SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

SHK BULAN FEBRUARI 2023

Rabu, 01 Februari 2023                                   Mazmur 41 : 1 - 4  

 

Berbahagia Saat Menolong Yang Lemah

 

Kita bersyukur atas kasih dan anugerah Tuhan. Ia telah mempertibakan kita di bulan Februari tahun 2023. Perjalanan panjang masih akan berlangsung di tahun baru ini dengan harapan kebahagian, berkat dan sukacita selalu mewarnai kehidupan kita. Biasanya ukuran kebahagiaan selalu dikaitkan dengan mempunyai uang yang banyak, harta melimpah, punya kedudukan dan kuasa, hidup sehat serta anak-anak yang punya masa depan yang baik. Semuanya itu baik dan sah-sah saja. Namun nas firman Tuhan di hari ini, pemazmur menyatakan bahwa kebahagian seseorang adalah ketika ia memperhatikan mereka yang lemah. Kata memperhatikan berarti memikirkan dan peduli dengan orang lain. Tidak hanya melihat kepentingan diri sendiri, tetapi dengan tulus dan sukacita selalu menolong orang lemah atau yang membutuhkan pertolongan dan bantuan. Sikap  memperhatikan mereka yang lemah ini, berlandaskan keyakinan akan kuasa Allah yang meluputkan dari kecelakaan, memelihara nyawa serta membantu dan memulihkan saat sakit. Jadi meyakini kuasa Allah adalah dasar sesungguhnya kepeduliaan kepada mereka yang lemah. Peduli dan mengasihi mereka yang lemah menjadikan seseorang bermakna dan selalu bahagia. Inilah panggilan kita sebagai keluarga Allah yakni untuk peduli kepada mereka yang lemah dan membutuhkan pertolongan serta bantuan. Hidup yang hanya mementingkan diri sendiri, sudah saatnya ditinggalkan. Ingatlah bahwa sesungguhnya Kristus telah lebih dahulu peduli akan hidup kita. Yakinlah, kita pasti mengalami penyertaan, perlindungan, kekuatan serta keselamatan dari Tuhan dan oleh sebab itu kebahagiaan dialami.

Doa: Tuhan mampukan kami untuk peduli dengan mereka yang lemah. Amin.   

Kamis, 02 Februari  2023                                     Mazmur 106 : 3 

 

Berbahagia Saat Taat Pada Hukum dan Berlaku Adil

 

Hari ini, pemazmur berbicara tentang kebahagiaan orang-orang yang berpegang kepada hukum dan melakukan keadilan di segala waktu. Hukum dan keadilan adalah hal yang penting dalam kehidupan kita sebagai manusia. Hidup menjadi teratur dan tertib karenanya. Kehidupan yang berlangsung tanpa hukum dan keadilan pasti kacau dan hancur. Harus diakui bahwa dalam kenyataan untuk mewujudkan penegakkan hukum dan keadilan bukanlah hal yang mudah. Seringkali terjadi, hukum  diperjualbelikan. Ada pula ungkapan “hukum tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas”. Penegakan hukum yang tegas, agaknya hanya kepada orang lemah dan tidak mampu. Hukum tidak menyentuh dan lemah kepada mereka yang punya uang, kuasa dan jabatan. Nyatanya, perwujudan hukum dan keadilan belumlah sesuai dengan apa yang diharapkan. Marilah hayati kata pemazmur ;  kebagaian menjadi milik orang-orang yang selalu berpegang kepada hukum dan melakukan keadilan di setiap waktu. Mereka yang mewujudkan dan melakukannya selalu  berpengharapan kepada Allah yang adil dan berkuasa dalam menyatakan hukum dan keadilan-Nya. Hal itu dilakukan tanpa takut dan kuatir terhadap kondisi apapun yang akan dihadapi. Mereka berani dan penuh kejujuran serta ketulusan  melakukannya demi keteraturan hidup. Keteraturan hidup adalah kehendak Allah Pencipta. Hidup yang teratur membuat bahagia, sukacita, dan batin tenang. Oleh sebab itu, sudah selayaknya kita tetap berpegang pada hukum dan melakukan keadilan, kapan dan dimana saja. Wujudkanlah hal itu mulai dari dalam keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara. Bila semua kita melakukannya dengan baik, maka kebahagian dan sukacita akan dinikmati di dalam cinta kasih Tuhan.

Doa: Tuntun kami Tuhan untuk taat pada hukum dan melakukan keadilan. Amin.  

 

Jumat, 03 Februari  2023                         Pengkhotbah 8 : 9 - 13  

 

Berbahagia Saat Hidup Takut Tuhan

 

Firman Tuhan sebagaimana disebutkan penulis Pengkhotbah pada hari ini menegaskan bagi kita semua bahwa orang yang takut kepada Allah dan hadirat-Nya akan beroleh kebahagian. Sedangkan orang fasik atau yang tidak takut kepada Allah tidak akan beroleh kebahagian. Mereka seperti bayang-bayang yang tidak jelas bentuk dan wujudnya dan tidak berumur panjang sebab  tidak takut terhadap hadirat Tuhan. Orang yang takut Tuhan, bukan seperti seorang anak kecil yang takut pada hantu atau suasana  gelap. Mereka adalah orang yang hidupnya selalu menghargai, mengagumi dan menghormati Tuhan serta mewujudkannya dalam sikap dan perbuatan. Sedangkan orang yang tidak takut Tuhan atau orang fasik berperilaku sebaliknya. Tuhan saja tidak mereka  hormati apalagi sesama dan ciptaan yang lain. Mereka menampakkan perilaku yang merusak dan menghancurkan hidup sesama manusia serta ciptaan lainnya. Akhir hidup orang fasik adalah kesia-siaan dan kebinasaan atau tidak mengalami kebahagiaan. Sebaliknya, mereka yang menghormati Tuhan, hidupnya diberkati atau mengalami kebahagiaan. Mereka menjalani hidup dengan sukacita, berkenan pada Tuhan dan berarti bagi sesama. Pesan firman Tuhan ini adalah pedoman bagi kita untuk melangkah menapaki hari-hari hidup di tahun baru ini. Jangan kita mengikuti jejak dan langkah hidup orang fasik yang selalu cenderung kepada kejahatan sebab akhir hidupnya adalah kesia-siaan dan kebinasaan atau tidak mengalami kebahagian. Ikuti dan teladani hidup orang yang takut Tuhan, selalu mewujudkan kebaikan bagi sesama dan semua ciptaan. Kebahagian pasti kita alami senantiasa. Bermohonlah agar Roh Kudus melayakkan dan menuntun kita menjadi orang-orang yang hidupnya takut Tuhan.     

Doa: Ya Tuhan, tuntunlah kami dengan Roh Kudus agar selalu hidup takut kepada-Mu. Amin.  

 

Sabtu, 04  Februari  2023                                 Mazmur 84 : 1 - 8  

 

Berbahagia Saat Berdiam Dalam Rumah Tuhan

 

Kita telah berada di akhir pekan dan disapa firman Tuhan menurut Mazmur nyanyian ziarah. Mazmur ini berisi kerinduan untuk pergi dan berdiam di rumah Tuhan. Kerinduan mereka seperti burung-burung yang tinggal dekat mezbah Tuhan. Kerinduan yang mendalam itu meringankan perjalanan mereka, dimana daerah gersang dan tandus nampak memancarkan dan menjadi mata air. Sesampainya di rumah Tuhan, doa dipanjatkan, pujian diungkapan, kemudian Tuhan melimpahi mereka dengan berkat dan sukacita. Situasi sebagaimana dialami umat dalam persekutuan di rumah Tuhan, oleh pemazmur dilukiskan sebagai kebahagain yang memberi sukacita serta kekuatan untuk menjalani hidup mereka di tengah dunia. Kebahagian yang sejati dinikmati saat meninggalkan segala kesibukan mereka untuk berdiam dan bersekutu dengan Tuhan. Hal ini sejalan dengan ungkapan pemazmur yang menyatakan: lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain ( Maz. 84:11). Berada di rumah Tuhan adalah kesempatan mengungkapkan isi hati dengan bebas dan tulus, bersyukur atas penyertaan dan tuntunan Tuhan dalam perjalanan hidup serta bermohon kepada-Nya. Kesaksian firman Tuhan inipun menjadi teladan bagi kita sebagai keluarga Allah untuk senantiasa memiliki kerinduan datang ke rumah Tuhan untuk bersyukur dan memuji serta memuliakan-Nya. Tuhan telah menganugerahkan berkat, tuntunan dan penyertaan-Nya dalam pekerjaan atau usaha maupun pendidikan selama satu pekan. Oleh sebab itu kehadiran  dalam kebaktian di hari minggu untuk memuji dan menyembah Tuhan mesti kita wujudkan dengan sukacita sebagai tanda syukur kepada-Nya. Bila akta iman  yang demikian diwujudkan, maka kebahagian sejati selalu mewarnai seluruh perjalanan hidup kita sebagai keluarga dari hari ke hari.       

