SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

SHK BULAN SEPTEMBER 2022

Kamis, 01 September 2022                           Maleakhi 3 : 16 - 18

 

Kasih dan Berkat Tuhan Tersedia Bagi Umat-Nya

 

K

ita bersyukur telah memasuki bulan September dan bersukacita bersama keluarga besar UKIM di usianya yang ke-37. Kasih Tuhan selalu tersedia sebab Ia telah memilih orang percaya sebagai anak-anak-Nya yang berharga. Ia juga berjanji memberkati kita jika perintah-perintah-Nya dipatuhi. Kasih dan berkat Tuhan tersedia bagi keluarga GPM yang sedang merayakan pekan bina. Pekan bina yang  diaktakan untuk menyongsong peringatan limpah karunia Tuhan di usia ke- 87 GPM, tanggal 6 September nanti. Nas hari ini mengingatkan pula bahwa Allah berkehendak agar kita memberi tanggapan atas kasih-Nya itu dengan hidup dalam ketaatan. Ketaatan yang dimaksudkan Maleakhi adalah mematuhi peraturan dan beribadah kepada Tuhan. Hari pertama di bulan ini kiranya kita jalani dengan tetap memelihara keinginan mematuhi peraturan dan beribadah.  Inilah yang dimaksudkan Maleakhi dalam ungkapan: orang-orang yang takut akan Tuhan (ayat 16). Ungkapan ini bermakna reflektif bagi pelayan dan umat GPM yang sedang mengaktakan pekan bina. Akta peringatan ini sesungguhnya merupakan momentum atau kesempatan merayakan kasih dan berkat Tuhan serta perilaku beriman kita yang taat. Kita topang civitas akademika UKIM dan menanti peringatan ke- 87 usia GPM dengan komitmen menjadikan hidup pribadi dan keluarga sebagai orang beriman yang taat. Ketaatan merupakan keluhuran ekspresi takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan kiranya menjadi wajah atau penampakkan sikap dan perilaku beriman pelayan dan umat GPM. Mari jalani keberadaan dengan tetap meyakini pesan Maleakhi: mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman Tuhan semesta alam..Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia (ayat 17). Hayatilah bahwa sesungguhnya hidup merupakan kesempatan merayakan kasih dan berkat Tuhan. 

Doa: Kami bersyukur atas limpahnya kasih dan berkat-Mu. Amin.


Jumat, 02 September 2022            Mazmur 112 : 1 - 10

 

Hidup Sebagai Orang Benar

 

H

idup telah Tuhan anugerahkan untuk kita alami dan dijalani menurut kehendak-Nya. Ia berkehendak agar kita hidup sebagai orang benar. Orang benar pasti akan mengalami kebahagiaan. Jadi bila hidup dijalani bukan sebagai orang benar, kebahagiaan tidak akan dialami. Nas hari ini setidaknya menyaksikan dua hal tentang hidup orang benar. Pertama, mereka disebut pula orang yang takut akan Tuhan, sangat suka kepada perintah-Nya atau menaati hukum Allah. Hidup orang benar itu ditandai dengan sikap dan perilaku hidup yang berkualitas. Hidup yang berkualitas itu berlangsung dalam relasi yang benar dengan Allah dan sesama. Tak ada hidup yang terlepas dari pertolongan dan otoritas Allah serta kebersamaan dengan orang lain. Keutamaannya adalah relasi dengan Tuhan dan kemudian dikonkritkan dalam kebersamaan dengan sesama. Hidup orang benar itu luhur sebab padanya ada belaskasihan, suka memberi, membagi-bagi serta menolong orang miskin dan hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Oleh sebab itu mereka tidak takut pada kabar celaka. Orang yang menaati Allah dan melakukan yang benar, memang tak akan bebas dari kesukaran, namun karena iman, gumulan hidup berani dihadapi. Orang yang menyembah Allah, belum tentu akan menjalani hidup yang serba mudah. Namun, mereka akan memiliki sifat-sifat ilahi seperti pengasih dan penyayang. Kedua, Tuhan memberkati hidup orang benar dengan limpahnya. Anak cucu mereka akan perkasa di bumi. Kegemilangan hidup tak akan berkesudahan sebab tetap berlanjut dalam sejarah keturunan. Keturunan orang benar berlanjut dan bertambah, tak akan dialami kehilangan generasi di bumi ini bahkan tetap diberkati. Harta dan kekayaan ada pada rumah orang benar dan di dalam gelap terbit terang. Kemujuran akan menyertai hidup mereka serta takkan goyah untuk selama-lamanya. Hidup seperti inilah yang Tuhan kehendaki untuk kita jalani sebagai pelayan dan umat GPM.

Doa: Tuhan,layakkanlah kami untuk hidup sebagai orang benar. Amin.


Sabtu, 03 September 2022                             Mazmur 111 : 1 - 10

 

Tuhan itu Pengasih dan Penyayang

 

P

ekan ini dapat kita jalani dan akhiri hanya karena kasih dan sayang Tuhan. Ia terus menyatakannya dengan tak berkesudahan. Pekan bina keluarga sedang berlangsung dan bersama pemazmur hendaklah kita lafaskan: aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati. Nas hari ini menyaksikan bahwa bangsa Israel tetap mengalami kasih dan sayang Tuhan, baik berupa makanan dan perlindungan maupun tanah pusaka. Pernyataan tentang wujud kasih dan sayang Tuhan seperti itu, merefleksikan fakta iman yang dialami  saat pengembaraan dan memperoleh tanah kanaan. Tanah perjanjian diberikan sesudah mereka mengembara empat puluh tahun. Tuhan menolong bangsa Israel memasuki tanah yang dijanjikan kepada Abraham. Tuturan pemazmur seperti ini sesungguhnya merupakan refleksi bahwa bangsa Israel dapat bertahan dan melanjutkan hidup hanya karena kasih dan sayang Tuhan.  Refleksi inilah yang mendasari pernyataannya pada ayat 10; permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan. Pernyataan ini mengingatkan kita kepada peristiwa pemberian hukum Taurat di Gunung Sinai. Bangsa yang telah mengalami kasih sayang Tuhan harus menaati hukum Taurat dan menyembah Allah saja. Gagasan teologi menaati hukum Taurat dan menyembah Allah inilah yang dimaksud pemazmur dengan pernyataan: takut akan Tuhan. Maksudnya orang-orang yang takut akan Tuhan adalah mereka yang menaati hukum Taurat dan menyembah Allah saja. Persiapkanlah keberadaan baik sebagai pribadi maupun keluarga untuk mengambil bagian dalam akta perjumpaan dengan Tuhan dalam ibadah di hari minggu pertama bulan ini. Tuhan-lah sumber berkat, Ia akan mencukupkan segala yang kita perlukan. Takutlah akan Dia, penyayang dan pengasih itu, maka seisi rumah kita akan diberkati. Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selamanya. Jadilah kuat dan tenang sebab Ia pasti memberkati kita. 


Doa: Ya Tuhan pengasih dan penyayang, kami syukurkan berkat-Mu. Amin.


Minggu, 04 September 2022                               Mazmur 1 : 1 - 6

 

Orang Fasik Hidupnya Bagaikan “Sekam”

 

H

ari minggu pertama bulan September ini mengawali usbuh yang dikehendaki berlangsung dengan arahan tema: cintailah dan hiduplah menurut Taurat Tuhan. Tema ini kiranya dapat menjiwai dan menggerakkan seluruh keberadaan dan aktifitas keluarga-keluarga GPM. Kita berada dan terpanggil untuk menatalayani sikap dan perilaku sebagai orang benar. Orang benar menjalani hidup dengan cara menghindari sikap dan perilaku seperti orang fasik. Sebutan orang fasik memiliki makna yang sama dengan jahat atau berdosa. Cara bersikap dan bertindak kita hendaklah dipertimbangkan dan diaktakan secara berkenan pada Tuhan. Bila cara bersikap dan bertindak berkenan pada Tuhan, maka demikianlah kita menjadi orang benar. Orang benar, hidupnya diberkati atau berbahagia. Diberkati atau berbahagia tidaklah berarti sekadar mempunyai banyak harta dan uang, juga merasa senang serta nyaman. Arti sesungguhnya adalah menerima anugerah Tuhan dan melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Teruslah tumbuhkan kesukaan akan Taurat Tuhan dan renungkanlah hal itu siang dan malam. Orang yang hidupnya seturut Taurat Tuhan bagaikan pohon yang ditanam di tepi aliran air, berbuah pada musimnya dan daunnya tak pernah layu. Maksudnya adalah apa saja yang diperbuatnya berhasil. Kebaikan hidup yang demikian tak akan dialami orang fasik, yakni mereka yang berpaling dari Tuhan dan tidak manaati hukum-Nya. Orang fasik diumpamakan dengan sekam, mereka tidak mempunyai akar. Mereka kehilangan kegemilangan hidup, tak akan diberkati atau berbahagia  serta kehilangan daya dalam penghakiman juga kesukaran. Ujilah akan seluruh kesukaan agar berpadanan dengan kehendak Tuhan. Bila kehendak Tuhan merajai hidup kita, maka berkat-Nya dialami. Kebahagiaan akan mengikuti kita sepanjang hari-hari hidup. Kita akan dibimbing-Nya sehingga terhindar dari kebinasaan. Jadilah orang benar, maka hidupmu diberkati dan berbahagia. 

Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami agar tidak menjadi orang fasik. Amin.

 

Senin, 05 September 2022                       Mazmur 119 : 137 - 144

 

Mengagungkan Kuasa dan Kemurahan Tuhan

 

P

emazmur melakukan renungan tentang campur tangan dan keberpihakan Tuhan dalam hidup orang yang mengalami kesukaran. Dia-lah yang menghakimi dengan adil dan menyatakan pertolongan bagi mereka yang terinjak. Menghakimi dan melindungi merupakan wujud tanggungn jawab seorang raja. Ia memerintah dan menghakimi agar keadilan ditegakkan di bumi khususnya bagi para korban ketidakadilan. Tuhanlah Raja yang memerintah dengan adil, karena itu semua orang terutama korban dapat datang kepada-Nya memohon pertolongan.  Korban yang dimaksud dalam kitab Mazmur adalah orang miskin (9:19), tertindas (9:13), dan mereka yang sengsara (9:10). Renungan akan Tuhan Sang Raja itu dinyatakan pemazmur dengan ungkapan yang bermakna. Hukum-hukum-Mu benar, Ia adil juga setia dan janji-janji Tuhan itu sangat teruji. Tuhan sudah dialami dan diakui pemazmur dalam situasi hidup yang memprihatinkan. Keprihatinan hidup itu dinyatakan pemazmur dengan ungkapan kecil dan hina. Pemazmur mengalami dan menjalani hidup yang sukar dan sengsara. Walau demikian hidup pemazmur, namun ia tetap menyukai perintah dan ketetapan Tuhan. Renungan pemazmur ini kiranya meneguhkan dan menyegarkan keberadaan kita sebagai persekutuan yang besok akan mengalami bertambahnya tahun kemurahan Tuhan. Kita tetap berada sampai di hari ini hanya karena Tuhan. Dia-lah kepala Gereja yang senantiasa memerintah, menyatakan pertolongan dan berkehendak atas hidup umat dan pelayan GPM. Kita terus dilayakkan untuk mengaktakan panggilan bergereja, menanan dan menyiram serta memberdayakan juga mengatasi berbagai kesukaran. Panggilan bergereja dan beriman kita akan terus berlangsung bersama kuasa dan kemurahan Tuhan yang tersedia baik di darat maupun laut. Bergiatlah terus menjadi keluarga yang menanam di daratan sebab panggilan melaut tahun ini kita aktakan sebagai gereja yang bersyukur.  

Doa: ya Tuhan, kami agungkan kuasa dan kemurahan-Mu. Amin.


Selasa, 06 September 2022                                       Filipi 4 : 2 - 9

 

Bersyukur dan Bersukacita

 

H

ari ini keluarga besar Gereja Protestan Maluku bersyukur dan bersukacita karena bertambah tahun pelayanan. Kita telah diperkenankan Tuhan berarak bersama sampai di usia ke- 87. Sebagaimana Tuhan telah menyatakan kemurahan-Nya kepada Paulus dan kawan-kawan sekerjanya, demikian pun kita. Kemurahan Tuhan tersedia baik di pulau-pulau mupun laut yang membentang di Maluku dan Maluku Utara. Dia-lah Tuhan semesta yang terus menyertai seluruh umat dan pelayan GPM baik selaku pribadi, keluarga, maupun jemaat. Penyertaan yang sama kita yakini dialami pula dalam kebersamaan sebagai masyarakat, bangsa maupun negara. Hitunglah berkat Tuhan di sepanjang hidup yang telah berlangsung sampai hari ini. Jadilah kuat dan tenang serta berkelimpahanlah dalam rasa syukur. Bersukacitalah senantiasa sebab kemurahan Tuhan tak akan berakhir. Ia pasti akan terus hadir dan menyatakan pertolongan-Nya dalam hari hidup juga pengabdian, usaha dan kerja. Kita hidup dan berarak bersama karena kasih Tuhan. Kasih Tuhan pasti tersedia terutama di saat hidup menderu. Pergumulan, masalah dan tantangan terus menjadi bagian yang menyatu dengan hidup kita. Hiduplah seturut nasihat Paulus. Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Janganlah kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.  Hidup kita dipedulikan Tuhan, damai sejahtera-Nya yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran dalam Kristus Yesus. Pikirkanlah semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, serta yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Kita bersyukur dan bersukacita serta berkomitmen menjadikan keberadaan sebagai kesempatan untuk hidup seturut kehendak Tuhan. Berusaha dan berjuanglah untuk hidup yang lebih baik dalam terang dan tuntunan kehendak-Nya. Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kita.

Doa: Bapa, kiranya syukur dan sukacita kami berkenan pada-Mu. Amin.


Rabu, 07 September 2022                   Mazmur 119 : 113 - 120

 

Taurat-Mu kucintai

 

K

ita bersyukur bersama keluarga besar kota Ambon di usia ke-447 dan terpanggil lagi untuk bergiat merenungkan makna ungkapan pemazmur: “Taurat-Mu kucintai.” Taurat adalah sebutan teologi yang mengandung pengertian luas tentang kehendak Allah sebagaimana termuat dalam lima kitab pertama di Alkitab. Allah menghendaki agar umat Israel hidup sesuai dengan kehendak-Nya.  Hidup yang berkenan pada Allah itu diharapkan terwujud dalam praktek dan relasi baik keagamaan maupun sosial. Orang-orang yang mencintai Taurat bukan saja memahami kehendak Tuhan tetapi hidup mereka juga sesuai dengannya. Saat berhadapan dengan kesukaran, Allah dijadikan tempat persembunyian dan perisai. Pertolongan Tuhan menjadikan manusia terluput dari malapetaka dan kebinasaan. Firman-Nya menerangi dan menuntun, sehingga semua yang berharap pada Dia tak dikecewakan. Perintah-perintah-Nya meluputkan orang dari melakukan kejahatan. Orang yang mencintai Taurat menghindari dan membenci kejahatan. Hidupnya dipenuhi dengan kebaikan bukan kejahatan. Kesukaannya adalah melakukan yang baik. Hidup yang dipenuhi kebaikan itu menyangkut, baik pikiran, perasaan, kehendak maupun perilaku atau tindakkan. Kebaikan itulah yang memungkinkan orang menjadi dekat dengan Tuhan dan memiliki kepastian untuk bermohon. Tuhan itu maha baik dan setia karena itu bermohonlah agar Ia menopang hidupmu sesuai janji-Nya. Keselamatan kita tergantung sokongan-Nya yang membuat sukacita. Bersukacitalah karena hidup yang sesuai kehendak Tuhan. Inilah maksud pemazmur melalui pernyataannya: “aku hendak bersukacita dalam ketetapan-ketetapan-Mu senantiasa.” Orang jahat dibenci Tuhan tetapi mereka yang mencintai Taurat-Nya dikasihi. Ingatlah bahwa semua orang yang melakukan kejahatan akan dihukum Tuhan dan oleh sebab itu berpeganglah pada peringatan-peringatan-Nya.

