MENJELANG PERSIDANGAN 45 JEMAAT GPM HALONG
SHK BULAN JANUARI 2023
Minggu, 01 Januari 2023 Ulangan
28 : 1 - 14
Ketaatan
Dan Kesetiaan Mendatangkan Berkat
Kita telah mengakhiri tahun 2022 dan
memasuki tahun baru 2023. Mengawali hidup di tahun baru ini, kita diajak untuk
bersyukur atas kasih dan sayang Tuhan yang tidak pernah habis. Tahun baru
memiliki segudang rahasia dan tidak seorang pun dapat menerawang apa yang kelak
akan terjadi. Tetapi ada harapan serta iman bahwa Tuhan tetap memelihara dengan berkat-berkat-Nya yang tidak pernah
berkesudahan. Nas saat ini menyaksikan bahwa berkat adalah karunia yang Allah limpahkan
kepada umat yang taat dan setia melakukan perintah-perintah-Nya. Berkat itu
antara lain: tempat yang lebih utama bagi Israel melebihi semua bangsa lain: di
tempat kerja, keturunan, hasil pekerjaan atau usaha dan rumah tangga, bahkan
saat pergi atau pulang; berkat perlindungan dan kemenangan atas musuh;
kesejahteraan dan kelimpahan hidup di tanah perjanjian; berkat ditetapkannya sebagai umat yang kudus. Tuhan
pun berjanji akan membuka perbendaharaan-Nya yang melimpah. Namun semua
berkat-Nya ini memiliki syarat, yaitu mereka harus tetap setia mendengarkan perintah-Nya, tidak
menyimpang ke kanan atau ke kiri, tidak mengikuti allah lain dan beribadah
kepadanya. Mari awali tahun sambil berkomitmen untuk tetap melangkah dengan taat
dan setia pada perintah-Nya. Seluruh keberadaan, hidup, pergumulan, perjuangan,
panggilan dan pengabdian hendaknya dijalani dengan berpadanan pada kehendak
Tuhan. Tuhan pasti melimpahkan berkat-Nya bagi kita. Yakinlah bahwa tahun ini
pasti cerah karena diterangi cahaya berkat Tuhan, sehingga kita tak akan hidup
dalam kegelapan. Masalah atau krisis
kita hadapi dan atasi bersama Tuhan sumber berkat. Masukilah tahun ini dengan
tetap taat juga setia dan jadilah tenang sebab Tuhan memberkati kita.
Doa: kiranya kami terus taat dan setia
melakukan perintah-Mu ya Allah. Amin.
Senin, 02 Januari 2023 Kejadian 22 : 15 - 19
Apakah
Iman Kita Akan Goyah?
Suasana sukacita tahun baru masih sangat
terasa. Tetapi kita pun hendaknya menyadari bahwa hidup di tahun yang baru ini tidak
akan terus-menerus dipenuhi dengan sukacita dan kegembiraan. Kegagalan akan
hadir di samping keberhasilan, suka duka, untung rugi, jatuh bangun, tenang
tegang serta ada maupun tiada. Kenyataan hidup demikianlah yang memungkinkan iman
terus bertumbuh dan benar-benar diuji apakah kita mampu melalui setiap musim
hidup ataukah tidak? Sama halnya dengan Abraham dalam bacaan saat ini.
Iman Abraham diuji dengan
mempersembahkan anak tunggalnya yaitu Ishak kepada Allah. Secara tegas
diungkapkan bahwa karena iman Abraham kepada Allah diwujudkannya dalam sikap
ketaatannya, dengan melakukan perintah-perintah Allah sekalipun ujian itu berat
baginya. Mana mungkin ia harus mengorbankan anak tunggalnya? Tetapi justru ia
menaati Allah. Abraham menunjukkan bahwa kesetiaannya terletak kepada
penundukannya kepada Allah, dan percaya bahwa Allah akan menggenapi semua yang
Ia janjikan. Karena ketaatan serta
imannya yang sungguh kepada Allah, maka segala yang dijanjikan diberikan kepada
Abraham. Begitu pula hidup kita di masa kini. Kehidupan kita telah diberkati.
Kehidupan yang diberkati itu masih akan tetap diuji dalam perjalanan waktu.
Apakah kita akan goyah? Mintalah kekuatan dari Tuhan agar tetap teguh beriman
kepada-Nya. Setia dan taat pada
firman-Nya, maka kehidupan kita bersama keluarga terpelihara. Berserahlah
kepada-Nya baik saat susah maupun senang, teruslah belajar memahami kehendak
Tuhan dan jadilah orang percaya yang taat. Bila kita berserah, memahami
kehendak Tuhan dan tetap setia, maka sesungguhnya keteguhan iman telah
dimiliki.
Doa: Ya Allah, tolonglah agar kami teguh dalam iman kepada-Mu. Amin.
Selasa, 03 Januari 2023 Kejadian 26 : 1 - 6
Taat
Dan Percayalah Pada Janji-janji Tuhan
Ketaatan adalah hal yang mudah
dibicarakan tetapi sulit untuk dilakukan, apalagi saat berada dalam situasi
yang sulit atau tidak nyaman. Ketaatan
bersumber dari kepercayaan. Keduanya saling berkaitan. Kepercayaan menjadi
dasar seseorang bersikap taat. Bacaan saat ini menggambarkan bahwa Ishak
mengalami berkat Tuhan secara luar biasa karena taat dan percaya. Ia melakukan
apa yang Tuhan perintahkan, meski dalam situasi yang tidak mendukung. Hal itu
tampak saat terjadi kelaparan hebat Tuhan melarang Ishak untuk pergi ke Mesir,
melainkan tinggal di Gerar, suatu tempat di Filistin. "Tinggallah di negeri ini sebagai orang
asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah
dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati
sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu."(ay.3). Ishak
menunjukkan ketaatan sekaligus percaya pada perintah Tuhan. Tanpa bertanya dan
berbantah, ia mengikuti yang disampaikan. Semua ini dilakukan atas dasar
percaya bahwa Tuhan tetap akan menyertai dan memberkatinya. Perintah Tuhan
seringkali tidak kita pahami, karena itu banyak orang tidak mau taat dan
percaya. Padahal Tuhan punya rencana yang indah bagi setiap orang yang mau taat
kepada-Nya. Sebab itu, dibutuhkan sikap percaya yang lahir dari iman dan
diwujudkan dalam ketaatan pada perintah-Nya. Orang yang taat tidak akan
memahami masalah sebagai akhir hidup. Ia yakin bahwa masalah adalah kesempatan
untuk mengalami kasih dan kemurahan Tuhan. Kita tidak hidup dan menghadapi
persoalan seorang diri, sebab Dia, Sang Khalik serta Pemelihara selalu campur
tangan juga memberikan keluputan. Dia-lah pemilik hidup ini dan mengetahui apa
yang terbaik bagi kita.
Doa: ya Allah, kami berjanji untuk terus
taat dan percaya pada janji-Mu. Amin.
Rabu, 04 Januari 2023 Ulangan 7 : 12 - 16
Janji
Berkat Allah Sempurna, Percayalah!
Nas bacaan hari ini, menyaksikan
tentang bangsa Israel memperoleh hak istimewa di tengah-tengah segala bangsa di
muka bumi. Mereka dipilih dan dikasihi Tuhan, bahkan dijanjikan berkat dalam
segala hal. Janji berkat Tuhan atas mereka meliputi jumlah yang banyak, buah
kandungan, hasil bumi, pertanian, dan peternakan yang berhasil (12-13). Mereka
dijanjikan kesuburan dan tidak ada yang mandul baik orang laki-laki atau
perempuan maupun hewan. Tuhan akan menjauhkan mereka dari segala sakit penyakit
dan wabah celaka (14-15). Bangsa Israel akan memperoleh janji berkat Allah
kalau mampu melaksanakan tanggung jawab atau kewajiban dengan baik. Kewajiban
umat pilihan ini adalah tidak boleh beribadah kepada allah lain. Gagasan ini
mengulang sangat sering dalam Pejanjian Lama. Allah menuntut kesetiaan yang
mutlak dari bangsa Israel. Umat pilihan haruslah menunjukkan kesetiaan yang
mutlak dalam hal beribadah kepada Allah. Beriman haruslah percaya kepada Tuhan
Allah saja, tidak boleh yang lain. Alasannya adalah karena Tuhan yang kita
percaya adalah Tuhan semesta alam yang berkuasa di seluruh jagad ini (sorga dan
bumi). Setidaknya kita mendapat pelajaran tentang cara hidup mendua hati. Bila
seseorang mendua hati dalam mencintai misalnya, maka dipastikan pecah pula
kasih sayangnya. Oleh sebab itu jangan mendua hati dengan Tuhan. Kita tak boleh
percaya kepada kuasa, ilah atau kekuatan lain di samping Tuhan Allah di dalam
Yesus Kristus dan Roh Kudus. Bersihkanlah hidup dari praktek penggunaan
mantera, tiop-tiop, doti, talikaeng, pakatang, orang mawe, tukang barobat dan
penyembahan berhala. Percayalah kepada Tuhan Allah saja, maka kesempurnaan
janji berkat-Nya menjadi bagian hidup kita. Doa: Ajarkanlah kami untuk hanya percaya
kepada-Mu ya Tuhan. Amin.