Doa: Terimalah syukur dan sambut kami untuk berdiam di rumah-Mu yang kudus ya Tuhan. Amin.  

Minggu, 05 Februari  2023                             Mazmur  32 : 1 - 11

 

Jujur Mengaku Dosa Pada Tuhan

 

Tema pelayanan sepanjang pekan ini adalah “Hidup yang murni: mengakui dosa dan diampuni”. Tema ini menegaskan tentang pentingnya mengaku dosa dengan kesungguhan hati kepada Tuhan untuk menikmati keampunan dari-Nya. Kita akan menikmati hidup baru atau hidup yang dimurnikan sebagai anugerah dan kasih sayang Tuhan. Nas hari ini menyaksikan bahwa raja Daud mengungkapkan hal tersebut sebagai bentuk pengajaran yang didasari dari pengalaman hidupnya sendiri. Daud berdosa kepada Tuhan dengan mengambil istri Uria, Batsyeba dan dosanya itu disampaikan oleh nabi Natan. Daud tidak menyangkal apa yang dibuatnya yakni melakukan kesalahan, namun dengan jujur dan terbuka mengakuinya kepada Tuhan (ay.5; bd. 2 Sam12:13). Kesungguhan Daud untuk mengakui segala pelanggaran dan dosanya kepada Tuhan, membuatnya mendapatkan pengampunan. Itulah sebab Daud menyatakan bahwa betapa bahagianya orang yang diampuni pelanggaran dan ditutupi dosanya serta kesalahannya yang tidak diperhitungkan Tuhan. Pernyataan ini bukan berarti merasa aman dan nyaman untuk terus berbuat dosa, namun karena mendapatkan keampunan dari Tuhan saat dengan jujur mengakui dengan sungguh kepada Tuhan. Daud bersyukur dan bersukacita karena menikmati kehidupan yang dibarui atau dimurnikan. Ia juga mengajarkan untuk tidak keras hati dan suka melawan perintah dan kehendak Tuhan. Ibarat kuda atau bagal yang tidak berakal dan mesti dikendalikan oleh tali les dan kekang. Kita adalah keluarga beriman yang tidak luput dari perbuatan salah dan dosa. Hendaklah dengan jujur dan sungguh-sungguh kita berdoa memohon pengampunan dari Tuhan serta berjanji untuk tidak mengulangi dosa. Mohonlah Roh Kudus agar kita dimampukan untuk bertobat dan dibarui sebagai wujud kemurnian hidup.

Doa: Tuhan, jujur kami mengaku dosa, berilah keampunan-Mu. Amin.  


Senin, 06 Februari 2023                                      Daniel 9 : 3 - 19  

 

Berdoa Memohon Pengampunan Tuhan

 

Nas hari ini mengisahkan tentang Daniel yang berdoa memohon pengampunan dari Tuhan. Pelanggaran dan dosa telah dilakukan oleh leluhur bangsa Israel, termasuk dirinya. Daniel membuat perenungan dan refleksi atas pengalaman beriman bangsa Israel sampai harus dibuang ke Babel. Bukanlah kebetulan, bangsa pilihan Tuhan ini harus keluar dari tanah perjanjian dan Yerusalem. Peristiwa pembuangan ke Babel dimaknai sebagai teguran Tuhan. Bangsa pilihan ini telah hidup jauh dari segala perintah dan ketetapan Tuhan. Mereka berubah setia dan memberontak terhadap Tuhan. Bangsa Israel mengalami penghukuman sebagai bentuk didikan Tuhan yang keras sebab cinta kasih-Nya tak pernah berubah. Keyakinan atas cinta kasih Tuhan itulah yang mendasari akta iman Daniel. Ia berdoa sambil berpuasa dengan mengenakan kain kabung dan abu sebagai wujud kesungguhan memohon pengampunan serta belas kasihan Tuhan. Perjalanan panjang bangsanya sejak dari Mesir sampai  Kanaan ternoda karena mereka melakukan banyak pelanggaran. Namun oleh sebab kebesaran cinta kasih Tuhan yang mengampuni, membarui dan menyelamatkan, mereka dilayakkan dan berkenan di hadapan-Nya. Belas kasihan Tuhan demikian besarnya bagi semua orang yang mengaku dosa dan memohon pengampunan-Nya. Akuilah kesalahan, pelanggaran atau dosa dalam doa dan pergumulan, mohonlah belas kasihan-Nya yang mengampuni. Persoalan, tantangan bahkan penderitaan yang kita alami dalam perjalanan hidup, hendaknya dimaknai dan disyukuri. Tuhan itu baik dan yakinlah bahwa dalam segala hal atau peristiwa, Ia pasti turut campur tangan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Kasih setia-Nya tak terbatas, perbaikilah yang salah dan jadilah  manusia baru serta teruslah murnikan hidup. Hiduplah sebagai orang beriman yang dimurnikan dalam cinta kasih Tuhan kini dan selamanya.   

Doa: Tuhan, kami berdoa memohon ampunan-Mu atas segala dosa. Amin.  


Selasa, 07 Februari 2023                                   Mazmur 25 : 1 - 7  

 

Doa Mohon Ampun dan Perlindungan Tuhan

 

Hari ini, kita belajar dari pengalaman beriman raja Daud. Ia berdoa memohon pengampunan dan perlindungan dari Tuhan. Daud menyadari segala hal dan persoalan yang ia alami dalam perjalanan hidupnya pada masa muda, sungguh tidak lepas dari salah dan dosa (ay 7). Pengampunan Tuhan diharapkannya, semoga pelanggaran dan dosa yang diperbuat tidak diingat lagi.  Ia  memohon dengan kesungguhan hati dan terus berproses membarui hidupnya agar selalu berkenan kepada Tuhan. Raja besar inipun mengakui ada begitu banyak lawan dan orang yang membencinya karena keberhasilan dan kehebatan. Ia menjadi hebat dan berhasil karena diberkati Tuhan. Oleh sebab itu ia memohon perlindungan dan penyertaan Tuhan. Semua ancaman dapat diatasi dengan kuasa dan perlindungan Tuhan, bukan karena kehebatannya. Pengalaman iman dan keyakinan inilah yang membuat Daud kuat dan terus bermohon agar dimampukan tetap berjalan di jalan Tuhan, melakukan perintah dan kehendak-Nya. Daud tidak menjadi sombong dan arogan dengan mengandalkan kepintaran serta kemampuannya sebagai manusia semata. Namun karena Tuhan yang menuntun perjalanan hidupnya sehingga ia menjadi berhasil sebagai seorang raja. Pengalaman iman seperti ini layak kita pedomani sebagai keluarga dalam menapaki perjalanan hidup. Berdoalah senantiasa memohon pengampunan sebab sebagai manusia berdosa, kita tidak luput dari perbuatan salah. Tetaplah bersandar pada perlindungan dan penjagaan Tuhan agar terluput dari ancaman kebinasaan. Berilah hidup dituntun Roh, supaya terpelihara dan berkenan pada Tuhan baik kata maupun perbuatan. Berhati-hatilah senantiasa, sehingga kamu tidak jatuh ke dalam pencobaan dan melakukan kesalahan.  

Doa: Tuhan ampuni kami, kiranya penyertaan-Mu selalu nyata dalam hidup ini. Amin.