 Doa: Ya Tuhan, layakkanlah kami untuk menjadi orang percaya yang  mencintai Taurat-Mu. Amin


Kamis,  08 September 2022                      Mazmur 119 : 9 - 16

 

Makna Firman Tuhan Bagi Hidup Orang Muda

 

N

as hari ini meyaksikan perhatian khusus Pemazmur terhadap hidup orang muda. Kelakuan merupakan dimensi penting dalam perkembangan dan pertumbuhan orang muda. Ada dua kemungkinan kecenderungan orang muda mengaktakan kelakuannya. Kecenderungan pertama adalah berkelakuan baik dan kedua buruk. Oleh sebab itu kelakuan mereka perlu diasah dan dilatih agar menjadi baik atau bersih. Sebutan bersih memiliki arti yang sama dengan istilah tahir. Tahir adalah lambang dari hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Hidup orang muda haruslah berpadanan dengan kehendak Tuhan. Hal ini dimaksudkan agar potensi yang dimiliki mereka dapat dikembangkan ke arah yang positif dan kecenderungan perilaku buruk dihindari. Rasanya tak kurang banyak kerisauan dan kegelisahan gereja terhadap kelakuan buruk anak muda kita. Kebiasaan minum minuman keras, kekerasan, seks bebas adalah sebagian fakta miris yang memprihatinkan. Menyoal  fakta keprihatinan orang muda merupakan kesadaran kemanusiaan untuk menyiapkan masa depan yang berkualitas dan gemilang bagi mereka. Kekuatan firman Tuhan haruslah menjadi andalan kita. Firman Tuhan berkuasa menjaga kelakuan orang muda tetap bersih. Hidup mereka menjadi dekat pada Tuhan dan tidak menyimpang dari perintah-perintah-Nya. Hati menyimpan janji Tuhan dan perbuatan dosa menjauh lalu bibir menceritakan hukum Tuhan. Titah Tuhan senantiasa direnungkan, dan jalan-jalan-Nya tak tersembunyi. Harapan ini menjadi tanggung jawab semua pihak, khususnya orang tua dan semua kita yang dewasa. Orang muda adalah harapan masa depan, peliharalah kelakuan mereka agar tetap bersih dengan kuasa firman Tuhan. Mohonlah Roh Kudus dan bersungguh-sungguhlah membaca Alkitab.

Doa: Bapa, murnikanlah kelakuan kami dengan firman-Mu. Amin 


Jumat, 09 September 2022                   Mazmur 119 : 97 - 104

                             

Perintah Tuhan dan Hidup Bermutu

 

N

as bacaan hari ini hendak menuntun kita agar mampu memahami kaitan antara perintah Tuhan dan hidup bermutu. Kaitannya bersifat sebab akibat. Hidup bermutu adalah buah atau dampak baik bila seseorang melakukan perintah Tuhan. Hidup bermutu dialami dan disaksikan pemazmur secara reflektif. Ia merefleksikan sikap dan perilaku beriman yang dijalaninya bersama Tuhan. Perintah Tuhan dipelihara serta diaktakan bukan sebagai beban melainkan jawaban atas kasih-Nya, sehingga  dijalani dengan sukacita. Tuhan telah berprakarsa menyatakan kasih-Nya bagi umat. Kasih dipahami sebagai inti perintah Tuhan. Tuhan mengasihi demikian pun umat. Wujudnya adalah mengasihi Tuhan dan sesama. Oleh sebab itu pemazmur bersaksi bahwa perintah Tuhan-lah yang menjadikan hidupnya menjadi bermutu. Hidup bermutu dilukiskan dengan ungkapan: “aku lebih bijaksana dari musuh-musuhku.” Ciri kedua hidup bermutu adalah memiliki akal budi. Selain itu orang yang hidupnya bermutu ditandai dengan adanya pengertian, tak memilih jalan kejahatan, mengecap manisnya janji Tuhan, dan membenci dusta. Kita terpanggil untuk mewujudkan panggilan hidup bermutu dalam keluarga masing-masing. Hendaklah hidup yang kita jalani di setiap keluarga berlangsung dengan takut Tuhan. Takut Tuhan merupakan wujud utama orang bijaksana. Bijaksana dapat pula dimengerti sebagai kecakapan dalam menghadapi atau memecahkan suatu masalah. Berusahalah terus menjadikan seisi keluarga kita sebagai orang-orang cerdas, berilmu, menguasai pengetahuan dan teknologi. Semoga kita terhindar dari jalan kejahatan dan bencilah dusta. Perjuangkanlah kebaikan dan jalanilah hidup dengan jujur.

Doa: kiranya perintah-Mu kami taati agar hidup bermutu dialami. Amin


Sabtu, 10 September 2022                      Mazmur 119 : 105 - 112

 

Jangan Melupakan Firman Tuhan

 

S

eorang bapak mengalami kegagalan usaha dan jatuh sakit, sehingga ia dan keluarganya hidup dalam keterbatasan yang memprihatinkan. Hari-hari hidupnya dilalui dengan berat, namun ia tetap tekun berdoa dan membaca Alkitab. Doa dipanjatkannya untuk memohon kekuatan dari Tuhan agar ia, isteri juga anak-anak berdaya menjalani hidup dengan tabah. Suatu hari, setelah berdoa, ia membaca Mazmur 119:105 dan seterusnya.  Keheningan dan keharuan merasuk rasa dan pikirnya. Pengalaman hidup yang pernah dialami pemazmur, sekarang sementara digumulinya. Ia tertindas dalam derita, namun tergugah dengan ungkapan: “ya Tuhan, hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu.” Firman Tuhan itu menghidupkan atau menolong meneguhkan keyakinan dan harapan saat hidup diterpa nestapa. Kegagalan, sakit atau duka nestapa bukanlah akhir hidup. Firman Tuhan menopang dan memulihkan sehingga kabut kekuatiran sirna. Jalan hidup diterangi dan langkah-langkah perjuangan berayun dengan pasti. Keyakinan dan harapan pulih, lalu mulut menuturkan puji-pujian yang terlahir dari hati yang tulus. Tuhan dipuji walau hidup terus bergumul. Sekalipun satu persoalan diatasi dan yang lainnya menanti bagaikan jerat yang mematikan, janganlah berpaling dari firman Tuhan. Teguhlah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya agar hatimu berkegirangan. Firman-Nya menyejukkan dan membuat hati tenang. Masa-masa hidup yang sulit mampu dihadapi karena firman Tuhan membersihkan hati dari kekuatiran, kebimbangan serta kecemasan. Oleh sebab itu janganlan lupakan firman Tuhan yang akan menuntun dan memastikan ke mana kita melangkah. Biarlah jalan-jalan hidup kita senantiasa diterangi firman Tuhan. 

Doa: Bapa Pengasih, tuntunlah hidup kami dengan firman-Mu. Amin


Minggu, 11 September 2022                       1 Timotius 1 : 18 - 20

 

Bersaksi Dengan Iman dan Hati Nurani Yang Murni

 

T

ema pelayanan kita di minggu ini,perjuangkan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni.” Tema ini berdasar pada nasihat  Paulus kepada Timotius. Timotius akan melanjutan tugas pemberitaan injil Kristus. Paulus menyadari bahwa Timotius yang disapa sebagai anaknya akan menghadapi berbagai tantangan, ancaman bahkan godaan dari kekuatan dunia. Kondisi yang demikian dapat saja mengakibatkan Timotius meninggalkan panggilan pelayanannya. Ia tidak menghendaki Timotius mengulangi tindakkan Himeneus dan Aleksander yang telah mengkhianati panggilan mereka dengan menghujat pekerjaan Tuhan. Paulus telah menyerahkan mereka kepada iblis sebagai bentuk hukuman agar menjadi jera. Fakta itulah yang menyebabkan Paulus menasihati Timotius. Timotius dinasihati untuk memiliki iman yang teguh kepada Kristus serta hati nurani yang murni dalam menjalankan tugas pelayanan pemberitaan injil. Hati sebagai pusat pikiran, perasaan dan pengambilan keputusan mesti selalu dicerahi dengan iman kepada Kristus. Keteguhan iman membuat hati bersukacita terutama ketika menghadapi berbagai tantangan dalam pelayanan. Iman yang kokoh akan menjadi sauh saat berhadapan dengan ancaman dan godaan untuk meninggalkan atau menghianati pelayanan. Nasihat firman Tuhan ini pun penting bagi kita sebagai keluarga Allah : papa, mama dan anak-anak dalam melaksanakan panggilan   memberitakan Injil Kristus di tengah dunia ini. Kita memberitakan injil Kristus melalui tutur kata yang baik, sikap santun dan perilaku hidup sesuai teladan Kristus. Hal ini tidaklah mudah atau gampang sebab kita akan berhadapan dengan berbagai tantangan, godaan bahkan ancaman serta kekuatan dunia yang merusak. Panggilan dan situasi inilah yang mendorong  kita untuk memiliki iman yang kokoh kepada Kristus. Teruslah pelihara hati nurani yang murni agar hidup dituntun untuk melangkah sesuai perintah dan kehendak Tuhan.


