Selasa, 01 November 2022 Roma
12
: 17 - 21
Balaslah Kejahatan Dengan
Kasih dan Damai
N |
elson Mandela adalah presiden
kulit hitam pertama di Afrika Selatan. Ia
pernah dipenjarakan dan sering disiksa oleh seorang sipir bahkan digantung
terbalik sambil dikencingi oleh petugas tersebut. Fakta hidup yang memprihatinan ini dialaminya saat belum terpilih
menjadi presiden. Sesudah
dibebaskan
dan terpilih menjadi presiden, ia menyuruh ajudannya mencari sipir tersebut.
Sipir itu ketakutan dan berpikir Mandela akan membalas dendam dengan menghukum
balik. Tetapi apa yang terjadi? Ternyata malah sebaliknya, dengan tulus Mandela
justru mengasihi dan mengampuni sipir tersebut sambil berkata, ‘hal pertama
yang ku lakukan ketika menjadi presiden adalah memaafkanmu.” Perlakuan buruk pernah juga dialami oleh umat Tuhan di
Roma. Mereka hidup di antara orang-orang
yang tidak mengenal Kristus. Orang
Kristen dibenci serta mengalami banyak penghambatan. Karena itu, Rasul Paulus
dengan lembut mengingatkan orang-orang Kristen di Roma untuk tetap mengasihi
dan hidup berdamai dengan mereka yang membenci kekristenan. Manusia tidak mempunyai
hak untuk menghakimi sesamanya ataupun
membalas kejahatan orang lain. Urusan
pembalasan adalah hak Tuhan. Mengasihi dan hidup berdamai dengan orang yang
melakukan kejahatan bukanlah hal yang mudah. Namun itulah tugas dan tanggung
jawab orang percaya. Kebencian adalah salah satu wujud kejahatan, sehingga perlu
dibalas dengan kasih dan damai. Membalas
kejahatan dengan kasih dan damai bermakna kebaikan, bukan kebodohan atau
kekalahan. Allah telah lebih dahulu mengasihi dan mendamaikan kita. Kasih dan damai
harus diwujudkan dalam kata dan tindakan di tengah keluarga, gereja dan
masyarakat bahkan kepada mereka yang membenci kita. Sekalipun sulit, mintahlah
Roh Kudus untuk menuntun dan menolong di dalam kelemahan agar dilayakkan melakukan kehendak-Nya. Teruslah mengasihi dan
hidup berdamai dengan semua orang, Tuhan memberkati kita.
Doa: Ya Tuhan, mampukan kami untuk selalu mengasihi walau
dibenci. Amin.
Rabu, 02 November 2022 2 Korintus 13 : 11 - 13
Hidup yang Berdamai
M |
arthin Luther King Junior adalah seorang pendeta dan pejuang kedamaian yang pernah mendapatkan nobel perdamaian. Pidatonya yang terkenal I have a dream menggambarkan sebuah harapan akan kehidupan yang penuh kedamaian serta setiap orang memiliki hak yang sama sebagai saudara. Paulus pun menutup suratnya yang terakhir sebelum kunjungannya yang ketiga kali di jemaat Korintus dengan salam dan beberapa nasihat serta berkat bagi Jemaat di sana. Nasihat disampaikannya untuk memotivasi jemaat di Korintus agar menjadi sempurna sebagai orang yang telah hidup dalam Kristus. Mereka harus tetap bersukacita dalam segala penderitaan ataupun penganiayaan karena Kristus dan bertumbuh bersama dalam kasih. Keutuhan jemaat harus dipelihara dengan cara berusaha agar tetap sehati dan sepikir di dalam Kristus serta hidup di dalam damai sejahtera. Cara demikian membuat mereka terhindar dari perpecahan, perselisihan, iri hati ataupun kepentingan diri sendiri. Hubungan kasih di antara mereka tak boleh menjadi renggang. Allah pasti berkenan dan memberkati usaha mereka untuk memelihara hidup dalam kedamaian. Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus adalah rumusan berkat yang disampaikan Paulus kepada jemaat di Korintus. Kita tentu tak dapat memungkiri bahwa dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat dan berjemaat pasti dijumpai adanya perbedaan. Perbedaan haruslah dihadapi dan diselesaikan dengan sukacita (kepala dingin) agar terpelihara kasih persaudaraan. Kita juga diingatkan bahwa memelihara hubungan damai bukan saja berlangsung dalam komunitas Kristen tapi dimanapun orang percaya berada. Panggilan untuk menyatakan hidup yang penuh damai sejahtera berlangsung kapan dan di mana saja. Tentu bukanlah hal yang mudah untuk melakukan panggilan ini. Namun Paulus kembali mengingatkan bahwa ketika kita melakukan apa yang dikehendaki Allah, maka penyertaan-Nya pasti dinyatakan.
Doa: Ber ikanlah kami sehati dan sepikir untuk hidup yang penuh damai. Amin.
Kamis, 03 November
2022 1 Tesalonika 5 : 12 - 13
Topanglah Mereka yang
Melayani
H |
idup dalam kasih dan damai adalah salah satu nasihat yang disampaikan oleh Paulus sebagaimana tersebut dalam nas hari ini. Paulus mendorong orang-orang di Tesalonika untuk hidup dalam kehidupan yang seharusnya dilakukan oleh umat percaya dalam menanti kedatangan Tuhan. Ia meminta serta menunjukkan kewajiban bagi orang-orang percaya di Tesalonika untuk menghormati orang yang telah memimpin di dalam Tuhan, sebab mereka telah bekerja keras. Bekerja keras yang mengacu pada kerja yang dilakukan dengan penuh ketekunan dimana mereka melakukan semua hal dan mengorbankan waktu serta diri sendiri. Mereka melayani serta menuntun umat untuk hidup berpadanan sebagai orang-orang yang telah diselamatkan dalam Kristus (ay.9). Karena itu orang-orang percaya ditegur dengan penuh kasih jika kedapatan melakukan yang tidak tertib/benar. Sebab pemimpin yang bertanggung jawab tentu ia akan bersikap demikian. Bukan supaya untuk mencari kehormatan karena pelayanan ataupun kerja keras yang telah dilakukan. Namun supaya keutuhan jemaat dapat terpelihara dengan saling mendukung satu dengan yang lain agar Kristus dimuliakan dalam sikap dan tindakan mereka sehari-hari. Karenanya Paulus mengharapkan mereka supaya mendukung tugas dan panggilan para pemimpin mereka dengan penuh kasih sebagai orang-orang percaya untuk hidup selalu dalam damai seorang dengan yang lain. Keluarga yang baik dapat terwujud bila pemimpinnya baik dan anggotanya saling mendukung serta memeilhara hidup damai. Semua orang menghindari kekacauan yang dapat memecahkan kehidupan bersama. Setiap kita pun diberi tanggung jawab untuk mendukung aktifitas pelayanan yang berlangsung dalam kehidupan berjemaat. Hal lainnya adalah memeilihara hubungan baik di keluarga dan bermasyarakat dengan saling mendukung dalam kasih agar tercipta kehidupan yang harmonis, penuh damai.
Doa: Tolong kami Tuhan, untuk saling mendukung satu
dengan yang lain. Amin.
Jumat, 04 November 2022 1 Korintus 13 : 1 - 13
Tanpa Kasih, Karunia pun Tak
Bernilai
U |
mumnya dipahami bahwa di balik setiap tindakkan yang manusia lakukan,
pasti terdapat motivasi dan tentu berbeda-beda adanya. Namun
dalam kekristenan, setiap tindakkan harus didasari oleh motivasi yang sama yaitu kasih. Karenanya
sejak kecil kita didorong dan diajarkan untuk selalu menunjukkan kasih, baik
itu kepada orangtua, sekitar (alam), para sahabat, dan terutama untuk Tuhan.