Kamis, 05 Januari 2023 Ulangan 11 : 13 - 21
Kasihilah
Tuhan Allah Dengan Segenap Hati, Jiwa dan Raga
Perintah Allah kepada bangsa Israel
melalui Musa dalam teks ini, bahwa hidup dalam ketaatan akan mendatangkan
berkat, dan hidup dalam ketidaktaatan akan mendatangkan kutuk. Ketaatan yang
dimaksudkan dimulai dengan sungguh-sungguh mendengar perintah Allah. Namun
tidak cukup hanya mendengar melainkan melakukan perintah Tuhan dengan setia,
beribadah kepada-Nya dengan segenap hati dan jiwa. Musa menegaskan sekali lagi
bahwa jika bangsa Israel taat kepada Allah dengan segenap hati dan jiwa, maka
mereka akan diberkati bagaikan hujan yang turun sehingga suburlah tanaman,
padang rumput bagi hewan dan mereka akan menjadi kenyang. Perintah ini
ditujukan kepada bangsa Israel supaya tidak lagi ada allah-allah lain dalam
pendengaran, hati dan jiwa mereka. Hanyalah Allah Israel yang telah
mengeluarkan mereka dari belenggu perbudakan di Mesir. Dengan demikian, berkat
yang telah dijanjikan Allah akan dinyatakan. Janji berkat penyertaan Allah
masih berlaku bagi kita hingga di tahun baru ini. Hal itu membuktikan bahwa
Allah itu setia. Bersama Dia kita dimampukan untuk menjalani hari-hari hidup
yang penuh dengan tantangan dan rintangan. Karena itu, percayalah kepada Tuhan
dengan segenap hati, jiwa dan raga. Beribadahlah untuk mengagungkan nama-Nya di
setiap waktu dalam kehidupan keluarga kita. Tahun ini kiranya keluarga kita
jadikan sebagai sekolah iman yang mengajarkan pengajaran tentang mengasihi
Tuhan. Anak dan keturunan selayaknya terus dididik sungguh-sungguh untuk
mengasihi Tuhan dengan berbagai cara dan dalam setiap kesempatan. Percayalah
bahwa bila pengajaran iman ini dilalukan, maka selama ada langit di atas bumi,
umur panjang akan kita alami.
Doa: kami mau mengasihi-Mu dengan segenap hati, jiwa dan raga. Amin.
Jumat, 06 Januari 2023 Yeremia 17 : 7 - 8
Berharaplah
dan Andalkan Tuhan Dalam Hidup
Harapan adalah Hal yang dapat membuat
manusia bertahan meskipun dalam kondisi terburuk. Harapan memberi energi
positif bagi jiwa, tubuh, dan roh
manusia. Tanpa harapan, mata kita selalu tertuju pada masalah dan kesulitan.
Tetapi dengan harapan, menolong kita melihat peluang, kekuatan, serta menemukan
makna di balik setiap persoalan hidup yang dihadapi. Harapan satu-satunya yang
dapat menolong kita ialah Tuhan. Yeremia dalam bacaan hari ini menubuatkan
betapa pentingnya berharap dan mengandalkan Tuhan. Hal ini disampaikan untuk
mengkritisi bangsa Israel yang lebih mengandalkan kekuatan diri serta berharap
pada manusia. Mereka perlu berbalik, berharap dan mengandalkan Tuhan Allah
sebagai satu-satunya penolong sejati. Berharap dan mengandalkan Tuhan membuat
kehidupan bangsa Israel diberkati ibarat pohon yang ditanam di tepi air yang
pada waktunya akan berbuah. Peringatan ini pun ditujukan kepada kita semua
supaya menyadari bahwa tidak ada satu kuasa pun yang dapat diandalkan selain
Tuhan. Terlebih dalam masa-masa sulit, hanya kuasa Tuhanlah yang menjadi sumber
pengharapan. Karena itu kita senantiasa perlu merendahkan diri dan mengandalkan
Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. Mengandalkan Tuhan bukan berarti kita tidak
melakukan apa pun. Mengandalkan Tuhan berarti kita siap berkarya sambil percaya
bahwa Tuhan akan menolong dan memberkati di segala situasi yang akan dijalani. Jalanilah
hidup dengan optimis agar tidak terpuruk oleh sebab kuatir, ragu, putus asa dan
bimbang. Kita pasti kita menemui pergumulan, kesukaran, kesusahan, kegagalan.
Oleh sebab itu berharaplah pada Tuhan
dan andalkanlah Dia dalam setiap kondisi hidup.
Doa: Tuhan, kami mau
berharap dan mengandalkan-Mu di hidup ini. Amin.
Sabtu, 07 Januari 2023
1 Raja - raja 2 : 1 - 4
Hiduplah
Dengan Benar, Bahagia Keturunanmu
Daud menyadari bahwa saatnya sudah
dekat, ia akan menempuh jalan segala yang fana. Oleh sebab itu sebelum meninggal, ia
menitipkan pesan terakhir bagi anaknya, Salomo yang akan melanjutkan
tanggungjawab kepemimpinan atas bangsa Israel. Daud meminta Salom untuk
menguatkan hati dan berlaku sebagai laki-laki. Selain itu ia juga berpesan agar
penerus keturunan dan tanggungjawab kepemimpinan itu untuk melakukan semua
kewajiban dengan setia kepada Allah. Kewajiban dan kesetiaan dinampakkan dalam
sikap hidup sesuai jalan yang telah ditunjukkan Allah, mengikuti segala
ketetapan, perintah dan peraturan. Semua itu tertulis dalam hukum-hukum Musa. Pesan
dari kisah ini adalah bahwa Daud bukan saja menyiapkan dirinya untuk menuju
keabadian, tapi Salomo juga. Daud akan pergi dengan tenang dan Salomo yang
ditinggalkan menjadi kuat. Mari belajar pula untuk hidup berkenan pada kehendak
Tuhan. Kita harus melakukannya dengan
segenap hati dan jiwa. Hati menjadi dasar utama yang menggerakkan pikiran dan
perasaan untuk bertindak. Jika hati dan jiwa bersih, hal itu akan tercermin
dalam perilaku kepemimpinan yang bersih dan baik. Pesan ini menjadi penting
sebab sebagai seorang pemimpin bangsa yang besar, haruslah menjadi teladan bagi
orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang hidupnya bersih, keluarga dan seluruh
masyarakatnya akan diberkati. Kita semua adalah pemimpin. Pemimpin atas diri
sendiri, dalam keluarga, gereja dan masyarakat. Berkehendaklah dan berusaha
untuk memiliki hati dan jiwa yang bersih. Hidup berkenan kepada Allah dengan
melakukan perintah-Nya. Keturunan kita akan berbahagia. Sebab itu, hiduplah
dengan benar dan jadilah berkat bagi semua orang.
Doa: Tuhan,
mampukanlah kami untuk hidup dengan benar. Amin.
Minggu, 08 Januari 2023
1 Korintus 1 : 18 - 31
Hiduplah
Selalu Dalam Hikmat Allah
Ada orang yang menggunakan kuasa,
kehebatan dan kecerdasannya untuk menindas orang lain dan menguntungkan diri
sendiri atau juga kelompoknya. Orang-orang seperti ini yang ingin dikritisi
oleh Paulus dalam teks bacaan saat ini. Paulus menyatakan bahwa orang-orang
seperti itu tidak memiliki hikmat Allah. Perbuatan-perbuatan itu seperti
ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi yang hanya menilai sesuatu berdasarkan
nalar dan pengetahuan, tetapi rendah hikmat. Menurut Paulus, hikmat Allah
berbeda dengan hikmat manusia. Hikmat Allah merujuk kepada iman dan percaya
Kristus yang adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sementara hikmat manusia
merujuk kepada sebuah kebodohan. Menurut orang Farisi pemberitaan tentang
Kristus adalah suatu kebodohan. Oleh sebab itu, Paulus menegaskan orang-orang
seperti itulah yang akan dibinasakan, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat
memegahkan diri di hadapan Allah. Barangsiapa ingin bermegah, baiklah ia
bermegah di dalam Tuhan. Penegasan ini pun ditujukan kepada kita. Kehebatan,
kepandaian dan kecerdasan yang dimiliki, terasa hampa jika kita tidak memiliki
hikmat Allah. Hikmat Allah menolong orang bersikap bijaksana dan arif mengambil
keputusan. Jangan pernah mengandalkan hikmat manusia, sebab kita akan luput
dari kebaikan Allah yang telah disediakan bagi kelangsungan hidup. Mintalah
hikmat Allah supaya kita terus dipakai-Nya memberi dampak baik bagi semua
makhluk ciptaan Allah. Peringatan akan kematian Tuhan Yesus adalah wujud
penampakkan gereja yang berhikmat. Orang yang berhikmat hidup dalam kerendahan,
keutuhan dan mengandalkan Tuhan.
Doa: Bapa Pengasih, berilah hikmat-Mu
agar kami bijaksana menjalani kehidupan. Amin.