 

Doa:  Ya Tuhan tolonglah kami untuk bersaksi dengan iman & hati nurani yang murni. Amin.-  


Senin, 12 September 2022                              1 Timotius 1 : 3 - 5

 

Hidup Tertib Dengan Iman dan Hati Nurani Yang Murni

 

P

erjalanan Paulus dalam memberitakan Injil Kristus dan yang akan dilanjutkan oleh Timotius tidak sepi dari berbagai tantangan atau persoalan. Ada orang yang mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng serta cerita yang berlebihan tentang silsilah. Akibatnya timbul kekacauan dan keutuhan jemaat terancam pecah. Mereka ini perlu dinasihati dan untuk melakukan tugas itu, Timotius harus tinggal di Efesus tetapi Paulus melanjutkan perjalanan ke Makedonia. Beriman kepada Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan haruslah terwujud dalam keutuhan persekutuan. Persekutuan jemaat harus tetap terpelihara dan oleh sebab itu pengacau atau pembuat masalah perlu disadarkan. Hati yang menjadi sasaran penyadaran. Timotius diminta untuk memberi menasihat agar hati mereka dipenuhi kasih, dan menjadi suci, murni serta tulus ikhlas. Kemurnian hati nurani terlahir dari iman dan ketulusan. Dampaknya adalah dialaminya kehidupan persekutuan yang utuh, indah dan rukun serta diberkati. Berkat Tuhan pasti lenyap dalam persekutuan yang anggotanya hidup saling berbantah, cekcok, berselisih dan tidak rukun. Nasihat firman Tuhan di hari ini penting bagi kita sebagai papa, mama dan anak-anak yang merindukan kehidupan diberkati Tuhan. Keluarga adalah persekutuan orang beriman yang memiliki tertib hidup. Bukalah hati  dan mohon kehadiran Roh Tuhan agar hidup dituntun sehingga sikap dan perilaku berkenan pada-Nya. Peliharalah hati agar tetap suci, murni, dan tulus ikhlas. Usahakanlah untuk tidak menjadi batu sandungan dalam persekutuan baik keluarga, gereja masyarakat maupun bangsa dan Negara. Jalanilah hidup sebagai kesempatan saling mengingatkan, menasihati, menghargai, menghibur, menopang, mendengar, mendamaikan, mengutuhkan dan mengampuni serta mengasihi. Kita telah mengalami kemurahan Tuhan yang menyelamatkan karena itu hiduplah dengan tertib karena iman dan hati nurani yang murni.


Doa:   Tuhan tolonglah kami untuk hidup tertib dengan iman dan hati nurani yang murni. Amin. 


Selasa, 13 September 2022                              Roma 8 : 27 - 28 

 

Melakukan Kebaikan Dengan Iman dan Hati Nurani Yang Murni

 

K

enyataan hidup yang  kita alami setiap harinya, tidak sepi dari berbagai persoalan, tantangan, acaman bahkan penderitaan. Semua itu merupakan kesempatan untuk bertumbuh dalam iman. Kita tak boleh larut, terpuruk apalagi hancur karena kenyataan hidup yang menekan itu. Hidup dalam masa yang sulit dapat membentuk kita menjadi orang percaya yang kokoh atau kuat serta tetap setia mengasihi Tuhan dan sesama. Nasihat Paulus kepada jemaat di Roma adalah kuncinya. Milikilah  hati nurani yang murni, sebab Allah yang adalah pencipta menyelidiki dan mngetahui hati setiap orang. Hati sebagai pusat pemikiran, perasaan serta kehendak mesti dicerahi dalam terang iman kepada Kristus. Segala hal yang terjadi dalam hidup ini, kejahatan ataupun kebaikan ada dalam kendali kuasa Allah. Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya. Pesan firman ini menjadi penghiburan dan kekuatan bagi kita yang mengimani Kristus, walau sedang mengalami keditakbaikan. Kita tidak perlu kecewa atau putus asa, dan larut serta binasa. Tetaplah menunaikan panggilan melakukan kebaikan dalam hidup. Allah dalam Kristus yang diimani dan disembah adalah Dia yang tetap bekerja serta berkarya untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang setia kepada-Nya. Karya penyelamatan Allah akan terus berlangsung termasuk dalam keluarga kita. Kita terpanggil untuk mengambil bagian dalam karya penyelamatan Allah. Karyakanlah kebaikan baik dalam  pekerjaan, usaha maupun pendidikan dan masa depan anak-anak. Hadapilah tantangan atau persoalan bahkan penderitaan dengan tetap beriman dan hati nurani yang murni. Teguhkanlah iman peliharalah hati nurani yang murni dan teruslah kerjakan kebaikan dalam hidup. Penuhilah hidup dengan kebaikan karena iman dan hati nuranimu yang murni. Yakinlah bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan. 


 

Doa: Ya Tuhan mampukan kami untuk melakukan kebaikan dalam pengharapan iman dan hati nurani yang murni. Amin. 


Rabu, 14 September 2022                                    Kisah 23 : 1 - 3

 

Gunakan Hati Nuranimu

 

K

etika menghadapi suatu permasalahan, apalagi perkara hukum, tidak saja dibutuhkan keberanian diri, namun juga hati nurani yang kuat. Sebutan hati nurani diterjemahkan dari kata bahasa Yunani suneidÄ“sis, yang berarti “kesadaran moral” atau “pengetahuan moral. Jadi, hati nurani merupakan suatu proses berpikir yang menghasilkan perasaan yang secara rasional berkaitan dengan pandangan moral atau sistem nilai seseorang. Hati nurani akan berfungsi saat seseorang menggunakannya untuk menghadapi suatu perkara atau situasi. Bila digunakan, maka hati nurani akan berperan sebagai pegangan, pedoman atau norma untuk menilai suatu tindakan, bahkan bertindak untuk melakukan hal yang baik. Atas dasar itu, rasul Paulus menyatakan sikapnya di hadapan sidang Mahkamah Agama, bahwa hidupnya selama ini tidak pernah mengabaikan hati nurani, baik dalam kata maupun perbuatan (Kis.23:2). Paulus sadar bahwa pikiran, perkataan, dan perbuatan baik harus bersumber dari hati nurani. Hati nurani adalah bagian tubuh manusia (anatomi), yang tidak bisa dibohongi maupun membohongi. Pengertian seperti ini membantu kita yang adalah orang Kristen untuk harus selalu hidup sesuai dengan apa yang dipahami benar. Ukuran kebenaran kita adalah kehendak Tuhan. Paham demikian perlu dimiliki oleh setiap orang Kristen. Alasannya, jika hidup orang Kristen tidak memahami pengetahuan yang benar tentang kebenaran atau kehendak Allah, maka akibatnya adalah melakukan hal-hal yang jahat (bdk. Yoh 16:2). Marilah kita buka hati nurani agar dikuasai oleh Roh Kudus, sehingga kebenaran dan kehendak Allah nyata dalam kehidupan ini. 

Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk hidup sesuai dengan hati nurani   Agar Engkau dimuliakan. Amin.


Kamis, 15 September 2022                                     Kisah  24 : 16

 

Menjadi Berani Karena Hati Nurani yang Murni

 

N

as hari ini merupakan bagian dari kisah pembelaan Paulus di hadapan Feliks. Feliks adalah gubernur Romawi di wilayah Yudea dan disebut pula sebagai wali negeri. Ia dipanggil menghadap Feliks karena adanya tuduhan yang berasal dari Imam Besar Ananias, beberapa orang tua-tua dan pengacara Tertulus. Orang-orang ini mengemukakan tuduhan dan berharap agar Feliks mendakwa Paulus bersalah karena pemberitaan Injil yang dilakukannya. Paulus dituduh sebagai “penyakit sampar”, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara bangsa Yahudi dan tokoh dari sekte Nasrani. Semua tuduhan itu dihadapi dan dipatahkan Paulus dengan beraninya.   Ia berani berbicara di hadapan wali negeri dan mematahkan semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Feliks dapat diyakinkan bahwa Paulus datang dari Yerusalem untuk beribadah, tak pernah didapati bahwa ia bertengkar, atau menimbulkan huru-hara, tidak melakukan hal yang bertentangan dengan hukum Taurat dan kitab nabi-nabi. Keberanian Paulus terbukti pula ketika ia justeru memanfaatkan kesempatan itu untuk bersaksi. “Aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan menganut jalan Tuhan.” Harapan aku dan mereka ditujukan kepada Allah yang sama. Dia-lah Allah yang akan membangkitkan semua orang. Paulus menjadi berani karena ia memiliki hati nurani yang murni baik di hadapan Allah maupun manusia. Berani karena hidup dan melakukan hal-hal yang berkenan di hadapan Allah. Hidupnya tak dijalani dalam kepalsuan atau siasat dan upaya habis-habisan mencelakakan orang lain demi kepentingan diri semata. Keberanian adalah buah dari dimilikinya hati nurani yang murni oleh seseorang 

Doa: Bapa, karuniakanlah hati nurani yang murni kepada kami. Amin.