Kasih adalah sesuatu yang mutlak ada dalam kehidupan orang percaya. Kasih bukan
hanya sekadar ciri kekristenan tetapi adalah jati diri orang Kristen. Mengapa demikian? Sebab Allah adalah kasih dan kasih-Nya itu
telah diwujudnyatakan dalam Yesus Kristus dengan keteladanan yang patut
dicontohi. Paulus mengingatkan orang-orang Kristen di Korintus menyangkut
keberadaan mereka sebagai milik Kristus dan hidup dalam Kristus. Sehingga Paulus menekankan tentang
kasih sebagai jati diri mereka. Sebab orang-orang di Korintus, selalu
membanggakan karunia-karunia, iman, pengetahuan, serta amal/perbuatan baik yang
mereka miliki. Paulus memperingatkan mereka bahwa tanpa kasih, maka karunia
yang paling mulia sekalipun tidak akan ada nilainya. Sebab karunia yang
diberikan oleh Allah adalah untuk membangun jemaat dan jika tanpa kasih maka
semua yang mereka miliki hanyalah akan menghancurkan persekutuan jemaat. Kasih ibarat lem yang merekatkan, sebab tanpanya rupa-rupa karunia akan berdiri
sendiri hanya untuk kepentingan pribadi dan tak ada nilainya. Orang
hanya akan menyombongkan atau
membanggakan
diri dengan karunia ataupun kebaikan yang ia lakukan. Kasih
membuat orang percaya sadar bahwa apa yang ia miliki adalah karena Tuhan. Karena itu Paulus
ingin mengingatkan kita bahwa semua talenta, karunia dan apapun yang dilakukan dalam hidup haruslah
berlandaskan pada kasih. Bila kasih
menjadi dasar segala hal, maka apapun yang kita lakukan dalam kehidupan
keluarga, jemaat dan masyarakat pasti bermakna serta menjadi kemuliaan bagi
Tuhan.
Doa: Tolong kami Tuhan, untuk hidup dalam kasih yang sejati. Amin.
Sabtu, 05 November 2022 Efesus 4 : 2 - 3
Berpadanan Dengan Panggilan
Kristus
P |
enerimaan seseorang untuk menjadi anggota persekutuan tertentu ditentukan oleh persyaratan yang berlaku. Misalkan saja gank-gank artis yang sedang menjamur yang dapat kita lihat di semua media sosial. Tidak semua artis dapat tergabung dalam gank tersebut. Semua orang tidak dapat dengan serta merta bisa bergabung dalam komunitas tertentu. Sebab untuk menjadi anggota dalam gank atau komunitas tersebut tentu ada syarat atau kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh anggota-anggotanya. Nas hari ini mengisahkan upaya Paulus untuk menjelaskan kepada jemaat di Efesus agar mereka hidup dalam Kristus. Jemaat di Efesus harus memiliki sifat rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Mereka diminta untuk dapat menunjukkan kasih Kristus dalam wujud tindakkan kebaikan. Sifat yang demikian membuat seseorang akan mengenal tentang dirinya sendiri sebagai milik Kristus. Demikianlah ia mengikuti (berpadanan) teladan Kristus dan hidup dalam terang tuntunan Allah. Orang tidak akan hidup sombong atau berbangga diri dengan yang dimilikinya, juga akan marah pada tempat dan saat yang tepat serta dapat mengendalikan dirinya. Jemaat Efesus juga diharapkan memiliki kesabaran, yakni sanggup menahan hinaan ataupun sakit hati dan mampu menunjukkan kasihnya kepada siapa saja tanpa memandang muka (orang yang tidak disukai sekalipun). Dengan demikian orang percaya dapat memelihara akan kesatuan jemaat dengan ikatan damai sejahtera. Pesan ini juga dialamatkan kepada kita. Kita adalah orang yang hidup di dalam Kristus dan dituntut untuk memelihara kesatuan tubuh Kristus. Pelharalah keutuhan suami-istri, orang tua-anak, berjemaat dan bermasyarakat. Artinya orang Kristen harus menerapkan sikap rendah hati, kelemahlembutan, sabar serta menunjukan kasih kepada siapapun dalam saling membantu. Sehingga hubungan dalam keluarga, jemaat dan masyarakat dapat tetap terjaga, dan hidup harmonis penuh kasih dan damai.
Doa: Berilah kami hati yang merendah dan sabar untuk nyatakan kasih. Amin.
Minggu, 06 November 2022 Matius 25 : 31 - 46
Layanilah Seorang
Akan
yang Lain
M |
elayani, melayani lebih sungguh. melayani, melayani lebih sungguh. Tuhan lebih dulu melayani kepadaku, melayani, melayani lebih sungguh. Sepenggal bait lagu melayani ini mengingatkan bahwa Tuhan sendiri telah melayani kita dengan memberi diri-Nya disalibkan dan mati untuk menebus dosa manusia. Pertanyaannya adalah bagaimana cara kita melayani Tuhan dan membalas segala kebaikann-Nya bagi kita sebagai orang-orang yang di kasihi-Nya? Serta mampukah kita melakukannya lewat tingkahlaku dan perbuatan? Bacaan kita Matius 25:31-46 mengatakan bahwa pada saatnya, Ketika Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya maka, semua bangsa akan dikumpulkan dan mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang dilakukan selama berada di dunia ini. Siapa yang berbuat baik ia akan disebut anak-anak domba dan yang tidak melakukan kebaikan akan dikelompokkan sebagai anak-anak kambing Keduanya akan dipisahkan satu dari yang lainnya. Domba akan menjadi kesayangan dan diberi tempat yang layak bersama dengan gembala-Nya. Sedangkan kambing akan dibinasakan karena perbuatan-perbuatan yang tidak benar. Hal ini berkaitan dengan sepenggal bait melayani tadi, bahwa Tuhan sendiri mengatakan perbuatan-perbuatan baik yang kamu lakukan dengan melayani sesamamu itu berarti kamu telah melakukannya bagi-Ku. Maka melayanilah seorang akan yang lain, melalui perbuatan-perbuatan baik, kapan dimana saja serta dalam keadaan bagaimanapun. Memperlakukan orang lain dengan kasih, saling berbagi dan menolong sebagai sesama. Semua hal yang dilakukan kepada sesama memiliki kesamaan arti dengan melakukan bagi Tuhan. Yakinlah bahwa ketika hari penghakiman tiba, kita akan menjadi domba-domba yang dipisahkan dari kambing dan akan bersama-sama dengan Tuhan di dalam tempat yang telah disediakan-Nya.
Doa: Tuhan mampukan kami untuk saling
melayani sebagai sesama. Amin.
Senin, 07 November 2022
Roma 14 : 17 - 18
Mewujudkan Sikap
dan Perilaku
yang Benar
H |
idup untuk makan atau makan untuk hidup? Sebuah pilihan yang yang mudah untuk diucapkan namun tidak demikian dalam pelaksanaannya. Semoga tak berkelebihan bila dikatakan bahwa ada sebagian orang yang agaknya memilih hidup untuk makan dan bukannya makan untuk hidup. Mereka yang memilih hidup untuk makan dapat saja disebabkan baik oleh kemalasan, masa bodoh ataupun karena kelebihan materi. Sedangkan orang yang makan untuk hidup adalah mereka yang hidupnya digerakkan oleh prinsip kecukupan, perjuangan dan kemanfaatan. Mereka yang berkekurangan ada pula yang memiliki prinsip makan untuk hidup, sehingga harus bekerja keras agar bisa makan dan minum. Makanan diperlukan agar tetap bertahan hidup dan berjuang. Jangankan makanan enak makan apa adanya saja sudah bersyukur. Bacaan kita hari ini Roma 14:17-18, mengatakan bahwa perihal kerajaan Allah bukanlah soal makan dan minum melainkan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Sebab barang siapa yang melayani Kristus dengan cara ini ia berkenan kepada Allah dan dihormati oleh manusia. Bagian Firman ini mengingatkan kita bahwa persoalan masuk ke dalam kerajaan Allah adalah bukan persoalan siapa yang dapat makan dan minum atau tidak mendapatkannya. Namun persoalannya adalah bagaimana kita mewujudkan sikap dan perilaku yang benar, yang menghadirkan damai sejahtera bagi orang lain melalui tuntunan Roh Kudus. Dengan demikian kita telah melayani Kristus sendiri dengan segala perbuatan baik yang dilakukan untuk sesama. Perbuatan-perbuatan baik itulah yang akan membawa kita kepada hidup yang kekal bersama Kristus dalam kerajaan-Nya yang kekal. Makanan dan minuman diperlukan manusia dan oleh sebab itu haruslah diusahakan dan dimanfaatkan dengan kebenaran. Usahakanlah hal apapun dan memanfaatkannya dengan cara yang benar agar damai sejahtera serta sukacita dialami serta dihormati manusia juga berkenan pada Allah.
Doa: Tuhan
tolonglah kami untuk mewujudkan hidup yang benar. Amin.
