sama seperti yang dilakukan oleh Sifra dan Pua; bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani melahirkan. Sikap takut akan Tuhan telah memberdayakan mereka untuk bertindak benar. Mereka tetap pada komitmen untuk takut Tuhan dan berkonsisten dengan pilihan mereka untuk melindungi anak-anak Israel.Bahkan tanpa rasa takut kepada raja, mereka memberi jawaban secara tepat ketika ditanyakan.Perwujudan hidup bersama yang ramah dan peduli kepada anak memang membutuhkan komitmen yang kuat dan sikap yang tetap konsisten dari setiap orang.Untuk itu, hidup takut Tuhan harus menjadi kekuatan dan pengarah bagi diri kita.
Doa:kami mau hidup takut kepada-Mu Tuhan, supaya kami mampu melindungi anak-anak kami. Amin
Senin, 24 Juli Keluaran 2 : 1-10
Cinta Yang Menyelamatkan
Sebuah tulisan berjudul kekuatan cinta ibu dan “perawatan kanguru” menyelamatkan bayinya yang lahir prematur. Tulisan ini menceritakan tentang suatu pendekatan sederhana yang dipakai sebagai alternatif terbaik untuk incubator saat merawat bayi prematur dan berat badan rendah. Pendekatan ini dilakukan oleh seorang ibu di Nigeria dengan menempelkan bayinya dalam posisi tegak di dadanya, sehingga ia mampu membagi panas tubuhnya untuk menjaga suhu tubuh bayinya tetap stabil. Sang ibu yang bernama Ekhomun melakukan hal ini dengan penuh cinta kepada anaknya, sehingga ia berhasil menyelamatkan anaknya. Berat badan anaknya terus bertambah dari awalnya 700 gram menjadi 1,8 kg pada usia 60 hari. Cerita tentang Musa diselamatkan oleh perempuan-perempuan yang bukan hanya ibunya menunjukkan bahwa cinta memiliki kekuatan terbesar untuk menyelamatkan. Di dalam cinta kakak perempuan Musa dan puteri Firaun ada kepedulian, tanggung jawab, belas kasihan, kerelaan dan pengorbanan. Nilai-nilai ini telah menolong Musa dari ancaman pembunuhan, hingga bisa bertumbuh besar dan menjadi berkat masa depan bagi bangsa Israel. Tanggung jawab kita menyelamatkan anak-anak pada masa kini tentunya sangat menentukan pula masa depan mereka. Untuk itu, berlakulah sama seperti ketiga perempuan dalam cerita ini.
Doa:Tolonglah kami Tuhan, supaya cinta kami menyelamatkan anak-anakkami. amin
Selasa, 25Juli Efesus 6 : 1 - 4
Bangunlah Keharmonisan Antara Orang Tua dan Anak
Keyla Putri Cantika, 11 tahun, tewas oleh pedang ayah kandungnya, 1 November 2022 lalu (BeritaSatu.com). Fadhil, 25 tahun, 30 Maret 2023 lalu menggorok leher ayahnya, Oktariman, hingga tewas (detiknews). Kasus di atas – dan banyak kasus lainnya menunujukkan ketidakharmonisan antara orang tua dan anak, bahkan berujung kematian. Pertanyaan : “Koq bisa?” Bisa! Karena iblis tak mau melihat keluarga hidup harmonis dan banyak keluarga yang tidak menjadikan Tuhan sebagai “tamu istimewa” dalam rumahnya.
Mari belajar dari nasihat Paulus kepada Jemaat di Efesus tentang cara menjaga dan merawat keharnonisan keluarga. Dalam Efesus 6 ayat 1-3, Paulus menasihati anak-anak agar taat dan hormat kepada orang tua. Taat dan hormat terhadap orang tua bukanlah sebuah pilihan tetapi perintah yang “harus” dilakukan oleh setiap anak. Bahagia dan umur panjang akan jadi bagian anak yang taat dan hormat pada orang tua (band. Kel. 20 : 12).