Jumat, 16 September 2022                               Ibrani 13 : 18 - 21

 

                    Doa, Hati Nurani yang Baik dan Berkat Tuhan

 

S

emua orang, kapan dan dimana saja, menginginkan hidup yang baik. Hidup yang baik tidak dengan serta merta dapat dialami, sebab harus diperjuangkan. Penulis surat Ibrani menyatakan bahwa hidup yang baik itu adalah keinginannya. Ia tidak mengingini harta bendawi, jabatan, kedudukan atau kecantikan dan popularitas, sekalipun hal-hal demikian tidaklah buruk. Hidup yang baik itu berhubungan dengan tiga hal, yakni doa, hati nurani dan berkat Tuhan. Keinginan untuk mengalami hidup yang baik haruslah diperjuangkan dengan cara melakukan tiga hal tadi. Memiliki hidup yang baik hendaknya dijadikan keinginan utama dalam keberadaan sebagai orang Kristen. Hidup yang baik itu dapat terwujud bila sebagai orang percaya kita terus berdoa bukan saja kepada diri sendiri, tetapi orang lain juga. Karena itu tersebut dalam nas hari ini: “berdoalah terus untuk kami.” Hidup yang baik itu diperjuangkan dengan terus memelihara kebiasaan berdoa. Berdoalah dengan tidak berkeputusan mendoakan ikhwal diri sendiri juga orang lain. Hidup yang baik ditandai dengan kenyataan bahwa dalam akta beriman pun kita tetap peduli akan sesama. Hal kedua yang penting adalah milikilah hati nurani yang baik. Penulis ini mengatakan: …”kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik.” Pastikanlah bahwa seluruh ungkapan doa yang dinaikan kepada Tuhan, terlahir dari hati nurani yang baik. Mohonlah kuasa Roh Kudus untuk menguasai hidup, agar hati nurani yang baik tetap terpelihara. Akhirnya, bermohonlah agar Tuhan memberkati hidup kita. Hidup yang baik tak mungkin dialami tanpa berkat Tuhan. Jadilah pejuang kebaikan, tekunlah berdoa, peliharalah hati nurani dan bermohonlah kiranya Tuhan memberkati hidup kita.

Doa: Bapa yang baik, berkehendaklah atas seluruh juang kami. Amin.


  Sabtu, 17 September 2022                                       Ibrani 9 : 14

 

Ingat! Hati Nurani Kita Sudah Disucikan Tuhan Yesus

 

H

aruslah diakui dan diyakini bahwa Tuhan Yesus telah menyelamatkan kita melalui kematian-Nya di Salib. Kematian Yesus ini merupakan suatu wujud pengorbanan dengan tujuan untuk menyelamatkan umat manusia. Pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, merupakan wujud penyerahan diri-Nya kepada Allah Bapa sebagai persembahan yang tidak bercacat. Tujuan dari pengorbanan Tuhan Yesus adalah agar umat manusia yang berdosa diselamatkan. Manusia yang diselamatkan itu hati nuraninya disucikan dari perbuatan-perbuatan yang jahat, buruk, atau tidak baik. Hal ini berarti bahwa dalam hidup ini kita tidak bisa lagi mengandalkan kekuatan lain, selain kekuatan kuasa Tuhan Yesus. Salah satu wujud dari kekuatan kuasa Tuhan Yesus dalam kehidupan orang Kristen adalah hidup dalam hati nurani yang suci. Makna hati nurani yang suci haruslah terwujud pula dalam kebersamaan dengan orang lain. Hidup suci terlahir dari hati nurani.  Hati nurani berperan menggerakkan diri kita untuk berpikir, berkata, dan berperilaku yang baik serta berarti bagi sesama demi kemuliaan nama Tuhan Yesus. Ingatlah, Tuhan Yesus telah menyucikan hati nurani kita melalui kematian-Nya di Salib. Hargailah pengorbanan Tuhan Yesus itu melalui perilaku hidup suci, yakni yang bersumber dari hati nurani yang sudah disucikan oleh Tuhan Yesus. Nas hari ini juga menyaksikan bahwa hati nurani disucikan dari perbuatan-perbuatan sia-sia supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Ibadah yang kita aktakan bersumber dari hati nurani yang disucikan. Perbuatan sia-sia hendaklah dijauhkan karena Kristus telah berkorban bagi kita. Kristus telah menumpahkan darah-Nya untuk menjadikan hidup tersucikan yang karenanya kita diminta untuk tekun beribadah. 

Doa: Ya Kristus, tolonglah agar kami selalu tekun beribadah. Amin.


Minggu, 18 September 2022                     1 Tawarikh 17 : 16 - 27

 

Serahkanlah Segala Rencana dan Hidupmu Kepada Tuhan

 

U

mumnya kita lebih condong berdoa jika mengalami masalah dalam hidup ini. Hal itu pertanda ketika belum mengalami masalah kita tidak mengandalkan Tuhan. Berbeda dengan raja Daud yang berencana untuk membangun Bait Allah dan menyerahkannya dalam doa kepada Tuhan. Daud sangat meyakini bahwa apapun yang ia rencanakan dan lakukan harus diletakkan dalam campur tangan dan kekuatan Tuhan. Alasannya, manusia memiliki keterbatasan tapi Tuhan tidak terbatas dalam hal apapun. Karena itu, Daud berdoa kepada Tuhan. Ia berdoa dengan kerendahan hatinya dan karena itu nyatalah bahwa sebagai seorang raja, Daud tidak menyombongkan dirinya di hadapan Tuhan. Daud juga mengucap syukur kepada Tuhan sebab keluarganya dipercayai (ayat 17-19). Selain itu, Daud meninggikan dan mengagungkan Tuhan Allah. Hal ini terungkap dalam isi doa Daud yang mengatakan bahwa tidak ada Allah lain seperti Engkau yang kami sembah. Dia-lah Allah yang membebaskan umat-Nya dengan perbuatan-perbuatan  besar dan dahsyat. Tuhan-lah penyelamat dan pembebas yang menyelamatkan umat-Nya dari Mesir (ay. 20-22). Akhirnya Daud menyadari bahwa segala tugas dan tanggung jawabnya sebagai raja, pemimpin, dan pelayan tidak terlepas dari dukungan keluarga. Karena itu dalam segala kelemahan, kekurangan, dan dengan kerendahan hati Daud berdoa memohon Tuhan memberkati keluarganya. Sikap beriman seperti ini layak diteladani. Keberhasilan seseorang tidak semata terletak pada dukungan dan topangan doa keluarga. Sebaliknya, keluarga perlu pula didoakan. Kiranya menjadi nyata bahwa kita adalah keluarga yang didoakan dan mendoakan satu akan yang lainnya.

Doa: Kiranya rencana dan hidup kami berkenan pada-Mu. Amin.


Senin, 19 September 2022                          Yeremia 29 : 10 - 14     

 

Cari, Temui, dan berserulah Kepada Tuhan

 

K

ebebasan, biasanya dirindukan oleh orang-orang yang berada dalam kesesakan atau penderitaan. Penderitaan mengakibatkan orang merindukan hidup seperti sedia kala atau menjalani keberadaan dalam suasana bebas. Namun, sering kali karena keterbatasan, kita menjadi tak berdaya menemukan jalan keluar. Kadangkala kondisi ini membuat kita kecewa dan putus asa, sehingga ingin melakukan hal-hal di luar batas kewajaran. Lewat teks  Yeremia 29:10-14, kita dipertemukan dengan nubuatan tentang jalan keluar yang dialamatkan bagi umat Israel saat mengalami pembuangan di Babel. Jalan keluar tersebut adalah berdoa menyerahkan segala kerinduan untuk mengalami hidup yang baik. Umat diminta agar berserah dan menyerahkan hidup diatur oleh Tuhan. Manusia memang punya rencana, namun terbatas karena itu harus berserah pada Tuhan. Rencana dan rancangan Tuhan untuk hidup ini jauh lebih baik, sempurna dan sejahtera. Atas dasar itu, sebagai umat Tuhan, taatlah berseru dan berdoa kepada Tuhan, sebab Ia pasti mendengarkan kita (ay. 12). Sekali lagi, bersungguh-sungguhlah mencari dan menemukan Tuhan lewat doa (ay. 13), karena Ia memberikan diri-Nya untuk kita temui. Bawalah seluruh gumulan hidup yang menekan pada-Nya. Berseru dan bermohonlah agar Ia menuntun engkau keluar dari deritamu. Dia-lah Tuhan pembebas yang maha mendengar dan melepaskan umat-Nya dari keluh kesah hidup ini. Ia berkuasa membebaskan dan menganugerahkan kelegaan. Tuhan pernah berjanji kepada umat-Nya Israel dan Ia menepatinya. Yakinlah akan janji kelepasan Tuhan, berdoalah senantiasa dan jalanilah hidup dengan lega.