 

Rabu, 08 Februari 2023                               Bilangan 14 : 19 - 20  

 

Memohon Belas Kasihan Tuhan

 

Cinta kasih Tuhan yang tiada berbatas selalu nyata dalam perjalanan hidup bangsa Israel ketika mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir menuju tanah perjanjian Kanaan. Bagian nas Alkitab secara keseluruhan pasal 14 ini menceritakan perjalanan panjang bangsa pilihan Tuhan ini sudah sampai di garis akhir saat akan memasuki  tanah Kanaan. Namun mereka menangis saat  dua belas orang pengintai memberi gambaran tentang keberadaan tanah Kanaan yang berlimpah madu dan susu sesuai janji Tuhan, namun penduduknya adalah orang-orang hebat dan kuat. Sangat manusiawi kalau bangsa Israel menangis sebagai tanda ketakutan dan akhirnya mereka bersungut-sungut kepada Musa dan Harun. Mereka terus mempersoalkan keluarnya mereka dari tanah Mesir yang dianggapnya sebagai negeri yang memberikan kelimpahan susu dan madu. Persungutan bangsa ini, membuat Allah murka dan hendak membinasakan mereka semua (ay12). Namun Musa, memohon belas kasihan Tuhan dan menceritakan kebesaran cinta kasihNya yang terjadi dan dirasakan oleh bangsa Israel mulai keluar dari tanah Mesir sampai saat mereka akan masuk tanah Kanaan (ay.19). Tuhan menjawab, memberikan pengampunan kepada bangsa Israel sesuai permintaan Musa (ay 20). Kisah bangsa Israel dibawa kepemimpinan Musa ini hendaknya dijadikan inspirasi dan pedoman. Kita pasti mengalami besarnya cinta kasih Tuhan dalam keberadaan sebagai keluarga. Kasih Tuhan yang tiada berbatas terus kita alami, sekalipun kita sering memberontak terhadap-Nya. Ingatlah bahwa tantangan dan persoalan hidup dapat membuat kita menangis, ragu, takut serta bersungut-sungut. Mohonlah ampunan dan belas kasihan Tuhan untuk membarui hidup. Pengampunan Tuhan menguatkan iman kita untuk melangkah bersama dengan-Nya dalam kelimpahan kasih karunia.    

Doa: Ya Tuhan, kami bersyukur untuk kasih-Mu yang mengampuni dan menyelamatkan. Amin. 


Kamis, 09 Februari 2023                                         Ezra 10 : 7 – 14

      

 Taat dan Setialah kepada Tuhan, Jangan Mendua Hati 

 

Kita dapat saja berjumpa dengan orang yang kedapatan bersalah namun saat diminta pertanggungjawaban, mengelak dan mencari “kambing hitam” untuk disalahkan. Berhadapan dengan orang seperti ini dubutuhkan sosok “pemimpin” yang tegas, lugas dan berani. Jika seorang pemimpin plin-plan, penakut dan suka mencari “zona aman” (tidak mau repot) maka ia akan kompromi dengan yang salah. Bacaan hari ini menampilkan sosok Ezra, seorang pemimin yang tegas, lugas dan berani menyatakan kesalahan. Tanpa gentar, Ezra memanggil para lelaki suku Yehuda dan Benjamin yang melakukan kawin campur kemudian menetapkan mereka sebagai orang bersalah. Masalahnya apakah kawin campur itu salah? Jawabnya : tidak!  Kesalahan bukan pada fakta kawin campur, tetapi bahwa praktek tersebut mengakibatkan para lelaki Israel jadi tidak taat dan setia kepada Tuhan. Mereka ikut menyembah berhala dari perempuan yang mereka kawini. Seharusnya mereka membawa perempuan-perempuan itu dan menjadikan mereka orang-orang yang percaya kepada Tuhan, dan bukan dipengaruhi untuk ikut menyembah berhala. Karena itu sebagai bentuk pertanggungjawaban, semua laki-laki penyembah berhala mengakui kesalahan mereka dan melakukan apa saja yang dapat menjauhkan mereka dari murka Tuhan yang menyala-nyala. Kisah ini menegaskan pelajaran sebagai berikut. Pertama, jika sudah berbuat, maka harus berani pula bertanggung jawab, jangan cari kambing hitam untuk disalahkan. Kedua, semua kita adalah pemimpin, paling tidak untuk diri sendiri. Jadilah pemimpin yang tegas, lugas dan berani menyatakan kesalahan termasuk untuk diri sendiri, dan jangan suka cari zona aman lalu kompromi dengan yang salah. Ketiga, bergaullah dengan siapa saja, tak perlu pilih-pilih, tetapi ingat jangan mau dipengaruhi apalagi sampai mendua hati terhadap Tuhan. Tetaplah taat dan setia kepada-Nya.

 

Doa: Ajarkan kami Tuhan, untuk selalu taat dan setia kepada-Mu. Amin.



Jumat, 10 Februari 2023                                   Nehemia 1 : 4 – 11

 

Akuilah Dosa Supaya Diampuni

Ibu Lenny mendapat khabar bahwa putranya, Boy, ditahan polisi karena terjerat kasus narkoba. Hati ibu Lenny sangat sedih. Walau sedih, ia berpikir bahwa menangis saja tak ada gunanya, karena itu ia masuk ke kamar lalu berlutut dan meratap meminta belas kasihan dan pengampunan Tuhan. Semoga Tuhan mengampuni baik Boy, maupun dia dan keluarga karena gagal mendidik anak mereka. Bacaan kita mengisahkan tentang Nehemia bin Hakhalya, yang turut tertawan, namun telah menjadi orang kepercayaan raja Artahsasta, yakni sebagai juru minuman raja. Jabatan ini sebetulnya telah membuat kehidupan Nehemia nyaman. Namun ketika ia mendengar dari Hanani tentang kehancuran tembok Yerusalem dan sisa orang Yahudi yang masih tinggal di sana terancam, Nehemia menjadi sangat terpukul. Ia menangis, berkabung, berpuasa dan berdoa bagi bangsanya. Nehemia sadar bahwa bangsanya mengalami kehancuran karena ketidaktaatan mereka kepada Allah. Karena itu dalam doanya Nehemia mengaku dosanya, dosa keluarganya dan dosa bangsanya kepada Allah lalu meminta keampunan. Nehemia percaya bahwa Allah yang telah berjanji kepada para leluhurnya akan tetap setia pada janji itu, dan memulihkan keadaan Israel. Kita dapat pula mengalami peristiswa menyakitkan dan membuat hati gundah gulana. Mari belajar dari Ibu Lenny dan Nehemia, datang pada Tuhan, akui dosa dan mohon pengampunan-Nya. Jangan andalkan kemampuan diri sendiri atau mencari pertolongan dari manusia karena semua itu sia-sia adanya. Saat kita menyadari kesalahan dan mohon pengampunan, Tuhan yang setia akan mengampuni dosa dan memberi kelegaan. Dia pasti menuntun kita untuk mengambil tindakan selanjutnya yang tepat. Kasih-Nya besar, Ia berkuasa memurnikan hidup kita.


Doa: Ampuni kami Tuhan dan baharuilah kami seturut kehendak-Mu. Amin.