Senin, 09
Januari 2023 Matius 11 :
16 - 19
Perbuatan Baik Adalah
Wujud Hikmat Allah
Penulis injil Matius mencatat bahwa ajaran dan karya
Yesus menarik perhatian banyak orang. Selain itu, ada sebagian orang, khususnya
orang Farisi dan Ahli Taurat, mempertanyakan mangapa Yesus, misalnya menjadi
sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Mereka ini kelihatannya tidak
memahami makna dari tindakan atau perbuatan Yesus. Inilah alasan dikaitkannya perbuatan dengan hikmat Allah. Itulah
sebabnya pula dalam nas hari ini dikatakan: tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh
perbuatannya (ayat 19). Perbuatan bukanlah sekadar gerakan fisik yang didorong
oleh motif emosional, bendawi, sosial, ekonomi atau lannya. Sejatinya setiap
perbuatan adalah wujud hikmat Allah. Dorongan yang menggerakan semua tindakan
atau perbuatan orang percaya adalah sikap taat pada kehendak Tuhan. Orang
berhikmat adalah mereka yang mengaktakan perbuatannya sebagai wujud ketaatan
pada kehendak Tuhan. Perbuatan tidak boleh bertentangan dengan kehendak Tuhan. Mereka yang perbuatannya sesuai dengan
kehendak Allah adalah orang berhikmat. Ingatlah bahwa Allah berkehendak agar
umat-Nya melakukan perbuatan baik. Salah satu wujud perbuatan baik adalah membantu
sesama, bahkan jika mereka itu ternyata orang asing atau yang dipinggirkan,
dilupakan, hina dan miskin. Hikmat nampak dalam sikap solider atau peduli
dengan orang lain. Kita mungkin sedang susah, tapi bukan tidak mungkin masih
ada orang lain yang jauh lebih menderita dan sedang menanti uluran bantuan
dengan penuh harap. Ulurkanlah tangan,
nyatakanlah kebaikan hati dan ringankanlah beban hidup orang lain.
Berkasih-kasihanlah kamu seorang akan yang lain supaya ringanlah hidup ini dan
gereja menjadi kuat.
Doa: Ya Bapa sumber hikmat, biarlah kami terus
peduli akan sesama. Amin
Selasa, 10
Januari 2023
Matius 13 : 53 - 58
Orang Berhikmat Memahami Yesus
Terkadang
kita dekat dengan seseorang, mendengarnya bicara dan melakukan sesuatu, namun
orang tersebut tidaklah dipahami. Hal ini pernahterjadisaat Yesus tiba dan
mengajar di tempat asal-Nya. Yesus mengajar dan mengadakan mujizat di Nazaret,
tempat asal-Nya sehingga semua orang takjub, namun mempertanyakan hikmat dan
kuasa Yesus. Rupanya mereka ini adalah orang Farisi dan Ahli Taurat. Mereka
mempertanyakan, meragukan, dan sekaligus membenci serta menolak Yesus. Yesus
ditolak oleh kelompok terpandang agama Yahudi, terpelajar dan para pemimpin yang
tak mengetahui asal hikmat dan kuasa Yesus. Hikmat dan kuasa Yesus untuk
mengajar dan mengadakan mujizat berasal dari Bapa-Nya. Kedudukan terhormat atau
terpandang dan kepintaran serta popularitas menjadi tidak berkenan di hadapan
Tuhan serta tak bermanfaat bila dikotori dengan kebencian dan penolakan. Orang
berhikmat memberisihkan hati, rumah, kedudukan dan keberadaan serta lingkungan
di mana ia berada dari rasa benci dan
penolakan. Yesus diterima dan dihormati di rumahnya. ia dan seisi rumahnya
memahami dan hidup seturut ajaran Yesus serta mengandalkan kuasa-Nya. Mereka yang berhikmat, karena memahami Yesus,
mengerti pula ajaran pentingnya alam semesta bagi hidup manusia. Hari ini kita
memperingati hari internasional gerakan sejuta pohon. Menanam pohon berarti
besar bagi kelestarian dan keberlanjutan alam serta keberadaan manusia. Jadilah
berhikmat dan pahamilah bahwa alam atau pohon dapat berada tanpa manusia, namun
tidaklah demikian bagi manusia. Mari bergiat menanam pohon supaya bumi menjadi
rumah yang hijau demi keberlanjutan hidup semua ciptaan. Semesta adalah ciptaan
Tuhan yang harus dilestarikan dan salah satu caranya adalah menanam pohon. Mari
menjadi satu dari sejuta orang yang menanam pohon sebab tanpa satu tak akan ada sejuta.
Rabu, 11
Januari 2023
Mazmur 37 : 30 - 33
Tanda Hidup Orang Berhikmat
Hikmat
bukanlah sekadar ungkapan atau pengetahuan tanpa wujud. Selalu terwujud,
dikenali dan ditandai dalam hidup. Bila pemazmur mengatakan bahwa mulut orang
benar mengucapkan hikmat, maka ini berarti bahwa hikmat menjadi tanda orang
benar. Maksudnya adalah perkataan orang berhikmat benar adanya. Kata lainnya
adalah hikmat menjadi ciri orang benar. Hendaknya hal ini dipahami sebagai
tanda pertama hidup orang berhikmat. Baik adanya untuk belajar dan berusaha
menjadi orang benar atau berhikmat saat mengucapkan kata. Perkataan yang
terlontar dari mulut memang tak mungkin ditarik kembali, namun dapatlah
dipertimbangkan atau dipikirkan sebelum diucapkan. Orang berhikmat menimbang
manfaat dan memikirkan dampak dari perkataannya. Berusahalah agar jangan
terjadi yang sebaliknya, sudah berkata baru ditimbang dan dipikirkan. Perkataan
manusia berdampak luar biasa baik positf maupun negatif. Ucaplah kata yang
menyembuhkan, meneguhkan, membimbing dan mendamaikan. Hindariah untuk berkata
yang menyakitkan, menyesatkan, menjatuhkan, menipu, dan gosip. Tanda kedua
orang berhikmat adalah lidahnya mengatakan hukum. Maksudnya orang berhikmat
selalu hidup dengan adil, bukan curang, menindas dan memeras. Ketiga, taurat Allah ada di dalam hatinya.
Hal ini berarti bahwa hidup orang berhikmat terbuka dan dipimpin Taurat Allah.
Ia menjalani hidup sebagaimana pengajaran Allah. Hidup dengan kasih, sabar,
setia, tekun dan bekerja keras serta mengandalkan kuasa dan pertolongan Tuhan.
Akhirnya hidup orang berhikmat pasti ditandai oleh keteguhan
langkah-langkahnya. Hidup dijalani dengan kepastian bukan ragu, kuatir, bimbang
dan tanpa arah. Langkah hidup orang berhikmat teguh sebab ia memahami kehendak
dan jalan Tuhan serta berpengharapan. Tujuan
hidupnya jelas tak akan sesat karena tawaran dunia yang menggiurkan. Sebab ia
mengandalkan ajaran, pertolongan dan berkat Tuhan.
Doa: Tuhan, kiranya mulut, lidah, hati dan langkah kami berkenan pada-Mu. Amin
Kamis, 12
Januari 2023
Kisah 6 : 8 -15
Teladan Hikmat Dari Stefanus
Stefanus
adalah seorang dari pemimpin jemaat perdana yang dipilih rasul-rasul. Ia
menjadi berhikmat dipenuhi iman, karunia, kuasa serta Roh Kudus. Orang berhikmat hidupnya
dipenuhi iman, karunia, kuasa dan Roh Kudus. Oleh sebab itu kemampuan yang
dimiliki Stefanus sesungguh berasal dari Tuhan. Hendaklah kita belajar untuk
tidak memenuhi hasrat hidup dengan ambisi kekuasaan, kepentingan diri dan kelompok,
kekayaan, kenikmatan serta kenyamanan. Belajarlah dari Stefanus yang memenuhi
keberadaan dan jalan panggilannya dengan hal-hal yang ilahi. Kekuatan ilahilah
yang sempurna memberdayakan kita menjalani hidup dan melaksanakan tanggung
jawab sampai tuntas dan gemilang. Tak ada hidup dan tanggung jawab yang bebas
dari kesukaran atau tantangan. Kita memerlukan kekuatan ilahi, iman, karunia,
kuasa dan Roh Kudus. Tuduhan palsu adalah salah satu bentuk tantangan. Kita
mungkin tidak akan disukai atau dibenci oleh banyak pihak, sekalipun karya
terbaik telah dikerjakan. Berhati-hatilah sebab mungkin saja karya terbaik yang
diaktakan justeru diputarbalikan kebenarannya atau dipalsukan. Kita dapat saja
menjadi sasaran empuk tuduhan palsu sampai diadili. Percayakanlah hidup pada
Tuhan, Ia akan memberikan kuasa-Nya yang memampukan kita untuk berbicara dan
sanggup melawan atau membantah semua tuduhan palsu. Yakinlah bahwa dengan kuasa
ilahi kemanusiaan kita akan diubah hingga menjadi bagaikan makhluk sorgawi.
Kiranya teladan hikmat dari Stefanus meneguhkan iman kita sehingga makin berani
dan tetap bergairah melaksanakan semua tanggung jawab. Hidup dan panggilan
serta tanggung jawab adalah kesempatan mengalami kuasa ilahi dan
mewujudkan kebaikan. Tanpa iman,
karunia, kuasa dan Roh Kudus, kita tak akan berdaya atau rapuh. Semua
tantangan, apa pun bentuknya hendaklah menjadi kesempatan untuk lebih
mendekatkan diri pada Tuhan, berserah dan berharap pada-Nya. Bersama Tuhan
pasti ada jalan keluar dari semua masalah.