Doa: Ya Tuhan, inilah kami yang datang kepadaMu sambil berseru dan berdoa. Dengar dan jawablah doa kami. Amin.


Selasa, 20 september 2022                     1 Raja-raja 8 : 22 - 30    

 

                          Berdoa dan Meyakini Janji Tuhan 

 

K

eberhasilan seringkali membuat kita menjadi orang-orang yang lupa diri. Kita menganggap bahwa pencapaian yang didapati semata-mata karena cara berpikir atau kerja keras diri sendiri. Anggapan seperti ini dapat membuat kita menjadi sombong dan angkuh bahkan melupakan Tuhan. Meskipun demikian, tidak semua orang memiliki sifat seperti itu. Misalnya saja raja Salomo, sebagaimana dikisahkan dalam perikop bacaan kita hari ini. Keberhasilan dimaksud tentu saja berkaitan dengan telah diselesaikannya rumah Allah oleh Salomo sesuai janji Tuhan kepada Daud (ay. 19). keberhasilan tidak membuat Salomo merasa hebat melainkan meyakini bahwa sukses yang diraihnya semata-mata penggenapan janji Tuhan. Isi doa yang Salomo naikkan dengan sungguh di hadapan Tuhan, mengandung pengakuan atas kedaulatan Allah serta keyakinan pada janji-Nya. Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini…..(ay. 28), menunjukan kepribadian Salomo yang juga percaya dan bergantung pada ketetapan serta kehendak Allah. Ia yakin bahwa Allah yang sama jugalah yang akan menjawab doa dan permohonannya. Sebagaimana Salomo yang meyakini janji Allah dalam ungkapan doanya, kita pun diajarkan demikian. Karena hanya Allah satu-satunya tempat kita berseru dan memohon. Menjumpai Allah di dalam doa sudah seharusnya menjadi gaya hidup kita sebagai orang percaya. Berdoa adalah bukti iman dan pengakuan serta kebergantungan kita kepada-Nya. Percayalah kepada Tuhan dan hiduplah benar di hadapan-Nya. Ingatlah bahwa Allah yang kita sembah tidak pernah mengingkari janji. Oleh sebab itu Yakinlah pada Allah, nyatakan permohonan kita di dalam doa dengan sungguh sambil tetap percaya bahwa Ia akan senantiasa menjawab.

 

 

Doa:  Ya Tuhan, ajarilah kami agar terus berdoa sambil meyakini janji-Mu. Amin.


Rabu, 21 September 2022                                         Roma 12 : 12

 

Bertekunlah Dalam Doa

 

D

oa adalah nafas hidup orang percaya, merupakan kalimat yang sudah sangat sering kita dengar. Kalimat ini menegaskan bahwa doa mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalani kehidupan. Sebab dengan berdoa secara langsung memperlihatkan kepercayaan bahkan kebergantungan kita kepada Allah. Oleh karena itu salah satu pokok teologi yang penting dari nasihat rasul Paulus untuk hidup dalam kasih, adalah bertekunlah dalam doa. Kita tidak dapat menghindari berbagai dinamika  dalam menjalani kehidupan. Terkadang kita berada pada situasi kebahagiaan, tetapi dapat pula mengalami hal atau peristiwa yang mengecewakan. Realita seperti ini dapat saja membuat kita cenderung hidup di luar kasih karena iman menjadi terguncang. Ungkapan Bertekunlah dalam doa, menegaskan nilai ketaatan dan kesetiaan serta keterbukaan di hadapan Allah. Manusia pada hakikatnya tidak terlepas dari kelemahan dan keterbatasan. Oleh sebab itu, kita membutuhkan campur tangan dan kuasa Allah. Kuasa dan campur tangan Allah yang menolong hanya dapat dialami melalui akta berdoa yang dilakukan dengan tekun. Tekun berdoa merupakan pilihan sikap dan cara beriman untuk memperoleh kekuatan ilahi menghadapi dan mengatasi apapun situsi hidup. Teruslah bersukacita karena Allah akan selalu memberikan harapan baru  bagi kita dan tetaplah tabah meskipun berbagai kesulitan hidup, kesesakan serta cobaan datang silih berganti. Jadikan doa sebagai kebutuhan kita untuk terus membangun relasi dengan Allah dan harapan dalam menjalani hubungan yang penuh kasih dengan sesama. Teruslah mendoakan pribadi masing-masing, sesama manusia dan dunia ini agar kehidupan yang penuh kedamaian kita alami. Percayalah pada Allah, dengan kasih-Nya yang begitu besar Ia akan mendengar dan menyahuti pinta doa kita.

 

Doa:  Ya Tuhan, tolonglah kami agar tekun berdoa kepada-Mu sebagai bukti    iman dan percaya kami. Amin.


Kamis, 22 September 2022                 Bilangan 11 : 1 - 3

 

Jangan Mengeluh, Berdoalah!

 

H

idup yang bahagia menjadi harapan atau dambaan setiap insan manusia. Namun ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan atau dambaan itu, muncullah berbagai reaksi dengan corak yang berbeda. Ada yang menanggapi dengan bersyukur dan lapang dada, tetapi lainnya bersungut-sungut sambil menyalahkan diri sendiri atau orang lain bahkan Tuhan. Tanggapan bersungut-sungut dan menyalahkan inilah yang dilakukan bangsa Israel sebagaimana dikisahkan dalam bacaan hari ini. Ketika berada di padang gurun, bangsa Israel bersungut-sungut di hadapan Tuhan karena kenyataan yang mereka alami. Mereka beranggapan bahwa kehidupan yang dialami dan dijalani saat itu jauh berbeda dengan saat berada di tanah Mesir. Tentu saja hal ini berkaitan dengan kebutuhan jasmani yakni makan dan minum. Meskipun tidak sama seperti di Mesir, tetapi Allah tidak pernah membiarkan bangsa itu kelaparan. Persungutan mereka berakibat pada dialaminya murka Allah. Api Tuhan menyala di sekitar perkemahan. Kenyataan tersebut membuat bangsa Israel berteriak kepada Musa agar ia  menjadi perantara untuk memohon pengampunan dan pembebasan Tuhan. Kisah ini menunjukkan bahwa bangsa Israel tidak sungguh-sungguh meyakini dan memercayai Tuhan Allah yang membawa mereka keluar dari tanah perbudakan  (Mesir). Tindakan Musa untuk berdoa kepada Allah, sudah sepatutnya diteladani oleh kita sebagai orang percaya. Benar adanya, dalam setiap proses kehidupan ini kita akan menemukan berbagai macam tantangan dan persoalan. Akan tetapi haruslah tetap yakin bahwa di balik penderitaan, ada maksud Tuhan yang baik bagi hidup kita. Oleh karenanya hindarilah sikap atau perilaku yang bersungut-sungut dan saling menyalahkan serta hiduplah dalam ungkapan syukur yang tulus kepada Allah.  Percayalah, dalam doa yang penuh iman, ada kuasa Allah.


 

Doa:  Tuhan Yesus, ajarilah kami mensyukuri setiap rencana Tuhan serta percaya pada kuasa-Mu.  Amin.