Mendidik anak pada jalan Tuhan bukanlah pilihan tetapi “keharusan”. Itulah nasehat Paulus kepada para orang tua seperti yang terungkap di ayat 4. Belakangan ini banyak hati anak yang sudah dicaplok Media Sosial. Ayo, rebut kembali hati anak-anak kita. Cintailah anak-anak kita dengan : berikan perhatian, sediakan waktu untuk bicara dan jangan lupa kontrol, asal tidak sampai “over protec” (berlebihan). Semoga keharmonisan selalu tercipta antara kita dan mereka.
Doa: Tuhan, tolong kami tuk menjaga hidup keluarga kami agar selalu harmonis. Amin!
Rabu, 26 Juli Kejadian 21 : 8 - 21
Tuhan Cinta Anak-Anak
Yesus cinta anak-anak, anak-anak di dunia...”Itulah sepenggal lagu sekolah Minggu yang mengisyaratkan betapa besar cinta Tuhan terhadap anak. Cinta yang tulus, tanpa pamrih dan tanpa pandang bulu. Ya, Tuhan memang sangat peduli dengan orang-orang “kecil”, “lemah” dan yang “termarginal” termasuk anak-anak.Bacaan kita mengisahkan tentang bagaimana Tuhan bertindak sebagai penengah bagi Sara, Abrahamdan Hagar. Bagi Sara Ismael tidak berhak menjadi ahli waris Abraham, karena itu Ismael dan ibunya harus pergi dari rumah mereka. Sementara Abraham menyayangi Ismael karena dia adalah anak kandungnya. Abaraham bingung menghadapi dilema ini. Namun Tuhan Allah, membantu Abraham mengatasi persoalan itu sekalipun ada masalah baru yang muncul. Namun sekali lagi, karena Tuhan Allah peduli, Ismael dan Hagar tertolong. PertolonganNya bukan hanya sesaat, namun berlangsung terus dan tak mengenal batas sehingga memungkinkan Ismael tumbuh dan berkembang menjadi suatu bangsa yang besar, seperti yang dijanjikan Tuhan. Hari ini kita belajar bahwa Tuhan Allah sangat peduli dengan anak-anak. DIA tak pernah berbohong dan selalu setia memegang janjiNya. Bahkan di tengah kekurangan dan terbatasan kita sebagai manusia.Allah telah menganugerahkan anak dalam tiap keluarga untuk dikasihi dan dicintai, bukan untuk disia-siakan. Tuhanmenolong kita untuk terus mencintai anak-anak.
Doa: Tuhan, ajar kami tuk terus mengasihi anak pemberianMu, dengan tulus. Amin!
Kamis, 27 Juli Yosua 4 : 20 - 24
Ceritakanlah Kepada Anak: “Bahwa Tuhan Itu Baik
Salah atu cara untuk memberitahukan tentang kemahakuasaan dan kebaikan Tuhan adalah dengan menceritakan bagaimana kebaikan Tuhan dalam hidup kita.
“Ibu Jos pernah mengalami sakit parah. Banyak orang memperkirakan bahwa hidupnya segera berakhir. Dokter meminta ibu Jos untuk segera cuci darah. Tetapi Ibu Jos menolak. Ia meminta para pelayan bergumul dengannya dan mendoakan ramuan tradisional yang ia konsumsi. Karena keyakinannya yang sungguh pada Tuhan, tanpa cuci darah dan hanya dengan minum ramuan tradisonal, tiga bulan kemudian, Ibu Jos dinyatakan pulih. Ibu Jos sungguh merasakan kebaikan Tuhan baginya dan keluarganya. Iapun sering membagi pengalaman imannya ini kepada orang lain, terutama bagi anak dan anak asuhnya”.
Itu juga yang diharapkan terjadi pada para orang tua bangsa Israel. 12 buah batu diambil dari sungai Yordan dan dijadikan tugu peringatan di Gilgal. Tugu itu menjadi tanda akan kebaikan dan kemahakuasaan Tuhan bagi umat Israel. Karena itu para orang tua Israel harus menceritakan hal ini kepada anak-anak mereka.Seringkali, karena kesibukan kerja kita lupa memberitahukan kebaikan Tuhan kepada anak-anak kita, sehingga mereka juga “lupa” untuk mengandalkan Tuhan dalam hidup mereka. Yang mereka ingat adalah “Kebutuhan hidupku disediakan oleh Papa dan Mama”. Sebelum terlambat, ceritakanlah bahwa “Tuhan Itu Baik” dan “DIAlah Sumber segala sesuatu yang mereka nikmati di dunia ini.!”