Doa: Ya Tuhan, berilah kuasa-Mu agar kami berani hadapi
tantangan. Amin
Jumat, 13
Januari 2023
Yakobus 3 : 13 - 18
Hidup Menurut Hikmat Allah
Yakobus menasihati
kita untuk hidup sesuai dengan hikmat Allah. Hikmat Allah disebut pula hikmat
yang dari atas dan dipertentangkan dengan hikmat dunia. Konsep hikmat
dibicaraannya dalam kaitan dengan cara hidup dan perbuatan yang baik. Perbuatan
adalah ekspresi cara hidup dan oleh sebab itu harus berkenan pada Tuhan. Cara
hidup dan perbuatan yang baik bersumber dari hikmat Allah. Hidup orang
berhikmat djalani dengan kelemahlembutan bukan kekerasan. Kekerasan tak boleh
berlangsung dalam hidup terutama dalam rumahtangga. Hindarilah melakukan
kekerasan baik fisik, psikhis, verbal (kata), ekonomi dll. Hiduplah dalam cinta kasih, pengertian,
saling mendukung, menopang, menghargai, menyemangati dan menerima. Hindarilah
menjalani hidup dengan pertengkaran. Bila ada masalah selesaikanlah dengan
baik-baik atas dasar kasih dan pengertian. Berusahalah untuk tidak dikuasai
amarah, sebab hanya akan menyebabkan dikeluarkan perkataan yang menyakitkan
bahkan pemukulan secara fisik. Berusahalah untuk saling terbuka dalam segala
hal misalnya keuangan. Hendaklah suami tidak merahasiakan uang dari isteri
apalagi memegangnya atau sebaliknya. Percayalah bahwa isteri telah dikaruniakan
kemampuan untuk manata atau mengatur uang. Sebab mereka adalah ahli dalam hal
keuangan. Karena itu seorang isteri hendaklah cakap mengatur rumahtangganya dan
hindarilah berlaku boros. Selanjutnya Yakobus juga menasihati kita untuk tidak
hidup dengan perasaan iri hati, mementingkan diri sendiri, memegahkan diri dan
berdusta melawan kebenaran. Hal-hal demikian tak akan membawa kebaikan dalam
hidup bersama. Kebaikan pasti dialami dalam hidup bersama kalau dlangsungkan
dengan murni, damai, ramah, penurut, penuh belas kasihan, tidak munafik dan
benar. Oleh sebab itu hendaklah kita tetap berusaha untuk meluputkan kehidupan
dari kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Hiduplah sesuai hikmat yang
dari atas.
Doa: Bapa, tolonglah kami untuk hidup sesuai hikmat yang
dari atas. Amin
Sabtu, 14
Januari 2023
Roma 11 : 25 - 36
Alangkah Dalamnya Hikmat Allah
Pandangan
Paulus tentang hikmat Allah berhubungan dengan tindakan penyelamatan yang
dikaryakan-Nya. Pertama-tama kepada orang Yahudi dan kemudian bagi orang
Yunani. Orang Yahudi adalah keturunan Abraham dan Sara, yang juga dikenal
sebagai umat Israel. Sebutan orang
Yunani dipakai untuk menyebut orang-orang yang bukan Yahudi. Allah berkenan
kepada semua orang atau bangsa karena iman, bukan asal atau jasa mereka. Oleh
sebab itu bagi Paulus Allah belum menolak umat Israel walaupun banyak dari
mereka tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai jalan untuk “dibenarkan” atau
diterima Allah. Paulus rupanya berharap agar bangsanya sendiri (Israel) percaya
kepada Injil tentang Yesus. Allah telah mengundang orang-orang bukan Yahudi
untuk menjadi bagian dari umat-Nya, khususnya saat sejumlah orang Israel
ternyata keras kepala menolak mendengarkan Dia. Maksud Paulus dengan ungkapan alangkah dalamnya
hikmat Allah yakni bahwa Allah tetap setia kepada umat pilihan-Nya pada satu
sisi dan di sisi yang lain keselamatan terbuka juga kepada semua bangsa.
Keputusan, rancangan dan jalan-Nya tidak terselami. Tak ada seorang pun manusia
yang mengetahui pikiran Tuhan atau yang pernah menjadi penasihat-Nya. Segala
sesuatu dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai
selama-lamanya. Keselamatan disediakan Allah bagi semua bangsa dan oleh sebab
itu kita tak boleh mengurungnya bagi diri sendiri. Hikmat Allah mengajarkan
kepada umat-Nya hidup yang beriman dan terbuka kepada semua orang. Kita tidak
terpanggil untuk pilih kasih atau memandang muka. Tuhan Allah kita adalah
Pencipta yang mengasihi semua orang.
Mari terus menjalani hidup dalam ketulusan dan kerelaan untuk mengasihi
semua orang pula. Berusahalah untuk menjadi orang percaya yang setia dan
bertanggung jawab atas semua keputusan yang telah dibuat. Ingatlah bahwa Allah
tetap setia walau kita tak setia kepada-Nya.
Doa: Tuhan, buatlah kami memahami jalan dan
keputusan-Mu. Amin
Minggu, 15
Januari 2023
Yosua 24 : 1 -28
Beribadah Dengan Tulus Ikhlas dan Setia
Yosua berpidato
kepada suku-suku Israel untuk terakhir kalinya di Sikhem. Pidato ini merupakan
pidato perpisahan sebab ia sudah tua dan perlu mengingatkan kembali perjanjian
yang dibuat Allah dengan bangsa Israel. Kita tahu bahwa sejarah umat Allah
dimulai dengan peristiwa pemanggilan Abraham. Kisah ini berlangsung di seberang
sungai Efrat dan pada waktu itu Terah, ayah Abraham beribadah kepada allah
lain. Abraham dipanggil keluar dari situ dan disuruh ke Kanaan. Tuhan
memberkati dan menyertai keturunan Abraham. Bangsa ini Tuhan bebaskan juga dari
perbudakan di Mesir, memelihara mereka di padang gurun dan hentar masuk tanah
Kanaan. Oleh sebab itu, Yosua meminta bangsa Israel untuk takut akan Tuhan dan
beribadah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Kesetiaan mereka kepada
Tuhan tidak boleh berubah dan harus dibuktikan melalui akta pembaruan janji.
Janji bahwa Tuhan menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umat Tuhan, tidak
boleh berubah. Kesetiaan sangat penting dalam suatu ikatan perjanjian. Kita pun
hidup dengan berbagai perjanjian. Janji sebagai suami-isteri, orang tua dan
saksi baptis, pelayan, aparatur negara, melunasi hutang, bekerja keras
menghidupi rumahtangga, belajar dengan rajin, bahkan antara dua orang yang
saling mencintai dll. Berusahalah untuk tidak melupakan janji dan tetaplah
setia. Janji tidak bisa diwakili, harus diaktakan sendiri oleh pihak yang
bersepakat dan harus dilakukan dalam kesadaran serta kebebasan, tanpa paksaan.
Sebaiknya setiap orang menjadi saksi bagi dirinya sendiri. Selain janji-janji
tadi, yang paling utama adalah janji untuk beribadah kepada Tuhan dengan tulus
ikhlas dan setia. Hindarilah untuk percaya dan mengandalkan kuasa lain. Bila
kita berubah setia, maka risiko tak mungkin dihindari. Setialah dalam segala hal sebab itulah yang
Tuhan kehendaki. Kehidupan orang yang setia selalu berkenan, baik di hadapan
manusia maupun Tuhan serta diberkati.
Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk menjadi umat-Mu
yang setia. Amin
Senin, 16
Januari 2023 2 Tawarikh 31 : 11 - 21
Setia Memberi dan Melayani
Raja Hizkia
melaksanakan reformasi keagamaan di Israel dan sasarannya adalah peningkatan
kualitas pelayanan di Bait Suci. Konkritnya, ia mengatur sumbangan untuk para
imam dan orang Lewi. Umat diminta memberi persembahan dan mereka membawanya
langsung ke Bait Suci. Tindakan Hizkia ini berdampak positif dalam bidang
peribadatan atau pelayanan. Peningkatan kualitas pelayanan ditentukan oleh
peran serta atau keterlibatan umat dan pelayan. Semakin besar partisipasi semua
komponen, semakin besar pula kualitas pelayanan. Umat memberi dari apa yang ada
pada mereka dan pelayan melayani dengan tekun, tulus, setia dan rendah hati. Sesungguhnya
pelayanan para pelayan juga bermakna memberi. Jadi rahasia keberhasilan
pelayanan adalah semuanya memberi dengan setia. Memberi pada prinsipnya berdasar pada apa yang
ada, rela, langsung dan dimanfaatkan bagi peningkatan kualitas pelayanan. Kita
memiliki bukan saja materi tapi juga hal lain. Bila yang ada pada kita adalah
materi, maka berikanlah materi. Jika tidak tersedia materi berikanlah yang
lain. Peningkatan kualitas pelayanan ditentukan oleh kesetiaan dan kerelaan
kita semua memberi doa, masukan, pertimbangan dan kritik. Bahkan akta memberi
harus pula berlangsung baik dalam keluarga maupun jemaat dan masyarakat. Mari saling
beri senyum tulus agar kita tidak hidup dalam relasi, kedekatan dan kebersamaan
yang tegang serta saling curiga. Bila itu tergantung pada kita, berilah maaf
dan pengampunan. Janganlah menahan maaf dan pengampunan, sebab tak ada seorang
pun dari kita yang tidak ada salahnya. Hiduplah dalam pengampunan karena kita
pun telah diampuni Allah. Demkianlah hidup ini dijalani sebagai kesempatan
untuk memberi atas dasar apa yang ada pada kita. Kita memberi dan melayani
dengan setia, baik dalam keluarga, gereja maupun masyarakat. Kesetiaan memberi
dan melayani adalah pilihan cerdas menguatakan gereja.