Sabtu, 11 Februari 2023                                  Mazmur 51 : 9 – 15 

 

Tuhan Mengasihi Orang Yang Menyadari Kesalahannya

 

Aron dan Aryn kembar beda kelamin. Suatu hari mereka kedapatan mengambil uang Mama. Saat mereka diadili Mama, Aron menyadari bahwa dia telah berlaku salah dan mohon belas kasihan Mama. Sebaliknya Aryn, jangankan mengakui kesalahan, ia justeru menyalahkan Aron. Bacaan kita berkisah tentang Daud yang ditegur Natan karena mengambil Batsyeba, isteri Uria, dengan cara licik untuk dijadikan isterinya (band. 2 Samuel pasal 11 dan 12). Saat ditegur, Daud tidak membela diri sebab dia sadar bahwa dia telah bersalah. Karena itu Daud berdoa kepada Allah.  Daud bermohon agar ditahirkan, dosa-dosanya dibasuh dan diampuni agar ada sukacita dan kegirangan dalam hidupnya. Ia  juga sadar bahwa dosa adalah beban berat yang dapat menjauhkan Roh Allah dari hidupnya. Bukan hanya itu, Daud juga berjanji untuk mengajarkan jalan-jalan Tuhan bagi mereka yang salah jalan, sehingga mereka bisa berbalik dan datang kepada Allah dan melakukan kehendak-Nya. Tak seorangpun dari kita yang tidak pernah berbuat salah. Entah sadar atau tidak, kita pernah melakukan kesalahan yang mendatangkan dosa di hadapan Allah. Belajar dari kisah si kembar Aron dan Aryn serta  Daud dalam bacaan hari ini, maka dapatlah kita simak pelajaran beriman untuk menjadi pedoman hidup ke depan. Kita tidak dapat menyembunyikan kesalahan dari Tuhan, sebab mata-Nya dapat melihat yang kelihatan dan yang tersembunyi sekalipun. Tuhan mengasihi mereka yang menyadari kesalahannya dan mau bertobat. Karena itu akuilah dosa supaya kita diampuni sehingga kegirangan dan Roh Allah dapat dialami. Beritahukanlah jalan Tuhan bagi orang yang salah jalan, agar mereka juga terselamatkan dan Tuhan dimuliakan. Berusahalah untuk tidak mengualangi kesalahan, tapi memperbaikinya dalam terang pengampunan Tuhan. Pengampunan-Nya mengubah dan memurnikan hidup orang beriman.

Doa: Tuhan tolong kami untuk beritahukan jalan-jalan-Mu bagi sesama. Amin.


Minggu, 12 Februari 2023                               1 Korintus 3 : 1 – 9   

 

         Hidup Yang Murni : Musuh Berubah Jadi Teman

Brandon dan Brethley teman sekelas namun mereka tak pernah akur. Sering terjadi pertengkaran di antara mereka sehingga teman-teman sekelas menjuluki keduanya Tom dan Jerry. Suatu hari terjadi tawuran dan kepala Brethley terkena lemparan batu hingga mengeluarkan darah yang cukup banyak. Melihat hal ini, hati nurani Brandon terusik dan dia pun menolong Brethley tanpa berpikir bahwa mereka selama ini bermusuhan. Peristiwa itu mengubah permusuhan di antara keduanya menjadi pertemanan. Bacaan hari ini berkisah tentang kehidupan jemaat di Korintus yang tidak rukun pula. Paulus menyebut mereka sebagai manusia duniawi yang belum dewasa dalam Kristus. Mereka berselisih karena hal yang sebetulnya tidak perlu dipertentangkan. Tidak perlu ada pro kontra di antara mereka sebab baik Paulus, Apolos maupun Kefas, sama-sama rasul Tuhan. Ketiganya sama-sama mem
beritakan Injil Yesus Kristus. Mereka hanyalah alat  yang dipakai Tuhan untuk melakukan pekerjaan
-Nya. Tetapi karena sifat kedagingan itu sudah tumbuh subur dalam hati jemaat maka tidak ada tempat lagi bagi Roh Kudus untuk berkarya dan memberikan pencerahan. Mereka berselisih karena kehilangan tuntunan kuasa Tuhan. Padahal orang-orang yang mereka “jagokan” ini hidupnya rukun-rukun saja karena mereka adalah kawan sekerja Allah. Kawan sekerja Allah ini bekerja sesuai peran masing-masing dan percaya bahwa Allah-lah yang akan memberkati pekerjaan mereka (baca : memberi pertumbuhan). Karena itu jemaat harus menghentikan pertikaian mereka dan kembali hidup rukun serta damai. Pertikaian dan perselisihan haruslah diubah menjadi pertemanan yang rukun. Ingatlah bahwa  di dalam hidup yang rukun tersedia berkat (band. maz. 133). Hindarilah pertengkaran baik antara suami-isteri, orang tua-anak, kakak beradik maupun hidup bertetangga dan antar rekan sekerja. Pertengkaran membuat batin tertekan dan kehilangan rasa damai.  Paulus mengingatkan kita untuk meninggalkan hidup kedagingan itu lalu mengusahakan persekutuan yang rukun dengan semua orang. Persekutuan yang rukun membuahkan sukacita, kebahagiaan dan hidup yang diberkati.

 

Doa: Tuhan, tolong kami ‘tuk mengubah permusuhan jadi pertemanan. Amin.


Senin, 13 Februari 2023                               Kejadian 33 : 1 – 11    

 

Hidup Yang Murni : Laeng Sayang Laeng”

 

Beta inga nasihat Papa deng Mama. “Ingatang, hidop orang gandong tu musti laeng sayang laeng. Beta simpang nasihat ni dalang beta pung hati. Pernyataan ini diucapkan seorang ibu saat berlangsung kebaktian pemakaman ibundanya. Praktek hidup yang saling mengasihi sudah selayaknya terjadi di antara saudara satu gandong (=kandung). Selanjutnya mari kita simak kisah hidup Esau dan Yakub. Relasi saudara sekandung ini pernah berantakan karena terjadi tindakan penipuan. Yakub akhirnya diberkati Ishak sebagai anak sulung, bukan Esau. Peristiwa ini  menimbulkan akar pahit (kebencian dan dendam) di hati Esau.  Yakub yang takut kepada Esau, kakak kembarnya harus lari meninggalkan rumah orang tuanya (bdk. Kejadian Psl. 27, 28 dan 32). Namun, seperti kata orang tatua “Busu-busu orang sudara jua. Yakub berkeinginan untuk berbaik dengan Esau, walau dalam hatinya masih ada rasa takut. Cara untuk mensiasati pertemuan damai dengan Esau ditemukan.  Ia berjalan di depan dan diikuti para gundik dan anak-anak mereka, Lea dan anak-anaknya barulah Rahel beserta Yusuf paling belakang. Pikirnya, jika Esau dan pasukan menyerang paling tidak keluarganya yang lain bisa lari menyelamatkan diri. Ternyata apa yang dikuatirkan Yakub tidak terjadi. Esau tidak melampiaskan dendamnya yang tersimpan bertahun-tahun. Ia menyongsong Yakub dengan pelukan dan ciuman kasih sayang. Berkali-kali Yakub merendah di hadapan Esau seraya mohon maaf dan belas kasihan. Esau menaggapi dengan kerelaan memaafkan kesalahan adiknya. berlangsunglah pertemuan yang mengubah permusuhan menjadi perdamaian orang saudara. Ada ungkapan: piring jua bisa tatoki.” Relasi tak sedap di antara kita dapat saja terjadi, tapi janganlah simpan dendam dan marah sampai mati.  Mari balajar dari Esau dan Yakub. Merendah dan mintalah maaf jika karena kehilafan kita melakukan keburukan. Hidup dengan rasa bersalah dan takut tak ada faedahnya. Berilah pengampunan bagi saudara yang bersalah kepada kita. Matikanlah kemarahan, kebencian dan dendam serta hidupkanlah kasih sayang seorang akan yang lainnya. Bermohonlah agar Tuhan menolong kita untuk hidup seturut

Doa: Tuhan, tolong kami untuk saling sayang sebagai adik dan kakak. Amin.