Jumat, 23 September 2022                                 Matius 7 : 7 - 11

 

Tuhan Tak Pernah Ingkar Janji

 

S

etiap orang memiliki pergumulan hidup yang berbeda-beda. Pergumulan dihadapi baik sebagai pribadi, keluarga, gereja maupun masyarakat. Mungkin saja dapat berkaitan dengan beberapa aspek seperti iman, ekonomi, pendidikan, kesehatan, hubungan sosial dan lain sebagainya. Terkait hal itu, pernahkah kita merasa bahwa doa dan gumulan kita seolah-olah tidak didengar dan dijawab oleh Tuhan? Bagian bacaan kita hari ini merupakan pengajaran yang disampaikan oleh Tuhan Yesus berkaitan dengan hal pengabulan doa. Mintalah…carilah…ketoklah…(ay. 7), kata-kata ini bersifat imperatif (perintah) dan ditujukan kepada setiap orang untuk membangun relasi dengan Allah. Hal ini penting diperhatikan karena berdoa sama halnya dengan percaya dan mengakui kuasa Allah. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan (ay. 8), mengandung janji dan dialamatkan bagi setiap kita yang dengan sungguh serta tulus berdoa kepada Allah. Orang percaya diminta untuk tetap meyakini janji dan kuasa Allah. Berusahalah untuk tidak meragukan-Nya. Dia yang mengucapkan janji itu adalah Allah yang baik dan berkuasa mengabulkan permohonan kita. Ketika perasaan kita digoncang dengan kebimbangan, keraguan, kecemasan karena dibebani dengan berbagai persoalan hidup, janganlah berputus asa dan hilang harapan. Teruslah berdoa dan berusaha sambil tetap berharap kepada-Nya, karena Allah itu hanya sejauh doa. Mungkin saja tidak terlalu cepat Ia mengabulkan, tetapi bukan pula berarti terlambat, karena jawaban-Nya selalu tepat pada waktunya. Ketahuilah, bahwa setiap kebaikan menurut anggapan manusia, belum tentu baik pada pandangan Allah. Oleh karenanya, berdoalah dengan sungguh, sabarlah menanti jawaban Allah dan yakinlah Ia akan memberikan yang terbaik.


 

Doa: Tuhan, kami percaya, jawaban doa dari-Mu itulah yang terbaik. Amin.


Sabtu, 24 September 2022                                 Nehemia 2 : 1 - 10

 

Jadikan Allah Sebagai Yang Utama

 

K

etika kita diperhadapkan dengan bermacam-macam persoalan hidup, siapakah yang menjadi prioritas kita? Sebagai orang percaya tentu saja kita akan mendahulukan Tuhan bukan! Tindakan seperti inilah yang dilakukan oleh Nehemia, sebelum menyampaikan maksud kepada raja Artahsasta terkait keinginannya untuk kembali ke Yehuda. Hal ini tentu saja berhubungan dengan kabar atau berita yang diterimanya bahwa orang-orang sebangsanya yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan tercela. Selain itu tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar (Neh. 1: 3). Kedekatan Nehemia dengan Artahsasta tercipta karena ia adalah juru minuman raja. Sekalipun demikian, namun Tuhan tetap diutamakannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan setiap doa dan permohonan yang disampaikan kepada Allah (Neh. 1:11; 2:4). Menariknya semua hal yang disampaikan oleh Nehemia kepada Artahsasta dikabulkan. Nehemia meyakini sungguh bahwa semua yang terjadi semata-mata hanya karena tangan Allah yang melindunginya (ay. 8b). Kisah ini memberikan inspirasi bahwa dalam kondisi apapun yang membuat kita ada dalam ketakutan, kebimbangan bahkan keterpurukan, tetaplah mengandalkan Allah.  Bukan berarti kita hanya mendahulukan Allah pada saat ada dalam kesulitan atau masalah hidup saja, tetapi dalam kondisi baik sekalipun. Bahkan di setiap keinginan atau kerinduan kita, sertakan dan utamakanlah Ia di dalamnya. Kita memang belum dapat  memastikan hasil akhir dari segala sesuatu yang direncanakan dan diusahakan. Namun, bila kita mengutamakan Allah, maka percayalah bahwa Ia pasti memberikan yang terbaik. Ingatlah, Allah berkuasa menjawab doa, oleh karena itu jadikanlah Ia yang paling utama selama kehidupan ini kita jalani. Jalanilah hidup ini seturut teladan Nehemia seorang yang tekun berdoa dan bersyukurlah bersama wadah laki-laki GPM di usianya yang ke-34.

 

Doa:  Tuhan Yesus, ajari kami untuk selalu mengutamakan Engkau dalam      mengawali setiap langkah hidup kami. Amin.


Minggu, 25 September 2022                               Lukas 16 : 19 - 31

 

Jadilah Berarti Bagi Sesama

 

K

ekayaan, selayaknya dipahami sebagai berkat Tuhan. Semua orang dapat saja memiliki kekayaan yang melimpah sekaligus terpanggil untuk memanfaatkannya secara bertanggung jawab. Ada bermacam-macam cara yang dilakukan orang sebagai bentuk pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan itu. Misalnya saja dengan melakukan aksi sosial, berbagi kepada yang membutuhkan, tetapi ada juga yang memanfaatkannya hanya untuk diri sendiri. Perilaku peduli diri sendiri inilah yang tersebut dalam kisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin. Kisah ini menceritakan bahwa si kaya tidak memanfaatkan kekayaan yang dimilikinya dengan melimpah itu untuk berbagi dengan orang  yang miskin. Keseharian orang kaya ini dijalani hanya  dengan cara bersukaria dalam kemewahan (ay. 19). Keberadaan dan kondisi hidupnya  berbanding terbalik dengan Lazarus yang tidak memiliki tempat tinggal, badanya dipenuhi borok dan untuk makan saja sangatlah sulit. Nas hari ini menuturkan pula bahwa di “seberang hidup”, orang kaya dan Lazarus mendapatkan tempat yang berbeda (ay. 22-23). Kita tentu saja tidak ingin memiliki nasib seperti si kaya yang setelah kematiannya mengalami penderitaan. Bacaan hari ini mengajarkan kita agar dapat memanfaatkan kekayaan yang dimiliki dengan menunjukan kepedulian kepada sesama yang membutuhkan. Karena ada banyak saudara-saudari  di luar sana yang tidak seberuntung kita. Kepedulian terhadap sesama tidak hanya ditunjukan dengan berbagi materi saja, tetapi juga dengan perhatian dan kasih sayang kita. Jadilah orang-orang yang peka terhadap orang lain, supaya melalui hidup kita mereka pun dapat merasakan berkat dan kasih Allah. Percayalah, semua kebaikan yang kita lakukan tidaklah sia-sia, melainkan akan berbuah manis kelak. Teruslah peduli dan Jadilah berarti bagi sesama, sebab Allah yang kita sembah di dalam Yesus adalah Allah yang peduli.  Peliharalah belas kasihan atau kepedulia dan jadilah berkat bagi sesama.

Doa:  Ya Tuhan, kiranya hidup kami tetap berarti bagi sesama.  Amin.


Senin, 26 September 2022                              Imamat 19 : 9 - 13

 

Menghidupkan Orang Asing dan Yang Miskin

 

P

erilaku menghidupkan orang asing dan yang miskin pada hakikatnya merupakan wujud hidup yang kudus. Hidup yang kudus adalah penampakkan keberadaan sebagai orang beriman. Orang beriman disebut sebagai mereka yang memiliki hidup kudus. Kudus berarti “dipisahkan” atau “disendirikan”, maksudnya kehidupan orang Kristen haruslah berbeda dari mereka yang lain. Kita boleh hidup bersama mereka yang tidak mengimani Kristus, tetapi dengan kualitas yang berbeda. Hidup yang berkualitas itulah yang membedakan keberadaan umat Allah dengan yang lainnya. Kita terpanggil untuk berjuang memiliki hidup kudus atau berkualitas. Nas hari ini menyaksikan bahwa hidup berkualitas ditandai dengan perilaku peduli terhadap sesama. Sesama yang dimaksud dalam teks ini adalah mereka yang disebut orang asing dan yang miskin. Orang asing dan yang miskin hidup dalam kondisi kekurangan, terutama makanan dan karena itu harus dipedulikan. Kepedulian orang lain atau yang berkelebihan menentukan kelanjutan hidup mereka. Orang asing dan yang miskin hidup dari sisa hasil usaha atau panen para pemilik tanah dan kebun (ayat 9-10). Perilaku meninggalkan sisa hasil usaha bermakna manusiawi. Kebutuhan mendesak orang berkekurangan dipenuhi. Pemilik tanah dan kebun harus membagi hidup agar apa yang ada pada mereka dapat menghidupkan orang lain. Pesan nas ini kiranya dapat mengugah dan menginspirasi keberadaan kita sekarang ini. Hidup berkekurangan tak pernah diharapkan tapi dapat dialami karena kondisi yang tidak menguntungkan. Kepedulian layak dijadikan daya hidup agar kelebihan seseorang mencukupkan kekurangan yang lainnya. Hanya sisa yang diminta untuk menghidupkan, bukan semua yang ada pada kita. 