Doa: layakanlah kami Bapa untuk tetap setia memberi dan
melayani. Amin
Selasa, 17 Januari 2022
2 Raja-raja 2:1-18
Setia Menjaga Soliditas
Albert
Camus, Filsuf asal Prancis mengatakan : “jangan berjalan di belakangku, aku tak
akan memimpin. Jangan berjalan di depanku, aku tak akan mengikutimu. Cukup
berjalan di sampingku dan jadilah sahabat.” Kalimat berhikmat ini seperti
hendak menceritakan pula kebersamaan Elia dan Elisa. Berkali-kali dalam cerita
ini dikisahkan perjalanan bersama yang mereka tempuh. Elia tahu bahwa waktunya
untuk pergi ke dalam keabadian sudah dekat. Berulang-kali Elia meminta kepada
Elisa untuk tetap tinggal, namun Elisa tidak bersedia. Elisa terus mengikuti
Elia dengan setia atas dasas kesadaran dan keyakinan bahwa kebersamaan mereka
merupakan kekuatan bagi pekerjaan pelayanan ke depan. Mereka adalah partner
yang harus selalu solid. Soliditas mereka nampak pada sikap saling mengerti
kebutuhan yang diperlukan untuk pelayanan. Karena itu atas perkenaan Tuhan,
Elia membagikan kuasa yang ada padanya untuk Elisa. Hasilnya Elisa dapat
melakukan hal yang sama dengan Elia yakni membelah sungai Yordan. Hal ini
berarti bahwa kesetiaan tidak hanya nampak pada tindakan berjalan bersama-sama,
namun juga harus terjadi pada sharing
atau berbagi kekuatan/potensi yang
berguna bagi pelayanan. Kita adalah gereja oleh sebab itu sebagai umat dan
pelayan hendaknya tetap setia melakukan panggilan pelayanan. Seiring dengan
kesetiaan itu, kita bertanggung jawab pula untuk setia menjaga relasi sebagai
kawan sekerja. Keterlibatan kita dalam pelayanan sebagai tim, panitia atau
pengurus tidak hanya membutuhkan kerelaan kita untuk melayani tapi juga
kesediaan kita untuk tetap solid melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Kita
diminta untuk menjalani panggilan pelayanan dalam keutuhan dan kesetiaan seumur
hidup.
Doa : Berkatilah kami Tuhan untuk tetap solid dalam kerja-kerja pelayanan. Amin
Rabu,
18 Januari 2023
Rut 1 : 15 – 22
Rut, Perempuan Moab Yang Setia
Inilah kisah tentang relasi kesetiaan antara mertua
dan menantu, yakni Naomi dan Rut. Mereka berdua tetap setia saat hidup di
tempat asing dan mengalami kehilangan orang terkasih. Naomi seorang perempuan
Betlehem yang mengikuti Elimelekh suaminya ke Moab. Sedangkan Rut perempuan
yang berasal dari Moab, mengikuti Naomi mertuanya pulang ke Betlehem. Latar kehidupan mereka berdua adalah
kesusahan. Naomi pergi bersama Elimelekh ke Moab karena kelaparan di Betlehem
kemudian ditinggal mati oleh suami dan anak-anak mereka, yakni Mahlon dan
Kilyon. Pengalaman penderitaanlah yang menjadi alasan ia menggantikan namanya
dari Naomi menjadi Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang
pahit. Fakta serupa dialami juga oleh Rut, suaminya meninggal dan rela
mengikuti Naomi pulang ke Betlehem, suatu negeri yang asing baginya. Naomi
pernah menjadi orang asing di Moab dan Rut karena kesetiaanya, datang sebagai
orang asing di Betlehem. Naomi mengalami kehilangan suami dan anak-anak di
negeri asing dan Rut dalam kehilangan suami menjadi orang asing di Betlehem.
Rut adalah perempuan yang setia terhadap mertuanya Naomi, seorang janda Israel.
Kesetiaan dalam penderitaan bukanlah tindakan tanpa makna. Perempuan Moab ini
mengaktakan “kesetiaan walaupun bukan karena”. Ia tetap setiap walaupun telah
kehilangan suaminya dan harus pergi ke negeri asing. Rut bukanlah perempuan
yang setia karena ada apa-apa. Sekalipun ia mengalami kehilangan dan ketiadaan,
namun tetap setia. Demikianlah nantinya Tuhan berkenan menjadikan perempuan
setia ini sebagai nenek raja Daud dan dari keturunan mereka terlahir Yesus Sang
Juruselamat.
Doa: Tuhan, tolomglah kami untuk menjadi gereja
yang setia dan kuat. Amin.
Kamis,
19 Januari 2023 Matius 24 : 45 - 51
Hamba Yang Setia Dan Bijaksana
Yesus mengajar dengan
menggunakan
perumpamaan. Ajaran tentang Kerajaan Allah yang sedang datang
diumpamakan dengan hamba yang setia dan hamba yang jahat. Ingatlah bahwa baik
atau buruknya seseorang terlihat pada tindakannya. Pesan perumpamaan ini
merupakan panggilan agar kita selayaknya menjalani hidup seperti hamba yang
setia dan bijaksana. Hendaklah kiranya ciri
hamba yang setia dan bijaksana dijadikan pedoman hidup. Ciri hamba itu
adalah bertanggung jawab melaksanakan semua peran atau tugas, sabar, tekun,
tahu membedakan baik-buruk serta memilih yang baik, komitmen tidak berubah dan
pada akhirnya mendapat hadiah bukan hukuman. Jadilah setia dan bijak karena
kita adalah anak-anak kerajaan Allah. Orang
percaya harus menjalani hidup sehari-hari dengan prinsip kebaikan bukanlah
kejahatan. Peran atau tugas adalah pemberian Tuhan yang harus dilaksanakan
dengan setia dan bijaksana. Yesus berkehendak agar semua orang percaya berhasil
melaksanakan apa pun peran atau tugas selama ia hidup. Kita memiliki peran dan
tanggung jawab baik selaku pribadi, keluarga, gereja maupun masyarakat.
Kesetiaan dan kebijaksanaan menjadikan kita kuat dalam hidup ini. Mohonlah Roh
Kudus agar berdaya menjadi setia dan bijaksana dalam menunaikan semua peran dan
tanggung jawab sampai pada akhirnya. Ingatlah bahwa awal yang baik itu baik,
tapi jauh lebih baik bila dapat berlangsung sampai akhir. Peran dan tanggun
jawab adalah pergumulan yang dinilai secara keseluruhan di akhir setiap proses.
Jadilah setia dan bijaksana agar awal yang baik dapat dipertahankan sampai pada
kesudahannya. Yesus berkehendak agar kita hidup dengan inspirasi mengalami
akhir yang baik, berhasil atau sukses.
Doa: Tuhan mampukan kami untuk hidup dengan setia dan bijaksana. Amin
Jumat,
20 Januari 2023
1 Timotius 1 : 12 - 17
Paulus,
Utusan Kristus Yang Setia.
Kehendak,
rencana dan kemurahan Allah tersedia bagi semua orang. Kebenarannya dapat
ditemui pada diri Saulus yang diubah menjadi Paulus dan dipakai Allah sebagai
pemberita injil. Paulus, bukan lagi Saulus karena pertobatan telah terjadi dalam dirinya. Allah berkehendak, berkuasa dan berkasih karunia
mengubah dan menguatkan bahkan
menganggap Paulus setia dalam pelayanan. Semua pengalaman yang dialaminya
disyukurkan. Akta ungkapan syukur dari utusan Allah yang setia ini layak untuk
dijadikan teladan bergereja. Bergereja berarti beriman dan dengan demikian
bersyukur. Bersyukur adalah wujud kesetiaan gereja kepada Allah yang telah
berkasih karunia. Hendaklah kita tetap bersyukur dalam segala hal dan keadaan,
baik atau pun tidak. Bersykurlah karena Tuhan tetap menganugerahkan hidup,
keluarga, pekerjaan, jabatan, alam yang berkelimpahan dengan sumber hayati,
baik di darat, laut, hutan, sungai, kebun, dusun dan yang lainnya kepada kita.
Teruslah menjadi orang percaya yang setia dengan cara bersykur tetapi juga
belajar dari masa lampau. Ujilah pengalaman hidup, ambil yang baik dan perbaiki
kesalahan. Peliharalah pengalaman yang baik sebagai harta iman dan pelajaran
hidup serta bertobatlah dari yang salah. Orang percaya yang setia adalah mereka
yang terus belajar memperbaiki atau meninggalkan perilaku yang berisiko. Gereja
bahkan peradaban dan kehidupan menjadi lemah kalau pelayan dan umat masih
malas, masa bodoh, memfitnah, mabuk, dusta, korupsi, selingkuh, menjadi
pengerdar atau pemakai narkoba, serta yang lainnya. Ingatlah bahwa sebagai orang percaya kita
sungguh berharga serta berkenan pada Tuhan dan karena itu Ia pasti
menganugerahkan kasih karunia-Nya. Tak ada waktu terlambat, mohonlah hikmat dan
pengertian dari Tuhan dan mulailah berusaha memperbaiki yang salah. Kehidupan,
keluarga atau orang-orang yang disayangi dan menyayangi, berharap kita tetap
ada dan berarti. Hormat dan kemuliaan bagi Raja segala zaman.