Selasa, 14 Februari 2023                           Kejadian 50 : 15 – 21

 

Hidup Yang Murni : “Ale Rasa, Beta Rasa”

 

Sejak tanggal 10 Februari, silverqueen dan sejenisnya di swalayan-swalayan habis terjual. Apalagi di swalayan yang memberikan promo. Mengapa? Karena “diborong” oleh mereka yang merayakan hari kasih sayang. Pertanyaannya : Apa yang kita pahami tentang kasih sayang itu? Apakah hanya sebatas pemberian cokelat dan bunga atau ada yang lebih dari itu. Mari kita lihat makna kasih sayang yang digambarkan dalam kisah Yusuf dan saudara-saudaranya. Sejak kecil Yusuf sudah dibenci suadara-saudaranya karena ia mendapat kasih sayang lebih dari ayah mereka, Yakub. Karena itu mereka merancangkan hal jahat untuk menjauhkan Yusuf dari kehidupan mereka. Akhir cerita, sampailah Yusuf di tanah Mesir dan menjadi orang penting di istana Firaun. Hal ini tidak membuat Yusuf sombong apalagi berencana membalas dendam kepada kakak-kakaknya yang telah menjahati dia. Justeru di saat mereka susah, Yusuf tampil sebagai penolong bagi mereka. Bahkan sampai saat ayah mereka mati, saudara-saudaranya masih berpikir bahwa karena Yakub sudah tiada maka pasti ini saatnya Yusuf membalas dendamnya. Karena itu mereka mengutus orang untuk menyampaikan pesan Yakub kepada Yusuf agar memaafkan saudara-saudaranya. Saudara-saudara Yusuf juga datang dan sujud memohon maaf lalu minta dijadikan budak oleh Yusuf. Namun apa yang terjadi? Yusuf tidak membalas kejahatan yang dibuat. Ia mengampuni malah menghibur dan menenangkan hati mereka. Yusuf berjanji untuk menanggung hidup saudara-saudaranya terhadapnya beserta anak-anak mereka. Itulah kasih sayang yang sesungguhnya. “Potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, ale susah beta lai rasa susah, ale sanang beta iko sanang.” Kasih sayang yang sejati adalah “sagu salempeng pata dua”. Bukan makan sandiri lupa sudara. Bukan makang sambunyi dar sudara, bukan rampas sudara pung bagiang. Kasih sayang sejati tak mengenal dendam,  dan kebencian kecuali  pengampunan. Bunga dan cokelat hanyalah simbol yang tidak akan bermakna jika tidak diikuti dengan perbuatan nyata. Happy Valentine Day, Tuhan Yesus memberkati katong samua agar terus saling mengasihi .


Doa: Tuhan, Kami mau saling mengasihi dan menjauhkan dendam dari hatI   Amin. 


Rabu, 15 Februari 2023                                 Bilangan 12 : 1 – 16

 

Hidup Yang Murni : Jangan Saling Mencela

 

Musa ditunjuk Tuhan untuk memimpin Israel keluar dari Mesir. Namun Musa beralasan bahwa dia tidak fasih berbicara. Lalu Tuhan menunjuk Harun, kakaknya yang fasih berbicara, untuk mendampinginya. Begitu juga dengan Miryam, kakak perempuan Musa yang punya kelebihan di bidang musik dan tari ikut membantu Musa. Awalnya mereka selalu  solid, namun saat Musa mengambil perempuan Kush menjadi isterinya, Miryam dan Harun protes. Mereka tidak setuju dengan tindakan Musa. Musa dianggap telah melakukan kawin campur, hal yang dilarang dalam aturan bangsanya. Karena itu mereka mengata-ngatai dan mencela Musa. Kemarahan Miryam dan Harun terhadap Musa   bisa jadi sudah ada sebelum itu karena rasa iri. Musa lebih muda dari mereka, tetapi memegang kendali kepemimpinan bangsa itu. Ibarat bisul, perkawinan Musa yang kedua menjadi kesempatan bagi pecahnya bisul itu. Teks hari ini menjelaskan bahwa Musa adalah orang yang sangat lembut hatinya dan di mata Tuhan, ia adalah hamba yang selalu setia, sehingga dibela oleh-Nya. Pembelaan Tuhan terlihat pada hukuman yang Ia berikan kepada Miryam dalam bentuk penyakit kusta. Sekali lagi kelembutan dan kebaikan hati Musa terbukti. Ia tidak tega melihat kondisi kakaknya yang terkena kusta sehingga Musa berseru kepada Tuhan dan mohon agar Miryam disembuhkan. Tuhan mendengar seruan Musa. Miryam hanya mengalami kusta selama tujuh hari lalu ia dipulihkan. Kita dapat belajar hal-hal berikut ini dari cerita Musa dan saudara-saudaranya. Tuhan punya kehendak bebas untuk memilih siapa yang mau dipakai-Nya. Karena itu jangan iri jika yang Tuhan pilih adalah mereka yang lebih muda dari kita. Berhati-hatilah agar tidak cepat menuding seseorang bersalah, sekalipun dia lebih muda. Sudut pandang dan pemahaman kita bukanlah yang paling benar. Karena itu mintalah petunjuk Tuhan sebelum bertindak. Belajarlah untuk terlebih dahulu memikirkan dampak dari setiap tindakan sebelum dilaksanakan. Milikilah hati yang lembut, penyabar, penyayang dan pemaaf, seperti yang ada pada Musa. Jika hal-hal tersebut kita perhatikan dan lakukan, niscaya kehidupan orang basudara akan rukun dan tidak saling mencela.

Doa: Tuhan, tolonglah agar kami hidup rukun dan tidak saling mencela. Amin.


Kamis, 16 Februari 202                              1 Samuel 24 : 11 – 23  

 

Hidup Yang Murni : Tidak Membalas Kejahatan Dengan Kejahatan

 

Rasa iri membuat Saul ingin menghabisi Daud. Saul tidak terima dengan pujian yang diberikan rakyat terhadap Daud karena berhasil mengalahkan orang Filistin (Goliat dan tentaranya). Daud menghindar dan sembunyi dalam gua yang ada pada gunung batu Kambing Hutan, di padang gurun En-Gedi. Jika Daud adalah seorang yang tidak takut Tuhan, maka dengan mudah ia sudah membunuh Saul di goa itu. Saul sama sekali tidak menyadari keberadaan Daud di situ. Tetapi yang dilakukan Daud hanyalah memotong punca jubah (ujung/ sudut kain selendang atau serbai) Saul. Setelah Saul keluar dari goa itu, Daud menyusulnya dan memanggil namanya kemudian sujud di hadapannya. Sesudah itu Daud bangun dan menunjukkan punca jubah Saul yang dipotongnya dan berkata bahwa sebetulnya itu kesempatan untuk membunuh Saul. Namun karena rasa sayang dan hormatnya kepada Saul maka ia tidak melakukan itu. Malah Saul disapanya sebagai “ayahku” (ay.12), sapaan yang menunjukan adanya hubungan kekeluargaan. Sapaan ini bisa saja terjadi karena Daud adalah menantu Saul, suami Mikhal, anak perempuan Saul, (band. 1 Sam.18), tetapi juga sebagai uangkapan rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Rasa iri memang sangat berbahaya karena dapat membuat orang melakukan hal-hal jahat seperti yang dilakukan Saul terhadap Daud. Namun kasih sayang dan kerendahan hati dapat mengalahkan semua rasa yang negatif, seperti : iri hati, cemburu dendam dan sejenisnya. Teks hari ini menceritakan bahwa Daud telah memperlihatkan kebaikan. Kasih sayang dan kerendahan hati itu bisa dimilki Daud karena hanya Tuhan yang menjadi andalannya. Daud menyerahkan setiap persoalan yang dihadapinya kepada Tuhan. Karena itu Daud terhindar dari keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan. Hendaklah kita tetap berusaha untuk mengakui kelebihan orang lain sehingga tidak cemburu dan iri. Jangan menyimpan dendam, tetapi belajarlah untuk memberi pengampungan. Milikilah kasih dan kerendahan hati, yang akan menuntun kita untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Andalkan Tuhan, bukan kekuatan sendiri, sebab pada kta ada keterbatasan. Hidplah dalam perdamaian dengan semua orang.

Doa: Tuhan, kiranya kami tidak  membalas kejahatan dengan kejahatan. Amin.