Selasa, 08 November
2022 1 Raja-Raja 17 : 7 - 16
Memberi Dari Kekurangan
M |
emberi dari kekurangan adalah tindakkan iman yang tidak banyak dari kita sebagai orang percaya mampu melakukannya. Keadaanlah yang membentuk seseorang berpikir dua kali untuk memberi dari kekurangannya bagi orang lain.”Kalo beta kasih par dia lalu nanti beta deng beta ana-ana makang apa?”. Hal ini berbeda dengan cerita seorang janda di Sarfat. Ia mampu memberi dari kekurangan kepada orang asing yang baru saja ditemuinya. Janda ini berani mengambil risiko dengan memberi makan kepada Elia karena ia mempercayai perkataan sang nabi. Sedikit tepung dan minyak yang masih dimilikinya tidak akan habis. Ketersediaan tepung dan minyak yang tinggal sedikit menjadi permulaan baru. Tuhan menjamin kelangsungan hidup mereka. Tak ada yang mustahil jika Tuhan berkehendak. Segenggam tepung dan sedikit minyak di buli-buli yang hanya dapat menjamin hidup mereka sampai besok saja ternyata rela dibagikannya. Janda ini memberi dari kekurangan karena ia percaya pada perkataan Tuhan. Memberi tak akan berakibat pada habisnya sedikit yang masih tersisa, justeru sebaliknya. Memberi mengubah yang sedikit menjadi tak kehabisan. Janda ini percaya bahwa hidup mereka tidaklah ditentukan oleh tepung dan minyak yang masih tersisa sedikit atau harta benda yang dimiliki. Kemurahan Tuhan-lah yang menentukan kelanngsungan hidup di dunia ini. Mereka yang bergantung pada kemurahan Tuhan tak pernah enggan memberi walau ajal sudah menjelang. Memberi dari kekurangan mengubah ancaman kematian menjadi peluang kehidupan. Tak berkesudahan kemurahan Tuhan bagi semua orang yang rela memberi dari apa adanya. Berusahalah untuk memberi dari apa adanya, saat “banyak” ataupun “sedikit”.
Doa: Tuhan mempukan kami memberi dari kekurangan. Amin.
Rabu, 09 November 2022 1 Raja - Raja
17 : 17 -
24
Tak Berkesudahan Kuasa dan Kemurahan Tuhan
C |
erita tentang janda di Sarfat terus berlanjut. Kuasa dan kemurahan Tuhan dinyatakan bukan saja melalui kisah ketersediaan makanan yang tidak habis, tetapi juga saat Elia menghidupkan anak janda Sarfat yang telah meninggal. Masalah kekurangan makanan yang digumuli janda ini sudah teratasi tetapi ia harus berhadapan lagi dengan kenyataan anaknya sakit bahkan meninggal. Silih berganti masalah hadir dan mengguncang hidup perempuan janda ini dengan hebatnya. Kelaparan sudah diatasi tetapi kematian anaknya tak mampu dihindari. Ia mengeluh dan bertanya serta mengingat kesalahan yang pernah dilakukannya, tapi tak berdaya mengatasi kemelut hidup. Kematian sudah merenggut hidup anak satu-satunya. Saat hidupnya berguncang, Allah hadir untuk menyatakan kuasa dan kemurahan-Nya. Kelaparan, penyakit bahkan kematian tidaklah membuat berakhir kuasa dan kemurahan Tuhan. Elia mengambil anak yang telah meninggal itu dari pangkuan ibunya. Tindakkan kenabian ini melambangkan kepedulian dan kerelaan Allah untuk mengambil alih derita dan gumulan dari manusia yang sudah tak berdaya lagi. Dia-lah Tuhan Allah kita yang berkuasa atas hidup dan mati. Ia senantiasa bekerja menyatakan kuasa dan kemurahan-Nya dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Tuhan-lah pemilik hidup yang berkuasa menghidupkan walau sudah mati. Percaya dan berharaplah pada Dia, Tuhan yang berkuasa mengatasi kelaparan, menyembuhkan penyakit bahkan menghidupkan walau sudah mati. Bergantunglah pada-Nya sebab orang mati saja dapat hidup kembali apalagi yang masih hidup. Kuasa dan kemurahan-Nya tak berkesudahan bagi mereka yang percaya dan hidup saling memberi.
Doa: Kiranya kuasa dan kemurahan-Mu
selalu menghidupi kami. Amin.
Kamis, 10 November
2022 2 Raja - Raja 5 : 1 - 7
Alat Kecil di Tangan Tuhan
K |
ita sering menilai orang dari pekerjaan yang mereka lakukan entah itu sebagai tukang ojek, penyapu jalan, tukang becak, pembantu rumah tangga, pelayan restoran dan masih banyak lagi. Seolah-oleh mereka adalah orang-orang kecil yang tidak perlu kita hargai. Padahal pekerjaan yang mereka kerjakan adalah pekerjaan mulia yang berdampak bagi kehidupan kita. Kisah Naaman seorang panglima perang yang sangat dipercaya oleh tuannya mengalami sakit kusta yang sangat parah. Istri Naaman memiliki seorang pelayan wanita yang merupakan tawanan dari Israel. Pelayan wanita ini berkata kepada nyonyanya agar membawa Naaman menghadap seorang nabi di Samaria untuk disembuhkan. Saran dari pelayan kecil ini ditanggapi oleh nyonyanya dengan memberi tahu kepada Naaman suaminya. Naaman menghadap raja dan memberi tahu apa yang disampaikan pelayannya itu. Raja menyetujui hal tersebut dan menyuruh Naaman segera pergi ke sana. Apa yang mau kita pelajari dari kisah ini adalah bukan pada Naaman dan raja Aram, tetapi pada pelayan perempuan dari istri Naaman yang ditawan itu. Meskipun dalam penderitaannya ditawan dan dijadikan sebagai pelayan, ia tetap melayani tuannya dengan hati yang bersih. Begitulah sebaiknya hidup ini, dalam kesesakan kita tidak boleh putus asa apalagi membalas kejahatan dengan kejahatan, Jika tetap setia dan percaya kepada Tuhan maka Ia akan memakai kita sebagai alat-Nya untuk mengerjakan kebaikan. Semua orang berharga dan berkenan pada Tuhan sebab Ia tak pernah pilih kasih. Ia terus berkarya untuk mendatangkan kebaikan dan memakai kita sebagai alat di tangan-Nya. Bersyukurlah dan jadilah berarti bagi orang lain.
Doa: Pakailah kami menjadi alat kecil di tangan-Mu Tuhan. Amin.
Jumat, 11 November 2022 2 Raja - Raja 4 : 42 - 44
Bagi Tuhan Tak Ada yang Mustahil
K |
isah Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan pasti tidak asing dalam ingatan kita. Nas hari ini juga mengisahkan cerita yang mirip dengannya. Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul memberi makan seratus orang untuk menyebut kisah ini. Dua puluh roti jelai serta gandum baru cukup untuk memberi makan seratus orang bahkan ada sisanya. Ketika itu bangsa Israel sedang mengalami kesulitan seperti penyakit, kelaparan, dan kematian. Allah menunjukkan kuasa dan kasih-Nya bagi bangsa Israel yang sedang mengalami keterguncangan hidup melalui nabi Elisa. Kebutuhan makanan yang sebelumnya tidak mencukupi menjadi tercukupi bahkan lebih atau ada sisanya. Dua puluh banding seratus menurut pandangan manusia adalah kekurangan. Namun, dua puluh banding seratus dalam karya Allah adalah lebih dari cukup bahkan berlimpah limpah. Keyakinan Elisa terhadap kemahakuasaan Tuhan layak diteladani, Terkadang saat berhadapan dengan kesulitan, kita menjadi orang percaya yang meragukan kemahakuasaan Allah. Melayani orang lain dengan cara memenuhi kebutuhan makan mereka merupakan tindakkan kenabian. Masa hidup yang sulit menyediakan peluang bagi orang untuk mengalami rahmat Allah. Rahmat Allah terkadang tak dapat dialami karena terhalang keraguan dan oleh sebab itu kita perlu menumbuhkan kepercayaan. Percayalah bahwa pertolongan Tuhan pasti dialami saat kita berada di batas kemampuan. Kita terbatas dalam kemampuan, sehingga hanya kepada Allah pengharapan dan permohonan ditujukan. Jalanilah hidup dengan keteguhan percaya dan hadapilah apa pun kenyataannya. Kita dapat saja hidup dengan kekurangan materi namun janganlah kehingan percaya kepada Allah sumber berkat.
Doa: Tolonglah kami Tuhan untuk yakin akan kuasa kasih-Mu. Amin.