Doa:
Tuhan mampukanlah kami menjadi orang percaya yang setia. Amin.
Sabtu,
21 Januari 2023 Wahyu 2 : 8 - 11
Setia
Sampai Mati
Kita hendaknya belajar
dari jemaat Smirna, sebab dalam penderitaan mereka tetap setia bahkan sampai mati. Jemaat Kristen di Smirna terdiri dari banyak
pendatang miskin yang berasal dari Galilea dan Yudea. Mereka melarikan diri
dari sana selama meletusnya pemberontakan orang Yahudi tahun 66-74. Hidup di
Smirna bukanlah jaminan terbebas dari kesukaran. Masalah muncul lagi karena
difitnah oleh suatu kelompok yang menyebut dirinya orang Yahudi. Kelompok ini
menuduh orang Kristen sebagai sumber segala masalah dan persekutuan yang tidak
setia kepada pemerintah Romawi. Hidup memang tidak mudah untuk dipahami, silih
berganti penderitaan dialami dan agaknya tak ada tempat yang bebas dari
kesukaran. Bila demikian halnya, maka yang diperlukan dalam hidup beriman
adalah kesetiaan percaya kepada Yang Awal dan Yang Akhir. Kita mungkin saja
miskin materi dan menderita secara badani, tapi bila kesetiaan percaya
dimiliki, maka melimpahlah harta rohani. Hal ini tidaklah berarti bahwa kita
harus mempertahankan apalagi menyuburkan kemiskinan dan penderitaan. Justeru
karena kesetiaan percaya, kita menjadi berdaya untuk menghadapi situasi hidup
yang sulit. Kemiskinan dan penderitaan tak bisa diatasi dengan kekuatiran,
kebimbangan, keputusasaan, keraguan, menghindar dan mempersalahkan. Selain itu,
kesetiaan percaya juga tetap diperlukan orang Kristen walau tidak miskin materi
dan menderita badani. Apa pun kondisi hidup ini, tetaplah miliki kesetian
percaya kepada Sang Alfa dan Omega itu. Yakinlah bahwa baik sekarang atau pun
nanti Dia pasti memelihara hidup kita. Kiranya kita tetap miliki kesetiaan
percaya supaya tidak terpisahkan dari kasih Tuhan kini dan selamanya.
Doa: Tuhan yang dapat memberikan kita jalan kebenaran dan hidup. Amin.
Minggu, 22 Januari 2022 Yohanes 1:29-34
Yohanes Pembaptis Bersaksi
Tentang Yesus
Sebutan “Anak Domba Allah” dipakai oleh Yohanes untuk menyebutkan diri Yesus. Ia disebut sebagai Anak Domba yang akan dibawa untuk disembelih supaya umat ditebus. Sedangkan ungkapan “Anak Allah” menunjuk pada pengertian bahwa Yesus adalah pilihan Allah untuk memerintah Israel. Kesaksian Yohanes berdasar pada apa yang dilihat, dialami dan dipahami. Penyaksi mata ini menyaksikan bahwa sekalipun dia mendahului Yesus, tapi sesungguhnya Yesus telah ada sebelumnya. Mari cermati dengan baik makna di balik kesaksian Yohanes pembaptis. Ia bersaksi tentang siapa Yesus, hubungan-Nya dengan Bapa dan apa yang dilakukan-Nya. Yesus adalah pencipta dan pemelihara. Ia memelihara semua ciptaan dengan cara menebus dan memerintah. Ada dua pelajaran yang dapat disimak dari kesaksian Yohanes pembaptis ini. Pertama, berusahalah menjadi manusia yang jujur atau tidak berbohong saat berbicara. Perkataan yang keluar adalah ekspresi iman dan oleh sebab itu seharusnya adalah suatu kebenaran. Kebenaran tak bisa dikarang atau diada-adakan dan direkayasa tanpa bukti karena harus berdasar pada apa yang dilihat, dialami serta dipahami. Baik dan bijak adanya kalau hidup ini dijalani sebagai manusia yang berkata jujur bukan pembohong. Kedua, pada dasarnya setiap perkataan adalah kesaksian tentang Tuhan kita di dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus. Perkataan adalah kesaksian tentang Tuhan, bukanlah sarana mencari popularitas dan kepentingan diri. Memang tak ada salahnya untuk berbicara tentang kepentingan diri, hanya saja jangan sampai lupa untuk memuliakan Tuhan. Biarlah dengan semua perkataan yang kita ucapkan Tuhan dikenal, dipercaya dan dimuliakan oleh semua orang yang mendengarnya. Kiranya tidaklah terjadi, karena perkataan kita, Tuhan dipermalukan. Perkataan adalah kesaksian sehingga haruslah berarti bagi sesama dan membuat Tuhan dimuliakan.
Doa : Kami hendak menyaksikan Engkau Yesus dalam kehidupan kami setiap waktu. Amin
Senin, 23 Januari 2022 2 Petrus 1:16-21
Bersaksi Bukan Dengan Isapan Jempol
Seorang pelayan menceritakan pengalaman melayani di pulau-pulau
terpencil yang jauh. Ia harus menempuh perjalanan yang panjang di laut dengan
menggunakan perahu motor kecil selama berjam-jam. Sesekali ia harus menghadapi
gelombang besar serta angin yang kencang. Hingga suatu ketika perahu motor yang
ditumpanginya dihempaskan oleh angin kencang juga ombak dan gelombang yang
besar. Ia tak berhenti berdoa dan tetap meyakini adanya pertolongan Allah saat
mengalami situasi yang menakutkan itu. Ketika ia membuka mata dan melihat
sekelilingnya, terbitlah dalam hati dan pikiran kesadaran bahwa Tuhan telah
menyelamatkan mereka. Cerita ini menjadi kesaksian imannya yang diberitakan
kepada orang lain. Ia merasa Tuhan sangat baik dan selalu dekat pada
orang-orang yang tetap berharap pada-Nya. Katanya : “saya ingin orang lain bisa
mengalami Tuhan dalam hidupnya sama seperti yang saya alami. Sebab setiap orang
pasti punya perjalanan hidup yang sulit. Pada kondisi tersulit seperti itu,
tangan kasih Tuhan pasti juga dapat dirasakan.” Ini kisah nyata bukan isapan
jempol atau cerita dongeng. Petrus menegaskan pentingnya bersaksi tentang Yesus
berdasarkan pengalaman bersama Yesus. Mengetahui kasih dan kuasa Yesus itu baik
tapi belumlah cukup, sebab jauh lebih baik, bila kita mengalaminya dalam
perintiwa nyata yang sementara digumuli. Ada banyak pengajaran tentang Kristus
yang telah diperoleh orang Kristen. Namun ia hanya dapat memahami pesan
pengajaran itu jika berdialektika (dialami melalui kenyataan konkrit) dengan
konteks hidup dimana orang Kristen berada. Karena itu, bersaksi tidaklah cukup dengan
kata-kata saja, melainkan juga melalui seluruh hidup. Bersaksilah tentang
kemuliaan dan kebaikan Tuhan sebagaimana dialami dalam pengalaman beriman
sehari-hari. Roh Kudus berperan untuk menuntun orang Kristen menyaksikan Tuhan
yang dikenal dan dialaminya. Berserahlah pada pimpinan dan kuasa Roh Kudus.
Doa : Tuntunlah kami ya Yesus untuk
menceritakan kebaikan-Mu. Amin
Selasa, 24 Januari 2023 2 Korintus 4:1-12
“Hidupmu Adalah Bejana Tanah
Liat”
Bejana tanah
liat adalah wadah yang digunakan untuk menyimpan. Paulus menggunakannya untuk
menjelaskan tentang kehidupan orang Kristen. Rasul ini memahami penindasan,
penganiyaan dan penderitaan lainnya sebagai fakta kehidupan orang Kristen yang karenanya kekuatan Allah dinyatakan. Selanjutnya ia katakan: “kami senantiasa membawa
kematian Yesus di dalam tubuh kami,
supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.”