Jumat, 17 Februari 2023                                Kejadian 31: 36-42

               

Tuhan Selalu Memperhatikan Umat-Nya


Kita mungkin saja akan menghadapi tuduhan atau tekanan dari orang lain. Ketika tuduhan atau tekanan itu dialami, respons diberikan sebagai tanggapannya. Ada yang meresponsnya dengan menunjukkan sikap diam, ribut, atau lainnya. Teks Alkitab ini menceritakan bagaimana sikap Yakub terhadap Laban yang menuduh dirinya melakukan kecurangan. Ada tiga tuduhan Laban, yaitu: 1). Yakub melarikan diri secara diam-diam. 2). Yakub mengambil harta yang masih dianggap milik Laban. 3). Yakub mencuri sesembahannya. Semua tuduhan itu tidak benar kecuali yang ketiga, tetapi yang mencuri pun bukan Yakub melainkan Rahel. Yakub sudah meminta izin untuk kembali ke tanah leluhurnya, maka tuduhan bahwa ia lari tidak benar. Yakub memang merancang kepergian diam-diam sebab Laban menunjukkan gelagat tidak rela melepas. Menghadapi tuduhan ini Yakub  terpancing membela diri dengan nada marah (ay.36). Yakub menelanjangi ketidakadilan Laban. Melalui peristiwa ini Yakub sekali lagi mengalami bagaimana Allah memihak dia. Sebab Allah punya rencana agung melalui dia, dan Allah ingin agar Yakub masuk dalam relasi yang hidup dengan-Nya. Yakub akhirnya menyadari bahwa dalam kesengsaraan dan jerih payahnya, Allah selalu memperhatikan Yakub (ay.42) Yakub telah bekerja dengan rajin dan baik pada Laban, namun mendapat tuduhan dari Laban juga. Meskipun demikian, Yakub mengakui Tuhan selalu ada, memperhatikan dan memberkatinya. Pesan dari kisah ini kepada kita adalah bahwa yang terpenting dalam hidup ini ketika pekerjaan dan karya kita tidak dihargai, bahkan dituduh melakukan hal-hal yang tidak baik, tetaplah mengakui bahwa Tuhan itu ada dan selalu memperhatikan kita.


Doa: Tuhan, perhatikanlah kami saat mengalami kesengsaraan dan    Tuduhan dari orang lain. Amin.


Sabtu, 18 Februari 2023                                  Kejadian 26:26-31 

Menghindar Bukan Berarti Kalah

Jalan keluar dari setiap masalah selalu tersedia. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Begitu juga tidak ada lawan abadi sepanjang damai bisa diupayakan jalan keluarnya. Hal yang demikian menjadi pengalaman Ishak ketika terjadi konflik atau pertengkaran antara para pekerjanya (gembala) dengan gembala Gerar dari Filistin (ay. 20). Pertengkaran tersebut menyangkut  sumur Esek yang digali oleh Ishak dan pekerjanya. Ishak dan pekerjanya berpindah tempat dan menggali sumur yang lain, yaitu Sitna, dengan maksud menghindari pertengkaran. Pertengkaran terjadi lagi di sumur Sitna. Kemudian Ishak dan pekerjanya meninggalkan sumur Sitna dan menggali sumur lain lalu diberi nama Rehobot.  Semuanya dilakukan  Ishak demi terciptanya hidup damai dan rukun dengan orang lain. Selanjutnya diceritakan bahwa Abimelek dari Gerar bersama para sahabatnya Ahuzat dan Pikhol menemui Ishak, namun kedatangan mereka dipertanyakan sebab aneh aneh. Orang yang membenci Ishak datang menemuinya. Ternyata, Abimelek dan para sahabatnya menemui Ishak karena mereka telah melihat penyertaan Tuhan. Perjumpaan itu menghasilkan adanya sumpah setia dan perjanjian bahwa tidak ada lagi perbuatan saling berbuat jahat dan saling mengganggu antara mereka. Mengakhiri atau menyelesaikan suatu pertengkaran selayaknya diupayakan dengan tujuan terciptanya kedamaian, bukan permusuhan. Masalah harus diselesaikan secara damai, mengalah dan menghindar adalah salah satu caranya. Cara tersebut efektif untuk mengantisipasi terjadinya konflik yang lebih besar dan berkepanjangan. Selain itu sekaligus menciptakan persaudaraan dan perdamaian, serta membuat lawan menjadi kawan.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk selalu hidup berdamai. Amin.


Minggu, 19 Februari 2023                                    Matius 17:1-13    

Janga Takut, Sebab Kasih Yesus Besar Kepada Kita

Berjalan mengikuti seseorang yang dianggap tokoh merupakan suatu kebanggaan, apalagi dari sekian banyak orang yang ada hanya orang-orang tertentu yang dibawa. Sudah barang tentu orang yang dibawa harus tunduk dan memegang rahasia. Itulah yang terjadi ketika Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke sebuah gunung. Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Ketika tiba di gunung Yesus berdoa, dan sambil berdoa terjadilah beberapa kejadian, antara lain: 1). wajah Yesus berubah dan bercahaya seperti matahari. 2).  Pakaian Yesus menjadi sangat putih berkilat-kilat, berkilau-kilauan, bersinar seperti terang. 3). Tampak kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. 4). Terlihat  wajah Yesus penuh kemuliaan Tuhan. 5). Terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia”. 6). Yesus berkata "Berdirilah, jangan takut!", "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.” Peristiwa ini menunjukkan bahwa dimana pun Yesus berada, Allah Bapa selalu ada dan bersama-Nya. Allah mengasihi Anak-Nya, meskipun untuk menyelamatkan manusia, Ia harus dikorbankan. Kasih Allah Bapa tak pernah lenyap saat penderitaan dialami. Masukilah peringatan sengsara Yesus yang pertama ini dengan cara menjadikan-Nya sebagai gunung batu keselamatan. Memperingati sengsara Yesus sesungguhnya merupakan kesempatan mengalami kasih-Nya. Sebagaimana kasih Allah Bapa besar bagi Yesus, Anak-Nya, begitu pula kasih Yesus besar adanya untuk kita. Kasih Yesus akan selalu menyertai kita.

Doa: Tuhan, jangalah pernah melepaskan kasih-Mu dari kami. Amin


Senin, 20 Februari  2023                                       Mazmur 3:1-5     


Jangan Lupa Tuhan Saat Susah


Mazmur ini ketika Daud lari dari Absalom anaknya. Absalom melakukan konspirasi dan strategi untuk melakukan pemberontakan, akibatnya Daud pendukungnya melarikan diri. Saat pelarian tersebut berlangsnung Daud menyampaikan keluh-kesahnya kepada Tuhan: betapa banyaknya orang-orang yang bangkit menyerang dan  melawannya. Daud berkeluh kesah, namun tetap percaya bahwa Tuhan adalah perisainya, kemuliaannya, yang mengangkat kepalanya. Hal ini menunjukkan bahwa ada kehadiran khusus Tuhan untuk menebus dan memberi pertolongan dalam situasi yang tanpa pengharapan. Daud menemukan kebenaran iman yang menguatkan dan mengakui bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan dia. Tuhan pasti menganugerahkan kuasa dan kebesaran-Nya untuk melindungi. Itulah yang membuat Daud bukan saja bisa tidur nyenyak, ia bahkan tidak takut kalau musuh yang tadinya disebut banyak menjadi bertambah banyak atau puluhan ribu orang yang siap mengepungnya. Pertolongan atau keselamatan dari Tuhan bukan saja ditujukan bagi Daud, tetapi juga kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Pertolongan dan keselamatan dari Tuhan akan datang dalam hidup kita bak selaku pribadi maupun keluarga. Tuhan yang kita percaya dalam Kristus dan Roh Kudus pasti menolong dan menyelamatkan meskipun banyak orang memusuhi atau menyerang. Teguhlah berpegang pada Tuhan dan jangan pernah meninggalkan Dia, meskipun banyak orang meninggalkan kita. Dia-lah gunung batu keselamatan dan sahabat yang setia tatkala kita dimusuhi serta ditinggalkan. Hidup memang tidak mudah karena itu perteguhkanlah iman. Berserah dan berharap saja pada Tuhan, hidup mu pasti dipelihara-Nya.

Doa: Tuhan, janganlah pernah meninggalkan kami. Amin.