Sabtu, 12
November 2022 1
Petrus 4 : 7 - 11
Melayani Sampai Akhir
M |
elayani dipahami dan disebut
penulis surat 1 Petrus sebagai tindakkan yang mencirikan hidup orang Kristen.
Orang Kristen terpanggil untuk melayani sampai akhir hidupnya (ay.7). Tindakkan
melayani dilakukan sebagai suatu keutamaan Kekristenan dalam kaitannya dengan
hal menguasai diri, menjadi tenang dan berdoa. Hidup orang Kristen tak boleh
dikuasai oleh keinginan yang berlebihan atau “liar”, nafsu, amarah, dan
kejahatan. Mohonlah Roh Kudus untuk memberdayakan kita menguasai diri. Biarlah
Roh Kudus yang menguasai dan mengatur seluruh keberadaan kita. Tanpa kuasa Roh
Kudus, hidup akan diombang-ambingkan saat mengalami berbagai tantangan dan
cobaan. Peliharalah ketenangan hidup terutama batin supaya karena hal itu kita
dapat terus berdoa. Hidup orang Kristen menjadi utuh dan berkenan pada Tuhan
bila dijalani dengan penguasaan diri, tenang, berdoa dan melayani karena kasih.
Akta melayani dalam hidup Kekristenan berdasar pada kasih Kristus. Kasih
Kristus-lah yang menggerakkan Kekristenan dan karenanya kita menjadi
bersungguh-sungguh melayani seorang akan yang lain. Kita tidak melayani agar
dilayani atau mencari nama dan memperoleh untung. Akta melayani adalah
panggilan yang tidak dibatasi kepentingan, waktu dan tempat atau keadaan karena
berlangsung selama kita masih menjalani hidup. Melayani karena mengasihi
menutupi banyak sekali dosa dan harus diwujudkan secara konkrit. Memberi
tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut dan berbicara sebagai
orang yang menyampaikan firman Allah. Buanglah dusta dan berkatalah dengan
jujur serta benar. Jalanilah hidup sebagai kesempatan melayani dan bagi Dia-lah
kemuliaan selama-lamanya.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami Amin.
Minggu, 13
November 2022
Mazmur 15 : 1 - 5
Hiduplah Dalam Kekudusan
T |
uhan, siapakah yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? dan diam di gunung-Mu yang kudus? Pertanyaan ini berdasar pada temuan pemazmur terhadap cara hidup orang Israel. Mereka tidak lagi hidup benar di hadapan Allah. Pertanyaan ini dikemukakan secara reflektif dan dimaksudkan sebagai upaya penyadaran. Umat Israel haruslah menyadari kesalahan, mohon pengampunan, bertobat dan hidup berkenan pada Allah. Kemah Allah atau Bait Allah adalah tempat yang dikuduskan dalam tradisi bangsa israel dan oleh karena itu mereka yang ingin datang ke sana haruslah kudus. Hidup umat Allah harus dicirikan dengan berlaku adil, mengatakan kebenaran, tidak menyebarkan fitnah, tidak berbuat jahat terhadap sesama, dan tidak mengambil untung dari orang lain. Pemazmur sesungguhnya sedang mendaftarkan cara orang menaati Tuhan. Semua perbuatan ini didasarkan pada hukum Taurat. Cara-cara ini diperintahkan Tuhan untuk dilakukan umat-Nya demi keadilan dan mencegah terjadinya kemiskinan. Hidup sebagai umat Tuhan haruslah kudus dan kuat atau tidak goyah. Kudus berarti “dipisahkan” atau “disendirikan”. Maksudnya, hidup umat Allah itu sesungguhnya berbeda atau tidak sama dengan mereka yang lain sekalipun berada secara bersama-sama. Kudus menjadi tanda atau ciri pembeda yang membedakan umat Tuhan dengan mereka yang tidak seiman. Jadi sebenarnya hidup dalam kekudusan merupakan panggilan dan proses yang dilalui dengan usaha bersungguh-sungguh. Hidup umat Tuhan sejatinya diorientasikan atau diarahkan pada ketercapaian keadaan menjadi kuat. Persekutuan umat yang kudus harus kuat baik secara iman, sosial maupun ekonomi. Hidup yang kudus ditandai dengan ciri, menaati Tuhan, tak ada pertikaian dan cukup ekonomi.
Doa: Ya Tuhan, layakanlah kami untuk hidup
dalam kekudusan.
Amin.
Senin, 14
November 2022 Bilangan 16 : 1 - 7
Hindarilah Menyelesaikan
Masalah Dengan Kekerasan
P |
emberontakan biasanya lahir dari ketidakpuasan. Korah dan orang-orang Lewi lainnya yang bukan keluarga Harun tidak boleh melakukan kewajiban imam (3:1-10). Mereka memberontak karena ingin memiliki hak khusus imam seperti yang dimiliki anak-anak Harun. Datan, Abiram dan On ketiganya berasal dari suku Ruben. Mereka percaya bahwa semua orang Israel adalah orang kudus (ay.3) dan pantas memiliki hak khusus imam. Rasa tidak puas menyebabkan mereka bersama dengan 250 orang lainnya memberontak kepada Musa dan Harun. Mereka bahkan memfitnah dengan mengatakan bahwa Musa dan Harun meninggikan diri, padahal motif pemberontakan sesungguhnya adalah karena iri hati dan dengki. Apa yang dilakukan oleh Korah, Datan dan Abiram bukanlah sebuah perbuatan yang terpuji. Mereka tidak mampu menjaga kekudusan hidup di hadapan Tuhan. Melakukan hal hal yang bertentangan dengan perintah Tuhan hanya karena ambisi dan kepentingan diri sendiri. Selain itu, memfitnah orang lain untuk membenarkan diri adalah hal yang tidak pantas untuk dilakukan oleh orang yang percaya kepada Tuhan. Tuhan tidak menginginkan kita untuk hidup seperti itu. Terkadang tanpa sadar kita pun bisa jadi seperti Korah, Datan dan Abiram, memberontak kepada Allah dan tidak menjaga kekudusan hidup dihadapan-Nya. Kita memelihara sikap iri hati dan dengki bahkan memfitnah orang hanya untuk kepentingan pribadi. Pesan nas hari ini mengingatkan kita untuk tetap memelihara kekudusan di hadapan Tuhan sehingga berkat-Nya senantiasa mengalir dalam kehidupan dengan limpahnya. Hiduplah kudus dan hindarilah menyelesaikan masalah dengan jalan kekerasan.
Doa:
Tuhan ajarkanlah kami untuk tetap menjaga kekudusan hidup melalui tutur
kata dan perbuatan yang bermakna, Amin.
Selasa, 15
November 2022 Imamat 20 : 1 - 7
Kuduskanlah Dirimu
B |
angsa Israel adalah umat
Allah yang kudus dan kekudusan haruslah diwujudkan dalam hidup mereka. Sejumlah
hukum dan hukuman diberikan agar sebagai umat Allah bangsa Israel tetap setia.
Umat Allah harus mematuhi hukum agar mereka terlindungi dan berbeda dari
bangsa-bangsa di sekitarnya. Hukum bukanlah seperangkat aturan yang kaku,
menekan dan membebani karena bermakna melindungi, membedakan atau menjadi
identitas, dan alat kontrol diri. Hukum melindungi umat Allah dari kebinasaan
atau hukuman karena terjatuh ke dalam pencobaan dan melakukan tindakkan yang
tidak dikehendaki Tuhan. Tuhan tidak pernah menghendaki umat Israel untuk
menyembah dewa Molokh. Orang kudus tak pernah berpaling untuk menyembah Allah
lain, kecuali Dia di dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus. Kuasa-Nya melebihi kuasa
apapun yang ada di dunia misalnya, dukun, orang barobat, orang cari tahu,
suanggi atau kuasa kegelapan. Ingatlah bahwa semua orang yang berpaling untuk
menyembah kuasa lain selain kuasa Allah pasti binasa. Kuduskanlah dirimu dan
jadilah berbeda dengan dunia ini dengan cara tetap menyembah Allah di dalam
Kristus dan Roh Kudus. Dia-lah Tuhan pencipta dan pemelihara yang menghendaki
agar umat-Nya hidup dalam ketaatan. Camkanlah pula bahwa setiap tindakkan yang
dilakukan pasti ada dampaknya. Perbuatan baik mendatangkan berkat sedangkan
yang jahat mengakibatkan hidup mengalami malapetaka dan kebinasaan. Ujilah
segala sesuatu dan pilihlah yang berkenan pada Tuhan. Semua hal yang berkenan
pada Tuhan diberkati-Nya. Mereka yang diberkati menjadi berbeda dengan orang
lain. Kuduskanlah dirimu sebab Tuhan Allah kita adalah kudus.