Pernyataan Paulus ini sekaligus menunjukkan peranan
kehidupan orang Kristen untuk
menyaksikan Kristus. Kesaksian tidak selamanya dilakukan dalam bentuk khotbah, pengajaran
dan pendidikan, melainkan juga melalui keberadaan hidup, apa yang terjadi dan
sementara dialami oleh orang Kristen. Kita tidak perlu tawar hati atau berkecil
hati, patah semangat dan apatis dengan
kehidupan yang berat. Sebab melalui setiap keadaan hidup, Tuhan tetap bekerja
untuk menyatakan kasih dan pertolongan-Nya. Seseorang yang lemah karena
penderitaan diubah menjadi kuat dan bertahan. Kuat dan bertahan serta berani
untuk menghadapi penderitaan adalah berita kesaksian yang hidup tentang
Kristus. Hidup yang demikian merupakan cahaya yang bersinar di tengah kegelapan
manusia. Sebab menyingkapkan dan menunjukkan bahwa kehidupan seharusnya
berlangsung dalam campur tangan-Nya. Paulus menyebutkan hal tersebut sebagai
kebenaran yang harus disaksikan. Simaklah kisah hidup berikut ini dengan
harapan kita lebih memahami ungkapan: harta dalam benjana tanah liat. Seorang
ibu dengan muka yang tersenyum bercerita
: “saya sudah berusia 76 tahun dan opa (suami) sudah hampir 80 tahun. Opa sakit
dan harus dibantu jika ingin ke toilet. Saya juga sakit jantung dan kadang
merasa lemas. Ketika anak kami pergi bekerja, saya harus mejaga opa dan
memapahnya ketika ia tak dapat berjalan dengan baik. Saya bersyukur, kami masih
baik-baik saja hingga saat ini. Tuhan tetap menyertai dan menolong kami. Jika
bukan karena Tuhan, kami tak ada sampai saat ini.” Cerita perempuan lanjut usia
ini adalah contoh kesaksian orang Kristen.
Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami untuk
memahami setiap jalan hidup kami dan menjadikannya untuk menyaksikan
kemurahan-Mu. Amin
Rabu, 25 Januari 2023 Yohanes 7:1-13
Kebenaran Disembunyikan
Apakah sikap Yesus yang tidak terang-terangan (ay.10) sama dengan sikap
saudara-saudara-Nya yang juga disebutkan tidak terang-terangan (ay.13)? Tentu
saja tidak. Cara Yesus yang tidak
terang-terangan merupakan sikap bijaksana-Nya terkait dengan situasi saat itu.
Orang-orang Yahudi ingin membunuh Yesus dan bagi-Nya waktu kematian itu belum
tiba. Hal demikian berbeda dengan saudara-saudara-Nya yang tak mampu berkata
terang-terangan tentang Yesus. Ketidakmampuan mereka disebabkan bukan karena takut
terhadap orang Yahudi namun terletak pada hal ketidakmengertian tentang siapa
Yesus sesungguhnya. Mereka tidak memahami bahwa Yesus adalah Anak Allah yang
datang ke dunia untuk menyaksikan kebaikan Allah melalui kehidupan-Nya. Sikap saudara-saudara Yesus yang demikian
sesungguhnya menunjukkan kemiripan
mereka dengan orang Yahudi dalam hal ketidakmengertian tentang Yesus. Ketidakmengertian
saudara-saudara Yesus telah mengakibatkan mereka tidak berani berkata yang
benar tentang Yesus di depan orang banyak. Akibat ketidakmenegrtian orang
Yahudi, maka Yesus dipahami sebagai saingan yang akan mempengaruhi posisi
mereka di depan umum. Ketidakmengertian memang merupakan salah satu faktor yang
sangat mempengaruhi seseorang sehingga tidak mampu mengatakan atau menyaksikan
kebenaran. Ketidakmengertian dalam cerita Injil-injil menunjukkan
ketidakberdayaan berpikir dan memahami dengan iman tentang Yesus sebagai Raja
yang datang untuk menyelamatkan. Sikap ketidakmengertian seperti ini tanpa
disadari sering menjadi karakter orang Kristen. Karena itu masih ada orang
Kristen yang tidak mampu menyaksikan Yesus dengan menyatakan kebenaran. Bahkan
jika ada ancaman bagi dirinya, maka yang benar itu ditutupi atau dikatakan
namun secara sembunyi-sembunyi. Kondisi seperti ini sangat melemahkan peran
gereja (umat) untuk mengarahkan kehidupan ini menjadi baik.
Doa: Kami ingin menjadi saksi-Mu
secara terang-terangan. Amin
Kamis, 26 Januari 2023 Yohanes 8:12-20
Bersaksi itu Jangan
Menghakimi!
Ada ungkapan pepatah tentang menilai orang yang begini bunyinya:
“jangan menilai saya dari masa lalu saya, saya tidak hidup di sana lagi”. Sebagian
orang agaknya masih suka melakukan seperti yang dikatakan pepatah ini. Kesukaan
untuk melihat dan membicarakan kekurangan atau keterbatasan orang lain dan hal
yang berhubungan dengan masa lalu mereka,
lumrah terjadi. Tapi apakah perilaku ini memberi manfaat? Tentunya
tidak. Implikasi dari sikap menilai orang lain dengan masa lalunya sama dengan
sikap suka menghakimi. Kedua-duanya memberi dampak negatif terhadap cara
pandang bagi orang lain dan dapat mengakibatkan relasi yang kurang harmonis. Penulis Injil Yohanes mengatakan :
“kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun”.
Artinya bahwa tindakan menghakimi merupakan tindakan yang berdasar pada pikiran
manusia yang bisa saja mengikuti keinginan, kepentingan atau tujuannya. Menghakimi
orang lain merupakan sikap yang sangat
dipengaruhi oleh subjektivitas seseorang. Tidak dapat dianggap benar dan baik
tentang hal-hal yang dipakai oleh seseorang sebagai alasannya untuk menghakimi
atau menilai seseorang. Berbeda dengan Tuhan sebagai Pencipta dan Penyelamat.
Ia adalah kebenaran dan Ia yang layak menghakimi setiap orang sesuai
perbuatannya. Sebab Ia tidak melakukannya sendiri, tapi bersama dengan Allah
yang mengutus-Nya. Kesaksian Gereja adalah kesaksian tentang Kristus dan
Bapa-Nya yang menyelamatkan setiap orang bukan kesaksian yang menghakimi karena
kelemahan dan keberdosaan seeorang. Karena itu sebagai orang Kristen, kita
bertanggung jawab menyaksikan kehidupan yang menerima orang lain dengan seluruh
keberadaannya. Selanjutnya mendukung orang tersebut untuk lebih mengenal Allah
dan membarui hidupnya. Kita dapat memulainya dari keluarga. Seorang istri tidak
menghakimi suami karena kekurangannya dan kesalahannya, namun menerima dan
mendukung perubahan hidup suaminya, demikian pun sebaliknya. Hal tidak menghakimi haruslah
terjadi juga dalam relasi antara orang tua dan anak. Tidak saling menghakimi
adalah cara bersaksi dan menjadikan gereja kuat.
Doa:
Ajarkan kami Tuhan untuk tidak menghakimi. Amin
Jumat, 27
Januari 2022 Kisah 8:14-25
Berdoalah Sebelum Bersaksi
Seorang pendeta senior mendapatkan pujian dari jemaat karena khotbahnya
yang sangat menyentuh kehidupan jemaat. Katanya kepada mereka : “saya merasa
khotbah yang saya sampaikan biasa saja, sama seperti saya menasihati jemaat
yang datang dan meminta saya mendampingi mereka. Semua pekerjaan pelayanan itu
dapat saya lakukan dengan baik karena saya selalu menyiapkan diri terlebih dulu
sebelum melakukannya. Saya berdoa dan membaca berulang-ulang bagian Alkitab
yang akan saya berikan kepada jemaat”. Doa menjadi kekuatan utama bagi sang
pendeta sama seperti yang telah dilakukan oleh Petrus dan Yohanes. Mereka
adalah rasul yang diutus untuk bersaksi dan memberitakan injil, namun mereka
tidak melakukannya dengan menggunakan kekuatan akal budi dan kuasa manusia yang
ada pada mereka, melainkan mengandalkan kuasa Tuhan. Kuasa Tuhan memampukan mereka untuk
menumpangkan tangan dan Roh Kudus turun atas orang-orang Samaria. Pemahaman
yang benar dari Petrus dan Yohanes tentang pelayanan yang mereka lakukan telah
membuat mereka dengan tegas menolak permintaan Simon, si penyihir. Uang
bukanlah tujuan pelayanan, sebab kasih karunia Allah tidak dapat dibeli oleh
siapapun. Kesaksian dan
pelayanan orang Kristen harus dilakukan dengan setia, bertujuan supaya orang
lain lebih mengenal Allah serta memuliakan-Nya. Bukan hanya dalam gereja atau
tempat-tempat ibadah, tanggung jawab kesaksian itu dilakukan oleh orang
Kristen, namun dalam setiap ruang hidup dimana ia berada. Seorang yang percaya
kepada Kristus tahu bersikap di tengah-tengah tawaran uang atau materi dan
jabatan juga kekuasaan yang ingin membeli kebenaran. Ia tidak mudah dipengaruhi,
menolak berpihak pada hal-hal yang mengorbankan hak orang lain karena ada
kekayaan yang ditawarkan padanya. Seorang Kristen dapat menjaga hidupnya untuk
tetap setia pada kehendak Tuhan. Karena itu, mengawali hidupnya setiap hari
dengan berdoa.
Doa: Tuhan, mampukan kami untuk
andalkan doa saat bersaksi. Amin
Sabtu, 28
Januari 2022 Keluaran 20 : 16
Bersaksi Dusta Menghancurkan
Relasi
Sejumlah masalah di pengadilan menjadi sangat lama penyelesaiannya.