Selasa, 21 Februari 2023                                Mazmur 68:20-22      

Pujilah Tuhan Yang Telah Menyelamatkan Kita

Ancaman dalam hidup ini selalu saja ada, entah yang berasal dari alam, atu pun dari sesama manusia. Begitulah yang dialami oleh Daud, beberapa kali terancam oleh kekuatan alam dan manusia. Saat Daud belum menjadi raja Israel, dia bekerja sebagai gembala kambing domba, singa dan beruang merupakan ancaman serius pada waktu itu (bdk. 1 Sam.17:34-38). Daud juga pernah berhadapan dengan Goliat, si badan besar dari Filistin (1 Sam.17). Ancaman berikutnya adalah  dari raja Saul yang beberapa kali mencoba membunuh Daud. Bahkan yang lebih menyakitkan yaitu ancaman dari anaknya Absalom (2 Sam.13) yang berusaha melakukan kudeta militer walaupun pada akhirnya gagal total. Namun, Daud dapat melewati berbagai ancaman tersebut, dan baginya semua itu karena kekuatan, kekuasaan dan pertolongan Tuhan. Atas dasar itulah, Daud memuji Tuhan, sekaligus mengajak umat Israel memuji-Nya pula, sebab keselamatan yang mereka alami asalnya dari Dia. Tuhan  Allah dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya telah mampu menolong dan menyelamatkan umat-Nya beserta orang-orang yang dikasihi-Nya. Tuhan Allah telah melepaskan mereka dari berbagai ancaman musuh. Hukuman telah dijatuhkan-Nya pula atas mereka (ay. 22). Sadarilah bahwa ancaman terhadap kehidupan selalu ada. Namun Tuhan selalu ada untuk melindungi, menolong, dan menyelamatkan kita melewati berbagai ancaman dalam hidup ini. Buktinya adalah kita bisa ada sampai saat ini, hidup dalam kondisi sebagaimana yang sedang dialami. Kasih karunia dan berkat Tuhan tidak akan berkesudahan. Atas dasar itu,  teruslah memuji Tuhan Allah Penyelamat kita dalam segala waktu dan di setiap keadaan.

Doa : Tuhan, kami syukurkan pertolongan dan keselamatan-Mu. Amin.


Rabu, 22 Februari 2023                                       Mazmur 62:1-5     

Ingat, Hanya Dekat Allah  Ada Ketenangan

Saat konflik Maluku, banyak orang mencari tempat yang aman untuk berlindung dari ancaman tembakan senjata. Begitu pula ketika terjadi gempa bumi, semua orang bergegas berlari mencari daerah ketinggian untuk menyelamatkan diri, takut diterjang tsunami. Tempat yang aman dicari agar terlindung atau selamat dari ancaman. Daud ketika berhadapan dan diburu oleh Absalom  yang memberontak hendak menguasai tahtanya juga demikian. Ia  meyakini bahwa tempat yang aman untuk berlindung dari bahaya adalah Allah. Katanya, hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku (ay.2). Pernyataan Daud ini merupakan suatu deklarasi kepercayaan Daud   kepada Allah.
Artinya, Daud memilih menaruh kepercayaan bahwa "hanya kepada Allah semata" ada keamanan dan keselamatan. Allah itu menjadi
gunung batu dan kota benteng (ay.3). perlindungan Allah tidak dapat digoncang atau diruntuhkan. Ibarat gunung batu yang tidak bisa dihancurkan oleh siapa pun. Ada musuh yang mencoba menggulingkannya (ay.4-5). Musuh tersebut bukan orang lain, melainkan orang dekat. Mereka berdusta, memberkati dengan mulut manis, tapi mengutuki dalam hati. Musuh inilah yang membuat Daud sangat tertekan. Mereka tidak berasal dari luar, tetapi orang dalam yakni keluarganya sendiri. Meskipun begitu, Daud tetapi yakin bahwa berlindung kepada Allah itu jauh lebih baik dan efektif dari pada perlindungan yang dibuat oleh manusia. Kisah ini sesungguhnya merupakan pelajaran iman. Tetaplah meyakini perlindungan Tuhan saat menghadapi sitruasi hidup yang sulit, terancam, dan berbahaya. Mendekat kepada Allah itu merupakan cara terbaik yang membuat kita selalu aman, terlindung, dan menikmati keselamatan-Nya.

Doa : Tuhan, ajarlah kami untuk selalu mendekat kepada-Mu.  Amin.


Kamis, 23 Februari 2023                               Mazmur 62:6-9           

Curahkanlah Isi Hatimu Kepada Tuhan Allah

Zaman sekarang, manusia telah dibawa ke dalam suatu situasi yang disebut dengan nama kesibukan disertai banyak persoalan, penyakit, bahkan perang yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Kejahatan manusia semakin tinggi, merosotnya moral hidup, masalah sosial, ekonomi yakni kemiskinan, bencana alam, dan sebagainya. Kepada siapakah persoalan-persoalan ini disampaikan sehingga kita dapat bernafas lega karena ada yang melindungi atau menolong? Daud menyatakan keyakinannya dengan tegas pada ayat 6 bahwa hanya pada Allah, kita harus berharap, sebab pada-Nya ada ketenangan. Allah itu gunung batu dan keselamatan, kota benteng yang tidak tergoyahkan, serta ada perlindungan penuh. Pemazmur mengakui, aku tidak akan goyah (ayat 7). Allah diakui sebagai Keselamatan dan kemuliaannya. Allah telah berkasih karunia kepadanya. Karena itu ia mendorong umatnya supaya hanya percaya kepada Allah, dan mencurahkan isi hati dalam doa hanya kepada-Nya. Daud menyampaikan semua persoalan hidupnya kepada Allah. Curahkanlah isi hati, maksudnya persoalan-persoalan hidup kepada Allah, sebab Dia-lah perlindungan kita. Jelaslah sudah jawaban atas pertanyaan kepada siapakah dapat disampaikan persoalan-persoalan hidup yang menimpa kita sekarang ini?  Hanya  kepada Tuhan Allah, kita sampaikan persoalan hidup. Curahkanlah isi hatimu kepada-Nya sebab Allah adalah tempat perlindungan kita. Jadi, apapun persoalan hidup yang dialami sekarang ini, belajarlah dari pengalaman iman pemazmur. Teladan iman yang diteladankannya adalah mencurahkan isi hati kepada Allah. Kita hadapi dan selesaikan persoalan atau pergumulan hidup dengan berlindung dan berharap pada kasih karunia-Nya.

Doa: Tuhan, dengarkanlah curahan hatiku kepada-Mu. Amin.


Jumat, 24 Februari 2023                                   Mazmur 46:1-12     

Dalam Kesesakkan Tuhan Selalu Menolomg

Apa yang dapat kita lakukan jika mengalami kesesakan hidup? Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat ditemui pada Mazmur 46. Mazmur ini  ditulis ketika kesukaran hidup melanda Israel. Wujud kesukaran hidup tersebut adalah Yerusalem dikepung oleh Sanherib, raja Asyur. Namun Tuhan sanggup melepaskan mereka dari kesesakan terebut. Karena itu, Mazmur 46 ini berisikan suatu sanjungan yang sangat tinggi kepada Allah atas keperkasaan-Nya  yang menolong dan menyelamatkan Israel.  Pemazmur memberi kesaksian tentang kehebatan Allah (ay. 2-8). Alah diyakini sebagai tempat perlindungan, kekuatan, dan penolong dalam kesesakan. Selanjutnya umat diajak untuk merenungkan pekerjaan Allah (ay.9-12). Allah yang menyelamatkan  melalui pemusnahan musuh dan penghentian peperangan. Dia adalah tempat perlindungan dan sumber penyegaran di tengah kesesakan. Allah juga bermaksud untuk menghapus segala kekacauan dalam dunia politik manusia (ayat 10) supaya seluruh bumi meninggikan-Nya. Tuhan Allah harus ditinggikan, sebab nyata bahwa Ia selalu menyertai umat-Nya dan terus menjadi kota benteng. Berdasar pada kesaksian ini, kita dapat mengintrospeksi perjalanan hidup. Terkadang kita juga mengalami kesesakan, namun ternyata dalam masa hidup yang sulit itu, Tuhan selalu hadir menopang, menolong, dan menyelamatkan. Setiap orang dan keluarga memiliki pengalaman hidup tentang kebaikan Tuhan. Pertolongan-Nya kita alami saat bergumul dengan masalah kesehatan fisik dan batin, ekonomi atau yang lainnya. Atas dasar itulah, kita harus terus meyakini kekuatan kuasa Tuhan Allah yang tetap menyertai dan menolong  dalam perjalanan hidup ini.