Doa: Kami ingin menceritakan kebaikanMu bagi anak-anak kami. Tolong bantu kami, Tuhan. Amin!
Jumat, 28 Juli Matius 19 : 13 - 15
Suatu saat, Pendeta EB berteriak dari mimbar: “Bapa tua (tuagama), tolong tertibkan anak-anak itu!!” Saat itu ada dua gadis kecil yang berlarian sambil teriak saat kebaktian berlangsung.Mereka ternyata adalah anak-anak dari Pdt. EB sendiri. Membawa serta anak-anak ke gereja seringkali dilakukan para orang tua dengan berbagai alasan. Di antaranya : tidak ada orang jaga atau agar Yesus memberkati mereka. Jika dibuat survei, maka presentasinya akan 100% pada alasan ke dua. Itu baik dan memang seharusnya begitu. Namun terkadang anak-anak itu tidak disiapkan secara dini untuk “ikut kebaktian” di gereja. Orang tua fokus kebaktian dan anak-anak dibiarkan bermain dan ribut sehingga mengganggu orang lain dan mungkin juga pemimpin kebaktian. Dewasa ini ada solusi untuk “mendiamkan mereka”. Berikan “HP” agar mereka fokus ke HP dan tidak ribut.
Ayat 13: ‘Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka;”. Anak-anak ini dibawa dengan tujuan “dijamah dan didoakan Yesus”. Itu berarti anak-anak ini tidak sedang berlarian dan ribut atau bermain game di HP. Karena itu sejak dini kita mesti memberitahu kepada anak apa tujuan mereka ke gereja. Latih mereka untuk duduk manis sekalipun belum banyak yang dimengerti dari seluruh proses kebaktian itu dan jangan lupa terus mendoakan mereka.
Doa: Tuhan, tolong kami untuk membawa anak-anak kami untuk berjumpa, dijamah dan didoakan olehMu. Amin.!
Sabtu, 29 Juli Ulangan 6 : 4 - 9
Ajarilah Anak Untuk Mengasihi Tuhan dengan Segenap Hati
Orang tua sering bertanya kepada anaknya: “Ade sayang Mama deng Papa ka seng?”, lalu “Sayang sampe di mana?” Dan anak akan menjawab: “Sayang, sampe di hati!” Jawaban ini bisa jujur tapi juga karena terbiasa. Melihat kenyataan ini maka ada sebuah tanya yang menggelitik di hati saya: “Seberapa seringkah orang tua bertanya kepada anak: “Ade sayang Tuhan Yesus ka seng?”.Umat Israel diperintahkan untuk selalu mengasihi Tuhan dengan tulus.“Kasihilah... dengan segenap hati,segenap jiwa, dan segenap kekuatan”.Jadi bukan kasih yang pura-pura tapi sungguh-sungguh (ayat. 5).Perintah ini teramat penting, karena itu mereka diharuskan untuk mengajarkannya berulang-ulang baik pada waktu duduk di rumah, sedang dalam perjalanan, malah saat berbaring dan bangun.Ajaran itu pun harus diikat sebagai tanda di tangan, di dahi, ditulis di tiang pintu rumah dan pintu gerbang (ay 6–9). Karena mendengar disertai melihat, akan memudahkan anak untuk mengingat. Jika sejak dini anak sering ditanya: apakah “Ade sayang Tuhan Yesus”, dan diikuti dengan penjelasan mengapa “Ade” harus sayang Tuhan Yesus, apalagi disertai dengan memberi contoh, maka kita telah melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepada umat Israel, ”Mengajarkan berulang-ulang”. Hasilnya adalah anak akan bertumbuh menjadi Anak yang “Mengasihi Tuhan dengan segenap hati..”