Doa: Ya Tuhan, ajarkanlah kami untuk menjaga kekudusan hidup. Amin.
Rabu, 16 November 2022 2 Korintus 7 : 1
Janji Tuhan dan Hidup Kudus
T |
eks hari ini dimulai dengan paparan Paulus tentang peringatan kepada jemaat di Korintus bahwa mereka telah memiliki janji-janji Tuhan. Janji yang pertama adalah sebagaimana tersebut dalam pasal 6:16. “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.” Janji kedua disebutkan dalam pasal 6:18. “Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan.” Kosekuensinya adalah jemaat di Korintus harus menyucikan diri dari semua pencemaran jasmani dan rohaniagar sempurnalah kekudusan mereka dalam takut akan Tuhan. Tuhan telah menepati janji-Nya, hadir dan menyertai umat-Nya serta menjadi Bapa bagi mereka yang percaya. Hidup kita berlangsung dengan, bersama dan di dalam Tuhan. Kita tak lagi hidup untuk diri sendiri. Hal ini berarti pula bahwa hidup yang kita jalani adalah tanda kehadiran Tuhan. Oleh sebab itu semua kecemaran baik jasmani atau rohani tidak boleh menodai hidup orang Kristen. Selain itu kita tak boleh hidup seakan Allah tiada, sehingga bebas melakukan apapun semau diri sendiri. Bersama Allah kita tenang, tak lagi ragu, kuatir atau bimbang. Dia-lah Bapa yang peduli dan sayang kepada kita anak-anak-Nya. Kita menjalani keberadaan karena kasih sayang Tuhan. Marilah buang kebencian, iri hati, keserakahan, kekerasan, fitnaan, dan cacian. Sempurnakanlah keudusan dalam takut akan Allah. Kita telah menerima janji Allah, maka teruslah hidup dalam kekudusan. Berhentilah membenci dan mulailah mencintai. Berhentilah mencaci dan mulailah menghargai. Berhentilah iri hati dan mulailah mensyukuri. Orang-orang yang telah menerima janji Tuhan hidupnya suci dan sempurna kekudusannya dalam takut akan Allah. Tuhan yang adalah Bapa, menyertai dan memberkati kita anak-anak-Nya.
Doa: Ya, Roh Kudus tuntunlah kami untuk tetap menjaga kekudusan
hidup dalam takut akan Allah. Amin.
Kamis, 17 November 2022 1 Korintus 3 : 16 - 17
Tubuh Menjadi Kudus Karena Roh
Allah
T |
eks hari ini diawali dengan pertanyaan: tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Pertanyaan ini menegaskan cara pandang Paulus yang reflektif dan dinamis. Makna bait Allah sebagai tempat Allah hadir di tengah-tengah bangsa Israel (Hab.2:20) diartikan secara baru. Paulus berpandangan bahwa Allah hidup dalam diri orang-orang Korintus, karena Ia telah memberikan Roh Kudus kepada mereka. Setiap orang dari mereka adalah kudus, seperti Bait Allah dahulu juga kudus karena kehadiran Allah di dalamnya. Gagasan teologi Paulus ini penting, kekudusan sesuatu atau seseorang terjadi karena kehadiran Allah yang adalah Roh. Allah hadir dalam diri setiap orang percaya dan menjadikan mereka kudus. Bila tubuh seseorang adalah bait Allah, maka keberadaannya adalah tanda kehadiran Allah pula. Sama seperti bait Allah itu adalah tempat berdoa dan beribadah, demikian pula diri setiap orang percaya. Di mana orang percaya berada di situ pula Allah hadir. Orang percaya menjadi kudus karena Roh Allah hadir di dalam dirinya. Kita perlu secara terus menerus menyadari bahwa diri atau tubuh setiap orang percaya sangat berharga bagi Allah. Kehilangan kesadaran tentang berharganya diri kita bagi Allah mengakibatkan dilakukannya tindakkan kecemaran. Allah tidak saja hadir di tengah-tengah umat-Nya tetapi dalam diri setiap orang percaya. Ia hadir dengan kuasa, kasih, pertolongan, penghiburan dan berkat-Nya. Allah bukan saja hadir di antara atau bersama umat-Nya, tapi dalam diri kita masing-masing. Jadilah kuat dan tenang serta hadapilah hidup ini dengan apa pun kenyataannya. Kita tidak hidup sendiri tetapi bersama-sama dengan Roh Allah. Tuntunan-Nya menguatkan dan menghibur serta meluputkan dari mara bahaya. Ingatlah bahwa kita adalah ciptaan Allah yang sangat baik. Semua hal yang baik dalam kehidupan manusia dimulai dari diri setiap orang percaya yang tetap memelihara kekudusan.
Doa: Ya Roh Kudus, tetaplah bersemayam di hidup kami. Amin.
Jumat, 18 November 2022 Kolose 1 : 21 - 23
Menjadi Kudus Karena Didamaikan
Kristus
S |
aulus adalah pribadi yang sangat membenci Allah. Kebenciannya tergambar ketika pada suatu masa banyak melakukan aksi kekerasan dan pembunuhan bagi orang Kristen. Namun, Perilaku kekerasan itu didamaikan oleh Allah ketika Saulus berjalan menuju kota Damsyik. Proses pertobatan ini kemudian membuat Saulus bertobat serta menggantikan namanya menjadi Paulus. Hal ini dilakukan oleh Allah dengan tujuan, agar Paulus memiliki hidup kudus di hadapan-Nya, dan menjadi saksi Kerajaan Allah bagi dunia. Proses kehidupan sebagai Paulus dijalani dengan takut akan Allah, meskipun banyak peristiwa yang terjadi dan membuat ia terpuruk semasa pelayanannya bagi Kristus. Pesan ini, berdasar pada bacaan kita dimana Paulus menggambarkan pribadinya sendiri yang dahulu hidup jauh dari Allah, memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran, kini didamaikan melalui tubuh jasmani Kristus dalam kematian. Bersama dengan jemaat di Kolose, kita sebagai orang Kristen masa kini sesungguhnya diperingatkan Paulus untuk tidak hidup menurut dunia yakni berbuat dosa. Kita terpanggil untuk menjalani hidup dengan kesadaran diri, bahwa kenikmatan dunia bukanlah segalanya, tetapi Kristus. Nas hari ini menjadi peringatan agar kita teguh dalam Iman dan tetap berjalan pada pengharapan Injil. Injil Kristus-lah yang menuntun kita untuk terus memahami, bahwa hidup yang dipenuhi dengan dosa telah diperdamaikan melalui tubuh jasmani Kristus dalam kematian-Nya. Kristus menempatkan dan mengubah perilaku kita yang bercela serta bercacat menjadi lebih baik atau kudus di hadapan Allah. Kita yang dahulu jauh dari Allah karena perbuatan yang jahat sekarang menjadi dekat sebab telah didamaikan Kristus. Bersihkanlah hati dan pikiran dari sikap dan keinginan permusuhan. Hiduplah dalam cinta kasih, pengampunan dan damai dengan semua orang. Bersyukurlah senantiasa, sebab hidup kita yang cemar telah didamaikan dan dikuduskan oleh-Nya.
Doa: Bapa bantulah kami untuk menjaga kedamaian hidup. Amin.