Doa: Ya Tuhan, tolong kami untuk tetap peduli akan sesama. Amin


   Selasa, 27 September 2022                         Imamat 19 : 14 - 16

 

Setiap Orang berharga di Mata Tuhan

 

N

as hari ini menyaksikan aspek lain dari panggilan untuk menjalani hidup kudus. Hidup kudus terwujud dalam sikap dan perilaku menghargai dan memperlakukan semua orang sebagai makhluk yang bermartabat. Semua orang berharga di mata Tuhan, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam hal mendengar dan melihat merupakan sebagian dari kondisi hidup yang tidak lazim. Teks hari ini tampil untuk menggugah rasa kemanusiaan. Keterbatasan yang ada pada orang lain bukanlah alasan untuk memperlakukan mereka secara tidak wajar. Hindarilah tindakkan mengutuki mereka yang mengalami keterbatasan mendengar (tuli). Kita diharapkan terhindar dari bertindak secara tidak wajar.  Mereka yang memiliki keterbatasan mendengar tak boleh dikutuki. Batu sandungan tak boleh diletakkan di depan orang yang hidup dengan keterbatasan melihat atau buta (ayat 14). Sebaliknya kita diharuskan untuk takut Tuhan. Orang yang hidup dengan keterbatasan apapun tetap berharga di mata Tuhan. Mereka tak boleh dihina, dilecehkan,  ditolak, dan diremehkan. Sebaliknya dikasihi, dihargai, dibela atau diberdayakan. Kita juga diminta untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi orang kecil serta menghindari melakukan tindakkan memfitnah. Orang kecil harus dilindungi serta dibela atau diperlakukan dengan adil dan benar. Ingatlah bahwa perilaku memfitnah hanya akan merusak harmoni hidup dan menciptakan perpecahan. Hindarilah untuk berlaku tidak wajar dan penuhilah keberadaan juga kebersamaan dengan cinta kasih, kepedulian serta takut akan Tuhan.

 

Doa:  Tuhan, ajarkan kami untuk tidak memandang sebelah mata terhadap orang-orang yang lemah, berikanlah kami hati yang tulus untuk menjaga keharmonisan hidup. Amin.


Rabu, 28 September 2022                              Imamat 19 : 17 - 19

 

Merawat Hidup Bersama Dengan Kasih

 

C

ara lain memelihara hidup kudus adalah mematikan perilaku membenci namun menghidupkan akta mengasihi. Mengasihi dikehendaki menjadi wujud luhurnya perilaku orang kudus. Kita teranggilan untuk mengasihi baik diri sendiri, saudara maupun sesama. Tak ada seorang manusia pun yang mampu hidup sendiri. Saudara dan sesama tak mungkin dihindari keberadaannya oleh siapapun selama ia menjalani keberadaannya. Kita diminta untuk hidup kudus, caranya adalah merawat kebersamaan dengan kasih. Kasih terlahir dari hati dan berwujud dalam tindakkan. Tindakkan mengasihi terlahir dari hati dan oleh sebab itu murni serta tulus bukan palsu. Mengasihi yang terlahir dari hati yang murni dan tulus bukan saja bermakna bagi orang lain tetapi terutama bagi diri sendiri. Mengasihi haruslah dimulai dari diri bukan diharapkan untuk dilakukan terlebih dahulu oleh orang lain. Setiap orang pada hakikatnya mengasihi diri sendiri dan hal itu harus pula diwujudkan kepada orang lain, baik saudara maupun sesama. Sebagaimana kita mengasihi diri sendiri, seperti itu pula harus dilakukan kepada orang lain. Hati orang kudus tidak dikotori dengan kebencian. Kebencian hanyalah “kotoran” atau “duri” yang membuat seseorang menjadi berdosa. Mengasihi memampukan seseorang menegur orang lain yang melakukan kesalahan tanpa membuatnya tersinggung. Selain itu mengasihi berarti pula tidak menuntut balas dan mendendam. Mengasihi memelihara orang percaya tetap memiliki hidup kudus. Hidup kudus terpelihara karena mengasihi dan karena itu kebersamaan berlangsung pula secara damai dan tertib.  Orang kudus, hidupnya tertib baik saat berbusana, berkerja maupun yang lainnya.

Doa: Ya Tritunggal, mampukanlah kami untuk setia mengasihi. Amin.


Kamis, 29 September 2022                            Imamat 19 : 32 - 37

 

Meresponi Kasih Allah Dengan Cara Peduli Terhadap Sesama

 

T

eks hari ini menegaskan keterpanggilan untuk peduli kepada sesama. Sesama yang dimaksud adalah mereka yang telah lanjut umur, orang tua, orang asing, dan pencari keadilan serta orang miskin. Umat terpanggil untuk peduli sesama karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi mereka. Pembebasan dari perbudakkan di Mesir adalah bukti dan wujud pengasihan Allah yang luar biasa. Umat terpanggil untuk mengasihi karena mereka telah dikasihi bukan supaya dapat memperoleh kasih. Kepedulian kepada sesama berdasar pada tindakkan Allah yang telah lebih dahulu mengasihi. Kepedulian terhadap sesama haruslah terwujud melalui tindakan cerdas dan bermutu atau yang menghidupkan. Kita harus berlaku sopan dan  santun kepada semua orang lanjut usia atau mereka yang telah beruban. Orang tua dihormati demikian pun mereka yang “asing”. Orang asing tak boleh ditindas tetapi diterima sebagai bagian dari persekutuan dan dikasihi seperti diri sendiri. Orang yang mencari keadilan haruslah diperlakukan dengan baik. Kecurangan tak boleh berlangsung dalam lembaga peradilan. Para penegak hukum terpanggil bertindak adil agar kebenaran tak diperjual belikan. Kepedulian haruslah terwujud pula dalam aktiftas ekonomi atau jual beli. Para penjual atau pedagang harus memakai timbangan atau ukuran yang betul. Kita terpanggil untuk mewujudkan kasih Allah dalam tindakkan kepedulian kepada sesama. Kepedulian diharapkan terwujud baik dalam keluarga, kepada mereka yang lanjut usianya, di lembaga peradilan maupun saat berlangsungnya aktifitas ekonomi. Kasih Allah tak akan berakhir, karena itu teruslah saling peduli. Peduli sesama berarti, sopan, menghormati dan jujur.


Doa:  Ajarilah kami Tuhan untuk mengerti akan kasih-Mu agar kami mampu untuk  saling peduli seorang akan yang lainnya. Amin.


Jumat, 30 September 2022                          1 Timotius 5 : 3 - 16

 

Bersyukur dan Terus Peduli

 

K

ita layak bersyukur di penghujung bulan ini sambil berkomitmen untuk tetap peduli sesama. Tuhan, Allah kita terus berkarya mendatangkan kebaikan dalam hidup baik pribadi, keluarga, gereja dan masyarakat. Kasih Allah kita alami saat dikasihi atau dipedulikan dengan tulus oleh anggota keluarga yang lain juga sesama. Kesehatan kita terpelihara, anak-anak dapat menjalani aktifitas pendidikan mereka, pekerjaan, jabatan dan karier berlangsung, usaha serta pencarian tetap dilakoni. Seisi keluarga, gereja dan masyarakat terus menjalani keberadaan sampai di hari terakhir bulan ini, hanya karena kasih Tuhan. Teks hari ini kembali menegaskan panggilan kita untuk mewujudkan kepedulian terhadap sesama, secara khusus para janda. Paulus berpesan kepada Timotius agar setiap keluarga peduli terhadap semua janda yang ada pada mereka. Janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan dinasihatkan agar terhindar dari menjalani hidup dengan cara yang bercela. Bagi janda muda atau yang berkeinginan menikah lagi harus didukung supaya mereka beroleh anak, mengurus rumah tangga sendiri dan terhidar dari tindakkan serta cerita yang tak “sedap”. Perhatian khusus haruslah diberikan kepada “janda-janda yang benar-benar janda.” Mereka adalah janda yang tidak kurang dari enam puluh tahun, ditinggalkan seorang diri, menaruh harapan kepada Allah, bertekun dalam doa dan permohonan siang malam atau yang melakukan perbuatan baik. Perhatian khusus kepada “janda yang benar-benar janda”, menjadi tanggung jawab jemaat. Bagi janda yang tidak termasuk katagori khusus, bila hidup mereka dapat ditanggung oleh keluarga sendiri, maka itu pun dapat diterima dan disyukuri.

 

Doa:  Kuatkan kami dengan kasih-Mu supaya hidup kami jadi berarti bagi keluarga dan sesama. Amin.