Doa:Tuhan, bantu kami untuk mengajarkan anak-anak kami mengasihiMu dengan tulus, Amin!
Minggu, 30 Juli 2 Petrus 1:3-15
Rawatlah Hidup Bersama Dalam Kasih
Hari ini kita telah berada di Hari Minggu ke-31 atau hari ke 211 di tahun 2023. Puji dan syukur bagi Tuhan, karena hanya oleh kasihNya, kita ada hingga saat ini. Kepada jemaat di Asia Kecil yang berhadapan dengan kesukaran dan pencobaan, Rasul Petrus menegaskan bahwa mereka itu adalah orang-orang pilihan Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu kepada mereka Allah menganugerahkan segala sesuatu yang berguna untuk hidup saleh oleh pengenalan akan Kristus. Iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus jangan sampai kendor dan goyah tetapi harus kuat dan kokoh. Pengenalan akan Yesus Kristus, akan membuat mereka hidup dalam kebajikan, pengetahuan,penguasaan diri,ketekunan, kesalehan sehingga mereka akan saling mengasihi sebagai sesama saudara di dalam Tuhan Yesus Kristus.Saudaraku, saat kita dibaptis, kemudian diteguhkan menjadi anggota sidi gereja, bahkan sejak kita dikandung dan terlahir dalam keluarga Kristen, kita telah menjadi orang-orang pilihan Allah. Seperti jemaat di Asia Kecil, kitapun diperhadapkan dengan berbagai kesukaran dan pencobaan. Karena itu nasehat Petrus hari ini juga ditujukan kepada kita. Marilah kita hidup dalam pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus sehingga kepada kita dianugerahkan segala sesuatu yang akan menuntun kita kepada kesalehan, kebajikan, penguasaan diri dan semua yang baik, yang kehendaki Tuhan. Dan yang terpenting kita dapat hidup bersama dalam kasih, selalu sehati, sepikir, sepenanggungan. Sehingga melaluikehidupan yang kita tampilkan, nama Tuhan dimuliakan.
Doa: Tuhan, hidup ini penuh tantangan. Bantulah kami tuk merawat hidup bersama dalam kasih, Amin!
Senin, 31 Juli 1 Petrus 1: 22-25
Tanda Hidup Baru
Syukur bagi Allah, Sang Sumber hidup yang telah menuntun kita hingga penghujung bulan Juli 2023. Banyak hal sudah kita lakukan sepanjang 31 (tiga puluh satu) hari di bulan ini. Mintalah Tuhan memberkati semua yang baik, yang sudah kita lakukan dan mengampuni semua yang salah dalam tindakan, perkataan dan pikiran kita.
Saudaraku, dalam suratnya kepada orang-orang percaya yang tersebar di Asia Kecil, yang kala itu sedang ada dalam penderitaan dan pergumulan, Petrus memberikan motivasi iman kepada mereka agar tidak bimbang tetapi tetap berpengharapan. Khusus dalam bacaan kita, 1 Petrus 1 : 22 - 25, Petrus memuji mereka sebagai orang-orang yang telah menyucikan diri dan taat kepada kebenaran. Petrus juga mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang sudah “dilahirkan kembali” dari benih yang baik, yaitu firman Allah, karena itu mereka harus hidup dalam kasih persaudaraan yang tulus dan saling mengasihi dengan segenap hati.Nasehat Petrus ini ditujukan juga kepada kita. Janganlah bimbang dalam menghadapi berbagai tantangan. Berharaplah kepada Tuhan Yesus Kristus. Jangan lupa membaca Firman Tuhan dan hayatilah agar kita dapat dilahirkan kembali. Tanda bahwa kita telah dilahirkan kembali akan terlihat dalam hidup kita yang saling mengasihi seorang dengan yang lain dengan segenap hati.Selamat mengakhiri bulan Juli dan bersiap memasuki bulan Agustus dengan sukacita. Amin!
Doa: Biarlah firmanMu menjadi pegangan kami, Tuhan, sehingga kami dapat dilahirkan kembali untuk hidup saling melayani. Amin!