Sabtu, 19 November 2022 1
Tawarikh 15 : 11 - 14
Diri Kudus, Allah Dimuliakan
T |
eks ini menyaksikan bahwa akta menguduskan diri berkaitan dengan pelaksanaan peribadatan. Orang yang diizinkan untuk beribadat kepada Allah adalah “orang kudus” atau “orang tahir”. Seseorang menjadi najis karena menderita penyakit tertentu, melanggar aturan, menyentuh mayat dan karena itu tidak diizinkan beribadat kepada Allah. Orang yang telah najis harus ditahirkan dengan cara mempersembahkan kurban, membasuh diri, dan tidak berhubungan seks. Paham “najis tahir” inilah yang menjadi pegangan bagi Daud untuk memerintahkan para Imam dan orang Lewi melaksanakan akta menguduskan diri. Akta menguduskan diri harus mereka lakukan sebelum melangsungkkan pemindahan tabut Tuhan, Allah Israel. Tabut Allah ini berisikan dua loh batu yang diterima oleh Musa di gunung Sinai. Daud pahan bahwa proses menguduskan diri dan kehadiran orang Lewi sangatlah penting. Merekalah yang dipilih Allah untuk mengangkat tabut dan menyelenggarakannya sampai selama-lamanya (lihat ayat 2 dan 13). Paham tentang menguduskan diri bermakna bagi kita sehubungan dengan kesadaran tentang kehadiran Allah, sikap memuliahan Allah dan akta peribadatan. Kesalahan dapat saja kita lakukan selama melakoni aktifitas dalam keseharian hidup. Sadar dan mengakui kesalahan serta mohon pengampunan Tuhan perlu dilangsungkan dengan sungguh-sungguh. Belajar dari kehidupan untuk memperbaiki kesalahan membuka kemungkinan menjalani hidup beriman dengan lebih baik lagi. Kualitas hidup beriman harus terus dipelihara dan ditumbuhkan. Hidup beriman ditandai baik oleh kekudusan diri, meyakini kehadiran Tuhan, gemar beribadat maupun memuliakan Dia dalam segala hal. Mari berusaha melakukan hal apa pun dalam kekudusan atau dengan tidak melakukan kesalahan, menyadari bahwa Tuhan ada bersama kita serta menjalani keberadaan seumpama sedang beribadat agar segala sesuatu menjadi kemuliaan bagi Dia.
Doa: Ya Bapa,
biarlah hidup ini tetap kudus di hadapan-Mu. Amin.
Minggu, 20 November 2022 Mazmur 98 : 1 - 9
Mensyukuri Karya Penyelamatan
Tuhan
M |
azmur
ini diawali dengan seruan: Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan. Bernyanyi
merupakan salah satu ungkapan syukur yang diaktakan bagi Tuhan karena kasih-Nya
besar. “Kasih
Tuhan yang besar” terwujud dalam “perbuatan-Nya yang besar” pula. Pemazmur mengajak umat untuk mensyukuri kebaikan Tuhan di
sepanjang sejarah beriman mereka. Ungkapan “perbuatan-perbuatan ajaib” disebut pemazmur untuk mengingat
kembali apa yang telah dilakukan Tuhan. Tuhan sudah menciptakan langit dan bumi
dengan seluruh isinya, memanggil umat Israel dan menetapkan mereka sebagai
bangsa pilihan. “Perbuatan ajaib” Tuhan telah pula mereka alami saat dibebaskan dari perbudakkan di
Mesir dan dipulangankan dari Babel. Tuhan diyakini sebagai Pencipta dan
Pembebas yang terus berkarya mendatangkan keselamatan bagi umat-Nya dan dunia.
Karya keselamatan Tuhan diyakini berlangsung sepanjang masa, baik kemarin, hari
ini maupun besok. Tuhan-lah Pencipta dan Pemelihara yang berkuasa sejak masa
lampau, kini dan yang akan datang. Karya selamat-Nya tak pernah berakhir,
selalu berlangsung dan oleh sebab itu harus disambut pula dengan nyanyian baru.
Ia terus menerus membarui kehidupan dengan karya selamat-Nya. Orang-orang yang bersyukur
adalah mereka yang menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan dengan sorak-sorai dan
bergembira. Hidup mereka diliputi sukacita dan menjadi sumber kegirangan bagi
sesama bahkan semua ciptaan. Meyakini kasih Tuhan, menjalani hidup dengan
ringan hati dan menuju hari esok dengan tidak kuatir, ragu serta bimbang. Orang
yang bersyukur menghadirkan kegirangan bagi dunia di sekitarnya. Mereka tidak
hidup untuk diri sendiri tapi bagi orang lain serta dunia karena membagi harta
bernilai besar yakni kegirangan. Hidup yang bersyukur akan membuat terbebas
dari sakit hati, galau, pesimis, cemas dan lesu. Bersyukurlah senantiasa karena
kasih-Nya besar.
Doa: Bapa, terima kasih
buat karya keselamatan yang telah kami terima. Amin.
Senin, 21
November 2022
Mazmur 79 : 8 - 13
Allah Penyelamat, Pulihkanlah Kami
P |
emulihan selalu diharapkan oleh mereka yang sedang mengalami masalah atau pergumulan dalam hidup. Harapan akan pemuiihan itu kita jumpai juga dalam nas hari ini. Bani Asaf mengharapkan terjadinya pemulihan dalam kehidupan mereka. Ayat 9 teks ini menyaksikan permohonan mereka: tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu! Bani Asaf menyadari bahwa Yerusalem dihancurkan dan diinjak-injak oleh bangsa asing serta penduduknya ditawan oleh karena nenek moyang mereka telah berdosa kepada Tuhan. Karena itu saat menjalani hukuman di negeri asing, mereka bertobat dan mengharapkan adanya pemulihan. Pemulihan tak akan dialami bila pengakuan tidak dilangsungkan. Diakuilah bahwa mereka pun banyak dosa dan dihukum Tuhan karena bersalah. Pengakuan merupakan kelanjutan dari adanya kesadaran atas kesalahan yang sudah dilakukan. Sadar melakukan kesalahan, mengakui dosa, bertobat, mohon pengampunan dan akhirnya minta Tuhan pulihkan. Setiap orang dapat bersalah, namun tetap terbuka kemungkinan baginya untuk mengalami keselamatan. Keselamatan akan terus Tuhan karyakan bagi umat atau kawanan domba gembalaan-Nya. Tetaplah senantiasa bersyukur dan pujilah nama-Nya yang kudus sebab Ia baik. Berkat Tuhan tersedia bagi semua orang yang mengharapkan pemulihan-Nya.
Doa: Terpujilah Tuhan Penyelamat yang memulihkan kami. Amin
Selasa, 22 November 2022 Mazmur 40 : 5 - 11
Kita Sudah Diselamatkan Tuhan
K |
ita yang sudah diselamatkan Tuhan, terpanggil untuk hidup dengan cara yang unik. Pertama-tama cara yang unik itu adalah hidup dalam kebahagiaan. Kebahagiaan ditandai dengan diletakkannya kepercayaan kepada Tuhan, tidak berpaling kepada orang angkuh dan mereka yang hidup dalam kesombongan. Kebahagiaan atau berkat diberikan kepada mereka yang percaya kepada Tuhan dan tidak angkuh atau sombong. Nas ini menjelaskan ukuran kebahagiaan yang unik dan sederhana sekali. Kebahagiaan ternyata adalah urusan percaya Tuhan dan hidup dengan rendah hati. Inilah yang menjadi keutamaan bagi kita yang sudah diselamatkan Tuhan. Hal lain seperti harta, kecantikan, jabatan, nama besar dan yang lainnya adalah unsur tambahan saja. Kita dimiinta untuk percaya kepada Tuhan, bukan yang lain dan hidup dengan rendah hati. Kedua, menjalani hidup dengan berpegang teguh pada prinsip ketaatan sejati. Mari kita perhatikan dengan cermat ayat 7 nas hari ini. Walaupun kurban adalah bagian yang tetap dalam ibadat di Bait Allah, namun maknanya tidaklah lebih penting dari ketaatan sejati. Ketaatan sejati bukan sekadar upacara keagamaan. Ketaatan sejati adalah perihal hanya percaya kepada Tuhan, menyesali dosa dengan sungguh, dan hidup sesuai kehendak Tuhan. Tanda ketiga orang yang sudah diselamatkan adalah menyaksikan kebesaran Tuhan dalam hidup-Nya. Kiranya kita dilayakkan untuk terus hidup sebagai orang-orang yang telah Tuhan selamatkan.