Salah satu faktor penyebabnya yakni kebutuhan terhadap kesaksian yang benar
dari para saksi. Pentingnya kesaksian yang benar nampak pada hukum di Indonesia
pada pasal 174 KUHAP yang menyatakan bahwa apabila keterangan saksi di sidang
disangka palsu, hakim ketua sidang memperingatkannya dengan sungguh-sungguh…dan
mengemukakan ancaman pidana yang dapat dikenakan kepadanya apabila ia tetap
memberikan keterangan palsu. Keterangan palsu atau saksi dusta merupakan
perbuatan yang tidak bermoral. Sejarah perjalanan bangsa Israel, juga
berlangsung dengan berdasar pada prinsip dan mekanisme hukum. Larangan jangan
mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu merupakan salah satu perintah yang ada
dalam 10 Hukum Taurat. Perintah yang ke-9 ini ikut menegaskan hubungan antara
Tuhan Allah dan bangsa Israel sebagai hubungan yang sakral. Bangsa Israel telah
dipilih oleh Allah, karena itu mereka harus setia kepada-Nya. Kesetiaan itu
berwujud pula dalam relasi di antara umat yang satu dengan yang lainnya. Jika
perintah atau larangan ini tidak dipatuhi, maka kekacauan hidup dan penderitaan
akan dialami. Bersaksi dusta tentunya akan menimbulkan kesusahan bagi orang,
kelompok atau pihak lain. Orang yang mengucapkan saksi dusta tidak peduli pada
kehidupan orang lain, mereka hanya memikirkan uang, materi dan kekayaan yang
bisa diperoleh atau keinginan-keinginan diri lainnya. Seorang warga bina di
rutan mengatakan : “saya tidak tahu berapa lama saya di sini dan apakah saya
akan mendapatkan masa hukuman bertambah ataukah saya sudah bisa bebas. Sebab
mereka berusaha untuk menyusahkan diriku dengan menyampaikan hal-hal yang tidak
benar di pengadilan”. Hal seperti ini sebenarnya tidak boleh terjadi dalam
kehidupan kita sebagai orang Kristen. Bersaksi dusta menunjukkan kelemahan iman
dan hidup dikuasai oleh roh-roh duniawi. Hidup bersesama juga mestinya
berlangsung dalam keadaan yang saling menopang dan menghidupkan.
Doa : Tolonglah kami Tuhan dengan kuasa Roh-Mu, supaya kami tidak bersaksi dusta. Amin.
Minggu,
29 Januari 2023 Matius 5 : 1 - 12
Jadilah Gereja Yang Paham Akan Kebahagiaan Di Dalam Tuhan
Konsep Kristen tentang berbahagia berbeda dengan
konsep kebahagiaan tawaran dunia. Kekuasaan dan status sosial, tidak serta
merta memberi kebahagiaan sempurna dan kekal. Bahagia
yang dimaksud adalah seruan iman bahwa hidup yang berkenan pada Allah adalah hidup
yang bersandar pada-Nya. Kebahagiaan murid-murid Tuhan yang diperoleh bukan
dari terpenuhinya aneka kebutuhan sehari-hari, melainkan menggunakan segala
sesuatu secara proposional dan terarah kepada kebahagiaan kekal bersama Allah.
Maka bagi yesus kebahagiaan sejati adalah pemberian Allah kepada mereka yang
memiliki sikap hidup benar dan tidak mengikatkan diri pada harta duniawi
melainkan pada harta sorgawi. Khotbah
Yesus di Bukit berisikan pernyataan dari prinsip-prinsip kebenaran Kerajaan
Allah yang menuntun pada kebenaran sesungguhnya. Mereka berbahagia bukan karena
sebuah jabatan atau uang semata. Kebahagiaan
adalah kemampuan memaknai setiap kondisi dan situasi,
baik ataupun tidak baik keadaannnya. Karena itu
Yesus menyebut bahwa orang
berbahagia adalah mereka yang bukannya hidup enak, senang, kaya, banyak uang
atau lainnya, tetapi mengalami penghinaan,
cemoan dan lainnya. Konsep kebahagiaan orang Kristen didasarkan pada kemampuan
untuk mengalami, menjalani, memaknai dan menerima kenyataan hidup. Ajaran tentang kebahagiaan sejatinya merupakan ajakan untuk hidup
seturut
kesetiaan Yesus di tengah
penderitaan, situasi yang tidak nyaman dan
penghinaan. Hendaklah kiranya kita
tetap tekun dan setia pada jalan Yesus. Berbahagialah mereka yang
bergerak bersama Tuhan dan setia di jalan-Nya dan oleh
sebab itu
gereja pasti menjadi kuat.
Doa: Tuhan
kami mau hidup dalam kebahagiaan-Mu. Amin.
Senin, 30 Januari 2023 Yesaya 48 : 17 - 19
Tuhanlah Sumber Kebahagiaan Yang Sejati
Bagaimana orang buta menuntun orang tuli, tentu sama-sama mengalami kesulitan
tiba di tujuan. Pertanyaannya,
apa yang membuat mereka dapat tiba di
tujuan? Mereka perlu memiliki perasaan yang sama, ketaatan
bersama, tidak saling menyalahkan juga tidak
marah-marah. Kepekaan dan
kebersamaanlah
yang memungkinkan mereka dapat mencapai tujuan, walau
tidak melihat dan mendengar. Kita juga ttidak mungkin melihat wajah Allah
secara langsung atau muka dengan muka. Namun, ketika mengetahui bahwa Dia adalah
Allah yang menuntun kita pada jalan hidup yang benar, maka dialamilah rasa
senang. Firman, ajaran dan peraturan-Nya adalah penuntun di jalan yang harus
ditempuh orang beriman. Berilah hidup dituntun Tuhan, kita akan mengalami damai
sejahtera bagaikan sungai yang tidak pernah kering. Bukan saja itu, kebahagiaan
melimpah bagaikan gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, menjadi
bagian hidup kita. Pilihlah jalan Tuhan, yakni kasih setia dan kebenaran serta
berpeganglah pada kehendak-Nya. Hindarilah untuk memilih jalan sendiri atau
tidak mau dihentar Tuhan, Hidup ini milik Tuhan dan Dialah suumber kebahagiaan,
bukan materi, kepintaran, kuasa, jabatan dan yang lainnya. Kebahagiaan dan
damai sejahtera tidak bisa ditukar atau dibeli dengan apa pun sebab semua itu
adalah anugerahTuhan bagi mereka yang berkenan pada-Nya. Ingatlah bahwa
kebahagiaan dan damai sejahtera sejati adalah milik Yang Mahakudus, Tuhan Penebus. Dia akan menganugerahkannya bila
kita hidup menurut jalan yang dikehendaki-Nya. Keturunan kita akan seperti
pasir dan anak cucu bagaikan kersik (kerikil halus) banyaknya serta tidak akan
dilenyapkan atau ditiadakan di hadapan Tuhan.
Doa: Tuhan
berilah kepada kami hati yang taat kepada-Mu. Amin.
Selasa,
31 Januari 2023 Amsal 13 : 21 - 22
Kebahagiaan Orang Baik
Hendaklah
kiranya bulan pertama di tahun ini, kita akhiri dengan suasana batin yang
bahagia. Semoga kita telah menjalani hidup sebagai orang benar dan bukan orang
berdosa. “Benar” berarti apa yang dikenan oleh Tuhan. Sedangkan orang benar
(=baik) dipahami sebagai mereka yang hidup sesuai dengan perintah dan pengajaran Tuhan. Kasih
dan kesetiaan adalah dua hal penting yang terdapat dalam perintah dan
pengajaran Tuhan. Atas dasar itu dikenal pula sebutan hidup benar yang
maksudnya adalah memperlakukan orang lain dengan adil dan jujur. Bila kita
hidup tidak sesuai dengan pengertian yang telah dikemukakan, maka itu sama
artinya dengan menjadi orang berdosa. Orang berdosa adalah mereka yang
berpaling dari Tuhan atau tidak mau menaati pengajaran-Nya. Orang seperti ini
yang dalam kitab Amsal disebut dengan sebutan “orang bodoh”, sebab dosa mereka
menuntun kepada kebinasaan atau malapetaka. Tak ada satu hal pun yang
tersebunyi bagi Tuhan. Mari renung hidup dalam keteduhan batin seraya mengingat
hari-hari yang telah dijalani dan bersyukurlah sebab Tuhan baik. Bermohonlah
kepada Tuhan yang baik itu agar berkenan mengampuni kebaradaan yang salah.
Mintalah pengertian dari-Nya agar pikiran dan perasaan yang menekan jiwa
menjadi berlalu sebab semuanya dapat dimaknai. Bukalah hati dan ungkap rasa
sambil berseru meminta Ia memberkati semua yang telah dikaryakan. Pandanglah
hari esok atau bulan baru dengan tetap berpengharapan pada Tuhan, Raja segala
zaman. Dia pasti membenarkan kita sehingga menjadi layak mengalami hidup yang
berbahagia. Berbahagialah, karena dalam kebenaran-Nya, kita diperkenankan
menjalani hidup sebagai orang benar yang dapat meninggalkan warisan bagi anak
cucu. Keturunan kita pasti terus berlanjut di bumi ini, mereka akan hidup dalam
kelimpahan kekayaan baik rohani maupun materi.
Doa:
Tuhan, kami
bersyukur sebab Engkau telah merahmati hidup ini dan melayakkan kami mengalami
kebahagiaan sebagai orang benar. Amin.