Doa: Tuhan, tolong kami selalu untuk terus meyakini kuasa-Mu yang     menyertai, menolong dan menyelamatkan. Amin.


Sabtu, 25 Februari 2023                               Mazmur 73 : 21 – 28

Hanya Tuhan Satu-Satunya Pelindung Kita

Kebahagian dan kepahitan ibarat dua sisi mata uang yang tak bisa terpisahkan satu dengan yang lainnya. Kepahitan dan kebahagian ini menempati suatu ruang dalam batin manusia atau yang dikenal dengan sebutan hati. Kepahitan hidup sering  dialami oleh siapa pun dan hal itu disebabkan oleh mereka yang dicintai, tapi juga  orang lain. Ibarat sebuah pohon, kepahitan adalah akar dan karena letaknya di dalam tanah, maka tak terlihat. Namun kita dapat merasakan dan melihatnya dari buah yang dihasilkan. Akar yang pahit pasti menghasilkan buah pahit. Sebaliknya, akar yang manis pasti pula menghasilkan buah manis. Saat kepahitan kita alami, maka hidup dipengaruhinya. Bila kita tak mampu mengatasi kepahitan, maka hilanglah pegangan dan harapan bahkan  bersikap sinis terhadap Tuhan. Mazmur 73 merupakan mazmur ratapan pribadi. Pemazmur yang tulus dan bersih hati harus mengalami kemalangan. Sedangkan orang fasik mengalami kebahagiaan, walaupun semua itu sementara adanya. Menggumuli kepahitan dapat menjadi kesempatan menemukan komitmen iman. Tetaplah dekat pada Tuhan walau penderitaan sedang menderu dengan hebatnya. Dekat pada-Nya dan ungkaplah semua rasa yang menekan batin. Kepahitan adalah buah dari menyembunyikan atau menekan rasa sakit dalam hati. Tetap mengasihi Tuhan, berjalan bersama-Nya dan maknailah kepahitan. Ia pasti memberi hikmat agar kita berdaya menemukan makna atau kebaikan dan menghitung berkat-Nya saat bergumul dengan penderitaan. Biarlah bersama pemazmur kita berkata aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan Allah, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.

Doa: Ya Tuhan ajarilah kami untuk tetap bersandar kepada-Mu, penolong    yang setia, saat menghadapi segala kepahitan hidup. Amin

.  

Minggu, 26 Februari 2023                                 Matius 17 : 14 -21


Dengan Iman Tak Ada Yang Mustahil

Persoalan adalah kenyataan yang mewarnai perjalanan kehidupan orang percaya. Datangnya tidak dapat diperkirakan kapan waktunya. Cara menanggapinya pun berbeda-beda, baik yang positif maupun negatif. Ada yang menggunakan fasilatas kesehatan, merenung dan berseru kepada Tuhan tapi lainnya mengkambing hitamkan orang lain. Teks Matius 17 : 14 – 21  berbicara tentang bagaimana Yesus menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan. Tidak sedikit orang yang datang kepada Yesus meminta disembuhkan dari segala macam belenggu penyakit dan kuasa jahat. Datanglah seseorang (mungkin orang tua dari anak yang sakit) mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: “Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.” Penyakit, sekalipun sulit disembuhkan tapi bukan berarti tidak mungkin. Terbuka kemungkinan untuk melakukan berbagai cara, menemui banyak orang dan mendatangi tempat perawatan atau penyembuhan yang berbeda. Kesabaran, kesungguhan, ketabahan atau keuletan perlu dimiliki. Percayalah bahwa Yesus berkuasa membuat mujizat. Datang, berserah dan beserulah kepada-Nya. Pengasihan-Nya besar bagi semua orang yang percaya dan berharap pada-Nya. Yesus pasti mendengar seruan minta tolong yang disampaikan kepada-Nya. Mohonlah pertolongan-Nya saat berjuang mengatasi penderitaan karena sakit.  Dia-lah sumber kesembuhan atau penyembuh yang ajaib. Bila Yesus berkehendak, tak ada yang mustahil.

Doa: Roh Kudus mampukan kami memahami kehendak Allah agar tetap  bertumbuh dalam iman dan pengharapan. Amin.


Senin, 27 Februari 2023                                   Matius 20: 29 – 34

Berseru Dalam Pengharapan

Yesus-lah pengharapan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Pengharapan bagaikan sauh yang menentukan kapal tertambat atau tidak terbawa arus. Orang percaya tak boleh sampai hanyut terbawa gelombang penderitaan dan menjadi binasa.  Sikap dua orang buta yang disembuhkan Yesus, layak dijadikan pelajaran hidu. Kebutaan tidak membatasi mereka datang dan berseru kepada Yesus. Fisik mereka terbatas, tapi pengharapan dapat mengatasi hambatan penglihatan yang dialami. Gerak dan aktifitas fisik ada batasnya tapi tidaklah demikian dengan pengharapan. Tak ada hal yang membatasinya. Mata fisik dapat saja buta atau gelap. Namun pengharapan menjadikan mata batin bersinar. Situasi hidup seberat apa pun bukanlah penghalang untuk datang pada Yesus. Yesus yang pernah ditemui di Yerikho selalu dapat kita temui pula dalam doa yang dipanjatkan dengan berpengharapan. Pertanyaan dan permohonan yang kita sampaikan dalam pergumulan pasti didengar Yesus. Dia-lah Tuhan semesta yang Maha Mendengar. Berserulah dengan penuh harapan dengan tak berkesudahan. Setiap seruan berharap mengandung permohonan belas kasihan. Pengasihan-Nya tak berkesudahan atas orang-orang yang berharap pada-Nya. Janganlah menyerah sekalipun ada tantangan yang menghadang. Tetaplah berjuang, hindarilah menjadi orang percaya yang mudah menyerah. Kemurahan Allah tetap tersedia di kala kita bergumul menjalani dan mengatasi berbagai kesulitan. Yakinlah bahwa kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan mendekatkan diri pada Tuhan dan mengalami pertolongan-Nya.

Doa : Bapa di sorga, dengarlah seruan kami umat-Mu. Amin


Selasa, 28 Februari 2023                               Keluaran 2 : 23 – 25

Kuasa Allah Nyata Dalam Setiap Seruan

Saat hidup berjalan tidak sesuai dengan harapan, orang mungkin saja bertanya apakah masih ada Tuhan? Andaikata Tuhan itu ada mengapa persoalan bertubi-tubi dialami, seakan tak mau pergi dari kehidupan ini? Pertanyaan seperti ini mencerminkan kerapuhan manusia saat berhadapan dengan kesulitan. Nas hari ini menyaksikan kata-kata yang maknnya memberi inspirasi saat bergumul dengan penderitaan. Kata tersebut adalah mendengar, mengingat, melihat dan memperhatikan (ayat 24,25). Semuanya menggambarkan keberadaan Allah saat umat-Nya mengalami kesusahan. Allah sesungguhnya berempatik dengan keberadaan umat-Nya. Ia tuurt merasakan dan mengambil bagian dalam penderitaan. Bangsa Israel yang telah bertahun-tahun mengalami penderitaan di Mesir mengalami tindakan pembebasan Allah. Saat seruan mereka sampai kepada Allah, Ia mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub. Allah membebaskan mereka dari penindasan dan perbudakan di Mesir. Tuhan yang Maha Tahu turut merasakan apa yang mereka rasakan. Allah tak melupakan kita yang berada dalam pergumulan hidup. Kita ini buatan tangan-Nya, Dia mengetahui setiap kenyataan yang terjadi. Terbukalah di hadapan Allah, curahkan setiap keluh kesah di hatimu dalam seruan kepada-Nya. Lihatlah pertolongan Tuhan dan jalanilah hidup sebagai orang bebas. Bebas dari penindasan dan penderitaan agar menjadi pembebas bagi orang lain. Hindarilah untuk menjadi batu sandungan yang menyebabkan orang lain tertindas atau mengalami penderitaan. Berusahalah untuk membebaskan keluarga sendiri dari penindasan dan penderitaan. Biarlah melalui hidup kita, sesama mengalami kebaikan dan kemurahan Allah.  

Doa; Ya Allah, dengar dan jawablah seruan kami minta tolong. Amin.