Doa: Ya Tuhan tolonglah kami agar
mampu hidup sesuai kehendak-Mu. Amin
Rabu, 23 November 2022 Mazmur 40 : 12 - 18
Tuhan itu Besar
M |
azmur 40 memberitakan tentang pengalaman
pemazmur yang mengalami kebesaran Tuhan saat hidupnya dirundung berbagai
masalah. Kebesaran Tuhan justeru dirasakan pemazmur selama menjalani masa hidup
yang sulit. Hidup pemazmur tidaklah mudah karena yang pertama dikepung
malapetaka dan dikejar kesalahan. Kebesaran Tuhan diyakininya dan ia bermohon:
janganlah menahan rahmat-Mu dari padaku, kasih-Mu dan kebenaran-Mu kiranya
menjaga aku selalu! Malapetaka dan kesalahan dihadapi dan diatasinya dengan
memohon rahmat, kasih, dan kebenaran Tuhan. Ia tidak bersungut, tawar hati,
membantah atau mempersalahkan apa-apa serta siapa-siapa. Situasi sulitnya
diatasi dengan mengandalkan kebesaran Tuhan. Rahmat, kasih, dan kebenaran Tuhan
meluputkan pemazmur dari malapetaka dan kesalahan. Kedua, hidup pemazmur menjadi
sukar karena perbuatan orang lain. orang lain merancang kecelakan bagi diri
pemazmur, namun tak berhasil. Ia mengalami hidup yang sulit karena perbuatan
orang lain. Tuhan itu besar dan mendengar permohonan pemazmur untuk membuat
semua orang yang jahat kepadanya malu mundur dan kena noda. Ketiga, pemazmur
mengalami hidup yang sengsara dan miskin. Walau demikian hidupnya, pemazmur
meyakini bahwa Tuhan pasti memperhatikan, menolong, dan meluputkan dirinya
dengan segera. Kita belajar tentang adanya fakta hidup mengguncang. Banyak hal
buruk dapat hadir dan mengguncang hidup silih berganti. Masa hidup yang sulit
tak mudah dijalani tapi dapat teratasi karena Tuhan mendekat dengan kasih-Nya. Ia
menjaga, melepaskan, menolong, memulihkan, dan memperhatikan.
Doa: Ya Tuhan
anugerahkanlah selalu kebesaran-Mu bagi kami. Amin.
Kamis, 24 November 2022 Mazmur 50 : 22 - 23
Hati yang Setia, Bersyukur dan Jujur
B |
acaan hari ini berisi catatan pembetulan terhadap salah paham
umat Tuhan saat mereka mempersembahkan kurban. Mereka berpikir bahwa Allah
memerlukan kurban untuk mendapatkan makanan (lihat pasal 50:8-13). Pandangan
ini keliru dan perlu diperbaiki. Tuhan menghendaki hati yang setia, bersyukur
dan jujur. Mempersembahkan kurban memang merupakan salah satu ketantuan dalam
peribadatan dan karena itu harus dipenuhi. Namun, makna kurban tak boleh
dibatasi secara material semata. Kurban yang dipersembahkan itu justeru
bermakna bila hati orang yang mempersembahkannya “bersih”. Hati yang “bersih”
berdampak positif bagi dimilikinya cara hidup yang benar. Kurban yang
dipersembahkan kepada Tuhan haruslah berasal dari kehidupan yang berkenan pada
Tuhan. Kurban tak boleh dipisahkan dari hidup orang yang mempersembahkannya. Bila
kurban dipersembahkan oleh orang yang hidupnya berkenan pada Tuhan, maka
terpenuhilah maksud ungkapan: ibadah yang sejati. Ibadah yang sejati bersumber
dari hati yang setia, bersyukur dan jujur. Oleh sebab itu hidup yang benar
ditandai dengan perilaku setia, bersyukur dan jujur. Kesetiaan harus diaktakan
dalam hidup ini agar kita terluput dari ancaman atau mengalami penghukuman.
Orang yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, memuliakan Tuhan. Muliakanlah
Tuhan dengan hidupmu dan bersyukurlah senantiasa. Ingatlah siapa yang jujur
jalannya, akan melihat keselamatan dari Tuhan. Kita memang harus mengupayakan
pemenuhan kebutuhan fisik selama hidup di dunia ini. Karena itu peliharalah
hati agar tetap bersih sehingga hidup kita berkenan pada Tuhan.
Doa: Bapa, berilah kepada
kami hati yang setia, bersyukur, dan jujur. Amin.
Jumat, 25 November 2022 Mazmur 18 : 4 - 20
Selamat Melewati Kerasnya Hidup
H |
idup yang keras pernah dialami Daud, yakni saat ia dicengkeram semua
musuhnya dan dikejar Saul. Hidupnya nyaris binasa, tapi Tuhan mendekat,
menolong dan menyelamatkannya. Daud menggambarkan kerasnya hidup yang
menimpanya dengan ungkapan-ungkapan simbolis. Ia “dililit tali-tali maut”,
“ditimpa banjir-banjir jahanam”, “dibelit tali-tali dunia orang mati”, dan
terperangkap dalam “perangkap-perangkap maut”. Masalah memberatkan dan membuat
hidupnya sesak. Daud tidak menyangkali atau menghindar serta melarikan diri dari
masalah tapi mengakui dan menghadapinya dengan cara berseru kepada Tuhan. Ungkapan
berseru kepada Tuhan menegaskan makna yang inspiratif. Pertama, akta berseru
kepada Tuhan mengandung pengertian meyakini dan mengandalkan kuasa Tuhan.
Kedua, berseru berarti pula melepaskan beban yang menekan dari batin agar
kelegaan dimiliki. Masalah atau hidup yang keras bukanlah akhir keberadaan kita
karena kasih Tuhan melebihinya. Kasih-Nya lebih kuat dari kerasnya hidup.
Masalah apa pun dapat dihadapi dan diatasi bila kita meyakini pertolongan
Tuhan. Tuhan akan menolong memberi kekuatan, hikmat dan jalan keluar. Ia
mendengar teriak minta tolong yang disampaikan kepada-Nya. Pemazmur berkata: Ia
membawa aku ke luar ke tempat lapang, Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan
kepadaku. Pengalaman iman pemazmur ini kiranya meneguhkan kita saat menghadapi
kerasnya hidup. Tanggal 25 November setiap tahunnya diperingati sebagai hari
penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Perempuan, banyak juga mengalami
kekerasan, baik fisik, kata, ekonomi maupun seks. Tuhan tak pernah menghendaki
kekerasan, maka kita pun terpanggil untuk menghentikannya.
Doa: Bapa, kiranya kami selamat melewati kerasnya hidup ini. Amin.
Sabtu, 26 November 2022 Mazmur 18 : 31 - 36
“Berhentilah” Sejenak,
Renungkan Penyertaan Tuhan
T |
ak dapat dipungkiri
bahwa pencobaan sering datang silih berganti dalam kehidupan. Kasih dan pemeliharaan
Tuhan dipertanyakan tanpa menghitung betapa banyaknya kemurahan yang tercurah
dalam hidup. Mari kita simak nas hari ini yang adalah Mazmur perenungan diri. Daud
melihat kembali perjalanan hidup yang telah dilaluinya. Ia menyaksikan dan
mengakui bukti penyertaan serta kehadiran Tuhan di sepanjang hidupnya. Ada
baiknya bila kita meneladani sikap iman Daud. Kita telah sampai di penghujung
usbuh ini bahkan bulan November hampir selesai dijalani. Mari “berhenti”
sejenak, merenung dan menghitung hari-hari hidup yang telah dilalui. Ujilah
apakah kita berjalan melewati jalan Tuhan yang sempurna adanya. Berjalan pada
jalan Tuhan berarti hidup dengan mengasihi, rendah hati, sabar, setia, adil,
jujur, benar dan bersyukur. Bila kita masih hidup sampai hari ini, maka
sesungguhnya semua itu hanya karena penyertaan Tuhan. Ia menyertai kita dengan
kuasa, penghiburan, kasih, perlindungan dan berkat-Nya. Sampai sudah sedemikian
jauh kita menjalani keberadaan dalam kesementaraan ini, benarkah janji Tuhan
yang murni itu teguh dipegang? Ia berjanji menyertai dan meluputkan serta
melindungi kita. Kesusahan atau tantangan adalah kesempatan menunbuhkan dan
memperteguh iman. Teruslah berharap pada-Nya sambil mengisi hari-hari hidup
dengan karya dan prestasi. Tuhanlah perisai yang menganugerahkan keperkasaan
sehingga kita menang dalam peperangan melawan, kebodohan, kemiskinan, tipu
muslihat, dusta dan kedagingan. Teruslah jalani tanggung jawabmu dan hadapilah
semua kenyataan dengan pertolongan dan penyertaan Tuhan. Jadilah kuat dan
berpengharapan menuju hari esok yang gemilang.
Doa: Tuhan, kami bersyukur karena Engkau menyertai hidup ini. Amin.
Minggu, 27 November 2022 Maleakhi 3 : 1 - 5
Murnikan Hidup dan
Nantikanlah Kedatangan-Nya
H |
idup telah
Tuhan anugerahkan untuk kita jalani menurut kehendak-Nya. Ia berkehendak agar
kita hidup sebagai orang benar. Orang benar adalah mereka yang taat kepada
segala hal yang Tuhan kehendaki. Kehendak Tuhan sering bertentangan dengan
kesadaran dan cara pikir masing-masing orang. Sama halnya dengan
kondisi yang dialami orang Israel yang baru pulang dari pembuangan di
Babel. Pengalaman penderitaan yang dialami di pembuangan menjadikan banyak dari
antara mereka tidak lagi peduli terhadap kehidupan moral dan iman. Mereka
merasa bukan lagi menjadi umat yang dikasihi dan dipilih Tuhan karena telah
mengalami penderitaan di Babel. Sikap apatis terhadap iman dan moral inilah yang
membuat mereka jauh dari hidup kudus dan murni di hadapan Tuhan. Kondisi hidup
yang demikian tidak lantas membuat Tuhan hadir sebagai Penghancur. Tuhan tidak
ingin menghancurkan umat-Nya yang berdosa ini. Ia ingin umat-Nya bertobat,
meninggalkan ketidak-kudusan dan memurnikan hidup mereka. Itulah sebabnya
kedatangan dan karya Tuhan dikisahkan seperti tukang pemurni logam dan tukang
penatu (ayat 2). Tukang pemurni logam bukan menghancurkan logam, melainkan
memurnikannya. Tukang penatu bukan membakar baju, melainkan mencuci yang kotor.
Memasuki Minggu adven I ini kita diajak untuk lebih mengasah kemurnian
hidup agar mampu meningkatkan dan menjaga kualitasnya. Kita diminta
menyambut kelahiran Yesus dengan menyiapkan hati yang baru. Sambutlah Yesus,
Tuhan dan penyelamat dunia dengan pertobatan dan hati yang murni. Jadilah hamba
Allah dan tetaplah berbuat baik, kasihilah saudaramu dan hormatilah semua
orang.
Doa: Bapa, terima kasih buat karya keselamatan yang telah kami terima. Amin.
Senin, 28 November 2022 Amsal 14 : 31
Memanusiakan Setiap Orang
Lemah
M |
enghina orang lain jelas sama artinya dengan kita menghina Tuhan dan karya-Nya. Bahkan dengan jelas menghina akan pribadi Tuhan sendiri. Amsal 14:31 mengingatkan bahwa kaum lemah orang-orang miskin, orang sakit, orang tertindas, orang terpinggirkan, dan lain sebagainya adalah fokus keprihatinan Tuhan, sehingga setiap sikap kita terhadap mereka Tuhan perhitungkan sebagai sikap kita kepada Tuhan sendiri (menghina Sang Pencipta, atau memuliakan-Nya). Semua bentuk penindasan terhadap kaum lemah adalah tindakan yang tidak manusiawi dan itu adalah perbuatan menghina Sang Pencipta. Memang, tidak sedikit orang yang dengan tulus mengasihi kaum lemah. Orang yang penuh kasih melihat orang lemah sebagai sesama yang rindu dikasihi, dan sungguh berupaya untuk menolong orang-orang lemah. Namun, tidak sedikit juga orang yang melihat kaum lemah sebagai bukan sesama, sebagai bukan manusia, melainkan sebagai peluang untuk dimanfaatkan atau sebagai alat untuk dikorbankan demi keinginan pribadi. Ketika orang lemah dipandang sebagai alat untuk meraih keinginan, mereka dianggap bukan manusia, diperlakukan bagai bukan manusia, hingga mereka seakan menjadi bukan manusia. Namun, ketika orang lemah dilihat sebagai sesama yang rindu dicintai, sikap kepada orang lemah menjadi manusiawi: penuh hormat dan cinta. Ketika orang lemah dimanusiakan, diperlakukan manusiawi, mereka mengalami menjadi benar-benar manusia. Amsal 14:31 mengajak kita untuk tulus menghormati dan mengasihi kaum lemah, memperlakukan mereka secara manusiawi, memanusiakan mereka, dengan demikian kita akan mampu menjaga kualitas hidup satu dengan yang lain.
Doa: Tuhan tolonglah kami, agar selalu memuliakan segala ciptaan-Mu. Amin.
Selasa, 29 November 2022 Keluaran 23 : 10 - 11
Kepedulian Menjamin
Kelanjutan Hidup
M |
anusia diciptakan dengan akal dan kemampuan untuk mengetahui berbagai macam hal. Dunia ini juga diciptakan dengan berbagai hukum serta aturan-aturan yang harus diikuti. Manusia dituntut pula untuk secara sosial mampu bersosialisasi dan menjalin hubungan baik satu dengan yang lain. Selain itu, kita kenal juga hukum Tuhan. Ada hari yang ditetapkan untuk bekerja, ada untuk beristirahat. Adanya peraturan tentu akan membuat kehidupan kita menjadi lebih baik. Keluaran 23:10-11 mengisahkan tentang peraturan yang dikenal dengan sebutan Tahun Sabat. Peraturan tentang Tahun Sabat menegaskan maksud Tuhan untuk ditaati oleh bangsa Israel. Bangsa Israel diperintahkan untuk selama enam tahun boleh menabur di tanah mereka dan mengumpulkan hasilnya, tetapi pada tahun ketujuh, mereka harus membiarkannya begitu saja. Maksudnya adalah agar orang miskin di antara mereka dapat makan, dan yang ditinggalkan itu dibiarkan untuk dimakan juga oleh binatang hutan. Peraturan tentang Tahun Sabat menegaskan paham teologi kepedulian. Kepedulian Allah menjamin kelanjutan keberadaan atau hidup ciptaan-Nya. Orang miskin dipedulikan demkian juga tanah dan binatang hutan. Tindakkan peduli akan keberadaan dan hidup ciptaan Tuhan, amat penting dan karena itu harus diatur dalam suatu peraturan. Peraturan diberikan untuk ditaati agar keberadaan dan hidup dapat berlanjut. Kelanjutan hidup bersama sebagai ciptaan dimungkinkan dengan tindakkan peduli. Alam dilestarikan bukan dikeruk habis-habisan. Orang miskin dikasihi karena kerelaan memberi dari hasil usaha. Binatang terpelihara karena dipedulikan manusia. Kepedulian menjamin kelangsungan keberadaan dan hidup seluruh ciptaan.
Doa: Bapa, mampukan kami untuk peduli agar hidup terus berlanjut. Amin.
Rabu, 30 November 2022
Lukas 7 : 36 -
50
Yesus Peduli dan Dipedulikan
B |
ulan ini kita akhiri dan
syukuri sambil merayakan minggu Advent I. Masa penantian ini berlangsung sejalan
dengan upaya meningkatkan penghayatan iman. Penghayatan iman kita tingkatkan
dengan menyimak makna kisah Yesus diurapi oleh perempuan berdoda, sebagaimana
dikisahkan dalam injil Lukas 7:36-50. Kisah ini menyajikan cerita yang
bertemakan kepedulian timbal balik. Yesus peduli kepada Simon seorang Farisi
dan perempuan berdosa, demikian sebaliknya dipedulikan mereka. Simon mengundang
Yesus untuk makan di rumahnya. Peristiwa ini dapat dipahami sebagai wujud
kepedulian Simon kepada Yesus. Tindakkan Yesus yang hadir di rumah Simon adalah
wujud kepedulian-Nya atas hidup orang itu. Simon peduli dan kepeduliannya
membuka ruang bagi berlangsungnya kepedulian Yesus. Simon belum memahami siapa
Yesus sesungguhnya dan oleh sebab itu ia ditolong. Yesus menolong Simon dengan
mengajaknya memahami pesan di balik kisah dua orang yang berhutang. Yesus
peduli dengan hidup Simon dan mengubah pemahaman kelirunya sehingga dapat
memahami bahwa Yesus berkuasa mengampuni dosa. Selain itu, sikap Yesus yang
membiarkan perempuan berdosa menghampiri dan meminyaki kaki-Nya adalah ekspresi
kepedulian ilahi atas hidup orang berdosa. Tindakkan kepedulian timbal balik
antara Yesus, Simon dan perempuan berdosa menegaskan sikap memberi yang
terbaik. Simon sudah memberi yang terbaik dan Yesus menganugerahkan pengertian
yang tepat tentang karya seamat-Nya. Demikian pun perempuan berdosa ia telah
memberi yang terbaik dan anugerah yang diterimanya adalah pengampunan dosa.
Memberi yang terbaik adalah wujud sempurna kepedulian.
Doa: Mampukanlah kami untuk selalu tulus dalam melayani-Mu. Amin